Oaktree Blog

Logistik

Apa Sih Departed From Transit Berikut Penjelasan Lengkapnya!

Apa Sih Departed From Transit? Berikut Penjelasan Lengkapnya!

Jika Anda sering berbelanja daring dan memanfaatkan layanan ekspedisi seperti JNE, J&T, SiCepat, Deliveree, Lalamove, dan TIKI, pasti istilah departed from transit sudah tidak asing lagi bagi Anda. Apa itu Departed From Transit? Dalam Bahasa Indonesia, Departed berarti berangkat, terkait dengan layanan pengiriman. Departed from transit artinya secara umum merujuk pada status paket yang sedang dalam proses pengiriman untuk dikirim ke kota berikutnya. Penting bagi masyarakat umum untuk memahami arti ini agar dapat menginterpretasikan kode status pengiriman barang paket. Berapa Lama Paket Departed From Transit sampai Tujuan? Walaupun status pengiriman bisa memakan waktu lama, namun pengiriman kadang-kadang bisa menjadi lebih cepat dari perkiraan. Umumnya, status departed from transit diikuti oleh kota asal dan kota tujuan, dengan perkiraan waktu pengiriman 3 sampai 7 hari. Sebagai contoh, pengiriman dari Jakarta ke Surabaya mungkin hanya membutuhkan kurang dari 1×24 jam. Namun, pengiriman antar pulau seperti Tangerang (Jawa) ke Balikpapan (Kalimantan) bisa memakan waktu lebih dari 3-7 hari darat atau 1 hari udara. Istilah Lain dalam Status Pengiriman Setelah memahami istilah tersebut yang berarti paket sedang dalam perjalanan dari kota transit ke kota berikutnya, penting untuk memahami istilah-istilah lain dalam status pengiriman. Beberapa istilah tersebut meliputi: Shipment Received by Counter Officer at (Nama Kota): Barang telah diterima oleh agen jasa pengiriman di kota tertentu. Shipment Pick up by Courier: Paket sudah diambil oleh kurir untuk dikirim ke pusat sortir barang. Received at Sorting Center: Paket sudah berada di pusat sortir untuk disortir sesuai tujuan pengiriman. Received at Warehouse: Paket sudah tiba di gudang kota tujuan. With Delivery Courier: Paket bersama kurir dan dalam perjalanan ke alamat penerima. Delivered: Kurir sudah menyerahkan paket ke penerima sesuai alamat pengiriman. Arti Departed From Transit Gateway Jakarta Jika Anda melihat status departed from transit gateway Jakarta, itu berarti paket Anda sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke kota berikutnya. Misalnya, pengiriman paket JNE Gateway Jakarta merupakan layanan pengiriman barang melalui JNE Express. Demikianlah informasi terkini dari Oaktree.id mengenai salah satu istilah dalam status pengiriman paket. Kini Anda telah memahami arti istilah tersebut dan dapat menambah wawasan Anda.

Apa Sih Departed From Transit? Berikut Penjelasan Lengkapnya! Read More »

Parcel Sedang Menuju ke Staging AnterAja, Apa Artinya

Parcel Sedang Menuju ke Staging AnterAja, Apa Artinya?

Pelanggan setia Anteraja pasti tidak asing dengan beragam istilah terkait status pengiriman, salah satunya adalah ‘Parcel Sedang Menuju ke Staging’. Untuk Anda yang baru mengenal, mungkin masih bingung dengan konsep ‘Parcel Menuju Staging’ ini. Di Anteraja, setiap istilah memiliki arti tersendiri. Misalnya, kurir atau petugas pengiriman disebut sebagai ‘SATRIA’, sementara paket atau barang yang dikirim disebut sebagai ‘Parcel’. Tetapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘Parcel Menuju Staging’? Agar lebih paham, mari kita bahas lebih lanjut. Apa Itu Staging Anteraja? Ketika melacak status pengiriman, Anteraja menampilkan sejumlah istilah yang berbeda, termasuk ‘Parcel Sedang Menuju ke Staging’. Untuk memahami arti dari Staging Anteraja, perlu diketahui bahwa ini merupakan gudang atau lokasi penampungan paket dari kota pengirim sebelum dilanjutkan ke kota tujuan. Dengan kata lain, Staging Anteraja berfungsi seperti gudang transit atau HUB Anteraja tempat barang singgah sementara. Customer service Anteraja menjelaskan bahwa gudang ini tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, mengingat popularitas Anteraja sebagai jasa ekspedisi yang sering digunakan masyarakat. Alur dan Arti Status Pengiriman Staging Anteraja Arti status pengiriman ‘Staging Anteraja’ dapat berbeda-beda, tergantung pada perjalanan paketnya. Ketika Anda memeriksa resi Anteraja, beberapa istilah yang mungkin muncul antara lain: Parcel Sedang Menuju ke Staging [Cabang/Kota] Menurut informasi dari Kuriran, ‘Parcel Menuju Staging’ berarti paket sedang dalam perjalanan menuju gudang atau kantor cabang terdekat dari wilayah pengirim. Nama atau kode kota yang dimaksud juga biasanya akan disertakan. Proses ini tidak memakan waktu lama, sekitar 1×24 jam, sebelum akhirnya dikirim ke alamat tujuan. Jika status tidak berubah dalam waktu 1 hari kerja, segera hubungi call center Anteraja untuk penanganan lebih lanjut. Parcel Sudah Tiba di Staging Store [Cabang] untuk Proses Delivery Jika status pengiriman menyatakan demikian, itu berarti barang sudah berhasil diambil oleh kurir dan akan segera dikirim ke kantor cabang Anteraja terdekat. Pelanggan hanya perlu menantikan barang diantar ke kantor pusat atau staging Anteraja di kota tujuan. Waktu proses ini biasanya maksimal 1 hari kerja. Parcel Sudah Tiba di Staging Store [Cabang] untuk Menuju ke Hub Status ini mengindikasikan bahwa paket sudah tiba di staging store untuk selanjutnya menuju ke hub, artinya sudah berada di staging Anteraja terdekat dari alamat penerima. Paket kemudian akan segera diantarkan, dan waktu pengantaran akan sesuai dengan jenis layanan yang dipilih oleh pelanggan. Demikianlah penjelasan tentang arti ‘parcel sedang menuju ke staging’. Jika ada pertanyaan atau kendala terkait layanan Anteraja, jangan ragu untuk menghubungi call center resmi Anteraja melalui nomor telepon 021 5066 3333 atau WhatsApp 081196109367 dan bisa email di cs@anteraja.id.

Parcel Sedang Menuju ke Staging AnterAja, Apa Artinya? Read More »

Apa Itu Consignee Jawaban Lengkap untuk Anda yang Penasaran

Apa Itu Consignee? Jawaban Lengkap untuk Anda yang Penasaran

Apakah Anda baru mendengar atau melihat kata maupun istilah Consignee? Untuk mendapatkan jawabannya, mari simak artikel ini hingga tuntas. Bukan sekadar pengertian saja, namun kita akan membahas secara lengkap tentang apa itu consignee hingga memberi contoh. Supaya Anda dapat lebih memahaminya. Isi artikel terbaru ini berdasarkan dari pengumpulan data pada beberapa kamus dan subjek seperti ekspor, impor, perdagangan, bisnis, dan lainnya. Pengertian Consignee Adalah Dalam Ekspor dan Impor maupun perdagangan. Consignee adalah nama lain dari Importer sebagai individu atau organisasi yang diberikan kepercayaan untuk menerima barang. Consignee adalah nama lain daripada penerima barang yang harus tertulis dalam dokumen-dokumen perjalanan seperti Bill Of Lading, Packing List, dan Commercial Invoice, COO, PEB. Selain dokumen PEB (Pemberitahuan Export Barang), terdapat dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang dalam proses pengeluaran barang dari Pelabuhan). Bill of lading (BOL) berisi tentang nama penerima barang sebagai orang yang menerima barang atau pemilik dari barang kiriman tersebut. Definisi Consignment atau Konsinyasi Agar lebih memahami istilah penerima barang, perlu memahami tentang konsinyasi. Consignment atau konsinyasi adalah suatu tindakan mengirim barang pada seseorang di lokasi lain, namun tetap memiliki status sebagai pemilik barang tersebut. Dalam istilah consignment terdapat dua peran yaitu consignor atau pengirim (pemilik barang) serta consignee artinya penerima barang. Jadi, prosesnya adalah pengirim membuat kesepakatan atau kontrak dengan penerima barang untuk mengirimkan barang dagangan ke pihak ketiga. Dengan konsinyasi, pengirim tetap mempunyai status sampai pemilik barang sampai penerima barang dagangan tersebut menjualnya. Setelah barang terjual, penerima dapat mengurangi total pembayaran dengan komisi sesuai kesepakatan. Apa Itu Consignee Sebagai Penerima Barang Pada kebanyakan kasus, informasi lengkap penerima barang akan berada dalam surat kontrak pengantaran atau dalam dokumen perjalanan barang. Jadi penerima barang atau consignee adalah perwakilan resmi yang ditunjuk oleh pengirim barang untuk menerima secara utuh barang kiriman dari pengangkut. Apabila penerima barang adalah perusahaan, maka pengirim harus menunjuk perwakilan penerima barang dan mencantumkan nama perusahaan. Penerima barang bertanggung jawab atas pengajuan klaim dalam jangka waktu yang telah pengangkut tentukan. Biasanya 60 hari setelah kehilangan atau kerusakan. Tugas Umum Consignee Barang Tugas Consignee bervariasi tergantung pada ketentuan perjanjian. Akan tetapi secara umum, tugasnya bertanggung jawab untuk mengambil barang dan mengatur transportasi. Bahkan penerima barang bisa saja memiliki tanggung jawab untuk melakukan seluruh pembayaran selama proses pengiriman barang terjadi. Saat pengiriman barang terjadi, penerima barang atau Consignee artinya bertugas dalam melakukan interaksi dengan pengirim serta pengangkut barang kiriman. Kemudian, consignee dapat menjual barang dagangan tersebut untuk mendapat komisi. Contoh Dari Peran Consignee Wira merupakan seorang pengusaha di bidang tekstil yang memiliki beberapa toko besar dan terkenal di Jawa Barat. Di sini, peran Wira sebagai pengirim barang. Setyo ditunjuk langsung oleh Wira, sebagai perwakilan penerima barang di Kalimantan. Dalam hal ini, Setyo sebagai Consignee atau penerima barang. Sebelumnya, Wira telah membuat kontrak dengan perusahaan pelayaran yang nantinya akan mengangkut barang tersebut kepada Setyo. Perusahaan pelayaran mengeluarkan dokumen Bill Of Lading (BOL) kepada Wira, dokumen tersebut menyebutkan Setyo sebagai penerima barang di Kalimantan. Setelah barang kiriman sampai di Kalimantan, tugas Setyo yaitu mengambil barang lalu menjual barang tersebut. Apabila sudah terjual, Setyo melakukan pembayaran pada Wira. Kesimpulannya, bahwa Wira adalah pengirim barang dagangan yang melakukan kontrak dengan perusahaan pelayaran untuk mengangkut barang dagangannya. Lalu peran Setyo yaitu menerima, mengambil, dan melakukan penjualan barang dari Jawa Barat di Kalimantan atas nama Wira. Demikian artikel dengan pembahasan lengkap tentang Consignee sebagai penerima barang dalam kamus bisnis. Saat ini Anda sudah bisa memahami arti dari kata tersebut, sehingga dapat menjadi penambah wawasan mengenai bisnis.

Apa Itu Consignee? Jawaban Lengkap untuk Anda yang Penasaran Read More »

Biaya Ekspor 1 Kontainer

Memahami Biaya Ekspor 1 Kontainer dengan Benar

Untuk para pebisnis yang ingin melangkah ke kancah internasional, pertimbangkan dengan matang biaya ekspor 1 kontainer. Apakah langkah ini akan mendongkrak profit bisnis Anda? Agar Anda dapat menjalani proses ekspor dengan sukses, mari kita pelajari rinciannya. Biaya Harga Pokok Produksi Dalam proses ekspor, produk yang akan dikirim bisa jadi buatan sendiri atau hasil dari pemasok. Biaya ekspor produk dari pemasok melibatkan biaya akuisisi produk dan pengiriman ke gudang. Sementara jika produk yang akan diimpor adalah produksi Anda sendiri, biaya produksinya terdiri dari dua aspek penting. Biaya Operasional Pabrik Biaya operasional pabrik mencakup seluruh komponen dalam proses produksi, mulai dari listrik, perawatan mesin, hingga konsumsi oli mesin. Biaya Produksi Biaya produksi mencakup bahan baku, bahan pendukung, hingga gaji pekerja yang terlibat dalam produksi. Semuanya harus dihitung dengan teliti. Biaya Ekspor 1 Kontainer Sebelum mengirim 1 kontainer barang ke luar negeri, pertimbangkan jalur pengiriman yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Faktor seperti durasi pengiriman, biaya, dan ukuran barang perlu menjadi pertimbangan. Biaya Ekspor 1 Kontainer Via Udara Jika menginginkan pengiriman cepat, jalur udara adalah opsi yang sesuai. Berikut adalah rincian biaya yang terkait dengan ekspor menggunakan pesawat. Biaya Bea Cukai Untuk pengiriman barang dengan berat minimal 100 kg, biaya pengiriman dimulai dari Rp. 450.000. Biaya tambahan sebesar Rp. 2.000 per kilogram akan dikenakan jika berat melebihi batas tersebut. Biaya Pengiriman dari Bandara Jasa pengiriman akan memberikan layanan pengangkutan dari bandara. Tarif pengiriman per 100 kg dimulai dari Rp. 550.000, tergantung pada jarak pengiriman. Biaya tambahan Rp. 2.000 per kilogram berlaku jika berat barang melebihi 1 ton. Biaya Layanan Rush Handling Layanan rush handling cocok untuk pengiriman cepat dan barang sensitif. Biaya tambahan untuk layanan ini adalah Rp. 200.000 per kontainer. Biaya Ekspor 1 Kontainer Via Kapal Jika barang berukuran besar dan Anda menerima waktu pengiriman standar, jalur laut adalah pilihan yang bijak. Ini adalah rincian biaya ekspor melalui jalur laut. Biaya Layanan Kapal Biaya pengiriman laut tergantung pada jenis kontainer. Tarif untuk kontainer berat 1-3 ton berkisar antara Rp. 450.000 hingga Rp. 600.000. Untuk kontainer ukuran 20 kaki, biaya sekitar Rp. 1.800.000, dan untuk kontainer 40 kaki biaya sekitar Rp. 1.950.000. Biaya Pengangkutan Jika jasa pengiriman menyediakan layanan trucking, biaya pengangkutan untuk kontainer berat 1-3 ton adalah sekitar Rp. 650.000. Ada tambahan biaya kargo sekitar Rp. 200.000 per 100 kg. Biaya Lainnya yang Perlu Diperhitungkan Selain biaya pengiriman, terdapat biaya lain yang perlu diperhatikan dalam proses ekspor. Biaya Pembuatan Kartu Ekspor Untuk memastikan kelancaran pengiriman, beberapa jasa pengiriman menyediakan layanan pembuatan kartu ekspor. Biayanya sekitar Rp. 350.000 untuk kontainer 20 kaki dan Rp. 450.000 untuk kontainer 40 kaki. Biaya Pengemasan Barang Ekspor Biaya pengemasan mencakup pemilihan barang, upah pengemasan, biaya pembelian, dan biaya cetak kemasan. Biaya Pembayaran Bank Biaya pembayaran melalui bank tergantung pada metode yang dipilih, seperti L/C, T/T, dan CAD. Biaya berkisar dari 5-150 dolar, tergantung pada bank yang digunakan. Biaya Pengurusan Dokumen Ekspor Biaya ini disesuaikan dengan dokumen yang diperlukan sesuai persyaratan negara tujuan. Biaya analisis sertifikat dapat mencapai ratusan ribu rupiah atau lebih, tergantung pada laboratorium yang digunakan. Biaya Asuransi Biaya asuransi berkisar antara 0,1 hingga 0,5% dari total nilai harga CFR. Dengan pemahaman yang mendalam tentang biaya ekspor 1 kontainer, Anda dapat mengambil langkah pertama menuju kesuksesan sebagai eksportir.

Memahami Biaya Ekspor 1 Kontainer dengan Benar Read More »

CDD (Colt Diesel Double) Definisi dan Perbedaan dengan CDE

CDD (Colt Diesel Double) Definisi dan Perbedaan dengan CDE

Dalam dunia logistik yang terus berkembang, kendaraan berat seperti CDD (Colt Diesel Double) menjadi kunci dalam memastikan kelancaran rantai pasok dan distribusi. Artikel ini akan merinci pengertian lengkap CDD, mengulas dimensinya, mengeksplorasi berbagai jenisnya, dan mengungkap perbedaan mendasar dengan saudara sejenisnya, CDE (Colt Diesel Engkel). Pengertian CDD (Colt Diesel Double) CDD singkatan dari Colt Diesel Double, adalah klasifikasi truk yang memiliki daya angkut besar. Kendaraan ini merupakan hasil rancangan produsen kendaraan bermotor yang mengutamakan kekuatan dan ketahanan untuk mengangkut muatan berat dalam berbagai sektor logistik. Karakteristik khas dari CDD adalah jumlah sumbu yang mencakup dua sumbu dan enam roda, dengan konfigurasi 2-4 (dua ban depan dan empat ban belakang). Double dalam nama truk ini merujuk pada ban belakang yang terdiri dari dua pasangan ban di sisi kiri dan kanan. Dimensi yang Variatif Satu aspek yang menjadi sorotan dalam CDD adalah dimensinya yang bervariasi, sesuai dengan kebutuhan dan aplikasi yang beragam dalam dunia logistik. Panjang CDD berkisar antara 4 hingga 5,3 meter, dengan lebar antara 1,85 hingga 2 meter. Sementara tingginya bervariasi antara 0,8 hingga 2,2 meter. Dimensi ini memberikan fleksibilitas kepada para pengguna CDD dalam mengangkut berbagai jenis muatan, mulai dari barang-barang ringan hingga muatan berat. Sehingga, truk ini cocok digunakan untuk berbagai aplikasi yang melibatkan pengiriman barang seperti konstruksi, pertambangan, dan sektor logistik lainnya. Kapasitas Angkut yang Luas Daya angkut adalah salah satu keunggulan utama CDD. Truk ini mampu mengangkut muatan dengan berat bervariasi, mulai dari 4 ton hingga 14 ton. Selain itu, kapasitas volume muatannya juga lebar, berkisar antara 11 hingga 43 meter kubik. Kemampuan angkut yang luas ini menjadikan CDD sangat diandalkan dalam mengangkut berbagai jenis kargo, termasuk material konstruksi, peralatan berat, dan komoditas lainnya. Jenis-Jenis Truk CDD Terdapat berbagai jenis Colt Diesel Double, yang sesuai dengan beragam kebutuhan pengguna. Beberapa di antaranya mencakup: Bak Buka Belakang: Memiliki panjang muatan 400 cm, lebar 185 cm, tinggi 200 cm, muatan maksimum 14 ton, dan volume 11 meter kubik. Bak Buka Samping: Memiliki panjang muatan 400 cm, lebar 185 cm, tinggi 80 cm, muatan maksimum 11 ton, dan volume 11 meter kubik. Box: Memiliki panjang muatan 400 cm, lebar 185 cm, tinggi 200 cm, muatan maksimum 4 ton, dan volume 14 meter kubik. Reefer: Memiliki panjang muatan 400 cm, lebar 185 cm, tinggi 200 cm, muatan maksimum 4 ton, dan volume 14 meter kubik. Dump: Memiliki panjang muatan 400 cm, lebar 185 cm, tinggi 200 cm, muatan maksimum 4 ton, dan volume 14 meter kubik. Flatbed/Losbak: Memiliki panjang muatan 400 cm, lebar 185 cm, tidak memiliki tinggi muatan tertentu, muatan maksimum 4 ton, dan volume 11 meter kubik. Tangki: Kapasitas angkut bervariasi dengan volume tangki sekitar 8.000 liter. Wingbox: Memiliki panjang muatan 550 cm, lebar 200 cm, tinggi 220 cm, muatan maksimum 8 ton, dan volume 24 meter kubik. Long Bak Buka Belakang: Memiliki panjang muatan 550 cm, lebar 220 cm, tinggi 220 cm, muatan maksimum 4 ton, dan volume 18 meter kubik. Long Bak Buka Samping: Memiliki panjang muatan 550 cm, lebar 220 cm, tinggi 220 cm, muatan maksimum 4 ton, dan volume 18 meter kubik. Long Box: Memiliki panjang muatan 530 cm, lebar 200 cm, tinggi 210 cm, muatan maksimum 4 ton, dan volume 18 meter kubik. Long Reefer: Memiliki panjang muatan 530 cm, lebar 200 cm, tinggi 210 cm, muatan maksimum 5 ton, dan volume 22 meter kubik. Long Dump: Memiliki panjang muatan 720 cm, lebar 230 cm, tinggi 250 cm, muatan maksimum 14 ton, dan volume 43 meter kubik. Long Flatbed/Losbak: Memiliki panjang muatan 530 cm, lebar 200 cm, tinggi 90 cm, muatan maksimum 5 ton, dan volume 18 meter kubik. Long Tangki: Memiliki panjang muatan 530 cm, lebar 200 cm, tinggi 210 cm, muatan maksimum 5 ton, dan volume 18 meter kubik. Long Wingbox: Memiliki panjang muatan 530 cm, lebar 200 cm, tinggi 210 cm, muatan maksimum 5 ton, dan volume 22 meter kubik. Kapan Menggunakan Truk CDD? Perusahaan logistik mempertimbangkan penggunaan CDD ketika harus mengangkut muatan berat seperti bahan konstruksi, pasir, batu, dan material berat lainnya. Penggunaan CDD juga dipertimbangkan jika jalur pengiriman sulit dijangkau oleh truk pengangkut lainnya. Selain itu, untuk pengiriman barang dalam jarak yang cukup jauh, seperti antarprovinsi atau antarpulau, CDD menjadi pilihan yang bijak berkat mesin diesel yang kuat dan kemampuan melewati berbagai medan dan kondisi jalan. Perbedaan dengan CDE Dalam pembahasan mengenai CDD atau Colt Diesel Double, seringkali disertakan perbandingan dengan “saudara dekatnya,” yaitu CDE yang merupakan Colt Diesel Engkel. Meskipun keduanya berasal dari produsen kendaraan yang sama dan menggunakan mesin diesel yang serupa, perbedaan utamanya terletak pada jumlah ban belakang. CDD memiliki 4 ban belakang, masing-masing terdiri dari dua ban di sisi kiri dan kanan. Sementara CDE hanya memiliki 2 ban belakang, dengan masing-masing satu ban di sisi kiri dan kanan. Oleh karena itu, CDE lebih cocok untuk pengangkutan barang ringan hingga sedang seperti barang dagangan dan bahan bangunan. Meskipun hanya memiliki satu sumbu, CDE tetap memiliki kapasitas muatan yang cukup besar, tergantung pada ukuran dan spesifikasinya. Penutup Dengan dimensi yang bervariasi, kapasitas angkut yang luas, dan berbagai jenis untuk berbagai kebutuhan, CDD (Colt Diesel Double) adalah pilihan utama dalam dunia logistik. Penggunaannya mencakup berbagai sektor, dari konstruksi hingga pengiriman barang bernilai tinggi. Perbandingan dengan CDE juga memperjelas perbedaan dan aplikasi masing-masing. Sebagai salah satu kendaraan berat paling canggih dalam industri, CDD tetap menjadi andalan dalam menjaga kelancaran rantai pasok dan distribusi di seluruh dunia.

CDD (Colt Diesel Double) Definisi dan Perbedaan dengan CDE Read More »

Singkatan ETC adalah Estimated Time of Completion

Singkatan ETC (Estimated Time of Completion) Ini Maksudnya!

Ketika kita membahas logistik dan pergerakan barang, ada sejumlah faktor kunci yang memegang peran penting dalam perencanaan dan pengelolaan proses tersebut. Salah satu konsep utama dalam hal ini adalah ETC singkatan dari Estimated Time of Completion yang merupakan elemen kunci dalam mengoptimalkan efisiensi operasi bongkar-muat kapal. Singkatan ETC dalam Konteks Kargo Laut Singkatan ETC Estimated Time of Completion adalah metode matematis yang digunakan untuk memproyeksikan berapa lama waktu yang akan dibutuhkan oleh sebuah kapal untuk menyelesaikan operasi bongkar-muatnya. Dalam dunia pengiriman laut, ini adalah parameter penting yang memungkinkan pelaku bisnis, operator pelabuhan, dan pemilik kapal untuk merencanakan dan mengelola pergerakan barang dengan efisien. Terkait dengan proses bongkar-muat barang, ETC bergantung pada sejumlah faktor yang perlu diperhitungkan. Beberapa di antaranya termasuk: Jumlah Kargo: Berapa banyak kargo yang akan dimuat atau dibongkar adalah salah satu faktor terbesar dalam menentukan ETC. Semakin banyak kargo yang harus diproses, semakin lama prosesnya akan berlangsung. Kondisi Cuaca: Cuaca buruk atau gangguan cuaca lainnya dapat memperlambat atau bahkan menghentikan proses bongkar-muat. Oleh karena itu, prediksi cuaca dan kesiapan untuk menghadapi perubahan cuaca menjadi faktor penting dalam perhitungan ETC. Fasilitas Pelabuhan: Kecepatan bongkar-muat juga tergantung pada fasilitas pelabuhan yang digunakan. Fasilitas modern dengan peralatan canggih cenderung memiliki ETC yang lebih singkat dibandingkan dengan pelabuhan yang kurang terintegrasi. Jenis Kargo: Jenis kargo juga berpengaruh. Beberapa kargo memerlukan penanganan khusus dan waktu ekstra, seperti kargo berbahaya atau barang yang memerlukan pendinginan. Pentingnya Singkatan ETC dalam Logistik Estimated Time of Completion (ETC) memainkan peran kunci dalam logistik laut, dan keakuratannya memiliki dampak yang signifikan. Kenapa? Pertama-tama, ETC membantu memastikan bahwa pergerakan barang berjalan sesuai jadwal, dan ini memiliki efek langsung pada rantai pasokan yang lebih besar. Dengan mengetahui kapan suatu kapal akan selesai melakukan bongkar-muat, perusahaan logistik dapat merencanakan distribusi dan penyimpanan barang dengan lebih baik. ETC juga memungkinkan perusahaan dan pemilik kapal untuk merencanakan pemeliharaan rutin dengan lebih baik. Dengan mengetahui berapa lama kapal akan “offline” untuk perawatan, mereka dapat menghindari kerugian akibat gangguan yang tak terduga. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ETC Dalam dunia logistik laut, setiap operasi bongkar-muat unik dan memerlukan perhitungan ETC yang cermat. Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan ETC: Jumlah Kargo: Sebagian besar, semakin banyak kargo yang harus dimuat atau dibongkar, semakin lama waktu yang diperlukan. Kondisi Cuaca: Cuaca buruk, angin kencang, hujan lebat, atau gelombang tinggi dapat memperlambat proses bongkar-muat. Ketersediaan Peralatan: Kecepatan bongkar-muat juga bergantung pada ketersediaan peralatan yang diperlukan. Kapal yang dilengkapi dengan peralatan canggih cenderung lebih efisien dalam proses ini. Jenis Kargo: Beberapa kargo memerlukan penanganan khusus, seperti pendinginan atau perlindungan khusus, yang dapat memperpanjang waktu penyelesaian. Manajemen Risiko dalam Operasi Logistik Laut Penting untuk diingat bahwa singkatan ETC hanyalah perkiraan, dan ada banyak faktor tak terduga yang dapat memengaruhi waktu sebenarnya yang diperlukan. Oleh karena itu, manajemen risiko memainkan peran penting dalam operasi logistik laut. Operasi logistik yang kompleks ini memerlukan perencanaan yang cermat dan pemantauan yang terus-menerus. Kemampuan untuk merespons perubahan dalam situasi yang tak terduga adalah kunci keberhasilan dalam dunia laut. Estimated Time of Completion dapat sangat bervariasi, mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada berbagai variabel. Untuk mengoptimalkan efisiensi bongkar-muat barang, perusahaan logistik dan pemilik kapal perlu memantau dan menghitung ETC dengan cermat. Ini adalah tempat di mana teknologi dan sistem informasi modern berperan besar. Kesimpulan Estimated Time of Completion (ETC) adalah elemen kunci dalam perencanaan dan pengelolaan operasi bongkar-muat kapal. Dengan memperhitungkan sejumlah faktor seperti jumlah kargo, kondisi cuaca, fasilitas pelabuhan, dan jenis kargo, ETC membantu perusahaan logistik dan pemilik kapal merencanakan dengan lebih efisien, mengurangi risiko, dan menjaga kelancaran rantai pasokan. Dalam dunia logistik laut yang dinamis, ETC adalah alat penting yang memastikan segalanya berjalan sesuai jadwal.

Singkatan ETC (Estimated Time of Completion) Ini Maksudnya! Read More »

reefer container

Reefer Container: Pentingnya dalam Industri Logistik

Reefer container, atau yang juga dikenal sebagai kontainer pendingin, merupakan sebuah inovasi luar biasa dalam dunia industri logistik dan pengiriman. Kontainer ini dirancang khusus untuk mengangkut barang-barang yang memerlukan suhu terkendali, seperti makanan beku, produk farmasi, dan barang berharga lainnya. Artikel ini akan membahas peran penting reefer container dalam industri logistik, manfaatnya, serta tantangan yang dihadapi. Apa Itu Reefer Container? Reefer container adalah jenis kontainer yang dilengkapi dengan sistem pendingin dan pemantauan suhu yang canggih. Kontainer ini dirancang untuk menjaga suhu dalam kisaran tertentu, biasanya antara -25°C hingga 25°C, tergantung pada jenis barang yang diangkut. Kontainer ini memiliki generator yang memastikan suhu tetap stabil, bahkan selama pengiriman yang panjang. Manfaat Reefer Container 1. Pemeliharaan Kualitas Barang Reefer container memungkinkan pengiriman barang dengan kualitas terjaga. Ini sangat penting untuk produk-produk seperti daging beku, produk susu, dan obat-obatan yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu. 2. Perpanjangan Umur Simpan Dengan suhu terkendali, reefer container membantu memperpanjang umur simpan produk. Hal ini mengurangi pemborosan makanan dan membantu menjaga ketersediaan produk segar di berbagai pasar. 3. Ekspor dan Impor Barang Tertentu Reefer kontainer memungkinkan ekspor dan impor barang yang sebelumnya sulit diangkut, seperti ikan segar dan produk pertanian. Hal ini membantu meningkatkan perdagangan internasional. 4. Pengurangan Risiko Pencemaran Kontainer ini juga membantu mencegah pencemaran silang antara berbagai jenis barang yang diangkut dalam satu kapal. Dengan demikian, mencegah terjadinya kerusakan atau kerugian dalam pengiriman. Tantangan dalam Penggunaan Reefer Container 1. Biaya yang Lebih Tinggi Reefer container lebih mahal daripada kontainer biasa karena peralatan pendingin dan pemantauan suhu yang diperlukan. Ini dapat menjadi tantangan bagi perusahaan yang mencari cara untuk menghemat biaya. 2. Pemeliharaan dan Perawatan Kontainer ini memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang rutin agar tetap berfungsi dengan baik. Ini termasuk pengisian bahan bakar untuk generator, pembersihan, dan perbaikan jika ada kerusakan. 3. Keterbatasan Ruang Reefer kontainer memiliki ruang yang lebih terbatas dibandingkan dengan kontainer biasa karena peralatan pendingin yang ada di dalamnya. Hal ini bisa menjadi tantangan ketika mencoba mengangkut barang dalam jumlah besar. 4. Regulasi Ketat Pengiriman dengan reefer kontainer sering kali tunduk pada regulasi ketat terkait dengan pemantauan suhu dan keamanan. Ini memerlukan perencanaan yang cermat dan komunikasi yang baik antara semua pihak yang terlibat. Baca Juga : Apa Itu Container Depot dalam Bisnis Logistik Modern? Kesimpulan Reefer kontainer adalah bagian penting dari industri logistik modern yang memungkinkan pengiriman barang yang memerlukan suhu terkendali. Manfaatnya sangat jelas dalam menjaga kualitas dan umur simpan produk, serta memungkinkan ekspor dan impor barang yang sebelumnya sulit diangkut. Meskipun ada tantangan dalam penggunaan reefer kontainer, peran mereka dalam menjaga rantai pasokan global sangat penting. Seiring dengan perkembangan teknologi, harapannya adalah biaya penggunaan reefer kontainer dapat ditekan, dan regulasi dapat semakin ditingkatkan untuk menjaga keamanan dan kualitas produk yang diangkut. Butuh Demo untuk kebutuhan software emkl di Indonesia? Lakukan Sekarang!

Reefer Container: Pentingnya dalam Industri Logistik Read More »

Aktivitas Kegiatan di Gudang Hub yang Menghidupkan Logistik

Aktivitas Kegiatan di Gudang / Hub yang Menghidupkan Logistik

Gudang atau hub adalah komponen vital dalam rantai pasokan. Gudang berperan penting dalam menjaga kelancaran operasi bisnis dan memastikan produk mencapai pelanggan tepat waktu. Namun, gudang bukanlah sekadar ruang penyimpanan. Gudang adalah pusat aktivitas yang kompleks dan memerlukan manajemen yang efisien. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi 7 aktivitas kegiatan di gudang / hub yang membantu menghidupkan logistik Anda. 7 Kegiatan yang Biasa Dilakukan di Gudang / Hub Penerimaan Barang (Inbound Logistics) Kegiatan pertama dalam gudang adalah penerimaan barang. Ini melibatkan penerimaan, pemeriksaan, dan pencatatan produk yang masuk ke gudang. Semua produk harus diperiksa untuk memastikan kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan pesanan. Penggunaan teknologi canggih seperti sistem barcode dan RFID dapat mempercepat proses ini. Penyimpanan dan Organisasi Barang Setelah barang diterima, langkah selanjutnya adalah penyimpanan yang efisien. Gudang harus dirancang sedemikian rupa sehingga produk mudah diakses dan diatur sesuai jenis, ukuran, atau kebutuhan khusus lainnya. Perencanaan yang baik dan penggunaan rak penyimpanan yang tepat dapat mengoptimalkan ruang dan meminimalkan kerumitan dalam mencari barang. Pemrosesan Pesanan (Order Processing) Aktivitas ini melibatkan pengambilan pesanan dari pelanggan dan persiapan produk untuk pengiriman. Dalam gudang yang efisien, pemrosesan pesanan harus dilakukan dengan cepat dan akurat. Penggunaan sistem manajemen gudang (WMS) yang cerdas dapat membantu mengoordinasikan langkah-langkah ini. Pengemasan Barang (Packaging) Pengemasan barang adalah bagian penting dalam mempersiapkan produk untuk pengiriman. Ini mencakup pemilihan jenis kemasan yang tepat, pelabelan yang jelas, dan pengisian barang ke dalam wadah dengan aman. Pengemasan yang baik akan melindungi produk dari kerusakan selama pengiriman. Pengelolaan Persediaan (Inventory Management) Pengelolaan persediaan adalah aktivitas yang berkelanjutan. Gudang harus memantau stok barang secara terus-menerus. Ini mencakup pemantauan kadar persediaan, peramalan permintaan, dan pemilihan waktu yang tepat untuk mengisi ulang persediaan. Alat otomatis seperti sistem RFID dapat membantu mengoptimalkan proses ini. Pengiriman Barang (Outbound Logistics) Pengiriman barang adalah langkah terakhir dalam rantai pasokan. Gudang harus memastikan pengiriman tepat waktu dan aman ke pelanggan. Proses pengiriman yang baik melibatkan pemilihan metode pengiriman yang efisien dan pemantauan pengiriman secara real-time. Pemeliharaan dan Kebersihan Gudang Terakhir, namun tidak kalah penting, adalah pemeliharaan dan kebersihan gudang. Gudang yang rapi dan bersih memudahkan akses, mengurangi risiko kecelakaan, dan menjaga kualitas produk. Rutin melakukan perawatan dan membersihkan gudang adalah kegiatan yang seharusnya tidak diabaikan. Mengelola semua aktivitas kegiatan di gudang / hub dengan baik memerlukan kerja sama yang kuat antara berbagai departemen dalam perusahaan. Namun, investasi dalam teknologi dan sistem yang tepat dapat memberikan manfaat besar. Dengan demikian, perusahaan dapat mengoptimalkan rantai pasokannya dan memastikan kepuasan pelanggan. Dalam dunia logistik yang semakin kompleks, aktivitas kegiatan di gudang / hub bukan hanya rutinitas, tetapi juga merupakan sumber potensi efisiensi dan daya saing yang besar. Dengan pemahaman yang mendalam tentang aktivitas-aktivitas ini dan penerapan praktik terbaik, perusahaan dapat menjaga kompetitivitasnya di pasar yang berubah dengan cepat.

Aktivitas Kegiatan di Gudang / Hub yang Menghidupkan Logistik Read More »

RO Singkatan dari Release Order

RO Singkatan dari Release Order, Dokumen Dalam Pengiriman

RO singkatan dari Release Order adalah sebuah dokumen yang memiliki peran penting dalam dunia logistik dan pengiriman barang. Dokumen ini sering digunakan dalam konteks pengiriman kontainer, terutama ketika barang-barang harus diambil atau dikirim kepada pihak tertentu. RO adalah perintah tertulis yang diberikan kepada pemilik atau pembeli kontainer, dan dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang konsep ini. RO dalam Dunia Logistik Dalam dunia logistik, RO adalah instrumen yang sangat penting. Ini berfungsi sebagai pernyataan tertulis yang mengizinkan seseorang atau pihak tertentu untuk mengambil atau melepaskan kontainer. Misalnya, ketika barang-barang tiba di pelabuhan dan harus diambil oleh agen pengiriman atau pemilik, dokumen RO adalah kunci untuk mengambil barang tersebut. Dalam Release Order, ada beberapa informasi kunci yang harus ada: Barcode: Barcode RO adalah elemen penting yang memastikan identifikasi yang akurat. Ketika kontainer berada di depo, barcode ini akan discan untuk proses pemilihan kontainer. Nomor RO: Nomor Resi RO adalah identifikasi unik untuk setiap dokumen ini. Ini membantu dalam pelacakan dan rekam jejak dokumen. Depo: Depo adalah tempat penyimpanan kontainer kosong. RO memberikan informasi tentang lokasi ini. Layanan: Informasi tentang asal dan tujuan kontainer disertakan dalam RO. Hal ini membantu dalam mengkoordinasikan pengiriman. Kapal/Pelayaran: RO juga mencakup rincian tentang kapal yang akan mengirimkan kontainer dari asal ke tujuan. Informasi ini adalah bagian penting dalam perencanaan pengiriman. Jumlah dan Jenis Kontainer: RO juga mencantumkan jumlah kontainer yang akan diambil atau dikirimkan, serta jenis kontainer yang terlibat. Manfaat RO RO membawa banyak manfaat. Pertama, ini memastikan bahwa pengiriman barang berjalan dengan lancar dan efisien. RO membantu mengatur dan melacak kontainer dengan baik, menghindari kebingungan dan kemacetan di pelabuhan. Selain itu, RO juga memberikan legitimasi. Ini menunjukkan bahwa orang atau pihak tertentu memiliki izin resmi untuk mengambil atau melepaskan kontainer. Dokumen ini sering diperlukan oleh pihak berwenang dan perusahaan pengiriman sebagai bukti bahwa semua prosedur telah diikuti. Dalam dunia logistik, RO adalah salah satu dokumen yang sangat vital. Ini menghubungkan banyak komponen yang terlibut dalam pengiriman barang, mulai dari pelabuhan hingga penerima barang. Dengan bantuan teknologi dan sistem pemindaian barcode, RO telah menjadi lebih efisien dan andal dalam memastikan barang mencapai tujuannya dengan tepat waktu. Dalam kesimpulan, RO adalah singkatan dari Release Order, sebuah dokumen yang sangat penting dalam logistik dan pengiriman barang. Dokumen ini memberikan izin resmi untuk mengambil atau melepaskan kontainer, dan berisi informasi penting seperti barcode, nomor RO, depo, layanan, kapal/pelayaran, jumlah, dan jenis kontainer. RO membawa manfaat besar dalam memastikan kelancaran dan keandalan pengiriman barang, serta memberikan legitimasi dalam proses ini. Sebagai bagian integral dari industri logistik, RO terus memainkan peran kunci dalam pengiriman barang di seluruh dunia.

RO Singkatan dari Release Order, Dokumen Dalam Pengiriman Read More »

custom supply chain

Custom Supply Chain: Penyesuaian Logistik Agar Sukses

Dalam lanskap bisnis yang cepat berubah dan terus berkembang saat ini, kebutuhan akan supply chain yang fleksibel dan dapat disesuaikan lebih penting dari sebelumnya. Model supply chain tradisional, meskipun efektif dalam cara mereka sendiri, seringkali kurang memadai dalam memenuhi tuntutan unik dari bisnis modern. Inilah tempat konsep supply chain custom menjadi penting. Apa Itu Custom Supply Chain? Custom supply chain, adalah kerangka kerja logistik yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan tertentu dari bisnis atau industri tertentu. Berbeda dengan supply chain konvensional yang mengikuti pendekatan satu ukuran untuk semua, supply chain custom sangat dapat beradaptasi dan dapat disesuaikan dengan sempurna dengan tujuan dan tantangan unik perusahaan. Elemen Kunci Custom Supply Chain 1. Peramalan Permintaan Salah satu elemen kunci dari supply chain custom adalah kemampuan untuk memprediksi permintaan dengan akurat. Ini melibatkan penggunaan data historis, analisis tren pasar, dan pemahaman mendalam tentang perilaku konsumen untuk mengidentifikasi bagaimana permintaan akan berfluktuasi. Dengan informasi ini, perusahaan dapat mengatur produksi dan persediaan mereka dengan lebih efisien. 2. Stok yang Disesuaikan Custom supply memungkinkan perusahaan untuk memiliki stok yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini berarti tidak ada penyia-nyiaan sumber daya pada barang yang tidak diperlukan atau kurangnya persediaan saat permintaan melonjak. Hal ini dapat mengurangi biaya penyimpanan dan meningkatkan efisiensi. 3. Kolaborasi dengan Pemasok Kolaborasi yang erat dengan pemasok menjadi kunci dalam supply custom. Ini berarti membangun hubungan yang kuat dengan pemasok dan berkomunikasi secara terbuka tentang kebutuhan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan pasokan yang konsisten dan dapat diandalkan. 4. Teknologi dan Otomatisasi Teknologi dan otomatisasi memainkan peran penting dalam supply chain . Penggunaan perangkat lunak analisis data, perangkat berbasis Internet of Things (IoT), dan teknologi terbaru lainnya membantu perusahaan mengoptimalkan supply chain mereka. Ini dapat memungkinkan pemantauan real-time dan pengambilan keputusan yang lebih cepat. 5. Responsif terhadap Perubahan Fleksibilitas adalah salah satu keunggulan utama dari supply chain custom. Perusahaan dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan bisnis atau permintaan pelanggan. Ini memberikan daya saing yang lebih besar dalam pasar yang berubah-ubah. Manfaat Custom Supply Chain Menerapkan supply chain dapat memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan. Pertama, ini dapat meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi pemborosan dan biaya yang tidak perlu. Kedua, ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memastikan pasokan yang stabil dan pengiriman yang tepat waktu. Ketiga, supply chain dapat membantu perusahaan untuk tetap bersaing dan berkembang di pasar yang selalu berubah. Baca Juga : Supply Positioning Model : Meningkatkan Efisiensi Rantai Pasokan Kesimpulan Custom adalah pendekatan yang fleksibel dan responsif untuk mengelola logistik bisnis. Ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan operasinya dengan kebutuhan unik mereka dan tetap bersaing dalam lingkungan bisnis yang dinamis. Dengan pemahaman yang mendalam tentang permintaan, kerjasama dengan pemasok, dan pemanfaatan teknologi, perusahaan dapat mencapai efisiensi yang lebih besar dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan mereka. Dalam dunia bisnis yang terus berubah, hal ini bisa menjadi kunci keberhasilan jangka panjang. Baca Juga : POL dan POD: Memahami Perbedaan Dalam Pengiriman Software Freight Forwarding “Dengan OakTree, pengiriman barang Anda menjadi lebih efisien dan mudah dikelola. Segera manfaatkan software freight forwarding terbaik kami untuk pengalaman logistik yang lebih lancar dan hemat waktu!”

Custom Supply Chain: Penyesuaian Logistik Agar Sukses Read More »

Scroll to Top