Perlu kita ketahui bersama, bahwasannya custom clearance untuk keperluan ekspor atau impor secara mandiri adalah hal yang sangat sulit dan membuat bingung orang untuk orang yang awam. Dalam artikel ini kita akan coba jelaskan tentang pengertian dari custom clearance dan bagaimana prosesnya itu sendiri. Untuk lebih jelasnya simak artikel ini secara mendetail ya semuanya, baca dari awal sampai akhir. Pengertian Custom Clearance Sebelum kita lebih jauh tentang proses dari custom clearance, Anda perlu tau terlebih dahulu apa itu customs clearance. Jadi apa yang dimaksud dengan Customs clearance? Custom clearance adalah sebuah kegiatan pengurusan shipment atau cargo untuk kebutuhan ekspor atau impor seperti pajak, kepabeanan, dan dokumen terkait supaya cargo atau barang tersebut dapat di distribusikan pada suatu negara. Kegiatan ini wajib ada untuk perdagangan internasional. Dengan melalui proses yang rumit ini barang dikatakan legal / resmi untuk dapat diperdagangkan di suatu negara. Untuk menjalani seluruh proses hingga suatu barang dapat dikeluarkan dari area penimbunan atau CY (Container Yard) port, harus cukuplah tahu dalam pengurusan kepabeanan. Urusan custom clearance tidak sekedar barang masuk, proses dan dikeluar. Terkadang suatu negara menerapkan aturan yang harus ditaati oleh pihak pengirim atau penerima barang. Hal tersebut diikuti dengan adanya penerapan proses customs clearance dengan mengacu kepada peraturan Pemerintah. Kami akan memberikan penjelasan terkait penanganan alur dokumen untuk impor barang dengan menggunakan kapal laut atau biasa di bilang Seafreight. Proses Custom Clearance Proses ekspor atau impor Semua barang yang masuk ke Indonesia harus mengalami proses persetujuan oleh Bea Cukai dan kemudian dikenakan bea cukai dan pajak lain yang berkaitan dengan impor kecuali jika secara hukum yang berlaku barang tersebut dibebaskan untuk tidak membayar bea. Ada beberapa langkah yang terkait dengan Proses Impor : Proses untuk masuk sebelum izin Pemberitahuan. Hal – hal ini meliputi beberapa proses, berikut adalah contohnya 1. Proses untuk masuk sebelum izin Barang ekspor atau impor dapat dikatakan sah secara hukum masuk setelah kedatangan kapal melalui batas-batas pelabuhan masuk. Ketika kapal datang, Master atau agen nya wajib mengajukan Deklarasi Umum mencakup semua kargo dan perlengkapan di kapal ke Kantor Pelayanan Bea Cukai paling lambat per tanggal kedatangan, kecuali jika barang dating pada hari Minggu dan Hari Libur, pengajuan harus dilengkapi dengan informasi berikut: Nama dan bendera kapal dan juga nama tuannya hal ini menunjukkan identitas dari sebuah barang, berasal dari mana Negara Asal, tempat (s) dan pembebanan / keberangkatan; Jumlah, tanda, penomoran, dan deskripsi lain dari kemasan barang, termasuk berat dan volume (isi kubik); Jenis dan jumlah barang yang tidak dikemas. Setelah melaporkan isi kapal ke Kantor Pelayanan Bea Cukai, barang dapat dibongkar di dermaga resmi dan tempat (tempat pendaratan disetujui), atau pada tempat lain yang berwenang sesuai dengan permintaan dari carrier 2. Pemberitahuan Barang bisa saja dinyatakan sebagai miliknya oleh importir atau bisa di atas namakan broker pabean. Pemberitahuan dimaksudkan untuk mendapatkan clearance barang untuk langsung digunakan atau impor sementara harus melakukan hal sebagai berikut: untuk mengajukan deklarasi pengimpor (PIB), bersama dengan dokumen pendukung yang relevan seperti: faktur komersial, tagihan saluran napas atau B / L, packing list, dll; untuk membayar bea masuk dan pajak; untuk memastikan keakuratan untuk khusus dalam PIB seperti antara lain: klasifikasi atau HS / Kepabeanan kode, nilai custom, dan lain lain 3. Impor Deklarasi Deklarasi harus dibuat pada formulir deklarasi impor disebut “Impor Deklarasi” (PIB) yang harus diajukan ke Kantor Pelayanan Bea Cukai selama jam kantor. Setelah Pemberitahuan di submit,, barang diizinkan untuk disimpan di gudang sementara (gudang atau ruang terbuka) pelabuhan untuk jangka waktu maksimal 2 bulan, dimulai sejak tanggal pembongkaran, namun di Tanjung Priok, periode maksimum penyimpanan sementara hanya 1 bulan. Barang-barang yang belum di clearance dalam waktu yang ditentukan akan dianggap sebagai barang tidak diklaim di mana Bea Cukai berwenang untuk menghapus, menghancurkan, ekspor ulang, atau menjual barang-barang tersebut melalui lelang. Dalam hal barang tidak di klaim dalam waktu satu tahun dan jika importir tidak melunasi biaya yang dikeluarkan untuk pemindahan dan penyimpanan barang, maka Bea Cukai berwenang untuk menjual barang tersebut secara lelang atau melepaskan barang seperti diputuskan oleh Menteri Keuangan. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk menutupi bea masuk, pajak dan biaya lainnya. Jumlah tersebut akan dikembalikan kepada importir jika klaim dibuat dalam jangka waktu 3 tahun dimulai dari tanggal penyimpanan di Gudang Bea Cukai. Jika tidak diklaim akan dimasukan sebagai pendapatan Negara. Baca Juga : Customs Declaration Online Indonesia, Begini Cara Mengisinya! 4. Dokumentasi PIB atau pemberitahuan impor barang antara lain memerlukan informasi berikut: nama, pekerjaan dan alamat pemberitahu, nama pembawa dan tuannya, negara asal, tempat di mana barang disimpan (gudang, ruang terbuka, gudang, dll), kualitas, deskripsi barang untuk tujuan klasifikasi dan penilaian. PIB harus dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti faktur, bill of lading, asuransi, daftar pengepakan, lisensi impor untuk jenis barang tertentu. 5. Pemeriksaan Barang Impor Pemeriksaan biasanya dilakukan di tempat yang ditentukan secara hukum selama jam kerja. Ruang lingkup pemeriksaan biasanya hingga 10%, namun ketika suatu pelanggaran terdeteksi, pemeriksaan menyeluruh akan dilakukan. Pemberitahu bertanggung jawab untuk bongkar muat, membongkar, mengemas, dan menyediakan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk pemeriksaan barang. Ketika dalam pemeriksaan terdapat perbedaan, sampel barang dapat diekstraksi untuk klasifikasi yang tepat dan penilaian nilai, bea, dan pajak atau untuk tujuan lain sebagaimana mungkin ditentukan oleh Bea Cukai. 6. Penilaian Barang yang kena Bea Cukai Bea diklasifikasikan sebagai ad valorem dan spesifik. Sebuah tugas ad valorem adalah persentase yang diterapkan pada nilai yg kena bea cukai dari barang impor. Sedangkan tugas tertentu adalah jumlah yang ditentukan per unit berat, gauge atau pengukuran lain kuantitas, misalnya Rp.10, 000.00 per kilogram di bawah sistem matrix. 7. Pembayaran Bea Masuk Pembayaran bea dan pajak untuk barang impor harus dilakukan melalui bank devisa. Adapun barang yang dibawa oleh penumpang yang datang dari luar negeri yang tidak memenuhi kriteria sebagai barang komersial, pembayaran bea dan pajak dapat dilakukan pada Kantor Pelayanan Bea Cukai di bandara. Penumpang akan diberikan tanda terima di tempat untuk tugas dibayar. Setiap kelebihan pembayaran bea dikembalikan dan kurang bayar adalah tagihan. 8. Rilis Barang Barang impor utama harus dilepaskan segera, namun, ketika suatu pelanggaran terdeteksi, pemeriksaan ulang menyeluruh akan dilakukan oleh Bea Cukai. Pelepasan barang akan dikenakan proses kepabeanan normal. Dalam hal nilai barang impor tidak dapat dinilai