Oaktree Blog

Informasi


Deprecated: preg_replace(): Passing null to parameter #3 ($subject) of type array|string is deprecated in /var/www/vhosts/oaktree.id/blog.oaktree.id.oaktree.id/wp-includes/kses.php on line 1805
Apa Arti Ready Stock Manfaat dan Bedanya dengan Pre Order

Apa Arti Ready Stock? Manfaat dan Bedanya dengan Pre Order

Apa arti ready stock? Ready stock merupakan istilah yang sering dijumpai saat berbelanja secara online. Terutama bagi pengguna platform belanja online, istilah ini tidaklah asing. Pesatnya kemajuan digital memungkinkan semua orang untuk dengan mudah berbelanja secara daring. Meskipun demikian, masih banyak yang belum sepenuhnya memahami istilah-istilah terkait berbelanja online seperti ready stock, pay later, pre order, dan sebagainya. Bagi Anda yang baru memulai sebagai pembeli daring, penting untuk memahami beberapa istilah tersebut. Ready stock mengacu pada produk yang tersedia dan siap dikirim. Sehingga sebagai pembeli, Anda dapat langsung melakukan pemesanan tanpa menunggu proses pembuatan atau persiapan produk. Apa Arti Ready Stock? Arti ready stock adalah kondisi di mana produk telah tersedia secara langsung, memungkinkan pemesanan tanpa perlu estimasi waktu. Dalam konteks bisnis, kata “ready” digunakan untuk menunjukkan kesiapan suatu barang atau produk dalam transaksi belanja online. Penjual akan menandai produk mereka dengan label “ready stock” untuk menunjukkan ketersediaan barang tersebut. Ketika konsumen tertarik untuk membeli, mereka akan menanyakan ketersediaan barang dengan pertanyaan “ready?”. Dengan adanya ready stock, konsumen dapat memesan produk secara langsung dan penjual dapat segera mengirimkannya. Waktu pengiriman akan bervariasi tergantung pada ekspedisi atau kurir yang dipilih oleh pembeli. Umumnya, proses pengiriman memakan waktu sekitar 2-3 hari setelah pesanan dikirimkan. Dengan demikian, ready stock memudahkan proses pembelian dan memastikan pengiriman produk yang lebih cepat kepada konsumen. Keuntungan dan Kerugian Ready Stock Konsep ready stock memiliki peran penting dalam bisnis karena dapat memengaruhi kecepatan pelayanan kepada pelanggan, respons terhadap permintaan pasar, efisiensi operasional, dan kepuasan pelanggan. Namun, seperti halnya dalam banyak aspek bisnis lainnya, terdapat keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan sebelum mengadopsi sistem ready stock. Keuntungan Sistem Ready Stock Pelayanan Cepat: Barang yang tersedia dalam ready stock memungkinkan perusahaan memberikan pelayanan yang cepat kepada pelanggan, mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Menghindari Kehilangan Penjualan: Dengan ready stock, perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan secara langsung tanpa risiko kehilangan penjualan karena keterbatasan stok. Responsif terhadap Permintaan Pasar: Ketersediaan ready stock memungkinkan perusahaan merespons permintaan pasar yang berfluktuasi dengan cepat, tanpa harus menunggu produksi tambahan. Manajemen Persediaan yang Efisien: Ready stock memungkinkan perusahaan melakukan manajemen persediaan yang lebih efisien, menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan yang dapat mengganggu operasional bisnis. Fleksibilitas Penjualan: Dengan ready stock, perusahaan memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam melakukan penjualan, baik secara langsung maupun melalui mitra distribusi. Perkiraan Keuntungan yang Lebih Akurat: Data stok yang tersedia secara real-time memungkinkan perusahaan untuk melakukan estimasi keuntungan yang lebih akurat. Kerugian Sistem Ready Stock Biaya Penyimpanan: Menyimpan barang dalam ready stock memerlukan biaya tambahan seperti sewa gudang, perawatan persediaan, dan asuransi. Risiko Penurunan Nilai Barang: Barang yang disimpan dalam ready stock rentan terhadap penurunan nilai seiring waktu, terutama untuk produk dengan masa pakai terbatas atau rentan terhadap perubahan tren pasar. Potensi Kehabisan Stok: Risiko kehabisan stok mungkin terjadi jika permintaan tiba-tiba melonjak dengan cepat, dan perusahaan tidak dapat mengantisipasinya dengan cepat. Keterbatasan Ruang Penyimpanan: Ruang penyimpanan yang terbatas dapat menjadi tantangan jika perusahaan memiliki barang berukuran besar atau rotasi persediaan yang tinggi. Pengendalian Persediaan yang Kompleks: Memiliki ready stock memerlukan manajemen persediaan yang baik untuk menghindari kerugian finansial dan kesulitan menghadapi perubahan tren pasar. Perbedaan Pre Order dan Ready Stock Berikut adalah perbedaan antara pre-order dan ready stock: Pre-order: Pembelian produk sebelum produk tersebut tersedia fisik di pasaran. Ready stock: Produk yang sudah tersedia fisik dalam stok dan siap dijual atau dikirimkan kepada pelanggan. Pre-order: Waktu pengiriman tergantung pada tanggal atau jadwal yang ditentukan oleh penjual. Ready stock: Produk dapat dikirim atau diambil dengan segera setelah pembelian. Pre-order: Risiko ketiadaan produk yang dipesan atau keterlambatan produksi atau pengiriman. Ready stock: Risiko ketiadaan produk minimal karena produk sudah tersedia dan siap dikirimkan. Pre-order: Penyesuaian produksi atau persediaan berdasarkan permintaan pelanggan. Ready stock: Persediaan sudah disiapkan sebelumnya, penyesuaian permintaan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah stok yang tersedia. Pre-order: Peluang untuk memesan produk yang belum diluncurkan atau terbatas ketersediaannya. Ready stock: Pilihan langsung dari produk yang sudah tersedia dalam stok. Informasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep ready stock, keuntungannya, dan perbedaannya dengan pre-order. Setiap pembeli perlu memahami estimasi waktu persiapan produk sebelum dikirimkan ke tangan konsumen.

Apa Arti Ready Stock? Manfaat dan Bedanya dengan Pre Order Read More »

1 Gross Berapa Buah

1 Gross Berapa Buah? Cara Menghitung Gross dengan Cepat

Dalam dunia matematika, konsep ‘gross’ merupakan salah satu satuan pengukuran yang digunakan untuk menghitung jumlah atau kuantitas suatu barang. Terutama sering diaplikasikan dalam konteks aktivitas perdagangan atau jual-beli barang, di mana keberagaman barang yang menggunakan satuan gross sangatlah luas, mencakup mulai dari sembako hingga peralatan tulis. Untuk menghitung jumlah barang, istilah-istilah seperti gross dan lusin sering digunakan. Gross, lusin, dan sejenisnya memudahkan pembicaraan sehari-hari. Namun, berapa sebenarnya 1 gross itu berapa buah? Pengertian Gross dan Cara Menghitungnyacanv Gross adalah satuan ukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah barang hasil konversi dari satuan lusin. 1 gross setara dengan 12 lusin. Sedangkan lusin, sebagai satuan ukuran jumlah, setara dengan 12 buah. Lalu, berapa buah dalam 1 gross? Jika penasaran, mari kita kupas bersama. 1 Gross Berapa Buah? 1 gross sama dengan 12 lusin, dan 1 lusin sama dengan 12 buah. Dengan menjelaskan dalam satuan jumlah, penghitungan gross adalah sebagai berikut: 1 gross = 12 lusin 12 lusin = 12 x 12 = 144 satuan Sehingga, 1 gross sebenarnya setara dengan 144 buah. Konsep gross ini digunakan untuk menyatakan jumlah barang dalam berbagai konteks, seperti contohnya: 1 gross pensil = 144 buah pensil 1 gross kancing = 144 keping kancing 1 gross kelereng = 144 butir kelereng 1 gross penghapus = 144 buah penghapus 1 gross botol air minum = 144 botol air minum Konversi Gross ke Satuan Sebagaimana dijelaskan, 1 gross setara dengan 144 buah. Untuk mengonversi jumlah gross lainnya, misalnya 2 gross, 3 gross, dan seterusnya, kita hanya perlu mengalikan jumlah tersebut dengan 144. Berikut beberapa contoh konversi gross ke satuan yang bisa dicerna: 1 gross = 144 buah (1 x 144 = 144 buah) 2 gross = 288 buah (2 x 144 = 288 buah) 3 gross = 432 buah (3 x 144 = 432 buah) 4 gross = 576 buah (4 x 144 = 576 buah) 5 gross = 720 buah (5 x 144 = 720 buah) Untuk yang enggan berhitung, berikut daftar konversi gross ke satuan buah: 1 gross = 144 buah 2 gross = 288 buah 3 gross = 432 buah 4 gross = 576 buah 5 gross = 720 buah 6 gross = 864 buah 7 gross = 1.008 buah 8 gross = 1.152 buah 9 gross = 1.296 buah 10 gross = 1.440 buah 15 gross = 2.160 buah 20 gross = 2.880 buah Satuan Jumlah Lainnya Selain gross, ada pula satuan jumlah lain yang sering digunakan. Berikut konversinya: Lusin 1 lusin = 12 buah Kodi 1 kodi = 20 helai Rim 1 rim = 500 lembar Contoh Soal Cara Menghitung 1 Gross Buah Berikut beberapa contoh soal menghitung gross yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran: Soal 1: 1.584 buah = … gross Jawab: 1.584 buah : 144 buah = 11 gross Soal 2: Andi memiliki 12 kotak kelereng, masing-masing 2 lusin. Berapa gross kelereng yang dimiliki Andi? Jawab: Total kelereng = 2 gross Soal 3: Di koperasi sekolah, terdapat 1 gross pensil, 2 gross spidol, 1.008 buah penghapus, dan 720 buah buku. Berapa gross barang tersebut? Jawab: Total barang = 15 gross Soal 4: Om Dono membawa pulang 84 lusin mainan. Jaka mengambil 432 buah. Berapa gross sisa mainan Om Dono? Jawab: Sisa mainan = 4 gross Soal 5: 1.296 buah + 12 lusin = … gross Jawab: Total = 10 gross Soal 6: Truk mengangkut 432 lusin mainan dan 2.160 buah botol minum. Berapa total barang dalam gross? Jawab: Total barang = 51 gross Dengan demikian, 1 gross setara dengan 144 buah atau 12 lusin. Semoga bermanfaat untuk aktivitas sehari-hari Anda! Contoh Soal 7: Ayu membeli 2 gross penghapus dan 2 lusin pensil. Berapa total penghapus dan pensil yang dibeli Ayu? Pembahasan: 2 gross penghapus = 2 x 144 = 288 buah penghapus 2 lusin pensil = 2 x 12 = 24 buah pensil Total = 288 + 24 = 312 buah Jadi, total penghapus dan pensil yang dibeli Ayu adalah 312 buah. Contoh Soal 8: Ibu akan membeli stok dagangan berupa 2 gross pensil dan 3 lusin buku tulis. Jika harga 1 lusin pensil Rp30.000 dan 1 buku tulis Rp1.500, berapa total biaya yang harus dibayarkan Ibu? Pembahasan: Total uang untuk pensil: 24 lusin x Rp30.000 = Rp72.000 Total uang untuk buku tulis: 36 x Rp1.500 = Rp54.000 Total biaya = Rp72.000 + Rp54.000 = Rp226.000 Jadi, Ibu harus membayar Rp226.000 untuk semua dagangannya. Contoh Soal 9: 144 buah + 5 gross = … lusin Pembahasan: 144 buah = 12 lusin 5 gross = 5 x 12 = 60 lusin Total = 12 + 60 = 72 lusin Jadi, jawaban dari soal tersebut adalah 72 lusin.

1 Gross Berapa Buah? Cara Menghitung Gross dengan Cepat Read More »

Alur Penerimaan Barang di Gudang Strategi Efisiensi Operasional

Alur Penerimaan Barang di Gudang: Strategi Efisiensi Operasional

Sebelum barang disimpan di gudang penyimpanan, alur penerimaan barang di gudang harus diikuti. Pengecekan dokumen seperti surat jalan dan evaluasi kondisi barang menjadi bagian integral dari proses ini, memastikan bahwa barang yang akan disimpan di gudang telah melewati tahap penerimaan dengan cermat. Pada tahap awal, pemeriksaan surat jalan menjadi fokus utama. Setiap detail yang tercantum dalam surat jalan harus sesuai dengan informasi yang telah diterima oleh pihak gudang melalui email atau telepon. Keselarasan antara data lapangan dan informasi gudang menjadi langkah awal yang menentukan keberhasilan penerimaan barang. 7 Alur Penerimaan Barang di Gudang   1. Pemberitahuan Kedatangan Proses dimulai dengan pemberitahuan kedatangan, atau advance shipping notice. Pemasok memberikan informasi detail tentang barang yang akan tiba, memungkinkan gudang untuk persiapan optimal. Jenis barang, kuantitas, dimensi, berat, tanggal kedatangan, dan informasi penting lainnya disampaikan. Dokumen pendukung seperti nota invoice dapat melengkapi pemberitahuan ini, disampaikan melalui berbagai saluran seperti email, sistem manajemen gudang (WMS), atau pesan teks. 2. Penerimaan Fisik Barang Proses fisik dimulai dengan pemeriksaan kendaraan pengangkut untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat memengaruhi kualitas barang. Setelah konfirmasi keselamatan, tim gudang melakukan pembongkaran dengan hati-hati. Barang dikeluarkan dan ditempatkan di zona penerimaan, dengan kemungkinan inspeksi untuk menjamin kualitas. Proses ini memerlukan kehati-hatian untuk memastikan ketaatan pada prosedur yang ditetapkan. 3. Pengecekan Dokumen Setiap pengiriman disertai dokumen seperti surat jalan, nota invoice, atau sertifikat kualitas. Pengecekan dokumen sangat penting untuk menghindari ketidaksesuaian dengan barang fisik. Kesesuaian yang buruk dapat berdampak pada keputusan bisnis dan hubungan dengan pemasok. Dokumen yang akurat dan lengkap juga memfasilitasi proses audit, rekonsiliasi, dan pelacakan barang. 4. Pencatatan ke Sistem Pencatatan ke sistem merupakan langkah kunci. Informasi yang relevan, setelah pemeriksaan fisik dan pengecekan dokumen, dicatat dengan akurat dalam warehouse management system (WMS) atau perangkat lunak lain yang digunakan perusahaan. Pencatatan yang tepat memungkinkan pemantauan inventaris yang efektif, pengaturan aliran barang, dan memastikan data selalu terkini. 5. Penyimpanan Barang Setelah melalui tahapan penerimaan dan pencatatan, barang siap dipindahkan ke lokasi penyimpanan permanen. Penyimpanan perlu memperhatikan layout gudang, dengan strategi yang sesuai dengan permintaan, ukuran, atau faktor lainnya. Pengaturan suhu dan kelembaban juga perlu diperhatikan, terutama untuk barang sensitif seperti makanan, obat-obatan, atau elektronik. 6. Pembuatan Laporan Penerimaan Barang Langkah berikutnya adalah pembuatan laporan yang mencatat rincian proses penerimaan secara menyeluruh. Laporan ini tidak hanya menjadi dokumen internal, tetapi juga alat komunikasi antara tim gudang, pemasok, dan departemen lain. Selain itu, laporan ini mendukung analisis kinerja pemasok, audit internal, dan pelacakan inventaris. 7. Penanganan Masalah Meskipun proses dijalankan dengan hati-hati, masalah dapat muncul. Identifikasi masalah, komunikasi yang jelas, dan penanganan jangka panjang menjadi kunci. Solusi efektif perlu ditemukan, apakah itu negosiasi ulang dengan pemasok atau revisi prosedur penerimaan barang. Pendekatan ini memastikan efisiensi, mengurangi kesalahan di masa depan, dan memperkuat strategi manajemen gudang. Kesimpulan Alur penerimaan barang di gudang melibatkan serangkaian tahapan terstruktur yang saling terkait. Kesalahan pada satu tahap dapat memengaruhi keseluruhan proses. Detail dokumen, komunikasi yang baik, dan teknologi menjadi kunci sukses, mendukung pertumbuhan bisnis dan memperkuat posisi perusahaan di pasar yang kompetitif saat ini.

Alur Penerimaan Barang di Gudang: Strategi Efisiensi Operasional Read More »

Alur Distribusi Barang dan Fungsinya yang Harus Diketahui

Alur Distribusi Barang dan Fungsinya yang Harus Diketahui

Dalam upaya memulai aktivitas bisnis, banyak perusahaan yang merancang perencanaan matang mulai dari strategi hingga manajemen persediaan. Namun, fokus khusus harus diberikan pada alur distribusi barang, yang menjadi elemen kunci dalam memastikan ketersediaan barang secara efisien. Penting bagi perusahaan untuk memahami alur distribusi ini dengan baik agar konsumen dapat dengan mudah memperoleh barang yang mereka butuhkan. Jika alur distribusi mengalami hambatan, dampaknya akan terasa pada pengiriman barang yang menjadi kunci. Akibatnya, konsumen mungkin beralih ke perusahaan pesaing. Untuk mengatasi potensi masalah tersebut, artikel ini akan membahas fungsi, jenis, dan tahapan dalam tahapan distribusi barang. Simak artikel ini sebagai sumber pengetahuan berharga bagi pebisnis dalam mengelola perusahaannya. Fungsi Alur Distribusi Barang Alur distribusi barang mengacu pada serangkaian proses perjalanan barang dari produsen hingga konsumen akhir. Fungsi utama dari alur distribusi ini melibatkan pengiriman barang, penyimpanan dan manajemen persediaan, pemrosesan pesanan, manajemen transportasi, kontrol kualitas, pendanaan dan pembayaran, manajemen risiko, serta pelacakan dan monitoring. Pengiriman Barang Fungsi utama adalah mengirimkan barang dari produsen ke titik penjualan atau konsumen akhir dengan perencanaan logistik yang matang. Penyimpanan dan Manajemen Persediaan Memastikan barang tersedia tanpa kelebihan stok melalui manajemen persediaan yang efisien. Pemrosesan Pesanan Bertanggung jawab untuk memproses pesanan, mulai dari pengambilan barang hingga persiapan untuk pengiriman. Manajemen Transportasi Memilih moda transportasi yang sesuai dengan perencanaan rute untuk pengiriman tepat waktu. Kontrol Kualitas Mengawasi kualitas barang selama perjalanan dan penyimpanan untuk memastikan kondisi optimal. Pendanaan dan Pembayaran Melibatkan manajemen transaksi keuangan terkait dengan distribusi, termasuk faktur, pembayaran, dan pengelolaan kredit. Manajemen Risiko Mempertimbangkan risiko kerusakan barang, keterlambatan pengiriman, dan masalah lain yang mungkin timbul selama distribusi. Pelacakan dan Monitoring Penting untuk memantau status barang selama perjalanan agar dapat mengatasi masalah dengan cepat. Fungsi-fungsi ini bekerja bersama-sama untuk menjaga tahapan distribusi barang tetap efisien, efektif, dan dapat diandalkan, memenuhi kebutuhan konsumen, dan mengoptimalkan keuntungan perusahaan. Tahapan Distribusi Barang Beberapa tahapan kunci dalam alur distribusi ini melibatkan: Produsen Pemilik produk yang menjual kepada distributor dan memantau ketersediaan produk. Distributor Menerima produk dari berbagai produsen dan menjualnya kembali dengan harga yang menguntungkan. Grosir Membeli produk dalam jumlah besar dari distributor untuk dijual kembali kepada pengecer atau pedagang yang lebih besar. Pedagang Ecer Tempat konsumen mencari produk dengan harga terjangkau melalui transaksi dua arah. Konsumen Tahap krusial di mana kehadiran konsumen menjadi kunci kesuksesan bisnis. Jenis Tahapan Distribusi Barang Setelah memahami fungsi dan tahapan saluran distribusi, penting untuk mengenali jenis-jenisnya. Tidak Langsung Melibatkan jalur perantara yang panjang, seperti dari pebisnis ke pedagang besar, pedagang kecil, hingga pedagang eceran, sebelum sampai ke konsumen. Semi Langsung Distribusi melibatkan perantara, seperti reseller, yang menyampaikan produk kepada konsumen. Langsung Transaksi dari produsen langsung ke konsumen tanpa perantara. Memahami alur distribusi barang dengan baik memungkinkan pengelolaan pelanggan yang optimal bagi pebisnis.

Alur Distribusi Barang dan Fungsinya yang Harus Diketahui Read More »

5 Alat Transportasi Darat Pengangkut Barang di Indonesia

5 Alat Transportasi Darat Pengangkut Barang di Indonesia

Evolusi zaman yang terus berkembang turut mendorong kemajuan alat transportasi darat, terutama di kota-kota besar yang senantiasa dilanda kemacetan setiap harinya. Untuk menjadi solusi bagi masyarakat, alat transportasi darat pengangkut barang perlu mengalami transformasi guna meningkatkan kualitasnya. Aspek alat transportasi darat mencakup beragam moda, mulai dari angkutan umum, jalan raya, kereta api, hingga jalur pedestrian, yang secara jumlah memang lebih melimpah dibandingkan dengan transportasi laut dan udara. Melimpahnya jenis moda transportasi darat telah menimbulkan berbagai masalah serius, seperti kemacetan dan polusi, yang kini menjadi sorotan utama pemerintah. Alat Transportasi Darat Pengangkut Barang di Indonesia Berikut adalah beberapa jenis alat transportasi darat yang umum digunakan sebagai pengangkut barang di Indonesia: Mobil Kendaraan empat roda ini, didukung oleh mesin bertenaga, tak hanya mengangkut 4-8 penumpang, tetapi juga menuntut kepemilikan SIM A dan kelengkapan dokumen resmi. Truk Beroda delapan, truk tampil sebagai pilihan utama mengangkut beban berat. Pengemudinya harus memiliki SIM B, izin operasi, dan sertifikat KIR. Kereta Api Mesin diesel mendorong roda dari besi baja pada kereta api, menawarkan kapasitas varian untuk penumpang dan muatan. Sebuah solusi fleksibel dalam dunia transportasi. Bus Bus, sebagai peranti transportasi massa beroda delapan, menonjol dengan dimensinya yang besar, mampu membawa hingga 60 orang. Efisien untuk perjalanan berskala besar. Sepeda Motor Kendaraan pribadi ini, berbahan bakar bensin, merajai kepemilikan hampir seluruh masyarakat, tidak hanya untuk bepergian biasanya orang Indonesia juga menggunakan sepeda motor untuk mengangkut barang seperti Galon, sayur-sayuran, kardus makanan dan lain sebagainya. Namun, pengendara perlu memiliki SIM C dan dokumen yang diperlukan untuk memenuhi regulasi. Kemajuan teknologi transportasi darat merupakan cerminan peradaban suatu negara, dan melalui pemahaman akan alat transportasi darat pengangkut barang ini, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam memilih sarana transportasi yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan sekitarnya.

5 Alat Transportasi Darat Pengangkut Barang di Indonesia Read More »

Alamat Anda Tidak Mendukung Metode COD, Apa Penyebabnya

Alamat Anda Tidak Mendukung Metode COD, Apa Penyebabnya?

Pada kesempatan ini, kita akan membongkar rahasia di balik kenapa “Alamat Anda Tidak Mendukung Metode Pembayaran COD (Bayar di Tempat) di Shopee”. Informasi ini akan membuka dan memberikan pemahaman mendalam mengenai penyebabnya, serta solusi yang dapat diambil. Jangan khawatir jika rasa penasaran merayapi pikiran Anda; panduan ini akan memberikan jawaban terinci dan solusi yang tepat untuk mengatasi kendala yang mungkin Anda temui. Shopee, sebagai platform belanja online favorit, telah merajai pangsa pasar di Indonesia. Aplikasi ini menjadi pilihan utama bagi hampir semua penduduk yang menginginkan kemudahan berbelanja dari rumah. Dari pakaian hingga kebutuhan sehari-hari, Shopee menawarkan beragam produk dengan layanan pengiriman hingga ke pintu rumah. Dalam ekosistem Shopee, pembayaran memiliki berbagai metode, termasuk kartu kredit, transfer bank, Shopeepay, SPayLater (pembayaran kredit), hingga pembayaran melalui Alfamart atau Indomaret. Selain itu, terdapat pilihan OneKlik, Kredivo, dan yang populer, sistem pembayaran COD (Bayar di Tempat). Keunikan Sistem Metode Pembayaran COD di Shopee Sistem COD Shopee memungkinkan pengguna untuk membayar setelah barang diterima. Pilihan ini sangat populer, terutama saat Shopee menawarkan promo, voucher, atau flash sale menarik. Banyak pengguna yang tertarik untuk berbelanja meskipun sedang menghadapi keterbatasan dana saat ini. Dengan COD, mereka bisa menunda pembayaran hingga setelah paket sampai, memungkinkan mereka untuk merencanakan keuangan dengan lebih baik. Namun, beberapa pengguna merasa bingung dan bertanya-tanya mengapa alamat mereka tidak mendukung metode pembayaran ini. Seiring dengan masalah ini, tentu ada faktor-faktor yang menyebabkannya. Penyebab Alamat Tidak Mendukung COD di Shopee Penting untuk diketahui bahwa tidak semua toko di Shopee menyediakan layanan COD. Biasanya, hanya toko-toko yang menandai diri dengan tulisan COD (Bayar di Tempat) yang dapat memanfaatkan sistem ini. Jika Anda menemukan tulisan COD di toko yang ingin Anda beli, tetapi setelah check-out Anda menemui kendala dengan sistem COD, tidak perlu panik. Berikut adalah beberapa penyebab mengapa alamat Anda tidak mendukung pembayaran COD di Shopee: Alamat Tidak Tersedia untuk Metode COD Mengapa keterbatasan muncul saat mencoba membayar menggunakan metode COD (Bayar di Tempat)? Alamat Anda menjadi poin awal dari permasalahan ini. Beberapa skenario mungkin terjadi: Penolakan Pengiriman COD Terulang Jika Anda menolak paket COD (Bayar di Tempat) sebanyak dua kali atau lebih dalam rentang 60 hari terakhir, metode pembayaran ini akan dinonaktifkan. Setelah melewati periode 60 hari, metode pembayaran COD akan pulih secara otomatis. Pemesanan Melampaui Batas Maksimum Pembayaran COD memiliki batas maksimum pembelian sebesar Rp5.000.000. Jika pesanan Anda melebihi batas ini, metode pembayaran COD tidak akan tersedia. Alamat Tidak dalam Jangkauan COD Apabila alamat pengiriman Anda berada di luar cakupan layanan pengiriman yang mendukung metode COD, pembayaran di tempat tidak dapat dilakukan. Informasi lebih lanjut mengenai area jangkauan COD dapat ditemukan untuk pemahaman yang lebih mendalam. Penjual dan Pengiriman Tidak Mendukung COD Beberapa penjual mungkin tidak mengaktifkan opsi pembayaran COD, dan jasa pengiriman yang mereka pilih juga mungkin tidak mendukung metode ini. Sebelum bertransaksi, pastikan penjual telah mengizinkan pembayaran di tempat. Melewati Batas Maksimum Pesanan Mingguan Ada kemungkinan bahwa pesanan yang menggunakan metode pembayaran COD melebihi batas maksimum yang ditetapkan dalam satu minggu. Meskipun demikian, alternatif pembayaran tetap tersedia. Jika kendala berlanjut, silakan menghubungi Layanan Pelanggan Shopee. Kesemua faktor ini menciptakan batasan yang wajar, namun Anda tetap dapat melanjutkan pembayaran menggunakan opsi lain yang tersedia. Untuk pertanyaan lebih lanjut, hubungi Tim Layanan Pelanggan Shopee.

Alamat Anda Tidak Mendukung Metode COD, Apa Penyebabnya? Read More »

1 CBM Berapa KG Konversinya ke Dalam Kilogram

1 CBM Berapa KG? Konversinya ke Dalam Kilogram

Istilah CBM mungkin telah menjadi kenalan akrab bagi mereka yang terlibat dalam dunia bisnis impor. CBM menjadi ukuran esensial yang sering digunakan untuk menilai berat suatu barang dalam layanan kargo. Mungkin Anda penasaran, 1 CBM (Cubic Meter) setara berapa Kg (kilogram)? Kilogram (kg), sebagai satuan pengukur yang umum di Indonesia, digunakan untuk menghitung berat suatu barang. Namun, bagaimana dengan konversi 1 CBM ke dalam kilogram? Simak penjelasan berikut. Apa Itu CBM? CBM adalah singkatan dari cubic meter atau meter kubik, satuan yang mencerminkan volume total suatu barang. Perhitungan CBM didasarkan pada tiga variabel: panjang, lebar, dan tinggi. Satuan volume ini sering digunakan dalam pengiriman LCL (less container load), terutama untuk barang berukuran besar namun ringan. Cubic meter, atau CBM, adalah istilah internasional dengan simbol m3. Menurut standar ukuran barang, 1 CBM setara dengan panjang 1m x lebar 1m x tinggi 1m. Fungsi Cubic Meter CBM bukan hanya sekadar satuan pengukuran dalam pengiriman barang, melainkan juga memiliki peran penting dalam berbagai industri. Berikut beberapa fungsinya: Kubikasi pada Industri Perkayuan CBM sering digunakan dalam industri yang berkaitan dengan kayu. Industri ini, termasuk pembuatan mebel, menggunakan CBM untuk mengukur material kayu sebelum diolah. Menghitung Kebutuhan Cor Beton Dalam konstruksi, CBM digunakan untuk menghitung total kebutuhan cor beton pada proyek tertentu. Volume Penampungan Air CBM juga diterapkan untuk menghitung volume air yang dapat ditampung oleh suatu wadah, baik yang berbentuk silinder maupun kubus. Volume dan Kubikasi Pengiriman Barang Dalam pengiriman barang, CBM digunakan untuk mengukur volume paket, terutama jika ukurannya besar. 1 CBM Muat Berapa KG? CBM sebagai satuan volume dan kg sebagai satuan berat tidak dapat dibandingkan secara langsung. Sebagai contoh, 1 CBM barang yang ringan mungkin memiliki berat yang lebih sedikit dibandingkan dengan 1 CBM barang yang berat. Dalam kegiatan belanja atau impor barang, berat yang dapat diakomodasi oleh 1 CBM tergantung pada jenis barangnya. Sebagai contoh, 1 CBM untuk sepatu mungkin dapat memuat sekitar 20 pasang, sementara 1 CBM untuk baju dapat memuat sekitar 1.000 pcs. Nilai pasti mengenai berat 1 CBM berapa kg tidak dapat diberikan karena bergantung pada jenis barangnya. Namun, banyak jasa forwarder menetapkan batas maksimal 1 CBM adalah 600 kg. Berapakah Berat 1 CBM? Konversi berat 1 CBM ke dalam kg bergantung pada jenis barangnya. Sebagai referensi, beberapa contoh dapat membantu: 1 CBM = 1 meter (panjang) x 1 meter (lebar) x 1 meter (tinggi) 1 CBM untuk kaos ≈ ±1.000 pcs kaos 1 CBM untuk sepatu ≈ ±200 pasang sepatu Secara umum, berat maksimal 1 CBM adalah 600 kg. Jika total volume 1 meter kubik memiliki berat lebih dari 600 kg, berat barang akan diambil sebagai acuan. Dengan demikian, CBM menjadi satuan yang vital dalam pengukuran sehari-hari, terutama ketika mengirim barang dalam jumlah besar melalui kargo.

1 CBM Berapa KG? Konversinya ke Dalam Kilogram Read More »

Loading Unloading Barang Artinya Pengertian dan Perbedaannya

Loading Unloading Barang Artinya? Pengertian dan Perbedaannya

Istilah-istilah logistik mencakup berbagai proses, lokasi, dan jenis barang, sebagian besar diambil dari bahasa asing atau singkatan. Mari bahas salah satu istilah menarik dalam dunia logistik: arti dari loading barang dan unloading. Loading dan unloading, meskipun terdengar serupa namun artinya berbeda. Apa itu Loading Barang Artinya? Mari kita telaah lebih lanjut apa yang dimaksud dengan loading barang. Istilah ini seringkali digunakan dalam konteks logistik untuk menggambarkan kegiatan atau proses memasukkan barang ke dalam alat transportasi seperti truk, kapal, atau pesawat. Contohnya, ketika barang di gudang sudah siap untuk dikirim melalui truk, proses loading melibatkan penataan barang dengan baik dan aman di dalam truk. Ini bertujuan untuk meminimalisir risiko selama perjalanan menuju kota tujuan. Apa itu Unloading Barang Artinya? Berbeda dengan loading, unloading barang adalah proses menurunkan atau membongkar muatan dari kendaraan seperti truk atau tronton ke dalam gudang ekspedisi. Sebagai contoh, setelah barang diangkut oleh truk, kapal, atau pesawat, proses unloading melibatkan penurunan dan pengiriman barang ke lokasi tujuan. Perbedaan Antara Loading, Unloading, dan Packing Sekarang, setelah memahami perbedaan antara loading dan unloading, mari kita bahas perbedaan antara loading dan packing. Beberapa mungkin menganggap keduanya sama, namun sebenarnya, packing adalah langkah sebelum loading. Packing adalah proses pengemasan atau pembungkusan barang untuk mengurangi risiko kerusakan selama pengiriman, seperti lecet atau penyok. Proses packing dapat dilakukan oleh pengirim barang atau jasa ekspedisi, seperti djatGO yang menawarkan layanan packing. Setelah packing selesai, barulah dilanjutkan ke proses loading, di mana barang dimuat ke dalam kendaraan dan dikirim ke gudang logistik atau kota tujuan. Semoga penjelasan ini membantu menghindari kekeliruan antara arti loading barang, unloading, dan packing. Pemahaman yang jelas terhadap proses ini sangat penting dalam memastikan pengiriman barang berjalan lancar. Manfaat dari Loading Barang yang Efisien Manfaat dari proses loading barang yang efisien sangat signifikan dalam dunia logistik. Beberapa di antaranya termasuk pengiriman tepat waktu, pengurangan kerusakan barang selama pengangkutan, optimalisasi penggunaan ruang di dalam kendaraan pengangkut, keamanan pengemudi dan kendaraan, efisiensi operasional perusahaan logistik, penataan barang yang efektif di gudang, serta kepuasan pelanggan. Peralatan Penting untuk Loading dan Unloading Untuk menjalankan proses loading dan unloading dengan lebih cepat dan mudah, beberapa peralatan pendukung diperlukan. Pallet jack, hand truck, forklift, loading dock, dan conveyor belt adalah beberapa contoh peralatan yang umumnya digunakan. Terakhir, kita singgung mengenai pengertian Port of Loading (POL) dalam konteks pengiriman barang melalui laut. Port of Loading adalah pelabuhan muat yang digunakan untuk memuat barang atau peti kemas ke dalam kapal. POL menjadi awal perjalanan pengiriman, dan juga titik kunci dalam menentukan biaya pengiriman dan waktu transit. Dengan pemahaman yang matang terhadap arti dan proses loading, unloading, dan berbagai istilah logistik lainnya, kita dapat meminimalisir kesalahan dan mencapai efektivitas kerja yang lebih tinggi. Kesalahan dalam proses loading dan unloading dapat menyebabkan kerusakan barang dan estimasi pengiriman yang lebih lama, oleh karena itu, pemilihan jasa ekspedisi yang tepat sangat penting untuk pengiriman barang antar kota.

Loading Unloading Barang Artinya? Pengertian dan Perbedaannya Read More »

Warehouse Management System (WMS) dan Manfaat bagi Bisnis

WMS Warehouse dan Manfaatnya bagi Bisnis

Warehouse Management System (WMS) merupakan elemen krusial dalam menyelenggarakan operasional pergudangan. Dengan implementasi WMS, proses dapat berjalan mulus dan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. WMS, sebagai bagian dari sistem manajemen gudang, memainkan peran utama dalam rantai pasokan. Fungsinya mencakup pengendalian dan pemantauan berbagai proses selama pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan. WMS saat ini semakin canggih dengan fitur seperti pemindai barcode, email, dan teknologi terkini lainnya. Teknologi ini memastikan prosedur terkomputerisasi, memungkinkan otomatisasi penerimaan barang dan manajemen penyimpanan serta stok. Apa itu WMS Warehouse? Warehouse Management System (WMS) adalah platform yang menyederhanakan pengelolaan barang di gudang. Teknologi terlibat untuk mengatur barang sehingga semua proses menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien. WMS juga memungkinkan sinkronisasi stok ke dalam marketplace. Konsep-Konsep dalam Warehouse Management System Beberapa konsep dalam mengelola sistem gudang termasuk FIFO (First In First Out), di mana barang pertama yang masuk adalah barang pertama yang keluar. Konsep lainnya adalah LIFO (Last In First Out) yang cocok untuk barang seperti pasir. Ada juga konsep FEFO (First Expired First Out) yang berlaku untuk barang yang memiliki batas waktu kedaluwarsa, seperti obat-obatan dan makanan. WMS menggunakan barcode atau kode unik untuk mengidentifikasi barang di seluruh cabang, memberikan lokasi dan penempatan barang yang terekam melalui scan barcode. Keuntungan Menggunakan WMS Kecepatan dalam Handling Proses Penerapan WMS meningkatkan kecepatan lead time secara terkomputerisasi, memastikan transaksi dan pergudangan berlangsung cepat dan akurat. Mudah Mengatur Tempat Penyimpanan WMS memudahkan pengaturan lokasi penyimpanan barang, terutama jika menerapkan konsep FIFO. Minimalkan Anggaran Gaji Karyawan Sistem manajemen pergudangan yang tepat membantu meminimalkan anggaran untuk gaji karyawan. Pengurangan Pengeluaran Peralatan WMS terkomputerisasi mengurangi ketergantungan pada peralatan manual, mengurangi pengeluaran untuk pembelian dan pemeliharaan peralatan. Meningkatkan Kinerja Karyawan Dengan manajemen pergudangan yang efisien, kinerja dan produktivitas karyawan dapat meningkat. Meningkatkan Pelayanan Pelanggan WMS merampingkan proses pemesanan dan pengiriman, meningkatkan tingkat pelayanan kepada pelanggan. Proses-Proses Standar dalam WMS Warehouse Receiving and Put Away Proses dimulai saat barang tiba di gudang, diinput dalam sistem untuk memudahkan pembaruan database. Put away adalah proses penempatan barang setelah penerimaan. Dispatching Proses membantu pengeluaran barang dari gudang ke konsumen. Stock Take Proses menyesuaikan stok fisik dan stok di komputer, penting untuk keakuratan inventaris. Reporting Laporan dalam WMS membantu perusahaan membuat keputusan atau kebijakan, menjadi aspek penting dalam manajemen gudang. Warehouse Management System adalah solusi efektif untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja pergudangan. Jika Anda mencari pengelolaan pergudangan yang baik, Shipper dapat membantu Anda dengan stok, pengemasan, dan pengiriman berkualitas dengan harga terjangkau. Optimalkan efisiensi dan kinerja pergudangan Anda dengan Oaktree.id, solusi terbaik Warehouse Management System. Dengan fitur-fitur canggih dan kehandalan sistem, Oaktree.id hadir untuk membantu perusahaan Anda mencapai tingkat operasional yang lebih tinggi. Segera coba demo gratis kami untuk merasakan manfaatnya.

WMS Warehouse dan Manfaatnya bagi Bisnis Read More »

Shipper Artinya Peran dan Tips Penting dalam Pengiriman Kargo

Shipper Artinya: Peran dan Tips Penting dalam Pengiriman Kargo

Siapa sebenarnya yang dimaksud dengan “shipper artinya” di dunia kargo, terutama dalam konteks pelanggan vendor? Istilah ini sering disebut, tetapi apa yang sebenarnya bisa mereka lakukan di ranah pengiriman barang? “Shipper” artinya yang berasal dari bahasa Inggris dan diartikan sebagai “pengirim,” dalam konteks bahasa Indonesia merujuk pada seseorang yang meminta layanan pengiriman melalui ekspedisi atau jasa pengiriman. Meskipun istilah ini kerap disebut dalam dunia logistik, namun, seorang shipper bukanlah pelaku langsung pengiriman. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini bisa disandingkan dengan kurir atau sopir untuk pengiriman besar yang menggunakan truk. Pengertian Shipper Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, “shipper” memiliki arti harfiah sebagai “pengirim” dalam bahasa Indonesia. Kata “pengirim” sendiri bersumber dari kata “kirim,” yang berada dalam kelas nomina atau kata benda, merujuk kepada nama orang, tempat, atau benda lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “pengirim” adalah orang yang mengirim atau orang yang menyuruh untuk menyampaikan. Dengan melihat definisi harfiah dari KBBI, dapat disimpulkan bahwa istilah “shipper” merujuk pada individu yang meminta layanan pengiriman kepada jasa kargo. Orang yang mengirim barang tersebut kemudian dapat disebut sebagai supir atau kurir. Tips Sebelum Mengirim Barang (Pertama Kali) Bagi mereka yang baru pertama kali menjadi shipper atau ingin mengirim barang, ada beberapa tips sederhana untuk memastikan pengalaman pengiriman pertama tidak merepotkan. Pahami Jasa Pengiriman di Indonesia Sebelum mengirim barang, lakukan riset terhadap jasa pengiriman yang tersedia di Indonesia. Cari informasi melalui pencarian daring dengan kata kunci seperti “jasa ekspedisi murah di Indonesia.” Kunjungi situs web masing-masing dan cari produk pengiriman yang sesuai dengan kebutuhan. Kenali Produk dari Setiap Jasa Pengiriman Produk pada jasa pengiriman umumnya mencakup layanan same day service, besok sampai, pengiriman reguler, pengiriman ekonomis, dan pengiriman cargo LTL. Pahami jenis produk ini dan pilih sesuai dengan kebutuhan, apakah Anda memerlukan pengiriman cepat, ekonomis, atau yang lebih santai dengan harga terjangkau. Pelajari Cara Packing Barang Pelajari cara packing barang dengan teliti, sesuai dengan jenis barang yang dikirim. Gunakan material seperti bubble wrap, plastik pembungkus, karton, atau styrofoam untuk barang yang tidak tahan banting. Pastikan tidak ada ruang kosong agar barang tidak goyang atau tumpah. Tulis Alamat Pengiriman dengan Benar Menulis alamat pengiriman yang benar sangat penting. Pastikan barang sampai sesuai dengan alamat yang dicantumkan. Sertakan juga alamat pengirim untuk memudahkan kurir menghubungi jika diperlukan. Cari Pengiriman Terdekat dengan Lokasi Rumah Temukan kantor cabang jasa pengiriman terdekat dengan lokasi rumah. Pilih J&T, SiCepat, JNE, Tiki, atau Pos Indonesia yang berada dalam jarak dekat. Mulailah dengan mengirim barang dari kantor cabang terdekat untuk memahami kebutuhan dan prosedur pengiriman. Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menjalani pengalaman pengiriman barang yang lebih lancar, terutama bagi mereka yang baru pertama kali terlibat dalam proses pengiriman kargo.

Shipper Artinya: Peran dan Tips Penting dalam Pengiriman Kargo Read More »

Scroll to Top