Sebagian besar dari Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah “kurs dollar”. Paling tidak, ketika membaca berita tentang ekonomi, istilah ini seharusnya melintas satu atau dua kali. Namun, beberapa orang mungkin masih belum mengerti apa itu kurs dollar ini.
Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan kurs? Juga, apa saja jenis faktor yang mempengaruhi dan bagaimana cara menghitungnya? Untuk lebih memahami apa itu kurs dan segala hal penting tentangnya, simak penjelasannya berikut ini.
Table of Contents
ToggleApa Itu Kurs?
Pada dasarnya, kurs atau nilai tukar mengacu pada harga atau nilai tukar mata uang suatu negara atau mata uang dengan mata uang atau mata uang negara lain.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami apakah setiap mata uang atau mata uang yang dimiliki suatu negara memang memiliki harga atau nilai yang tidak sama. Artinya, ketika seseorang ingin menukar satu mata uang dengan mata uang lainnya, harganya akan sedikit banyak berbeda.
Nilai tukar memegang peranan yang sangat penting terutama dalam kegiatan ekspor dan impor. Mengacu pada definisi di atas, nilai tukar berperan dalam menampilkan nilai atau harga mata uang berbagai negara. Dengan cara ini, proses transaksi dapat berjalan dengan lancar dan tanpa merugikan semua pihak yang terlibat.
Fungsi penting lainnya dari nilai tukar adalah ketika berada di pasar valas atau valuta asing. Ada yang menyebut pasar ini forex atau mata uang. Dalam dunia pasar valuta asing, proses suatu transaksi atau pertukaran mata uang memiliki harga atau nilai yang telah ditentukan dan disetujui oleh semua pihak terkait.
Harga atau nilai tukar suatu mata uang dapat mengalami 2 hal yaitu, bertambah atau bertambah, terdepresiasi atau berkurang. Ketika apresiasi terjadi, itu berarti nilai mata uang telah meningkat relatif terhadap nilai tukar lainnya. Sedangkan pada saat terdepresiasi, nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain melemah atau menurun. Jadi sudah tahu yah apa itu kurs.
Kurs Dollar ke Rupiah Hari Ini
[currency_bcc type=”auto” w=”0″ h=”0″ c=”2ead87″ fc=”FFFFFF” a=”1″ f=”USD” t=”IDR” g=”on” sh=”off” b=”off” fl=”on” p=”c” cs=”” s=”left” mf=”2″ df=”0″ d=”3″ su=”off” lang=”id-ID”]
[currency_bcc type=”auto” w=”0″ h=”0″ c=”ffffff” fc=”000000″ a=”1″ f=”USD” t=”IDR” g=”on” sh=”off” b=”off” fl=”on” p=”e” cs=”” s=”left” mf=”2″ df=”0″ d=”3″ su=”off” lang=”id-ID”]
3 Jenis Kurs dan Contoh Pertukaran Mata Uang
Sebagian besar dari Anda mungkin hanya memahami bahwa ada 2 jenis nilai tukar yang paling umum digunakan dalam perekonomian internasional. Namun, sebenarnya ada setidaknya 3 jenis nilai tukar yang perlu Anda ketahui dan pahami karena masing-masing jenis tersebut umum digunakan dan umum diterapkan di negara manapun.
Untuk lebih jelasnya, lihat gambaran umum tentang 3 jenis nilai tukar dan contoh nilai tukar.
Kurs Beli
Pada tipe ini, nilai tukar biasanya digunakan oleh bank, pedagang valas atau kantor penukaran mata uang saat membeli mata uang asing. Seperti namanya, jenis nilai tukar ini bisa disebut sebagai harga beli mata uang dan nilainya ditentukan oleh pihak-pihak tersebut.
Dengan kata lain, biaya pembelian ini digunakan untuk membeli mata uang di negara lain dengan mata uang lokal. Artinya, saat membeli mata uang asing di Indonesia, pembayaran dilakukan dalam rupiah.
Misalnya, seorang turis Amerika sedang berlibur di Bali. Berbekal dolar AS, turis tersebut berencana menukarkannya dengan rupiah agar bisa digunakan untuk transaksi di Bali dengan nilai nominal $5.000.
Di penukar, nilai tukar untuk pembelian mata uang yang sesuai adalah 15.000 per dolar AS. Jadi, berdasarkan informasi tersebut, nominal rupiah yang diterima wisatawan adalah sebagai berikut.
$5.000 X 15.000 = Rp65.000.000
Kurs Jual
Nilai jual ini digunakan oleh bank, pedagang valas atau kantor penukaran mata uang untuk menjual mata uang asing mereka. Salah satu contoh penggunaan nilai jual jenis ini adalah penukaran rupiah dengan mata uang negara lain, seperti dolar atau ringgit.
Nilai jual ini digunakan ketika seseorang sedang berlibur di negara lain. Untuk dapat melakukan transaksi di negara ini, seseorang tentunya harus menggunakan mata uang yang berlaku di sana. Ketika Anda bepergian ke Amerika, Anda harus terlebih dahulu menukarkan rupiah ke dolar AS, baik melalui bank, penukaran uang, atau penukaran uang.
Kemudian, contoh perhitungan, dengan nilai tukar 1 dolar AS sama dengan 15 ribu rupiah, Anda ingin menukar 7 juta. Jadi, perhitungan nilai tukar mata uang akan menjadi sebagai berikut.
Rp7.000.000 / 15.000 = $466
Kurs Tengah
Kurs tengah masih jarang dipahami oleh masyarakat. Bahkan, kurs tengah juga berperan penting dalam proses pertukaran mata uang.
Sesuai dengan namanya, kurs tengah adalah kurs yang berada di tengah atau di antara kurs beli dan kurs jual. Kurs tengah dapat diperoleh dengan menjumlahkan kurs bid dan ask kemudian membagi hasilnya dengan 2. Dengan demikian, kurs tengah ini dapat dikatakan tengah dari kedua jenis kurs sebelumnya.
Namun, penggunaan jenis nilai tukar ini mungkin sangat jarang. Kurs tengah biasanya hanya digunakan oleh trader forex untuk mendapatkan keuntungan dari selisih kurs mata uang antara kurs beli dan jual. Hal ini dapat terjadi karena kurs jual seringkali lebih tinggi dari kurs beli.
Berikut ini adalah contoh penghitungan kurs tengah.
Kurs tengah = (kurs beli + kurs jual) / 2
Kurs tengah = (14.000 + 15.000) / 2
Kurs tengah = 14.500
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Uang
Faktor apa saja yang mempengaruhi kurs? Nilai tukar atau kurs tentu akan berubah setiap saat, baik itu meningkat atau menurun. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, antara lain:
- Inflasi
Hal utama yang mempengaruhi inflasi adalah perdagangan internasional, yang juga dapat mengubah nilai mata uang asing. Ketika tingkat inflasi suatu negara tinggi, harga produk di negara itu akan naik, sehingga mengurangi permintaan dan mengurangi aktivitas ekspor, yang secara tidak langsung menurunkan nilai tukar lokal. - Perbedaan suku bunga
Perubahan suku bunga di suatu negara juga akan mempengaruhi aliran modal internasionalnya. Menaikkan suku bunga pemerintah dapat membuat masuknya modal asing untuk memperkuat nilai tukar lokal. - Aktivitas Neraca Pembayaran
Ketika neraca pembayaran aktif, dapat membuat permintaan dari debitur asing dan meningkatkan nilai tukar lokal. Sebaliknya, pada saat neraca pembayaran berada pada posisi pasif, debitur dalam negeri akan menjual seluruh asetnya dengan mata uang asing dan menurunkan nilai mata uang lokal. - Kontrol Pemerintah
Selain itu, kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar, seperti pembatasan impor barang, yang dapat menurunkan permintaan valuta asing. Ketika ini terjadi, mata uang negara akan terapresiasi. Oleh karena itu, pemerintah perlu menempuh kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang lokal. - Ekspektasi
Prakiraan nilai tukar masa depan juga dapat mempengaruhi nilai tukar mereka. Misalnya, ada berita tentang inflasi di suatu negara, sehingga nilai tukar mata uangnya diprediksi akan terdepresiasi. Sebagai tanggapan, tidak sedikit orang yang akan menjual mata uang negara tersebut, sehingga menyebabkan depresiasi di kemudian hari. - Arus keluar modal
Faktor terakhir adalah arus keluar modal, yaitu keluarnya modal atau modal dari negara untuk melunasi hutang atau memenuhi kebutuhan negara. Semakin besar modal ditempatkan, semakin rendah nilai tukar lokal, dan sebaliknya.
Demikian penjelasan mengenai apa itu kurs, jenis-jenisnya, faktor-faktor yang mempengaruhi dan cara penghitungannya. Sering digunakan ketika menjual dan membeli barang antar negara, nilai tukar dapat dikatakan sebagai salah satu komponen terpenting dari suatu perekonomian. Jadi, menjaga stabilitasnya sangat penting untuk memastikan bahwa kurs mata uang lokal tidak kalah dengan kurs mata uang asing.