Oaktree Blog

Pabean

5 Langkah Yang Tepat Mengoptimakan Biaya Kirim

5 Langkah Yang Tepat Mengoptimalkan Biaya Kirim

Perkembangan bisnis pada era sekarang, menuntut setiap perusahaan untuk lebih efisien dalam mengelola operasional, termasuk biaya pengiriman barang. Terutama, di tengah persaingan yang ketat, ongkos kirim bukan hanya sekedar angka saja, tetapi juga faktor yang menentukan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk memiliki strategi pengelolaan biaya pengiriman yang tepat agar tetap kompetitif. Optimasi biaya pengiriman bukan hanya soal menekan pengeluaran, tetapi juga bagaimana menciptakan sistem distribusi yang lebih cepat, transparan, dan dapat diandalkan. Mengapa Biaya Pengiriman Perlu di Optimalkan Biaya pengiriman sering kali menjadi komponen besar dalam struktur operasional bisnis, terutama perusahaan yang bergerak pada bidang e-commerce, manufaktur, atau distribusi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa biaya pengiriman perlu dioptimalkan: 1. Mempengaruhi Margin Keuntungan Salah satu alasan mengapa biaya kirim perlu dilakukan optimalisasi adalah mempengaruhi margin keuntungan. Sebab, setiap rupiah yang digunakan pada untuk pengiriman akan mengurangi laba yang didapat. Dengan demikian, pengoptimalan biaya kirim tidak hanya memastikan profitabilitas perusahaan meningkat. Tetapi, juga memastikan bahwa setiap transaksi akan lebih menguntungkan. 2. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Pengiriman yang cepat dan dengan biaya yang wajar dapat meningkatkan pengalaman pelanggan. Hal ini karena pelanggan merasa dihargai ketika mereka menerima produk dalam waktu yang tepat tanpa terbebani biaya pengiriman yang tinggi. Dengan demikian, biaya pengiriman yang efisien ini akan membantu pelanggan juga merasa bahwa mereka akan mendapatkan nilai lebih dari layanan yang diberikan, yang dapat memperkuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan. 3. Memiliki Daya Saing Yang Tinggi Biaya pengiriman yang terjangkau dan efisien dapat menjadi keunggulan kompetitif. Dalam pasar yang semakin kompetitif, kemampuan untuk menawarkan pengiriman cepat dengan harga yang bersaing memungkinkan perusahaan untuk menarik lebih banyak pelanggan. Selain itu, pengiriman yang lebih cepat dan murah sering menjadi faktor penentu bagi konsumen dalam memilih antara berbagai penyedia produk atau layanan. 4. Mengefisiensikan Operasional Pengoptimalan biaya pengiriman juga berhubungan langsung dengan efisiensi operasional secara keseluruhan. Sehingga nantinya, Pengelolaan logistik akan menjadi lebih baik dengan menggunakan metode yang tepat. Ini membantu perusahaan untuk beroperasi lebih lancar, dengan biaya yang lebih terkendali, dan meningkatkan efektivitas secara keseluruhan. 5. Menurunkan Risiko Biaya Tak Terduga Tanpa pengelolaan biaya pengiriman yang tepat, perusahaan berisiko menghadapi biaya tambahan yang tidak terduga, seperti biaya ekstra untuk pengiriman darurat atau pengembalian barang. Optimisasi biaya pengiriman membantu mengurangi risiko ini dengan meminimalkan pengeluaran yang tidak terduga, meningkatkan prediktabilitas anggaran, dan menjaga keuangan perusahaan tetap stabil. Strategi Pengoptimalan Biaya Kirim Dengan berbagai alasan di atas, untuk mewujudkan biaya pengiriman yang lebih efisien, perusahaan perlu menerapkan strategi yang terencana dan berkelanjutan. Berikut beberapa langkah yang dapat diterapkan oleh perusahaan: 1. Negosiasi Tarif Strategi paling utama yang dapat diterapkan adalah melakukan negosiasi tarif pada layanan ekspedisi. Hal ini sangatlah membantu untuk mendapatkan tarif yang lebih kompetitif, terutama jika perusahaan telah bekerja sama untuk melakukan pengiriman ekspor atau impor barang. Melalui cara inilah, perusahaan dapat memanfaatkan volume pengiriman yang besar untuk memperoleh diskon atau paket tarif khusus yang lebih terjangkau. Negosiasi tarif juga memungkinkan perusahaan untuk mengeksplorasi berbagai opsi pengiriman dan memastikan mereka mendapatkan solusi yang paling hemat biaya sesuai dengan kebutuhan. 2. Konsolidasi Pengiriman Konsolidasi pengiriman merupakan langkah penting dalam mengurangi biaya pengiriman. Dengan menggabungkan beberapa pengiriman dalam satu perjalanan, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan kapasitas pengiriman, yang pada gilirannya mengurangi biaya per unit. Konsolidasi pengiriman juga membantu perusahaan untuk mengurangi frekuensi pengiriman, sehingga menghemat biaya bahan bakar, tenaga kerja, dan waktu operasional. 3. Memilih Metode yang Tepat Pemilihan metode pengiriman yang tepat sangat berpengaruh pada efisiensi biaya. Perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai opsi pengiriman, seperti jalur darat, laut, atau udara, dan memilih yang paling sesuai dengan anggaran dan tenggat waktu. Pengiriman yang lebih lambat dan menggunakan moda transportasi yang lebih murah dapat dipilih untuk barang yang tidak mendesak, sementara pengiriman ekspres bisa digunakan untuk barang yang membutuhkan kecepatan. Penyesuaian metode pengiriman berdasarkan kebutuhan ini akan membantu perusahaan menghemat biaya. 4. Memanfaatkan Software Freight Forwarder Software freight forwarder dapat memberikan kemudahan dalam mengelola pengiriman secara lebih efisien. Dengan memanfaatkan perangkat lunak ini, perusahaan bisa mendapatkan perbandingan harga dari berbagai penyedia layanan ekspedisi, memilih rute pengiriman yang paling hemat, dan melacak status pengiriman secara real-time. Software ini juga dapat mengotomatisasi beberapa proses, yang pada akhirnya mengurangi biaya administrasi dan meningkatkan akurasi serta kecepatan pengolahan pengiriman. 5. Menganalisis Data Pengiriman Menganalisis data pengiriman adalah langkah krusial untuk menemukan peluang efisiensi. Dengan memantau data pengiriman, perusahaan dapat mengidentifikasi tren biaya dan waktu pengiriman, serta menemukan area yang dapat dioptimalkan. Misalnya, analisis dapat menunjukkan pengiriman mana yang paling sering mengalami keterlambatan atau biaya berlebih, sehingga perusahaan dapat mencari solusi untuk memperbaiki proses tersebut. Dengan menggunakan data, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kinerja pengiriman secara keseluruhan. Kesimpulan Mengoptimalkan biaya pengiriman bukan sekadar pilihan, tetapi kebutuhan bagi bisnis modern. Dengan menggunakan strategi yang tepat seperti negosiasi tarif, konsolidasi pengiriman dna pemanfaatan teknologi dapat membantu dalam menghemat budget biaya pengiriman. Namun, strategi manual sering kali membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Disinilah Oaktree hadir sebagai software freight forwarder yang dapat membantu dalam pengelolaan pengiriman barang perusahaan Anda. Terutama Oaktree.id ini dilengkapi dengan berbagai fitur canggih seperti fitur otomatisasi, analisis data, hingga dashboard yang interaktif. Tertarik untuk menggunakannya Oaktree? Yuk hubungi hari ini dan dapatkan demo secara gratis.  

5 Langkah Yang Tepat Mengoptimalkan Biaya Kirim Read More »

Purchase Order

Purchase Order: Cara Mengoptimalkan Alur Distribusi Di Logistik

Dalam dunia logistik dan freight forwarding, kelancaran dokumen menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan transaksi. Setiap proses pengiriman membutuhkan dasar administrasi yang jelas agar barang dapat diproses, dikirim, dan dibayarkan tanpa hambatan. Salah satu dokumen yang memegang peran penting dalam tahap awal transaksi tersebut adalah Purchase Order (PO). Purchase Order berfungsi sebagai kesepakatan resmi antara pembeli dan pemasok sebelum barang diproduksi, dikirim, atau didistribusikan. Melalui dokumen ini, seluruh detail pesanan dicatat secara sistematis, mulai dari jenis barang, jumlah, harga, hingga ketentuan pembayaran. Dengan adanya PO yang jelas, risiko kesalahan komunikasi dapat ditekan dan proses logistik dapat berjalan lebih terarah. Pengertian Purchase Order Purchase Order (PO) adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh pihak pembeli kepada pemasok sebagai bentuk permintaan pembelian barang atau jasa. Dokumen ini memuat rincian pesanan yang telah disepakati dan menjadi acuan utama bagi pemasok untuk memproses permintaan tersebut. Dalam konteks logistik, Purchase Order memiliki peran strategis karena menjadi penghubung antara proses pengadaan, manajemen persediaan, hingga distribusi barang. Daftar pembelian membantu memastikan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan kebutuhan operasional dan rencana distribusi perusahaan. Dengan begitu, setiap tahapan logistik dapat berjalan lebih terkontrol dan terukur. Fungsi Purchase Order Daftar Pembelian bukan sekadar catatan pembelian, melainkan memiliki beberapa fungsi strategis dalam rantai distribusi, yaitu: Mencegah KesalahpahamanDaftar pembelian membantu mengurangi risiko terjadinya kesalahpahaman antara pembeli dan pemasok. Dokumen ini mencatat dengan jelas jenis barang, jumlah, spesifikasi, dan harga yang sudah disepakati. Dengan begitu, kedua pihak memiliki acuan yang sama sehingga proses distribusi bisa berjalan lebih lancar tanpa adanya interpretasi berbeda. Meningkatkan TransparansiDalam rantai distribusi, transparansi menjadi kunci agar setiap tahapan dapat dipantau dengan baik. Purchase Order mempermudah pelacakan alur pengiriman, mulai dari pemesanan hingga barang diterima. Hal ini membuat pihak logistik lebih mudah memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana tanpa ada informasi yang hilang. Mendukung Manajemen KeuanganPurchase Order juga berperan penting dalam pencatatan dan pengelolaan keuangan. Dokumen ini dijadikan referensi untuk menyusun laporan pembelian, mengatur arus kas, serta melakukan rekonsiliasi pembayaran. Dengan adanya PO, perusahaan dapat mengendalikan anggaran dengan lebih efektif sekaligus menjaga ketertiban administrasi. Dasar Hukum yang SahSelain sebagai catatan transaksi, Purchase Order memiliki kekuatan hukum yang dapat melindungi kedua belah pihak. Jika terjadi sengketa atau perbedaan pendapat di kemudian hari, PO dapat dijadikan bukti sah yang memperkuat posisi pembeli maupun pemasok. Dengan demikian, dokumen ini tidak hanya administratif, tetapi juga memberikan kepastian hukum. Komponen Pada Purchase Order Sebuah Daftar Pembelian yang baik harus memuat informasi detail agar valid dan mudah diproses dalam kegiatan distribusi, di antaranya: Nomor Purchase Order Nomor PO berfungsi sebagai identitas unik untuk setiap transaksi pembelian. Dengan adanya nomor ini, perusahaan dapat melacak pesanan dengan mudah serta menghindari risiko duplikasi data. Nomor PO juga memudahkan proses pencatatan dan audit sehingga administrasi logistik menjadi lebih tertata. Informasi Pembeli dan Pemasok Data pembeli dan pemasok harus dicantumkan secara lengkap, termasuk nama perusahaan, alamat, dan kontak resmi. Informasi ini memastikan bahwa pengiriman dilakukan ke pihak yang tepat serta memudahkan komunikasi apabila diperlukan konfirmasi atau penyesuaian pesanan. Detail Barang atau Jasa Bagian ini memuat deskripsi lengkap mengenai barang atau jasa yang dipesan. Informasi seperti jumlah, harga satuan, dan total nilai transaksi harus ditulis secara rinci agar pemasok dapat memproses pesanan dengan tepat. Kejelasan detail juga membantu pembeli dalam melakukan verifikasi saat barang diterima. Tanggal Pemesanan dan Jadwal Pengiriman Pencantuman tanggal pemesanan serta estimasi waktu pengiriman memberikan kepastian dalam perencanaan logistik. Dengan jadwal yang jelas, perusahaan dapat mengatur kapasitas gudang, perencanaan distribusi, serta alur kerja operasional secara lebih efisien. Ketentuan Pembayaran Ketentuan pembayaran menjadi bagian penting dalam Daftar pembelian karena mengatur metode, termin, dan jatuh tempo pembayaran. Kejelasan informasi ini membantu menjaga hubungan bisnis yang sehat serta mencegah potensi perselisihan di kemudian hari. Otorisasi Dokumen Daftar pemeblian perlu mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang agar dapat diproses. Otorisasi ini menunjukkan bahwa pesanan telah melalui prosedur internal perusahaan dan siap dilanjutkan ke tahap pengadaan serta distribusi. Peran Purchase Order Dalam Rantai Logistik Dalam praktiknya, Purchase Order berfungsi sebagai penghubung antara proses perencanaan dan pelaksanaan logistik. PO membantu memastikan bahwa barang yang dipesan benar-benar sesuai dengan kebutuhan operasional, baik dari sisi jumlah maupun waktu pengiriman. Dengan perencanaan yang baik melalui PO, perusahaan dapat menghindari kelebihan stok, kekurangan barang, serta keterlambatan distribusi. Selain itu, Purchase Order juga mendukung koordinasi antar divisi, mulai dari pengadaan, gudang, hingga keuangan. Setiap pihak dapat mengacu pada dokumen yang sama sehingga proses kerja menjadi lebih sinkron dan efisien. Kesimpulan Purchase Order merupakan dokumen fundamental dalam kegiatan logistik dan freight forwarding. Dokumen ini berperan sebagai dasar kesepakatan pembelian, acuan distribusi, serta pendukung pencatatan keuangan perusahaan. Dengan pengelolaan Purchase Order yang terstruktur dan jelas, perusahaan dapat meningkatkan transparansi, mengurangi risiko kesalahan, serta menjaga kelancaran arus barang. Di tengah dinamika industri logistik yang terus berkembang, pemahaman dan pengelolaan Purchase Order yang baik menjadi salah satu kunci untuk menciptakan operasional yang efisien dan kompetitif. Dengan sistem administrasi yang rapi, perusahaan dapat membangun hubungan bisnis yang lebih kuat serta mendukung pertumbuhan jangka panjang secara berkelanjutan.

Purchase Order: Cara Mengoptimalkan Alur Distribusi Di Logistik Read More »

Airway Bill

Airway Bill (AWB): Kunci Utama Dalam Proses Pengiriman Udara

Dalam dunia logistik dan freight forwarding, Airway Bill (AWB) memegang peran krusial sebagai dokumen utama dalam pengiriman kargo udara. Namun, pada praktiknya, banyak proses pengiriman yang mengalami keterlambatan hanya karena administrasi AWB belum terselesaikan dengan baik. Dokumen yang belum disetujui secara lengkap sering kali menjadi penghambat utama sebelum barang dapat diberangkatkan. Di tengah tuntutan kecepatan dan ketepatan, proses administrasi yang masih mengandalkan cara konvensional jelas tidak lagi ideal. Oleh karena itu, pelaku bisnis logistik perlu memahami peran AWB secara menyeluruh agar proses pengiriman dapat berjalan lebih efisien, minim hambatan, dan tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apa Itu Airway Bill? Airway Bill (AWB) adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh maskapai penerbangan atau perusahaan freight forwarding sebagai bukti penerimaan barang untuk pengiriman melalui jalur udara. Dokumen ini memuat informasi penting yang mencakup data pengirim (shipper), penerima (consignee), jenis barang, jumlah, berat, volume, hingga bandara asal dan tujuan. Selain itu, AWB juga mencantumkan detail biaya pengiriman serta syarat dan ketentuan pengangkutan. Setiap informasi yang tertulis di dalam AWB menjadi acuan utama selama proses pengiriman berlangsung. Karena itulah, keakuratan data dan kelengkapan administrasi menjadi faktor penting agar barang dapat dikirim tanpa kendala. Lebih jauh lagi, AWB berfungsi sebagai kontrak pengangkutan antara pengirim dan pihak pengangkut. Artinya, dokumen ini memiliki kekuatan hukum dan dapat dijadikan dasar apabila terjadi permasalahan selama proses pengiriman. Fungsi Airway Bill Airway Bill memiliki beberapa fungsi vital yang menjadikannya dokumen wajib dalam proses logistik: Sebagai Bukti PengirimanAirway Bill berperan sebagai tanda terima resmi dari maskapai bahwa barang telah diterima untuk dikirimkan. Dokumen ini menjadi syarat utama sebelum barang diberangkatkan. Dengan adanya AWB, pengirim memiliki bukti sah yang bisa digunakan jika terjadi permasalahan selama pengiriman. Sebagai Dokumen KontrakAWB juga berfungsi sebagai kontrak antara pengirim dan maskapai. Di dalamnya tercatat hak serta kewajiban kedua belah pihak, termasuk tanggung jawab maskapai jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang. Hal ini membantu melindungi kepentingan pengirim dan penerima selama proses pengiriman. Sebagai Dokumen TrackingNomor unik pada AWB menjadi kunci untuk melacak status barang secara real-time. Dengan nomor ini, perusahaan maupun penerima dapat memantau posisi barang sejak keluar dari gudang hingga tiba di tujuan. Proses ini membantu meningkatkan transparansi dan meminimalkan ketidakpastian. Sebagai Dokumen Bea CukaiAWB juga digunakan sebagai dokumen pendukung dalam proses clearance di bea cukai. Petugas bandara menggunakan informasi dalam dokumen ini untuk memverifikasi detail barang, seperti jenis, jumlah, dan nilai, sebelum barang diizinkan keluar atau masuk negara. Cara Melacak Airway Bill Melacak AWB saat ini semakin mudah berkat digitalisasi hanya perlu memasukkan nomor AWB pada website maskapai: Masukkan Nomor AWBMulailah dengan mengetik nomor AWB pada situs resmi maskapai, freight forwarder, atau aplikasi logistik yang digunakan. Nomor ini berfungsi sebagai identitas unik yang menghubungkan seluruh informasi perjalanan barang. Lihat Status PengirimanSetelah nomor dimasukkan, sistem akan langsung menampilkan status terkini. Status ini bisa menunjukkan barang baru saja di-pick up, sedang transit di bandara, atau sudah menuju ke alamat tujuan. Periksa Lokasi TerbaruInformasi lokasi ditampilkan secara real-time. Hal ini memudahkan pengirim maupun penerima untuk memantau posisi barang pada setiap titik perjalanan sehingga proses distribusi lebih transparan. Cek Estimasi Waktu TibaSelain lokasi, sistem juga memberikan perkiraan waktu kedatangan barang. Estimasi ini membantu penerima mempersiapkan jadwal penerimaan barang agar proses berjalan lancar. Ambil Tindakan Jika Ada KendalaJika terlihat ada keterlambatan atau masalah, segera hubungi pihak logistik atau maskapai. Tindakan cepat akan membantu mencegah pengiriman semakin tertunda. Tantangan Pengelolaan AWB Meskipun penting, proses administrasi AWB masih menghadapi beberapa tantangan: Proses Administrasi yang Memakan Waktu Pengelolaan Airway Bill sering kali melibatkan banyak pihak, mulai dari pengirim, freight forwarder, hingga maskapai penerbangan. Setiap pihak memiliki peran dalam proses persetujuan dan verifikasi dokumen. Akibatnya, jika salah satu tahapan mengalami keterlambatan, maka seluruh proses pengiriman ikut tertunda. Kondisi ini dapat mengganggu jadwal keberangkatan barang, terutama pada pengiriman yang memiliki tenggat waktu ketat. Risiko Kesalahan Pengisian Data Airway Bill memuat banyak informasi penting yang harus diisi dengan tepat. Namun, pengisian data secara manual masih sering menimbulkan kesalahan, seperti salah penulisan nama penerima, perbedaan jumlah atau berat barang, hingga kekeliruan rute pengiriman. Kesalahan kecil ini dapat berdampak besar, mulai dari penahanan barang di bandara, proses pemeriksaan ulang, hingga munculnya biaya tambahan yang tidak direncanakan. Selain itu, koreksi data yang terlambat juga berisiko menurunkan kepercayaan pelanggan. Efisiensi Operasional yang Belum Optimal Penggunaan dokumen fisik dan alur kerja manual membuat proses pengelolaan AWB menjadi kurang fleksibel. Dokumen harus dicetak, dikirim, dan disimpan secara terpisah, sehingga menyulitkan koordinasi antar tim. Kondisi ini tidak hanya memperlambat proses pengiriman, tetapi juga meningkatkan risiko dokumen hilang atau tidak sinkron. Di tengah kebutuhan industri logistik yang menuntut kecepatan dan ketepatan, metode kerja seperti ini sudah tidak lagi efektif dan perlu disederhanakan. Solusi Mempercepat Proses AWB Untuk mengatasi berbagai hambatan dalam pengelolaan Airway Bill, perusahaan logistik perlu menerapkan solusi yang lebih terstruktur dan efisien. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan secara bertahap: Standarisasi Proses Pembuatan Airway Bill Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menyusun standar operasional yang jelas dalam pembuatan AWB. Dengan format dan alur kerja yang seragam, risiko kesalahan pengisian data dapat ditekan sejak awal. Selain itu, standarisasi membantu setiap tim memahami tahapan kerja secara konsisten, sehingga proses pengiriman tidak terhambat oleh perbedaan prosedur antar divisi. Pengelolaan Data Pengiriman Secara Terpusat Mengelola data AWB dalam satu sistem terpusat akan memudahkan koordinasi antara tim operasional, gudang, dan pihak pengangkut. Dengan data yang tersimpan rapi, setiap perubahan informasi dapat langsung diperbarui tanpa harus mengulang proses dari awal. Alur kerja pun menjadi lebih cepat dan transparan. Verifikasi Data Sebelum Proses Pengiriman Sebelum barang diberangkatkan, seluruh informasi dalam AWB perlu melalui tahap verifikasi. Proses ini mencakup pengecekan nama pengirim dan penerima, detail barang, serta rute pengiriman. Dengan verifikasi yang matang, perusahaan dapat menghindari kendala di bandara maupun saat proses clearance, sehingga distribusi berjalan lebih lancar. Pemantauan Status AWB Secara Berkala Pemantauan status AWB secara rutin membantu perusahaan mengetahui posisi dan kondisi pengiriman. Dengan pemantauan yang konsisten, tim logistik dapat segera mengambil tindakan apabila terjadi keterlambatan atau kendala lain. Hal ini sangat penting untuk menjaga ketepatan waktu dalam rantai distribusi. Integrasi AWB dengan Proses Gudang dan Distribusi Agar lebih efisien, AWB sebaiknya terhubung langsung dengan aktivitas gudang

Airway Bill (AWB): Kunci Utama Dalam Proses Pengiriman Udara Read More »

Surat Jalan: Dokumen Wajib Untuk Kelancaran Distribusi Logistik

Surat Jalan: Dokumen Wajib Untuk Kelancaran Distribusi Logistik

Surat jalan adalah dokumen penting dalam logistik dan freight forwarding. Dokumen ini menjadi bukti bahwa barang telah dikirim sekaligus memastikan proses distribusi berjalan sesuai prosedur. Surat jalan juga menjadi acuan bagi pengirim, penerima, dan transporter untuk memeriksa kesesuaian jumlah dan kondisi barang, serta sebagai referensi jika terjadi klaim atau ketidaksesuaian. Di era digital, pengelolaan surat secara manual memakan waktu dan rentan kesalahan seperti salah input atau dokumen hilang. Banyak perusahaan kini beralih ke solusi digital dengan tanda tangan elektronik untuk mempercepat proses, mengurangi risiko, dan menyimpan dokumen secara terpusat. Digitalisasi ini membuat distribusi lebih efisien dan membantu menjaga kepuasan pelanggan. Apa Itu Surat Jalan? Surat jalan (waybill) adalah dokumen resmi yang diterbitkan perusahaan pengirim sebagai bukti pengiriman barang dari gudang ke lokasi tujuan. Dokumen ini memuat informasi penting seperti nama pengirim, penerima, deskripsi barang, jumlah, dan tanggal pengiriman. Surat jalan ditandatangani oleh pengirim, kurir, dan penerima sebagai konfirmasi penerimaan barang sesuai jumlah dan kondisi. Dalam logistik, waybill juga berfungsi sebagai dokumen legal yang dapat dijadikan acuan jika terjadi kehilangan, kerusakan, atau selisih stok. Dengan adanya surat ini, proses distribusi lebih transparan, tertata, dan mengurangi potensi sengketa antara pihak yang terlibat. Fungsi Dari Surat Jalan Surat jalan memiliki beberapa fungsi penting sebagai dokumen resmi untuk pengiriman barang, di antaranya: Bukti Pengiriman BarangWaybill berperan sebagai bukti resmi bahwa barang benar-benar telah dikirim dari gudang ke tujuan. Dokumen ini mempermudah perusahaan membuktikan proses pengiriman jika terjadi sengketa atau klaim. Dokumen Kontrol LogistikWaybill membantu tim logistik memantau pergerakan barang secara sistematis. Dengan dokumen ini, pengiriman dapat dilacak mulai dari titik keberangkatan hingga diterima, sehingga meminimalkan risiko salah kirim atau kehilangan. Referensi Keuangan Dan AuditWaybill menjadi pendukung penting dalam pembuatan invoice dan proses audit. Dokumen ini memastikan jumlah dan jenis barang yang ditagihkan sesuai dengan barang yang dikirim. Menjamin AkuntabilitasTanda tangan pengirim dan penerima pada waybill memastikan semua pihak bertanggung jawab. Hal ini menciptakan transparansi dan mencegah kesalahpahaman terkait kondisi atau jumlah barang yang diterima. Komponen Dalam Surat Jalan Agar surat jalan atau waybill sah dan lengkap, beberapa informasi berikut wajib dicantumkan: Identitas Pengirim & Penerima Surat jalan harus mencantumkan nama perusahaan, alamat lengkap, dan kontak pengirim serta penerima. Informasi ini membantu memastikan barang dikirim ke tujuan yang benar dan meminimalkan risiko salah kirim. Deskripsi Barang Jenis barang, jumlah, dan satuan perlu ditulis secara rinci. Data ini memudahkan petugas logistik memeriksa kesesuaian barang yang dikirim dengan pesanan. Selain itu, deskripsi yang detail membantu penerima memastikan tidak ada barang yang kurang atau tertukar. Nomor Surat Jalan Setiap waybill memiliki nomor unik sebagai identifikasi. Nomor ini memudahkan perusahaan melacak status pengiriman dan mencari dokumen jika dibutuhkan di kemudian hari. Dengan sistem penomoran yang rapi, proses administrasi menjadi lebih efisien. Tanggal Pengiriman Pencantuman tanggal pada surat jalan berfungsi sebagai catatan resmi waktu pengiriman. Hal ini penting untuk memantau durasi perjalanan barang dan memastikan pengiriman sesuai jadwal. Jika ada keterlambatan, tanggal pengiriman dapat dijadikan acuan evaluasi. Tanda Tangan Kolom tanda tangan digunakan sebagai bukti sah bahwa barang telah dikirim oleh pengirim dan diterima oleh penerima. Tanda tangan ini mengonfirmasi bahwa jumlah dan jenis barang sesuai dengan yang tertera di surat jalan, sehingga mengurangi potensi perselisihan. Tantangan Mengelola Surat Jalan Meski penting, pengelolaan surat jalan secara manual memiliki sejumlah kendala: Risiko Hilang Atau RusakKarena berbentuk kertas, surat jalan mudah hilang atau rusak selama proses pengiriman. Hal ini bisa menimbulkan kebingungan dan memperlambat alur distribusi. Proses Tanda Tangan Memakan WaktuJika perlu persetujuan dari banyak pihak, proses tanda tangan bisa menjadi lama. Terlebih bila pihak yang harus menandatangani berada di lokasi yang berbeda, dokumen harus dikirim atau dibawa secara fisik sehingga memperlambat pekerjaan. Kesalahan Penulisan DataPengisian manual meningkatkan risiko salah tulis, seperti jumlah barang atau detail pengiriman. Kesalahan ini dapat menimbulkan masalah pada proses penagihan atau klaim, dan seringkali membutuhkan waktu tambahan untuk perbaikan. Keterlambatan AdministrasiKarena dokumen harus dikumpulkan dan diarsipkan secara fisik, proses administrasi sering tertunda. Hal ini membuat pelacakan dokumen menjadi sulit dan memakan waktu saat diperlukan untuk audit atau pengecekan. Solusi Modern: Digitalisasi Surat Jalan Solusi modern hadir untuk mempercepat proses digitalisasi surat jalan dengan tanda tangan elektronik dari Mekari Sign: Legalitas TerjaminMekari Sign menyediakan tanda tangan digital tersertifikasi PSrE dan e-Meterai resmi dari Peruri. Hal ini memastikan setiap waybill  memiliki kekuatan hukum yang diakui pemerintah. Efisiensi WaktuDokumen dapat ditandatangani secara digital kapan saja dan di mana saja. Proses ini menghilangkan kebutuhan pertemuan tatap muka sehingga pengiriman bisa berjalan lebih cepat. Penghematan Biaya OperasionalTidak perlu lagi mencetak dokumen atau mengeluarkan biaya pengiriman fisik. Semua proses berlangsung secara digital sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan. Penyimpanan CloudSemua surat ini tersimpan secara otomatis di platform cloud yang aman. Dokumen dapat diakses dengan cepat saat dibutuhkan tanpa risiko hilang atau rusak. Kesimpulan Surat jalan adalah dokumen vital dalam dunia logistik yang menjamin kelancaran proses distribusi. Namun, pengelolaan manual sering menjadi hambatan yang menguras waktu dan biaya operasional. Dengan beralih ke solusi digital seperti Mekari Sign, perusahaan dapat menandatangani surat dengan lebih cepat, aman, dan efisien tanpa mengorbankan legalitas. Selain itu, dalam memaksimalkan proses pengelolaan surat dalam dokumentasi pengiriman, Anda dapat menggunakan software freight forwarder dari Oaktree yang dapat membantu Anda dalam mengelola seluruh alur pengiriman. Sebab, sistem langsung menarik data order, membuat surat jalan otomatis, menyimpan dokumen, dan menghubungkannya ke proses tracking.

Surat Jalan: Dokumen Wajib Untuk Kelancaran Distribusi Logistik Read More »

Panduan Lengkap untuk Mendapatkan Certificate of Origin

Dalam pengiriman ekspor impor, terdapat dokumen yang berguna untuk memastikan barang dapat diterima dengan lancar di negara tujuan. Salah satu dokumen penting tersebut adalah Certificate of Origin atau COO. Dokumen ini membuktikan asal barang dan sering menjadi syarat untuk mendapatkan tarif bea masuk yang lebih rendah atau bebas bea. Syarat Untuk Mendapatkan Certificate of Origin Dalam mendapatkan Certificate of Origin (COO), tentunya beberapa dokumen pendukung yang harus dipenuhi. Berikut adalah dokumen-dokumennya: 1. Pemberitahuan Ekspor Barang  Salah satu syarat dalam memperoleh Surat Keterangan Asal atau Certificate of Origin adalah Pemberitahuan Ekspor Barang. Dokumen ini berfungsi sebagai laporan resmi kepada bea cukai terkait barang yang akan dikirim ke luar negeri. 2. Invoice (Faktur Komersial)  Selanjutnya terdapat dokumen invoice (faktur komersial) yang digunakan untuk mencantumkan nilai barang, data penjual dan pembeli, serta detail transaksi. Dokumen ini sangatlah penting dan harus ada pada data COO.  3. Bill of Lading (B/L) atau Air Waybill (AWB) Bill of Lading (B/L) atau Air Waybill (AWB) dalam proses pengajuan Certificate of Origin sangatlah penting, sebab dokumen ini menjadi bukti sah bahwa barang benar-benar telah dikirim dari negara asal ke negara tujuan.  4. Packing List   Packing list juga tak kalah penting, karena di dalamnya terdapat rincian lengkap mengenai barang yang dikirim seperti jumlah kemasan, berat, volume, dan deskripsi barang secara detail. Cara Membuat Certificate of Origin Proses pengajuan Certificate of Origin tentunya memiliki regulasi yang wajib kamu ikuti. Hal bertujuan agar dokumen disetujui dan sah digunakan dalam perdagangan internasional. Namun perlu diketahui, bahwa Setiap negara memiliki aturan masing-masing. Seperti halnya di Indonesia, regulasi COO umumnya mengacu pada peraturan kementrian perdagangan dengan sistem e-SKA. Berikut adalah cara pembuatan pada sistem e-SKA:  1. Registrasi Akun e-SKA Dalam pembuatan certificate of origin, Anda sebagai pihak eksportir dapat mendaftarkan perusahaan terlebih dahulu melalui portal resmi e-SKA (ska.kemendag.go.id). Disini nantinya, Anda dapat mengisi formulir sesuai informasi legal seperti NPWP, NIB, dan dokumen identitas.  2. Verifikasi oleh IPSKA Setelah registrasi, dokumen perusahaan akan diverifikasi oleh IPSKA atau Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal. Melalui prose ini nantinya digunakan untuk memastikan legalitas dan kelayakan perusahaan untuk membuat COO. 3. Buat Permohonan Baru  Setelah berhasil terverifikasi, Anda dapat masuk ke akun e-SKA dengan memilih menu permohonan baru untuk mengajukan pembuatan Certificate of Origin sesuai kebutuhan pengiriman barang misalnya Form D untuk ASEAN, Form E untuk China). 4. Isi Data dan Unggah Dokumen  Selanjutnya Anda dapat mengisi formulir COO dengan data lengkap ekspor seperti deskripsi barang, HS Code, negara tujuan, hingga detail invoice. Pada tahap ini, Anda juga diwajibkan untuk mengunggah dokumen pendukung seperti invoice, packing list, dan bill of lading. 5. Kirim dan Tunggu Persetujuan  Kirim permohonan melalui sistem. Petugas penerbit akan memeriksa data yang kamu kirim. Jika disetujui, COO bisa dicetak, ditandatangani, dan dilegalisasi sebelum dikirim ke pihak buyer. 6. Cetak dan Sahkan SKA   Jika certificate of origin telah disetujui, Anda dapat mencetaknya melalui sistem e-SKA.Dengan menggunakan data-data yang sudah Anda input. Selanjutnya, Anda dapat mencetaknya dan ajukan dokumen tersebut ke instansi penerbit seperti Dinas Perdagangan atau Kadin untuk ditandatangani dan dicap resmi.  Dengan demikian, COO dapat diakui secara legal di negara tujuan dan keperluan bea cukai. Kesimpulan  Pada dasarnya Certificate of Origin (COO) digunakan dalam memastikan asal suatu barang yang diekspor. Untuk mendapatkannya pun, Anda harus memenuhi beberapa syarat dokumen seperti Pemberitahuan Ekspor Barang, Invoice, Bill of Lading (B/L) atau Air Waybill (AWB), dan Packing List.    Di Indonesia, proses pembuatan COO dilakukan dengan menggunakan sistem e-SKA dari kementrian perdagangan dan KADIN (Kamar Dagang Indonesia).    Dengan berbagai dokumen yang harus dikelola penting bagi pihak eksportir untuk melakukan pengelolaan dokumen yang baik.  Oleh karena itu, Oaktree.id dapat sebagai software freight forwarder dapat membantu Anda dalam pengelolaan dokumen dengan fitur jobfile. Selain itu, software freight forwarder juga dapat terintegrasi dengan accurate online yang memudahkan perusahaan Anda dalam mengelola Akuntansi   

Panduan Lengkap untuk Mendapatkan Certificate of Origin Read More »

Manfaat Dalam Melakukan Inventory Management

Manfaat Dalam Melakukan Inventory Management

Pernahkah Anda mengalami penumpukan stok berbulan-bulan, tapi ketika memasuki periode promo, barang favorit pelanggan justru habis? Itu berarti strategi inventory management belumlah tepat. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai inventory management meliputi pengertian, manfaat, dan tips memilihnya. Pengertian Inventory Management  Inventory management adalah sebuah proses yang digunakan oleh perusahaan untuk merencanakan, mengontrol, serta mengoptimalkan stok. Biasanya pengelolaan ini akan digunakan untuk memastikan ketersediaan barang baik itu bahan baku, barang setengah jadi, hingga barang jadi.  Sehingga, dapat disederhanakan bahwa inventory management itu sistem yang digunakan untuk pengelolaan stock dalam menjaga permintaan dan ketersediaan stok pasar.  Dalam memudahkan saat inventory management, biasanya pada prakteknya akan menerapkan beberapa unsur pendukung seperti:  SKU (stock keeping unit) sebagai satuan identifikasi unik. Lead time didefinisikan waktu dari pemesanan sampai barang siap dipakai/jual. Safety stock sebagai buffer untuk meredam variabilitas permintaan dan keterlambatan. Reorder point (ROP) sebagai titik pemesanan ulang agar tidak terjadi stockout. Carrying cost sebagai biaya memegang stok (gudang, asuransi, risiko usang/obsolescence). Namun perlu dipahami, walaupun komponen nya terlihat mirip dengan warehouse management, tetapi inventory management ini akan berfokus pada kebijakan pengendalian stock untuk menjaga ketersediaan barang sesuai kebutuhan bisnis.    Kenapa Penting Melakukan Inventory Management  Inventory management penting karena membantu perusahaan menjaga keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan barang. Berikut adalah manfaatnya:  1. Menjaga arus kas (cash flow) Dengan melakukan inventory management, perusahaan akan dapat menjaga arus kas (cash flow) lebih baik. Hal ini dikarenakan pengelolaan stok yang efisien membantu mencegah pembelian berlebih, mengurangi biaya penyimpanan, serta memastikan barang yang tersedia benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar.  2. Menghemat Biaya Operasional  Karena seluruh stok sudah dikelola dengan efisien, maka juga berguna untuk menghemat biaya operasional, seperti biaya penyimpanan, pembelian berlebih, dan potensi kerugian akibat barang rusak atau kedaluwarsa. 3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan  Selanjutnya, inventory management juga berfungsi dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Sebab, nantinya prose ini akan memastikan ketersediaan barang selalu terjaga maupun meminimalisir keterlambatan atau kehabisan stok. 4. Mengurangi risiko operasional & ketidakpastian Melalui inventory management yang efisien, perusahaan juga dapat mengurangi risiko operasional dan ketidakpastian. Terutama dalam menghadapi fluktuasi permintaan pasar, keterlambatan pasokan, atau perubahan harga bahan baku yang dapat mempengaruhi stabilitas produksi dan penjualan. 5. Menyelaraskan multi-gudang   Tanpa adanya inventory management, itu artinya perusahaan tidak dapat mengintegrasikan data dengan gudang di luar pusat, sehingga koordinasi stok menjadi sulit, proses distribusi melambat, dan risiko kesalahan pencatatan barang semakin tinggi.   Apa Saja Metode Inventory Management?  Dalam menjalankan sistem inventory, terdapat berbagai metode yang dapat digunakan. Berikut adalah metode inventory management: 1. FIFO (First In, First Out) Metode ini akan digunakan untuk mencatat barang yang masuk lebih dikeluarkan terlebih dahulu. Sehingga, sering kali digunakan untuk produk yang memiliki daya simpan yang lama.  Dengan demikian perusahaan dapat menjaga kualitas barang tetap baik, meminimalkan risiko penurunan nilai, serta memastikan rotasi stok berjalan secara optimal. 2. LIFO (Last In, First Out) Selanjutnya terdapat metode LIFO (Last In, First Out), sesuai namanya barang yang akan dikeluarkan terlebih dahulu adalah barang yang masuk terakhir. Hal ini dipertimbangkan karena adanya kemungkinan perubahan harga bahan baku, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan nilai persediaan dengan harga pasar terbaru untuk menjaga stabilitas biaya produksi. 3. FEFO (First Expired, First Out) Terdapat juga metode barang yang keluar terlebih dahulu yaitu barang yang akan segera kadaluarsa, atau yang biasa dikenal dengan FEFO (First Expired, First Out). Metode ini digunakan untuk memastikan produk dengan masa simpan paling pendek dikeluarkan lebih dulu, sehingga kualitas barang tetap terjaga dan tidak menimbulkan kerugian akibat barang rusak atau kedaluwarsa. 4. ABC Analysis Selanjutnya, terdapat metode inventory management yang mengelompokkan barang berdasarkan kode tertentu seperti metode ABC (Always, Better, Control). Metode ini membagi berdasarkan kategori tentu yaitu: A untuk barang dengan nilai tinggi dan perputaran rendah, B untuk barang dengan nilai dan perputaran sedang, C untuk barang dengan nilai rendah namun perputaran tinggi. 5. XYZ Analysis Walaupun terlihat sama seperti ABC Analysis, XYZ Analysis ini akan berfokus pada tingkat kestabilan atau konsistensi permintaan barang. Analisis ini membantu perusahaan mengelompokkan barang berdasarkan pola konsumsi, apakah permintaannya stabil, fluktuatif, atau tidak terduga, sehingga strategi pengadaan dan penyimpanan bisa disesuaikan dengan lebih akurat. 6. EOQ (Economic Order Quantity) Terdapat pula metode inventory management yang dilihat dari penentuan kuantitas pemesanan ekonomis atau EOQ (Economic Order Quantity). Metode ini digunakan untuk menentukan jumlah pemesanan optimal agar biaya persediaan, seperti biaya penyimpanan dan biaya pemesanan, dapat ditekan seminimal mungkin tanpa mengganggu ketersediaan barang. 7. JIT (Just-in-Time) JIT (Just-in-Time) dalam metode inventory management dapat diartikan sebagai sistem pengelolaan persediaan yang memastikan barang atau bahan datang tepat pada waktunya saat dibutuhkan untuk produksi. Tujuannya agar perusahaan tidak perlu menyimpan stok berlebih, sehingga biaya penyimpanan dapat ditekan dan efisiensi operasional meningkat. 8. Days Sales of Inventory (DSI) Selanjutnya terdapat metode Days Sales of Inventory (DSI) dalam inventory management yang digunakan untuk menghitung berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual seluruh persediaannya.  Semakin rendah nilai DSI, semakin cepat perputaran stok, yang menandakan efisiensi tinggi dalam pengelolaan persediaan. Tips Memilih Metode Inventory Management yang Tepat Dengan banyaknya metode inventory management yang digunakan, pastinya membuat Anda bingung dalam memilihnya. Berikut adalah cara memilih metode inventory yang tepat: Pahami jenis produk Tentukan metode berdasarkan karakteristik barang, seperti daya simpan, nilai, dan tingkat permintaan. Sesuaikan dengan skala bisnis Gunakan metode sederhana seperti FIFO atau FEFO untuk bisnis kecil, dan metode kompleks seperti ABC atau EOQ untuk bisnis besar. Perhatikan fluktuasi permintaan Jika permintaan sering berubah, gunakan metode seperti XYZ Analysis agar stok tetap seimbang. Hitung biaya operasional Pilih metode yang membantu menekan biaya penyimpanan dan pemesanan tanpa mengganggu ketersediaan barang. Gunakan software pendukung Implementasikan sistem inventory digital agar pencatatan lebih akurat, terpantau real time, dan mudah dianalisis. Evaluasi secara berkala Lakukan peninjauan rutin terhadap efektivitas metode yang digunakan agar bisa menyesuaikan dengan kondisi bisnis dan pasar terbaru. Oaktree.id: Optimal Pengelolaan Inventory Management Inventory management yang efektif tidak berhenti pada pemilihan metode, tetapi juga pada penerapan sistem yang konsisten dan terintegrasi. Perusahaan perlu memastikan setiap proses, mulai dari pencatatan stok, pemantauan pergerakan barang, hingga evaluasi data dilakukan secara rutin agar pengelolaan persediaan tetap akurat dan efisien.   Namun, jika Anda seorang forwarder tentunya penerapan inventory management saja

Manfaat Dalam Melakukan Inventory Management Read More »

Panduan Lengkap Cara Menghitung Pajak Fright Forwarder (convert.io)

Panduan Lengkap Cara Menghitung Pajak Fright Forwarder

Dalam menciptakan rantai logistik global yang efisien, bisnis freight forwarding memegang peran penting sebagai penghubung antara produsen, pemasok, dan pelanggan di berbagai negara. Sebab, setiap pengiriman yang dilakukan bukan sekedar perpindahan barang saja, tetapi juga soal dokumen seperti biaya pajak. Namun, sering kali pajak dalam freight forwading mendapatkan tantangan tersendiri. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai pajak freight forwarding meliputi pengertian, manfaat, dan jenisnya.   Apa itu Pajak Fright Forwarder? Pajak freight forwarding adalah ketentuan perpajakan yang dikenakan atas jasa pengurusan transportasi/pengiriman barang yang dilakukan oleh forwarder. Biasanya pajak pada Fright Forwarder (FF) ini akan mencakup pengaturan dokumen, koordinasi carrier/trucking/pergudangan, hingga billing kepada klien. Sehingga, dapat disederhanakan bahwa pajak ini mencakup keseluruhan kewajiban perpajakan yang timbul dari aktivitas pengelolaan pengiriman barang, baik secara langusng maupun tidak langsung. Itu artinya, dalam proses logistik biasanya akan terdapat pajak yang mungkin saja timbul seperti PPN atau PPh. Aturan pajak FF ini telah diatur dalam regulasi yang berlaku di Indonesia. Berikut adalah aturan yang mengaturnya:   Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, sebagai dasar regulasi utama pengaturan pengenaan barang dan jasa kena pajak pertambahan nilai, salah satunya jasa freight forwarding. UU No. 36 Tahun 2008, sebagai regulasi utama dasar pengenaan pajak penghasilan, salah satunya dari jasa freight forwarding. Peraturan Menteri Keuangan No.  141/PMK.03/2015, yang menjadi cuan pemotongan PPh Pasal 23 untuk jasa freight forwarding yang dihitung dari nilai jasa yang dibayarkan. PMK No. 71/PMK.03/2022, yang mengatur jenis jasa dikenai PPN dengan tarif tertentu, termasuk jasa pengurusan transportasi yang di dalamnya ada biaya pengiriman. PMK No. 11 Tahun 2025, yang mengatur penetapan tarif PPN khusus untuk jasa freight forwarding terbaru.   Mengapa Freight Forwarder Perlu Memahami Perpajakan    Dalam bisnis logistik, nilai transaksi bisa besar dan melibatkan banyak invoice serta vendor. Sebab, ketika terdapat kesalahan dalam perpajakan bisa saja membuat rekonsiliasi menjadi berantakan atau yang lebih parah saat audit dan menemukan selisih akan menimbulkan sanksi. Selain itu dengan memahami perpajak maka forwarder akan mendapatkan manfaat seperti:   1. Menjaga Margin Keuntungan Dengan FF memahami pajak, pemisahan fee (jasa FF) dan reimbursable/disbursement (biaya pihak ketiga yang diteruskan apa adanya) menjadi jelas. Dengan demikian, adanya perpajakan sangat krusial dalam freight forwarder karena menentukan seberapa besar pendapatan yang benar-benar menjadi keuntungan perusahaan.     2. Melancarkan Cashflow Tak hanya itu saja, ketika perusahaan freight forwarder memahami perpajakan maka cashflow akan menjadi lebih lancar dan terprediksi. Dengan mengetahui kapan waktu penerbitan e-Faktur, saat terutang PPN, maupun kapan klien melakukan pemotongan PPh 23, perusahaan dapat mengatur arus kas masuk dan keluar secara lebih efisien.  Bukti potong pajak yang cepat diterima juga bisa segera dikreditkan dalam pelaporan, sehingga tidak menumpuk menjadi piutang pajak.   3. Menjamin Kepatuhan Dokumen Yang tidak kalah penting, melalui pemahaman pajak perusahaan freight forwarder bisa menjaga rantai dokumen tetap utuh dan bisa ditelusuri. Itu artinya setiap transaksi akan memiliki rekam jejak yang rapi mulai dari SO, job order, hingga e-faktur.  Jenis Pajak Freight Forwarder Dalam penerapannya, jasa freight forwarding akan dikenakan beberapa jenis pajak sesuai dengan transaksi yang dilakukan. Berikut adalah jenisnya: 1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) PPN berlaku atas penyerahan jasa freight forwarding yang dilakukan di dalam daerah pabean Indonesia. Namun, tidak semua biaya menjadi objek PPN. Bila freight forwarder bertindak sebagai principal, seluruh nilai penyerahan jasa yang ditagihkan ke klien merupakan dasar pengenaan pajak.  Sebaliknya, bila hanya sebagai agent, PPN hanya dikenakan atas fee jasa saja. Contoh sederhana: Biaya jasa forwarding: Rp10.000.000 Biaya trucking (reimbursable): Rp5.000.000 → Dasar PPN hanya Rp10.000.000 (bukan total Rp15.000.000). Selain itu, PPN masukan dari vendor seperti trucking atau pergudangan dapat dikreditkan selama faktur pajaknya sesuai dan nama NPWP-nya sama. 2. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23/26 Klien biasanya wajib memotong PPh 23 atas jasa freight forwarding dengan tarif sesuai peraturan terbaru. Pemotongan dilakukan pada saat pembayaran atau saat terutang penghasilan.  Bukti potong ini menjadi piutang pajak bagi perusahaan freight forwarding dan akan dikreditkan saat pelaporan SPT tahunan. Jika klien berasal dari luar negeri dan tidak memiliki NPWP Indonesia, maka berlaku PPh 26, dengan tarif sesuai ketentuan pajak internasional atau perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty) bila ada. 3. Pajak Lain yang Terkait Kadang, freight forwarder juga berurusan dengan biaya pihak ketiga seperti asuransi, fumigasi, stuffing, dan storage. Untuk biaya semacam ini, penting memastikan siapa yang menerbitkan faktur pajak: apakah vendor langsung ke klien, atau melalui freight forwarder sebagai penyalur.  Kesalahan menentukan hal ini bisa membuat laporan pajak tidak sinkron antara faktur keluaran dan masukan. Contoh Perhitungan Pajak Fright Forwarder  Untuk membantu Anda dalam memahaminya, pada artikel ini juga dilengkapi dengan contoh perhitungan pajak. Berikut adalah contoh perhitungannya: 1. Contoh Perhitungan PPN Jasa Freight Forwarding PT Maju Mundur memberikan jasa freight forwarding kepada PT ABC dengan nilai tagihan sebesar Rp20.000.000 (sudah termasuk biaya transportasi).   Langkah Perhitungan: 1. Tentukan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) DPP untuk jasa freight forwarding adalah 10% dari nilai tagihan. DPP = 10% x Rp20.000.000 = Rp2.000.000. 2. Hitung PPN Terutang Tarif PPN yang berlaku saat ini 11%. PPN = 11% x DPP = 11% x Rp2.000.000 = Rp220.000. 3. Atau gunakan tarif efektif Tarif  efektif PPN jasa freight forwarding adalah 1,1% dari nilai tagihan. PPN = 1,1% x Rp20.000.000 = Rp220.000. B. Contoh Perhitungan PPh 23 Jasa Freight Forwarding PT ABC memberikan jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) kepada PT CBA dengan nilai tagihan Rp800.000.000. 1. Perhitungan PPh 23: = Nilai Bruto x Tarif PPh 23 = Rp800.000.000 x 2% = Rp1.6000.000 Jadi, PT CBA  wajib memotong PPh 23 sebesar Rp1.600.000 dari pembayaran kepada PT ABC dan menyetorkan ke kas negara. Dengan catatan  PT ABC harus menerbitkan bukti potong PPh 23 kepada PT CBA  sebagai bukti pemotongan pajak. Checklist Dokumen Pajak Agar dapat membantu dalam proses audit nantinya, perusahaan fright forwarder harus dapat menyiapkan dokumen berikut ini:  Quotation dan kontrak kerja sama Job order dan cost sheet Invoice vendor pihak ketiga e-Faktur keluaran dan masukan Bukti potong PPh 23/26 Bukti bayar dan rekonsiliasi SPT Memahami perpajakan dalam freight forwarder sangatlah krusial. Sebab, akan mencakup pengaturan dokumen, koordinasi, hingga penagihan. Regulasi di Indonesia, seperti UU PPN dan PPh, serta Peraturan Menteri Keuangan, mengatur jenis pajak ini. Tak hanya itu pemahaman perpajakan juga

Panduan Lengkap Cara Menghitung Pajak Fright Forwarder Read More »

Panduan Lengkap Membuat Surat Penerimaan Barang untuk Gudang

Panduan Lengkap Membuat Surat Penerimaan Barang untuk Gudang

Pengelolaan gudang yang efektif tentunya memerlukan elemen pendukung yang terstruktur dengan baik. Salah satunya adalah surat pengiriman barang yang sangat krusial. Hal ini karena, surat tersebut akan menjadi bukti sah bahwa barang yang dikirim telah diterima oleh pihak yang berwenang dengan kondisi yang sesuai dan lengkap. Apa itu Surat Penerimaan Barang Surat penerimaan barang adalah salah satu jenis dokumen yang dirancang untuk menyatakan barang yang dikirim telah diterima oleh pihak penerima yang dalam kondisi baik dan lengkap. Biasanya, surat ini dikeluarkan oleh staf gudang atau logistik perusahaan untuk bukti bahwa barang telah diterima dari pengirim. Dengan demikian, secara sederhana, surat penerimaan barang dapat diartikan sebagai dokumen resmi yang dibuat untuk mencatat dan mengonfirmasi bahwa barang yang dikirim telah diterima dengan baik dan sesuai spesifikasi yang tercantum dalam dokumen pengiriman. Mengapa Surat Penerimaan barang Perlu Dibuat   Pembuatan surat penerimaan barang, pada dasarnya digunakan oleh penerimaa untuk memvalidasi barang telah diterima dari pengirim. Namun, tidak hanya itu saja pembuatan surat ini juga bermanfaat untuk: 1. Memvalidasi Pengiriman Dengan adanya surat peneriman barang, maka barang yang telah diterima akan divalidasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam dokumen pengiriman seperti jumlah, jenis, dan kondisi barang. Sebab, tanpa adanya dokumen ini, barang telah diterima tidak dapat diverifikasi apakah barang telah diterima ataupun tidak. 2. Meningkatkan Pencatatan Stock Barang Selanjutnya, karena barang yang telah diterima akan dicatat, maka itu artinya proses pencatatan inventaris dapat dilakukan dengan akurat dan tepat. Dengan demikian, surat ini akan membantu dalam pengelolaan stok maupun sistem inventaris yang ada. 3. Meningkatkan Keamanan Surat penerimaan barang juga berfungsi dalam menjaga keamanan barang. Sebab, dokumen tersebut digunakan untuk mencatat kondisi barang saat diterima, termasuk apakah ada kerusakan atau kekurangan pada barang yang diterima. 4. Membantu Proses Audit Adanya surat penerimaan barang juga membantu dalam memberikan referensi yang akan berguna untuk proses audit. Hal ini, karena dokumen ini akan diperiksa selama audit dalam memastikan bahwa semua transaksi penerimaan barang tercatat dengan akurat sesuai dengan prosedur yang ada. 5. Meningkatkan Proses Dokumentasi Proses dokumentasi akan meningkat, ketika adanya surat penerimaan barang. Sebab, surat ini tidak hanya mencatata informasi dasar mengenai barang yang diterima, tetapi juga menciptakan sistem data yang terstruktur dalam pengiriman dan penerimaan dokumen. Apa Saja Komponen Utama Dalam Surat Penerimaan Barang Dalam mempermudah pembuatannya, pada surat penerimaan barang tentunya terdapat komponen-komponen utama seperti: 1. Informasi Pengirim dan Penerima Komponen utama yang wajib ada pada surat penerimaan barang adalah informasi pengirim dan penerima wajib ada dengan jelas. Hal ini mampu membantu dalam menghindari kebingungan yang ada. 2. Deskripsi Barang Selain itu, surat penerimaan barang harus mencantumkan deskripsi barang yang diterima, termasuk nama barang, jumlah, ukuran, warna, dan spesifikasi lainnya. Sebab, nantinya akan memudahkan pengecekan barang tersebut apakah telah diterima. 3.Tanggal Penerimaan Komponen selanjutnya adalah terdapat tanggal penerimaan. Sebab, nantinya tanggal ini akan berguna sebagai referensi bagi kedua belah pihak dalam menentukan batas waktu penerimaan barang atau waktu garansi. 4. Kondisi Barang Komponen ini menjadi penting, sebab dengan mengetahui kondisi barang saat diterima, penerima dapat segera mengambil langkah yang diperlukan jika ditemukan kerusakan atau ketidaksesuaian dengan yang tercantum dalam dokumen pengiriman. Cara Membuat Surat Penerimaan Barang Setelah mengetahui komponen-komponen penting dalam surat penerimaan barang, langkah selanjutnya adalah bagaimana menerapkannya pada surat penerimaan barang. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diikuti: 1. Mempersiapkan Format Surat Langkah pertama yang perlu dipersiapkan adalah menyiapkan format (template( surat yang terstruktur, sehingga nantinya dapat dengan mudah untuk digunakan pada pembuatan surat penerimaan barang dikemudian hari. 2. Menuliskan Judul dan Nomer Surat Pada bagian judul, Anda dapat menuliskan dengan jelas “Surat Penerimaan Barang” atau judul yang sesuai dengan konteks penerimaan barang tersebut. Jangan lupa juga untuk menambahkan nomor surat di bagian atas sangat penting untuk mempermudah pelacakan dan pengarsipan surat, terutama jika ada banyak surat penerimaan yang dibuat dalam periode yang sama. 3. Mengisi Identitas Pengirim dan Penerima Surat penerimaan barang harus mencantumkan informasi lengkap tentang pengirim dan penerima. Ini termasuk nama perusahaan atau individu, alamat, nomor kontak, dan informasi lain yang relevan. Identitas pengirim dan penerima yang jelas membantu dalam menghindari kebingungannya jika ada pertanyaan atau masalah terkait pengiriman barang di kemudian hari. 4. Mencatat Detail Barang Yang Diterima Detail barang yang diterima harus dicatat dengan rinci dan lengkap. Ini meliputi nama barang, jumlah, spesifikasi (seperti ukuran atau model), dan kondisi barang pada saat diterima. Pencatatan yang teliti akan membantu memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen pengiriman dan dapat memudahkan pencocokan dengan inventaris gudang. 5. Menuliskan Tanggal Penerimaan Tanggal penerimaan barang harus dicantumkan dengan jelas dalam surat. Hal ini tidak hanya berguna untuk mencatat waktu terjadinya transaksi, tetapi juga untuk keperluan audit dan laporan keuangan. Tanggal ini penting untuk memastikan bahwa semua barang diterima tepat waktu dan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. 6. Tanda Tangan dan Stampel Surat penerimaan barang harus ditandatangani oleh pihak yang menerima barang, dan jika diperlukan, juga oleh pihak pengirim. Sehingga, surat ini nantinya menjadi bukti yang sah bahwa barang-barang telah tercatat dan kondisi yang baik. Selain itu, stempel perusahaan juga dapat ditambahkan untuk meningkatkan keabsahan dokumen. Contoh Surat Penerimaan Barang Agar membantu Anda dalam memahaminya, berikut adalah contoh surat penerimaan barang: PT. ABC INDONESIA Jl. Raya No. 123, Jakarta Telp: (021) 12345678 Email: info@abcindonesia.com Surat Penerimaan Barang Nomor: 001/SPB/ABC/IX/2025 Tanggal: 29 Oktober 2025 Kepada: Nama Pengirim: PT. XYZ Supplier Alamat Pengirim: Jl. Pahlawan No. 45, Bandung Telp: (022) 98765432 Dari: Nama Penerima: Gudang PT. ABC Indonesia Alamat Penerima: Jl. Raya No. 123, Jakarta Telp: (021) 12345678 Deskripsi Barang yang Diterima: Nama Barang: Mesin Fotocopy Jumlah: 5 Unit Ukuran: A3 Kondisi: Baik Nomor Seri: MF12345 Nama Barang: Kertas HVS Jumlah: 200 Rim Ukuran: A4 Kondisi: Baik Tanggal Penerimaan: 29 Oktober 2025 Keterangan: Barang diterima dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Pengiriman Barang (SPB). Tidak ditemukan kerusakan atau kekurangan barang. Penerima: Nama: [Nama Penerima] Tanda Tangan: ___________________ Pengirim: Nama: [Nama Pengirim] Tanda Tangan: ___________________ Oaktree: Bantu Kelola Dokumen Logistik Melalui Jobfile Surat penerimaan barang adalah dokumen yang dirancang sebagai bukti sah bahwa barang yang dikirim telah diterima oleh pihak penerima dalam kondisi yang baik. Namun, bagaimana jika

Panduan Lengkap Membuat Surat Penerimaan Barang untuk Gudang Read More »

Proses Custom Clearance dan Peran Teknologi di Dalamnya

Proses Custom Clearance dan Peran Teknologi di Dalamnya

Blog Oaktree – Bagi bisnis yang bergerak di bidang ekspor dan impor, ada satu rintangan yang pasti dihadapi Custom Clearance. Proses ini sering dianggap sebagai salah satu bagian paling rumit, birokratis, dan memakan waktu dalam rantai pasok global. Salah satu dokumen saja, atau salah interpretasi aturan, bisa membuat barang Anda tertahan berhari-hari (bahkan berminggu-minggu) di pelabuhan. Di era digital saat ini, proses yang dulunya sangat manual ini mulai bertransformasi berkat teknologi. Memahami alur proses custom clearance dan peran teknologi di dalamnya adalah kunci untuk menghindari penundaan yang merugikan. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu proses custom clearance, tahapan penting di dalamnya, dan bagaimana solusi digital freight forwarding seperti Oaktree.id dapat menyederhanakan segalanya untuk Anda. Apa Sebenarnya Proses Custom Clearance Itu? Proses Custom Clearance adalah serangkaian prosedur administrasi dan kepabeanan yang wajib dilalui untuk melepaskan barang impor dari atau mengirim barang ekspor ke luar wilayah pabean suatu negara (dalam hal ini, Indonesia). Tujuan utamanya adalah: Legalitas: Memastikan barang yang masuk/keluar legal dan mematuhi regulasi (bukan barang larangan/pembatasan atau Lartas). Fiskal: Menghitung dan memungut kewajiban negara, seperti Bea Masuk (BM), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penghasilan (PPh Pasal 22). Keamanan & Statistik: Melindungi masyarakat dan mencatat data perdagangan internasional. Proses ini melibatkan otoritas resmi, yaitu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Tahapan Kunci dalam Proses Custom Clearance Impor Meskipun alurnya bisa bervariasi, berikut adalah tahapan umum yang terjadi saat Anda mengimpor barang: 1. Persiapan Dokumen (Pre-Clearance) (H3) Ini adalah fase paling krusial. Kegagalan di sini akan menghentikan seluruh proses. Dokumen yang wajib disiapkan oleh importir atau forwarder Anda meliputi: Commercial Invoice: Faktur komersial dari penjual. Packing List: Daftar rinci isi kemasan. Bill of Lading (B/L) / Air Waybill (AWB): Bukti pengiriman dari maskapai pelayaran atau penerbangan. Polis Asuransi (jika menggunakan CIF). Sertifikat Asal (Certificate of Origin) (jika diperlukan untuk fasilitas bea masuk). Dokumen Lartas/Perizinan (jika barang Anda termasuk barang Lartas, misal: Izin BPOM, SNI, dll). 2. Pengajuan PIB (Pemberitahuan Impor Barang) Importir atau PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan) yang ditunjuk akan mengajukan PIB secara elektronik melalui sistem EDI (Electronic Data Interchange). Pada tahap ini, klasifikasi HS Code (Harmonized System Code) barang ditentukan. Kesalahan penentuan HS Code berakibat fatal pada perbedaan perhitungan pajak. 3. Pembayaran Pajak dan Bea Masuk Setelah PIB diajukan, sistem akan menerbitkan Billing Pajak. Importir wajib membayar total tagihan (Bea Masuk, PPN, PPh) agar proses dapat dilanjutkan. 4. Pemeriksaan Pabean (Jalur Merah, Kuning, Hijau) Ini adalah inti dari clearance. Bea Cukai akan menentukan jalur pemeriksaan: Jalur Hijau: Risiko rendah. Dokumen dianggap sesuai dan barang dapat langsung dikeluarkan tanpa pemeriksaan fisik. Jalur Kuning: Risiko menengah. Hanya pemeriksaan dokumen (verifikasi). Jalur Merah: Risiko tinggi. Dilakukan pemeriksaan fisik barang secara mendalam untuk dicocokkan dengan dokumen PIB. Ini adalah jalur yang paling memakan waktu. 5. Penerbitan SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran Barang) Jika semua dokumen valid, pajak lunas, dan pemeriksaan (jika ada) telah selesai, Bea Cukai akan menerbitkan SPPB. Dokumen ini adalah “tiket” resmi untuk mengeluarkan barang Anda dari pelabuhan atau bandara. Peran Teknologi Mengubah Kerumitan Menjadi Efisiensi Secara tradisional, proses di atas melibatkan tumpukan kertas dan interaksi fisik. Namun, teknologi telah mengubahnya secara drastis: Sistem EDI & Portal INSW: Pengajuan dokumen (PIB/PEB) kini 100% digital melalui portal Indonesia National Single Window (INSW) dan sistem Bea Cukai, mengurangi kebutuhan tatap muka. Platform Digital Terintegrasi: Di sinilah perusahaan freight forwarder modern berperan. Mereka tidak lagi hanya mengangkut, tapi menyediakan dashboard digital. Transparansi & Pelacakan (Tracking): Teknologi memungkinkan Anda melacak status pengiriman DAN status custom clearance secara real-time. Anda tahu persis kapan barang Anda submit PIB, kapan masuk jalur merah, atau kapan SPPB terbit. Otomatisasi Dokumen: Mengurangi human error dalam pengisian dokumen berulang kali. Masalah Timbul Saat Teknologi dan Keahlian Tidak Terpadu Meskipun sistem Bea Cukai sudah digital, masalah tetap muncul jika pihak yang mengurusnya (importir atau forwarder) tidak siap. Masalah utamanya adalah: Keahlian PPJK: Salah menentukan HS Code bisa berujung pada denda (restitusi) atau barang tertahan. Fragmentasi Informasi: Anda harus menelepon forwarder untuk cek status kapal, lalu menelepon PPJK untuk cek status clearance. Tidak ada satu sumber kebenaran. Kurangnya Transparansi: Anda tidak tahu mengapa barang Anda tertahan atau berapa biaya pasti yang harus dibayar. Oaktree.id Solusi Custom Clearance & Freight Forwarding dalam Satu Platform Inilah mengapa Anda membutuhkan mitra yang tidak hanya mengurus pengiriman fisik, tetapi juga menguasai teknologi dan regulasi kepabeanan. Oaktree.id adalah digital freight forwarder yang mengintegrasikan kedua layanan vital ini. Kami bukan hanya memindahkan barang Anda; kami mengurus seluruh prosesnya dari awal hingga akhir, termasuk proses custom clearance yang rumit. Bagaimana Oaktree.id Menyelesaikan Masalah Anda: Layanan PPJK In-house yang Ahli (H3) Tim kami adalah praktisi PPJK berlisensi yang memahami seluk-beluk regulasi dan penentuan HS Code. Kami memastikan dokumen Anda akurat sebelum diajukan untuk meminimalisir risiko Jalur Merah. Platform Teknologi Terpadu (H3) Lupakan menelepon banyak pihak. Dengan Oaktree.id, Anda mendapatkan satu dashboard untuk memantau semuanya. Mulai dari pelacakan kapal (freight forwarding) hingga pembaruan status real-time proses custom clearance Anda. Transparansi Penuh (H3) Platform kami memberikan visibilitas penuh atas status dokumen, progres di Bea Cukai, dan rincian biaya. Tidak ada biaya tersembunyi, tidak ada kebingungan. Solusi End-to-End (H3) Oaktree.id menangani seluruh rantai: mulai dari pickup barang di negara asal, pengiriman laut/udara (freight forwarding), pengurusan custom clearance di Indonesia, hingga pengantaran last-mile ke gudang Anda. Jangan Biarkan Custom Clearance Menghambat Bisnis Anda Proses custom clearance memang kompleks dan penuh aturan. Namun, dengan mitra yang tepat, proses ini bisa berjalan mulus, cepat, dan transparan. Berhenti membuang waktu dan energi untuk mengurus birokrasi yang rumit secara terpisah. Manfaatkan solusi terintegrasi dari Oaktree.id yang menggabungkan keahlian PPJK profesional dengan kecanggihan platform digital freight forwarding. Siap merasakan pengalaman ekspor-impor yang lebih lancar, transparan, dan efisien? Diskusikan kebutuhan pengiriman dan custom clearance Anda dengan tim ahli Oaktree.id hari ini. Dapatkan konsultasi gratis dan penawaran terbaik untuk pengiriman Anda.

Proses Custom Clearance dan Peran Teknologi di Dalamnya Read More »

5 Strategi Mengurangi Biaya Operasional Freight Forwarder

5 Strategi Mengurangi Biaya Operasional Freight Forwarder

Blog Oaktree – Industri freight forwarding dikenal dengan persaingan yang sangat ketat dan margin profit yang tipis. Di tengah tuntutan pelanggan akan kecepatan dan transparansi, biaya operasional yang membengkak seringkali menjadi penghalang utama profitabilitas. Mulai dari proses entri data manual yang berulang, dokumen yang tumpang tindih, hingga kesulitan melacak shipment dan penagihan yang rumit—semua ini berkontribusi pada pemborosan waktu, tenaga, dan tentu saja, uang. Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Artikel ini akan mengulas 5 strategi kunci untuk menekan biaya operasional freight forwarder dan bagaimana software freight forwarding Oaktree.id dapat menjadi solusi terintegrasi Anda. Mengapa Biaya Operasional Freight Forwarder Sering Membengkak? Sebelum masuk ke solusi, kita perlu memahami sumber masalahnya. Biaya operasional di perusahaan freight forwarding seringkali tersembunyi di dalam: Pekerjaan Manual Berulang: Entri data dari sales inquiry, booking, hingga job order sering dilakukan berulang kali di file Excel yang berbeda. Kesalahan Manusia (Human Error): Salah ketik data Bill of Lading (BL), Air Waybill (AWB), atau invoice dapat berakibat fatal, menyebabkan denda dan keterlambatan. Kurangnya Visibilitas: Tim customer service menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menjawab pertanyaan, “Barang saya sudah sampai mana?” Dokumen Tidak Terpusat: Dokumen penting seperti Packing List, Invoice, dan COO tersimpan di email atau folder yang berbeda-beda, menyulitkan pelacakan dan audit. Proses Penagihan Lambat: Rekonsiliasi biaya dan pembuatan invoice yang lambat menghambat arus kas (cash flow) perusahaan. 5 Strategi Efektif Mengurangi Biaya Operasional Freight Forwarder Untuk mengatasi masalah di atas, berikut adalah 5 strategi yang dapat Anda terapkan: 1. Automasi Proses Entri Data dan Job Order Strategi paling fundamental adalah menghentikan entri data manual yang berulang. Setiap job order (pengiriman), baik itu ekspor, impor, laut, atau udara, memiliki alur kerja yang panjang. Solusi: Gunakan sistem yang dapat mengotomatiskan alur ini. Begitu sales inquiry dikonfirmasi, sistem harus dapat secara otomatis membuat Job Order, shipping instruction, hingga memicu tim operasional—semua dalam satu platform. Ini mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk admin data dan meminimalisir human error. 2. Sentralisasi Manajemen Dokumen (e-Filing) Industri forwarding sangat bergantung pada dokumen (BL/AWB, Commercial Invoice, PEB/PIB, DO). Kehilangan atau keterlambatan dokumen dapat menyebabkan biaya demurrage dan detention yang mahal. Solusi: Terapkan sistem e-Filing terpusat. Setiap dokumen yang terkait dengan satu job order harus dapat diunggah dan disimpan dalam satu folder digital. Ini menghemat biaya cetak, biaya kurir dokumen, dan mempercepat proses kepatuhan (compliance) bea cukai. 3. Sediakan Visibilitas Real-Time untuk Pelanggan (Customer Portal) Berapa banyak waktu yang dihabiskan tim customer service Anda untuk menjawab email dan telepon pelanggan yang menanyakan status pengiriman? Ini adalah biaya operasional tersembunyi. Solusi: Sediakan Customer Portal di mana pelanggan dapat login dan melacak status shipment mereka secara mandiri (self-service). Ini secara drastis mengurangi beban kerja tim CS, membiarkan mereka fokus pada masalah yang lebih kompleks. 4. Integrasikan Operasional dengan Keuangan (Billing Akurat) Kesalahan penagihan adalah “kebocoran” profit yang senyap. Lupa menagih biaya tambahan (additional cost) atau salah menghitung rate dapat menggerus keuntungan Anda. Solusi: Gunakan software di mana modul operasional dan modul akuntansi terintegrasi. Setiap biaya yang timbul selama proses shipment (biaya trucking, handling, storage) harus tercatat langsung di job order dan otomatis ditarik saat membuat invoice. Ini mempercepat cash flow dan memastikan tidak ada biaya yang terlewat. 5. Standarisasi Alur Kerja (SOP) Digital Jika setiap staf operasional memiliki “cara kerja” sendiri menggunakan Excel yang berbeda-beda, perusahaan Anda tidak akan pernah efisien. Anda perlu standarisasi. Solusi: Implementasikan satu platform terpadu yang “memaksa” semua tim—dari sales, operasional, finance, hingga customer service—untuk bekerja di alur yang sama. Ini menciptakan proses yang standar, transparan, dan mudah diaudit, mengurangi inefisiensi dan tumpang tindih pekerjaan. Solusi Oaktree.id sebagai Software Freight Forwarding Terintegrasi Menerapkan kelima strategi di atas secara manual sangatlah sulit. Anda memerlukan teknologi yang tepat. Oaktree.id adalah software freight forwarding berbasis cloud yang dirancang khusus untuk mengotomatiskan dan mengintegrasikan seluruh proses bisnis Anda. Bagaimana Oaktree.id membantu Anda mengurangi biaya operasional? Menjawab Strategi 1 (Automasi): Oaktree.id memiliki modul Sales & Operation yang mengalirkan data secara mulus dari Inquiry, Booking Confirmation, hingga Job Order tanpa perlu entri ganda. Menjawab Strategi 2 (Sentralisasi Dokumen): Fitur e-Filing memungkinkan Anda mengunggah dan menyimpan semua dokumen vital (BL, AWB, Invoice, dll.) langsung ke Job Order terkait. Tidak ada lagi dokumen hilang. Menjawab Strategi 3 (Visibilitas): Oaktree.id menyediakan Customer Portal sehingga pelanggan Anda bisa melacak shipment 24/7. Ini membebaskan waktu tim CS Anda. Menjawab Strategi 4 (Billing Akurat): Modul Billing & Accounting terintegrasi penuh dengan modul operasional. Setiap biaya yang dicatat oleh tim ops akan otomatis muncul sebagai draft invoice, memastikan penagihan 100% akurat dan cepat. Menjawab Strategi 5 (Standarisasi): Oaktree.id menyediakan satu platform tunggal untuk semua departemen. Alur kerja menjadi standar, transparan, dan dapat dipantau langsung oleh manajemen melalui dashboard. Di era digital ini, perusahaan freight forwarder tidak bisa lagi mengandalkan cara manual dan spreadsheet yang terpisah-pisah. Biaya operasional yang tinggi akibat inefisiensi, human error, dan proses yang lambat akan terus menggerus profit Anda. Dengan menerapkan 5 strategi automasi, sentralisasi dokumen, visibilitas pelanggan, integrasi billing, dan standarisasi proses Anda dapat secara signifikan menekan biaya dan meningkatkan layanan. Oaktree.id hadir sebagai solusi software freight forwarding lengkap untuk mewujudkan kelima strategi tersebut dalam satu platform yang mudah digunakan. Jangan biarkan biaya operasional membunuh profit Anda. Hubungi tim Oaktree.id hari ini untuk konsultasi dan demo gratis!

5 Strategi Mengurangi Biaya Operasional Freight Forwarder Read More »

Scroll to Top