Oaktree Blog

Logistik

Cara Menghitung Profit per Pengiriman di Bisnis Logistik

Cara Menghitung Profit per Pengiriman di Bisnis Logistik

Blog Oaktree – Dalam industri logistik yang sangat kompetitif dengan margin tipis, pemahaman mendalam tentang cara menghitung profit adalah kunci untuk bertahan dan berkembang. Banyak perusahaan masih mengukur kesehatan finansial hanya dari laporan laba rugi bulanan secara keseluruhan. Meskipun penting, laporan agregat ini sering kali menyembunyikan fakta krusial: tidak semua pengiriman, rute, atau pelanggan memberikan keuntungan yang sama. Beberapa mungkin bahkan merugi tanpa disadari. Mengetahui profitabilitas di level paling granular yaitu per pengiriman bukanlah sebuah kemewahan, melainkan sebuah kebutuhan strategis. Hal ini memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang didukung data, mulai dari penetapan harga hingga optimalisasi rute. Masalahnya, menghitung ini secara akurat adalah tantangan yang kompleks karena sulitnya mengalokasikan semua biaya yang relevan ke satu pengiriman tunggal. Artikel ini akan membedah metodologi yang akurat untuk menghitung profit per pengiriman dan bagaimana teknologi, khususnya software logistik, menjadi kunci untuk mengimplementasikannya secara efisien. Cara Menghitung Profit per Pengiriman Untuk mendapatkan angka profit yang akurat, kita harus membedah setiap komponen pendapatan dan biaya yang terkait dengan satu shipment atau delivery order. 1. Identifikasi Pendapatan per Pengiriman (Revenue per Shipment) Ini adalah komponen yang paling mudah diidentifikasi. Pendapatan adalah total biaya yang Anda kenakan kepada pelanggan untuk satu pengiriman spesifik, setelah dikurangi diskon atau potongan lainnya. Pendapatan = Tarif Pengiriman – Diskon 2. Identifikasi Semua Biaya Langsung (Variable Costs) Biaya langsung adalah semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke satu pengiriman. Jika pengiriman itu tidak ada, biaya ini juga tidak akan muncul. Bahan Bakar (BBM): Alokasi biaya BBM yang dikonsumsi untuk rute pengiriman tersebut. Upah atau Komisi Driver/Kurir: Gaji atau komisi yang dibayarkan untuk menyelesaikan pengiriman tersebut. Biaya Tol, Parkir, dan Retribusi: Semua biaya yang dikeluarkan selama perjalanan. Biaya Penanganan Khusus: Biaya untuk packing ulang, handling material berbahaya, atau asuransi per pengiriman. Biaya Dokumen: Biaya untuk pencetakan surat jalan, DO, atau dokumen lain yang spesifik untuk pengiriman itu. 3. Alokasi Biaya Tidak Langsung (Overhead Costs) Inilah bagian tersulit dan yang paling sering diabaikan. Biaya tidak langsung adalah biaya operasional yang harus tetap dibayar terlepas dari ada atau tidaknya satu pengiriman spesifik. Kunci akurasinya adalah mengalokasikan sebagian kecil dari total biaya ini ke setiap pengiriman secara adil. Contoh Biaya Tidak Langsung: Sewa gudang dan kantor. Gaji staf operasional, administrasi, dan manajemen (non-driver). Biaya depresiasi (penyusutan) armada truk dan peralatan. Asuransi kendaraan dan kargo (tahunan). Biaya pemasaran dan penjualan. Biaya teknologi (langganan software, GPS, dll.). Metode Alokasi: Anda memerlukan sebuah “dasar alokasi” (cost driver) yang logis. Beberapa dasar yang umum digunakan di industri logistik adalah total berat (kg), total volume (CBM), atau total jumlah pengiriman dalam satu bulan. Formula Alokasi Sederhana: Hitung total Biaya Tidak Langsung dalam satu periode (misal: 1 bulan). Hitung total unit dasar alokasi dalam periode yang sama (misal: total CBM semua pengiriman dalam 1 bulan). Hitung Tarif Alokasi per Unit: Tarif Alokasi = Total Biaya Tidak Langsung / Total Unit Dasar Alokasi Hitung Biaya Alokasi untuk Satu Pengiriman: Biaya Alokasi per Pengiriman = Tarif Alokasi * Jumlah Unit Dasar Alokasi Pengiriman Tersebut (H2) Formula Final: Menggabungkan Semuanya Setelah semua komponen teridentifikasi, formula untuk menghitung profit per pengiriman menjadi jelas: Profit per Pengiriman = Pendapatan – (Total Biaya Langsung + Biaya Alokasi Tidak Langsung) Jika hasilnya positif, pengiriman tersebut menguntungkan. Jika negatif, Anda merugi dari pengiriman tersebut. Solusi Otomatisasi Perhitungan dengan Software Logistik Oaktree.id Melakukan perhitungan di atas secara manual menggunakan spreadsheet untuk ratusan atau ribuan pengiriman setiap bulan adalah pekerjaan yang sangat tidak efisien dan rentan terhadap kesalahan fatal. Di sinilah peran teknologi menjadi sangat vital. Solusi software logistik seperti Oaktree.id dirancang untuk mengatasi kompleksitas ini. Pencatatan Data Terpusat: Platform ini mencatat semua data pendapatan dan biaya langsung untuk setiap nomor order secara otomatis dan real-time. Mesin Alokasi Biaya: Oaktree.id dapat dikonfigurasi untuk mengalokasikan biaya tidak langsung secara otomatis berdasarkan aturan dan dasar alokasi yang Anda tentukan. Sistem akan melakukan perhitungan rumit di latar belakang. Laporan Profitabilitas Instan: Anda tidak perlu menunggu akhir bulan untuk mengetahui profitabilitas. Melalui dasbor analitik, Anda bisa langsung melihat laporan profit & loss untuk setiap pengiriman, setiap rute, setiap kendaraan, bahkan setiap pelanggan kapan saja. Dengan Oaktree.id, proses yang tadinya merupakan tugas akuntansi yang rumit berubah menjadi alat bantu keputusan operasional yang dapat diakses seketika. Mengetahui profit per pengiriman secara akurat membuka pintu bagi berbagai keputusan strategis yang dapat meningkatkan margin keuntungan Anda: Penetapan Harga yang Cerdas (Strategic Pricing): Anda dapat menetapkan harga dengan lebih percaya diri karena Anda tahu persis berapa cost floor Anda untuk setiap jenis layanan atau rute. Analisis Profitabilitas Pelanggan: Identifikasi pelanggan mana yang paling menguntungkan dan mana yang justru menggerus margin Anda. Ini bisa menjadi dasar untuk negosiasi ulang tarif atau penyesuaian layanan. Optimalisasi Rute dan Armada: Analisis rute mana yang secara konsisten menghasilkan profit tertinggi. Alokasikan armada terbaik Anda ke rute-rute tersebut dan cari cara untuk mengefisienkan rute yang kurang menguntungkan. Kontrol Biaya yang Efektif: Dengan visibilitas penuh, Anda bisa dengan cepat mengidentifikasi pos-pos biaya yang membengkak dan mengambil tindakan korektif. Tingkatkan Akurasi dan Profitabilitas Bisnis Logistik Anda Di industri logistik modern, asumsi dan intuisi tidak lagi cukup. Perusahaan yang mampu mengukur dan mengelola profitabilitas pada level paling granular akan menjadi pemenangnya. Menghitung profit per pengiriman secara akurat adalah fondasi dari manajemen logistik yang cerdas dan proaktif. Meskipun metodologinya tampak rumit, adopsi teknologi yang tepat seperti software logistik Oaktree.id mengubah tantangan ini menjadi sebuah keunggulan kompetitif, memberikan presisi, kecepatan, dan wawasan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang benar-benar menguntungkan. Jika Anda siap untuk beralih dari perhitungan manual yang rumit ke analisis profitabilitas yang otomatis dan real-time, saatnya untuk mengeksplorasi solusi yang tepat. Pelajari lebih lanjut bagaimana Oaktree.id dapat membantu Anda mengontrol biaya dan memaksimalkan profit di setiap pengiriman. Jadwalkan demo gratis bersama tim ahli kami.

Cara Menghitung Profit per Pengiriman di Bisnis Logistik Read More »

Kupas Tuntas Pentingnya Real-Time Tracking dalam Logistik

Kupas Tuntas Pentingnya Real-Time Tracking dalam Logistik

Blog Oaktree – Di setiap pusat layanan pelanggan di perusahaan ritel, e-commerce, atau logistik, ada satu pertanyaan yang bergema tanpa henti: “Selamat pagi, mau tanya, status kiriman saya sudah sampai mana, ya?”. Pertanyaan ini, yang dikenal dalam industri sebagai WISMO (Where Is My Order?), lebih dari sekadar permintaan informasi. Ia adalah sebuah simptom dari adanya celah komunikasi dan visibilitas dalam proses rantai pasok Anda. Di era ekspektasi instan saat ini, pelanggan tidak hanya membeli produk atau jasa; mereka membeli pengalaman. Dan bagian paling krusial dari pengalaman pasca-pembelian adalah kepastian. Ketidakpastian mengenai lokasi dan estimasi waktu kedatangan paket menciptakan kecemasan, merusak kepercayaan, dan pada akhirnya, membebani sumber daya operasional Anda. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa ketergantungan pada komunikasi manual untuk status pengiriman adalah model yang usang, dan bagaimana adopsi teknologi real-time tracking bukan lagi sebuah kemewahan, melainkan sebuah keharusan strategis. Kesadaran Masalah: Biaya Tersembunyi di Balik Pertanyaan “Paket Saya di Mana?” Setiap panggilan atau email yang menanyakan status kiriman membawa biaya yang sering kali tidak terhitung. Ini bukan hanya tentang waktu yang dihabiskan oleh tim layanan pelanggan, tetapi juga tentang dampak yang lebih luas: Penurunan Produktivitas Tim: Staf layanan pelanggan terjebak dalam tugas reaktif dan repetitif, mengalihkan fokus mereka dari penyelesaian masalah yang lebih kompleks atau aktivitas yang proaktif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Peningkatan Kecemasan Pelanggan: Dalam ‘kegelapan informasi’, pikiran pelanggan cenderung membayangkan skenario terburuk paket hilang, salah alamat, atau penipuan. Kecemasan ini secara langsung mengikis pengalaman positif yang mungkin telah Anda bangun selama proses penjualan. Potensi Reputasi Negatif: Pelanggan yang frustrasi karena sulitnya mendapatkan informasi cenderung menyuarakan kekecewaan mereka di media sosial atau ulasan produk, merusak reputasi merek Anda. Kehilangan Kontrol atas Pengalaman Pelanggan: Momen antara pengiriman barang hingga diterima oleh pelanggan adalah titik kontak krusial. Tanpa visibilitas, Anda menyerahkan kontrol pengalaman merek Anda sepenuhnya kepada pihak ketiga (kurir). Real-Time Tracking: Dari Fitur Tambahan Menjadi Ekspektasi Standar Real-time tracking adalah sistem yang memberikan visibilitas transparan dan berkelanjutan terhadap pergerakan barang dari titik asal hingga tujuan akhir. Ini bukan lagi sekadar fitur “bagus untuk dimiliki”, melainkan telah menjadi ekspektasi dasar dari konsumen modern. Keunggulan dari Sisi Pelanggan Pemberdayaan (Empowerment): Pelanggan dapat secara mandiri memeriksa status kiriman kapan saja, di mana saja, memberi mereka rasa kontrol. Transparansi dan Kepercayaan: Melihat setiap pergerakan paket dari proses sortir di hub hingga dalam perjalanan dengan kurir membangun kepercayaan bahwa proses berjalan semestinya. Manajemen Ekspektasi: Dengan mengetahui estimasi waktu kedatangan yang akurat, pelanggan dapat merencanakan waktu mereka untuk menerima paket. Keunggulan dari Sisi Bisnis Efisiensi Operasional: Secara drastis mengurangi volume pertanyaan WISMO, membebaskan tim layanan pelanggan untuk fokus pada tugas-tugas bernilai tambah. Komunikasi Proaktif: Sistem yang baik dapat secara otomatis mengirimkan notifikasi kepada pelanggan pada setiap tahapan penting (misalnya, “Paket telah dikirim”, “Paket akan diantar hari ini”). Analitik Data: Data pelacakan dapat dianalisis untuk mengukur kinerja mitra kurir, mengidentifikasi rute yang sering mengalami keterlambatan, dan mengoptimalkan operasi logistik di masa depan. Implementasi Praktis dari Alat Sederhana hingga Sistem Terintegrasi Mengadopsi visibilitas real-time dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, tergantung pada skala dan jenis bisnis Anda. Langkah Awal Memanfaatkan Platform Pelacakan Universal Untuk bisnis yang bekerja dengan berbagai mitra kurir, menyediakan satu titik akses pelacakan adalah langkah cerdas dan sederhana untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Daripada membiarkan pelanggan mencari sendiri di situs web kurir yang berbeda, Anda dapat mengarahkan mereka ke portal pelacakan universal yang andal. Gunakan Cek Resi dari Oaktree di https://blog.oaktree.id/cek-resi/ sebagai pusat informasi terpadu bagi pelanggan Anda untuk melacak kiriman dari berbagai ekspedisi di Indonesia. Evolusi Berikutnya Mengadopsi Sistem Manajemen Logistik Profesional Bagi perusahaan yang bergerak di industri logistik, freight forwarding, EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), dan EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara), sekadar melacak resi tidaklah cukup. Anda memerlukan sebuah sistem operasional terpusat yang tidak hanya memberikan visibilitas kepada pelanggan, tetapi juga mengelola seluruh kompleksitas alur kerja internal. Di sinilah peran software freight forwarding serta logistik dari Oaktree.id menjadi krusial. Sistem ini dirancang khusus untuk kebutuhan industri, mengintegrasikan: Manajemen order dan pengiriman. Pembuatan dokumen esensial (seperti Bill of Lading, invoice, packing list). Manajemen keuangan dan penagihan. Dan yang terpenting, modul pelacakan real-time yang terintegrasi, memberikan visibilitas end-to-end baik untuk tim internal maupun untuk klien Anda. Dengan sistem seperti ini, tracking bukan lagi fitur terpisah, melainkan hasil alami dari proses operasional yang terdigitalisasi dan efisien. Mengubah Beban Reaktif Menjadi Keunggulan Proaktif Pertanyaan “Status kiriman di mana?” bukanlah keluhan pelanggan, melainkan sebuah sinyal pasar bahwa bisnis Anda perlu berevolusi. Mengabaikan sinyal ini berarti membiarkan inefisiensi dan kecemasan pelanggan menggerogoti profitabilitas dan loyalitas. Dengan mengadopsi teknologi real-time tracking mulai dari menyediakan alat bantu sederhana hingga mengimplementasikan sistem manajemen logistik yang komprehensif Anda mengubah beban kerja reaktif menjadi sebuah keunggulan kompetitif. Anda tidak hanya menjawab pertanyaan pelanggan; Anda mencegah pertanyaan itu muncul sejak awal dengan memberikan transparansi, kepercayaan, dan pengalaman pasca-pembelian yang superior. Ambil Kendali Penuh atas Operasi Logistik Anda Jika bisnis Anda bergerak di bidang freight forwarding, EMKL, atau EMKU dan siap untuk beralih dari manajemen reaktif ke strategi logistik yang proaktif dan terintegrasi, saatnya untuk mengadopsi teknologi yang tepat. Jelajahi software freight forwarding dan logistik dari Oaktree.id untuk mendigitalkan operasi Anda, meningkatkan efisiensi, dan memberikan visibilitas superior yang diharapkan oleh pelanggan modern Anda. Jadwalkan sesi konsultasi untuk melihat bagaimana kami dapat merevolusi alur kerja Anda.

Kupas Tuntas Pentingnya Real-Time Tracking dalam Logistik Read More »

Perbedaan EMKL dan EMKU Panduan Lengkap untuk Logistik

Perbedaan EMKL dan EMKU: Panduan Lengkap untuk Logistik

Blog Oaktree – Dalam industri logistik dan manajemen rantai pasok Indonesia, istilah EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) dan EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) merupakan terminologi fundamental yang sering dijumpai. Bagi para pemula atau bahkan pelaku bisnis di luar sektor logistik, perbedaan antara EMKL dan EMKU seringkali kabur. Kesalahpahaman ini dapat berakibat pada pemilihan mitra logistik yang tidak tepat, inefisiensi biaya, dan hambatan dalam proses kepabeanan. Secara historis, kedua istilah ini merujuk pada entitas bisnis yang fokus pada pengurusan pengiriman kargo melalui moda transportasi spesifik. EMKL berfokus pada angkutan laut, sementara EMKU pada angkutan udara. Seiring dengan perkembangan regulasi, terutama dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 49 Tahun 2017 (PM 49/2017) tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi, lanskap bisnis ini mengalami perubahan signifikan. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan definitif antara EMKL dan EMKU, menganalisis dasar hukum yang mengaturnya, serta implikasinya bagi bisnis Anda. Definisi dan Dasar Hukum EMKL dan EMKU Perbedaan paling mendasar antara EMKL dan EMKU terletak pada definisi, ruang lingkup operasional, dan payung hukum yang menaunginya. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) EMKL adalah badan usaha yang secara spesifik memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengurusan pengiriman dan penerimaan muatan atau barang melalui transportasi laut. Fokus utama dari EMKL adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan logistik maritim. Kegiatan Inti: Penerimaan (konsolidasi) dan pengiriman kargo Less than Container Load (LCL) atau Full Container Load (FCL). Pengurusan Dokumen Kepabeanan Laut (Pemberitahuan Ekspor Barang/PEB dan Pemberitahuan Impor Barang/PIB). Pemesanan ruang di kapal (space booking). Penerbitan dokumen transportasi seperti Bill of Lading (BL) atau Delivery Order (DO). Pengurusan transportasi dari dan ke pelabuhan (first mile & last mile trucking). Dasar Hukum (Historis): Izin operasional EMKL secara historis diatur secara terpisah dan spesifik untuk angkutan laut. Namun, pasca-regulasi terbaru, izin ini terintegrasi ke dalam izin yang lebih luas. EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) EMKU adalah badan usaha yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengurusan pengiriman dan penerimaan muatan atau barang melalui transportasi udara. Seluruh aktivitasnya terpusat pada logistik kargo udara yang menuntut kecepatan dan ketepatan waktu. Kegiatan Inti: Pengurusan pengiriman kargo udara, baik untuk rute domestik maupun internasional. Pengurusan Dokumen Kepabeanan Udara. Pemesanan ruang kargo di pesawat (space booking). Penerbitan dokumen Air Waybill (AWB). Penanganan kargo di gudang bandara (warehousing dan ground handling). Dasar Hukum (Historis): Sama seperti EMKL, izin EMKU sebelumnya bersifat spesifik untuk moda transportasi udara. Era Baru Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) dan Freight Forwarding Penting untuk dipahami bahwa regulasi modern, khususnya PM 49/2017, telah mengintegrasikan izin-izin spesifik seperti EMKL dan EMKU ke dalam satu izin yang lebih komprehensif, yaitu Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (IUJPT). Badan usaha yang memiliki IUJPT dikenal sebagai JPT atau Freight Forwarder. Sebuah perusahaan JPT (Freight Forwarder) kini secara hukum berwenang untuk mengelola pengiriman barang melalui berbagai moda transportasi (multimoda), baik darat, laut, maupun udara. Oleh karena itu, sebuah freight forwarder dapat menjalankan fungsi EMKL dan EMKU secara bersamaan di bawah satu entitas bisnis. Perbandingan Sistematis EMKL vs EMKU Tabel berikut menyajikan perbandingan langsung untuk mempermudah pemahaman mengenai perbedaan karakteristik operasional keduanya. Aspek EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) Moda Transportasi Laut (Kapal Kargo, Kontainer) Udara (Pesawat Kargo, Belly Cargo) Fokus Utama Volume besar, biaya per unit lebih rendah Kecepatan, transit waktu singkat Jenis Kargo Tipikal Bahan baku, komoditas, barang manufaktur, muatan curah, FCL/LCL. Barang bernilai tinggi, suku cadang, elektronik, farmasi, dokumen penting, kargo yang sensitif waktu. Dokumen Kunci Bill of Lading (BL), Delivery Order (DO) Air Waybill (AWB) Satuan Biaya Berdasarkan volume (CBM) atau berat (Ton), per kontainer. Berdasarkan berat aktual (actual weight) atau berat volumetrik (volumetric weight), mana yang lebih besar. Proses Kepabeanan Terpusat di Pelabuhan Laut. Terpusat di Kawasan Pabean Bandara Udara. Durasi Transit Lebih lama (hitungan hari, minggu, atau bulan). Lebih cepat (hitungan jam atau hari). Analisis dan Implikasi Bisnis Memilih Mitra yang Tepat Meskipun secara legalitas modern sebuah perusahaan JPT bisa melayani keduanya, banyak perusahaan logistik yang tetap memiliki spesialisasi dan keunggulan kompetitif di salah satu bidang. Memahami hal ini krusial dalam memilih mitra logistik. Kapan Anda Membutuhkan Spesialis EMKL? Pilih mitra yang memiliki rekam jejak kuat sebagai EMKL atau spesialisasi di angkutan laut ketika: Volume Pengiriman Besar: Anda mengirimkan barang dalam jumlah besar yang paling efisien diangkut menggunakan kontainer. Biaya Menjadi Prioritas Utama: Angkutan laut secara signifikan lebih ekonomis untuk kargo bervolume besar dan tidak sensitif terhadap waktu. Jenis Barang Tidak Mendesak: Produk Anda memiliki siklus hidup yang panjang dan tidak memerlukan pengiriman cepat, seperti bahan mentah industri, furnitur, atau otomotif. Kapan Anda Membutuhkan Spesialis EMKU? Fokus pada penyedia jasa dengan keahlian EMKU atau angkutan udara ketika: Kecepatan adalah Segalanya: Produk Anda harus segera sampai ke tujuan, misalnya untuk menghindari keterlambatan produksi (suku cadang mesin) atau karena produk bersifat mudah rusak (perishable goods). Nilai Barang Sangat Tinggi: Mengirimkan barang mewah, komponen elektronik canggih, atau produk farmasi melalui udara dapat mengurangi risiko kerusakan dan pencurian selama transit yang panjang. Lokasi Tujuan Sulit Dijangkau Laut: Beberapa lokasi daratan (landlocked) lebih efisien dijangkau melalui hub bandara terdekat. Tantangan dan Prospek di Era Digital Digitalisasi menjadi tantangan sekaligus peluang. Perusahaan JPT modern tidak lagi hanya menjual jasa pengurusan transportasi, tetapi juga solusi teknologi. Platform digital memungkinkan pelacakan kargo secara real-time, pengurusan dokumen elektronik, dan analisis data untuk optimalisasi rute dan biaya. Perusahaan yang gagal beradaptasi dengan teknologi ini, baik yang berlatar belakang EMKL maupun EMKU, akan kehilangan daya saing. Dari Spesialisasi Moda ke Solusi Logistik Terintegrasi Perbedaan antara EMKL dan EMKU berakar pada moda transportasi yang dilayani: laut untuk EMKL dan udara untuk EMKU. Perbedaan ini berdampak pada segala aspek operasional, mulai dari jenis kargo, struktur biaya, hingga durasi pengiriman. Namun, dalam konteks regulasi dan industri modern, pemisahan ini telah melebur ke dalam konsep Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) atau Freight Forwarding yang bersifat multimoda. Meskipun demikian, spesialisasi dan keahlian mendalam pada salah satu moda tetap menjadi nilai jual utama bagi banyak penyedia jasa. Rekomendasi strategis bagi pelaku bisnis adalah untuk tidak hanya melihat izin legal sebuah perusahaan logistik, tetapi juga menganalisis rekam jejak, spesialisasi, jaringan, dan adopsi teknologi mereka. Pilihlah mitra yang kapabilitasnya paling sesuai dengan karakteristik produk, prioritas biaya,

Perbedaan EMKL dan EMKU: Panduan Lengkap untuk Logistik Read More »

7 Tanda Bisnis EMKL Boros Biaya Akibat Manual

7 Tanda Bisnis EMKL Boros Biaya Akibat Manual

Blog Oaktree – Bisnis Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau freight forwarding adalah bisnis tentang presisi, kecepatan, dan kepercayaan. Klien mempercayakan barang bernilai jutaan hingga miliaran rupiah pada Anda, berharap prosesnya berjalan mulus dari titik A ke titik B. Namun, di balik layar, banyak perusahaan EMKL masih beroperasi dalam kekacauan senyap: tumpukan kertas, spreadsheet yang tak terhitung jumlahnya, dan dering telepon tanpa henti. Jika pemandangan ini terasa familiar, Anda tidak sendirian. Namun, ketergantungan pada proses manual bukan lagi sekadar “cara kerja lama” di era digital ini, itu adalah sebuah penyakit yang secara aktif menggerogoti profitabilitas dan menghambat pertumbuhan bisnis Anda. Saatnya mendiagnosis apakah bisnis Anda terjangkit penyakit ini. Mengapa “Cara Lama” Tidak Lagi Cukup di Era Digital Logistik? Kompetisi di industri logistik semakin ketat. Klien kini menuntut lebih dari sekadar pengiriman tepat waktu; mereka menuntut transparansi, pembaruan status real-time, dan kecepatan respons. Mengandalkan tenaga manusia untuk melacak, menginput, dan melaporkan setiap detail dari puluhan job order secara bersamaan tidak lagi efisien. Ini bukan hanya tentang bekerja lebih keras, tetapi tentang bekerja lebih cerdas. 7 Tanda Peringatan Bisnis EMKL Anda Butuh Digitalisasi Berikut adalah tujuh gejala utama yang menunjukkan bahwa proses manual sedang membebani bisnis EMKL Anda dan membuatnya boros biaya. 1. Pembuatan Job Order dan Penawaran Masih Mengandalkan Spreadsheet Setiap kali ada permintaan baru, staf Anda membuka file template di Excel, menyalin data dari email, mengisi detail secara manual, lalu menyimpannya dengan nama file baru. Proses ini diulang puluhan kali setiap hari. Gejala Boros Biaya: Proses yang lambat ini menciptakan human error (salah ketik nama klien, harga, atau detail layanan), inkonsistensi data, dan yang paling krusial, memperlambat waktu respons pembuatan penawaran. Keterlambatan beberapa jam saja bisa berarti kehilangan pekerjaan karena direbut oleh kompetitor yang lebih cepat. 2. Pelacakan Status Kontainer Membutuhkan Panggilan Telepon Berkali-kali Klien bertanya, “Kontainer saya sudah sampai mana?” Untuk menjawabnya, staf operasional Anda harus menelepon pihak pelayaran, depo, atau supir truk. Satu pertanyaan sederhana bisa memicu serangkaian panggilan telepon yang memakan waktu 15-30 menit. Gejala Boros Biaya: Waktu produktif tim operasional Anda habis hanya untuk aktivitas pelacakan reaktif, bukan untuk perencanaan proaktif. Selain itu, ketidakmampuan memberikan jawaban instan kepada klien membuat bisnis Anda terlihat kurang profesional dan dapat mengurangi kepercayaan mereka. 3. Proses Invoicing Lambat dan Rentan Kesalahan Sebuah job order sudah selesai, barang sudah diterima klien, tetapi proses penagihan (invoice) baru dibuat seminggu kemudian. Mengapa? Karena tim keuangan harus mengumpulkan semua dokumen (DO, surat jalan, bukti pengeluaran) dan merekonsiliasi biaya secara manual. Gejala Boros Biaya: Ini adalah masalah serius bagi arus kas (cash flow). Semakin lama Anda menagih, semakin lama Anda dibayar. Proses manual juga berisiko ada biaya-biaya tambahan (seperti demurrage atau storage) yang terlewat untuk ditagihkan ke klien, yang berarti Anda menanggung kerugian langsung. 4. Laporan Operasional dan Keuangan Dibuat Berhari-hari Manajemen meminta laporan profitabilitas bulanan atau laporan jumlah pengiriman per klien. Tim Anda membutuhkan waktu 2-3 hari untuk mengumpulkan data dari berbagai spreadsheet, catatan manual, dan laporan keuangan untuk menyajikannya dalam satu laporan utuh. Gejala Boros Biaya: Pengambilan keputusan strategis menjadi lambat dan didasarkan pada data yang sudah usang. Anda tidak bisa melihat performa bisnis secara real-time untuk merespons dinamika pasar dengan cepat. 5. Koordinasi Tim Internal Tersebar di WhatsApp dan Email Instruksi penting dari tim sales ke tim operasional, atau pembaruan dari tim lapangan ke kantor pusat, semuanya terjadi di grup WhatsApp atau utas email yang panjang. Gejala Boros Biaya: Informasi krusial mudah terkubur dan terlewat. Miskomunikasi ini dapat menyebabkan kesalahan eksekusi di lapangan (misalnya, salah jadwal stuffing atau salah alamat tujuan), yang berujung pada biaya pengerjaan ulang dan kekecewaan klien. 6. Kesulitan Menghitung Profitabilitas per Job Order Saat ditanya, “Berapa keuntungan bersih dari pengiriman untuk Klien X bulan lalu?”, jawaban yang didapat seringkali hanya estimasi kasar. Sulit untuk melacak semua komponen pendapatan dan biaya (biaya pelayaran, THC, LSS, biaya truk, dll.) untuk setiap pekerjaan secara akurat. Gejala Boros Biaya: Anda tidak tahu pelanggan, layanan, atau rute mana yang paling menguntungkan. Bisa jadi Anda sibuk mengerjakan banyak pekerjaan yang marginnya sangat tipis atau bahkan merugi tanpa Anda sadari. 7. Arsip Dokumen Fisik (DO, B/L, Invoice) yang Menumpuk Kantor Anda dipenuhi oleh lemari arsip berisi ribuan dokumen kertas. Mencari satu Bill of Lading (B/L) dari pengiriman enam bulan lalu terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Gejala Boros Biaya: Risiko kehilangan dokumen vital sangat tinggi. Kehilangan B/L asli bisa menyebabkan masalah besar dalam pelepasan kargo. Selain itu, biaya untuk ruang penyimpanan, kertas, dan printer terus berjalan setiap bulan. Solusi Modern untuk Bisnis EMKL Modern dengan Oaktree.id Jika Anda mengenali sebagian besar tanda di atas, inilah saatnya untuk berhenti menambal kebocoran dan mulai membangun fondasi yang baru. Pekerjaan manual adalah sumber pemborosan yang harus dihilangkan. Solusinya adalah digitalisasi operasional dengan platform yang dirancang khusus untuk industri ini. Oaktree.id adalah software EMKL dan freight forwarding berbasis cloud yang mengintegrasikan seluruh alur kerja bisnis Anda dalam satu platform yang mudah digunakan. Oaktree.id secara langsung memecahkan setiap masalah yang disebabkan oleh proses manual. Manajemen Job Order Terpusat: Buat penawaran dan job order dalam hitungan menit, bukan jam. Semua data tersimpan rapi dan terstandarisasi. Monitoring & Tracking Real-time: Lacak status setiap pengiriman dan kontainer langsung dari dashboard, berikan jawaban instan kepada klien. Invoicing Otomatis & Akurat: Hasilkan invoice secara otomatis begitu pekerjaan selesai, dengan semua komponen biaya sudah terekam. Percepat siklus kas Anda. Dashboard & Laporan Instan: Dapatkan laporan operasional, keuangan, dan profitabilitas per job order kapan saja hanya dengan beberapa klik. Platform Terintegrasi untuk Tim: Semua komunikasi dan pembaruan terkait pekerjaan tercatat dalam sistem, menghilangkan risiko miskomunikasi. Digitalisasi Dokumen: Unggah dan simpan semua dokumen penting secara digital, aman, dan mudah dicari. Tinggalkan Cara Lama, Bawa Bisnis EMKL Anda ke Level Berikutnya Berinvestasi dalam teknologi bukan lagi sebuah kemewahan, melainkan sebuah keharusan untuk bertahan dan berkembang di industri logistik. Berhentilah membiarkan proses manual menggerus profit dan menghabiskan waktu berharga tim Anda. Jadwalkan demo gratis Oaktree.id hari ini dan lihat sendiri bagaimana teknologi dapat menyederhanakan kompleksitas bisnis logistik Anda, meningkatkan efisiensi, dan mendorong profitabilitas ke tingkat yang lebih tinggi.

7 Tanda Bisnis EMKL Boros Biaya Akibat Manual Read More »

Software Distribusi

Cross Docking: Pengertian dan Cara kerjanya

Istilah cross docking, pastinya tidak asing Anda dengar. Terutama bagi industri yang memiliki gudang penyimpanan. Hal ini, dikarenakan proses cross docking dapat mengoptimalkan alur distribusi barang dengan cara yang efisien. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai cross docking. Apa Sebenarnya Cross-docking itu? Cross-docking adalah proses logistik yang melibatkan pemindahan barang langsung dari kendaraan pengangkut yang datang ke kendaraan pengiriman yang akan membawa barang ke tujuan akhir, tanpa melalui proses penyimpanan terlebih dahulu di gudang. Sehingga, metode ini sering kali digunakan untuk mempercepat aliran barang, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk distribusi, dan mengurangi biaya penyimpanan. Dengan demikian, secara sederhana cross docking dapat diartikan pemangkasan untuk mengurangi waktu dan sentuhan manusia terhadap barang yang ingin dikirimkan.   Bagaimana Cara Kerja Cross-docking di Warehouse? Pada dasarnya, cross-docking hanya melibatkan pemindahan barang dari kendaraan pengangkut yang datang langsung ke kendaraan pengiriman yang akan membawa barang ke tujuan akhir, tanpa melalui penyimpanan dalam gudang. Namun, secara nyata proses ini masih perlu langkah-langkah seperti berikut: 1. Penerimaan Barang (Inbound) Truk dari pemasok atau pabrik tiba di pintu penerimaan (inbound dock) yang telah dijadwalkan. Begitu barang diturunkan, proses identifikasi langsung dilakukan, biasanya dengan memindai barcode atau RFID untuk mencocokkan data dengan pesanan pembelian (purchase order) yang ada di sistem. 2. Penyortiran dan Konsolidasi Setelah diidentifikasi, barang tidak diletakkan di rak penyimpanan. Sebaliknya, barang segera dipindahkan ke area transit pusat di dalam gudang. Di sinilah “keajaiban” terjadi, ketia barang disortir berdasarkan tujuan pengiriman akhir. Produk dari beberapa pemasok yang berbeda dapat dikonsolidasikan menjadi satu pengiriman tunggal untuk satu toko atau pelanggan. 3. Pemuatan dan Pengiriman (Outbound) Barang yang telah disortir dan dikonsolidasikan kemudian langsung dipindahkan ke pintu keluar (outbound dock), di mana truk pengiriman telah siap menunggu. Barang dimuat dan segera diberangkatkan ke tujuan akhir. Kunci dari keseluruhan proses ini adalah kecepatan, akurasi, dan koordinasi. Keuntungan Utama Penerapan Cross-docking Dengan mengimplementasikan cross-docking, Anda dapat menghemat biaya secara signifikan. Tak hanya itu saja, penggunaan metode ini juga memberikan keuntungan seperti: 1. Mengurangi Biaya Operasional Secara Drastis Dengan menghilangkan kebutuhan untuk penyimpanan barang yang lama di gudang, biaya penyimpanan dan pengelolaan inventaris dapat berkurang. Hal ini juga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja yang mengelola stok dalam gudang, yang secara langsung menurunkan biaya operasional. 2. Mempercepat Waktu Pengiriman Ke Pelanggan Proses cross-docking memungkinkan barang dipindahkan langsung dari pemasok ke kendaraan pengiriman tanpa penundaan di gudang. Ini mempercepat aliran barang dan mengurangi waktu tunggu, sehingga pelanggan menerima produk lebih cepat, yang sangat penting dalam memenuhi ekspektasi pelanggan di pasar yang kompetitif. 3. Mengurangi Risiko Kerusakan Barang Karena barang tidak perlu disimpan dalam gudang untuk waktu yang lama, risiko kerusakan akibat penumpukan atau penanganan yang berlebihan dapat diminimalkan. Proses yang lebih cepat dan langsung mengurangi potensi kerusakan pada produk, terutama untuk barang yang mudah rusak atau sensitif. Tantangan Implementasi Cross-docking   Meskipun cross docking menawarkan banyak keuntungan, mengimplementasikan  metode ini memiliki berbagai tantangan seperti:  1. Koordinasi Tingkat Tinggi Dibutuhkan sinkronisasi yang nyaris sempurna antara jadwal kedatangan pemasok (inbound) dan jadwal keberangkatan transportasi (outbound). 2. Kebutuhan Visibilitas Real-time Tanpa sistem yang mampu memberikan informasi akurat dan real-time mengenai kapan barang akan tiba, berapa jumlahnya, dan kapan harus dikirim, seluruh alur kerja bisa menjadi kacau. 3. Tidak Cocok untuk Semua Produk Metode ini paling ideal untuk produk dengan permintaan yang stabil dan dapat diprediksi. Produk yang membutuhkan inspeksi kualitas mendalam atau memiliki permintaan yang fluktuatif mungkin kurang cocok. Oaktree.id: Bantu Optimalkan Pengelolaan Pengiriman  Untuk mengatasi tantangan koordinasi dan visibilitas tersebut, software freight forwarder modern hadir sebagai solusinya. Platform canggih ini dirancang untuk menghadirkan sistem distribusi yang membantu mengoptimalkan aliran barang, mempercepat proses pengiriman, dan meningkatkan kolaborasi antar berbagai pihak yang terlibat, mulai dari pemasok, operator gudang, hingga pengangkut.  Siap untuk mengubah sistem distribution dan pengiriman menjadi lebih efisien? Yuk gunakan  Oaktree sekarang juga

Cross Docking: Pengertian dan Cara kerjanya Read More »

Surat Perintah Kerja (SPK) dalam Bisnis beserta Contohnya

Surat Perintah Kerja (SPK) dalam Bisnis beserta Contohnya

Blog Oaktree – Dalam setiap proyek atau pekerjaan yang terstruktur, komunikasi yang jelas dan terdokumentasi adalah kunci. Bayangkan sebuah tim yang mulai bekerja tanpa arahan tertulis—risiko miskomunikasi, salah paham, atau bahkan sengketa di kemudian hari akan sangat tinggi. Di sinilah Surat Perintah Kerja (SPK) hadir sebagai instrumen vital. Lebih dari sekadar dokumen formal, SPK adalah fondasi yang memastikan setiap tugas, tanggung jawab, dan kesepakatan tertulis dan disepakati oleh kedua belah pihak. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk SPK, mulai dari definisi, komponen, hingga contoh penerapannya, khususnya dalam industri yang dinamis seperti logistik. Apa Itu Surat Perintah Kerja? Surat Perintah Kerja (SPK) atau sering disebut juga Work Order, adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh satu pihak (pemberi kerja) kepada pihak lain (penerima kerja) untuk memberikan instruksi atau perintah agar melaksanakan suatu pekerjaan atau proyek tertentu. SPK berfungsi sebagai landasan hukum yang mengikat, merinci hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta menjadi acuan dalam penyelesaian pekerjaan. Secara esensial, SPK memiliki beberapa fungsi utama: Legitimasi dan Otorisasi: SPK memberikan persetujuan atau otorisasi resmi untuk memulai suatu kegiatan atau proyek. Dokumentasi dan Akuntabilitas: Dokumen ini mencatat rincian pekerjaan, anggaran, dan waktu pelaksanaan, menjadikannya bukti yang sah jika terjadi perselisihan. Kejelasan Instruksi: Dengan SPK, tidak ada lagi keraguan tentang apa yang harus dikerjakan, bagaimana caranya, dan kapan harus selesai. SPK vs Surat Tugas, Apa sih Bedanya? Meski sering dianggap sama, SPK dan Surat Tugas memiliki perbedaan mendasar dalam konteks dan fungsinya. Memahami perbedaannya sangat penting untuk penggunaan yang tepat dalam perusahaan. Perbedaan Surat Perintah Kerja (SPK) Surat Tugas Fokus Utama Pelaksanaan suatu proyek atau pekerjaan spesifik yang biasanya melibatkan pihak eksternal (vendor, kontraktor, dll.). SPK lebih berorientasi pada hasil dan output yang terukur. Penugasan individu atau tim internal untuk menjalankan suatu kegiatan atau misi. Sifatnya lebih ke instruksi administratif. Sifat Dokumen Bersifat kontraktual dan mengikat secara hukum. Seringkali menjadi lampiran dari kontrak yang lebih besar. Bersifat instruktif dan administratif. Umumnya digunakan untuk penugasan dinas, rapat, atau kunjungan kerja. Ruang Lingkup Mengatur detail teknis, nilai proyek, dan sistem pembayaran. Contoh: pembangunan gedung, pengangkutan barang, atau jasa IT. Memberikan detail waktu, tempat, dan tujuan tugas. Contoh: menghadiri seminar, mengurus dokumen di kantor cabang, atau inspeksi lapangan. Dengan demikian, SPK memiliki bobot hukum yang lebih kuat karena mengatur hubungan kerja yang bersifat transaksional dan berjangka panjang, seringkali dengan pihak di luar perusahaan. Komponen Penting dalam Surat Perintah Kerja Agar SPK berfungsi efektif, ada beberapa elemen kunci yang wajib disertakan. Kelengkapan ini memastikan tidak ada detail yang terlewat dan meminimalisir risiko kesalahpahaman. Kop Surat: Berisi logo dan identitas resmi perusahaan pemberi kerja (nama, alamat, kontak). Nomor dan Judul Surat: Nomor unik untuk pengarsipan dan judul yang jelas, misalnya “Surat Perintah Kerja No. 012/SPK/V/2025”. Tanggal Penerbitan: Menunjukkan kapan surat dikeluarkan. Identitas Para Pihak: Mencantumkan informasi lengkap pemberi kerja (nama, jabatan) dan penerima kerja (nama perusahaan/individu, alamat, dan jabatan). Dasar Hukum/Referensi: Jika SPK merupakan tindak lanjut dari dokumen lain (misalnya, surat penawaran atau berita acara lelang), cantumkan referensinya. Uraian Pekerjaan: Ini adalah bagian terpenting. Uraikan secara rinci dan spesifik pekerjaan yang harus dilakukan, termasuk spesifikasi teknis, volume, dan standar kualitas. Semakin detail, semakin baik. Waktu Pelaksanaan: Tentukan dengan jelas tanggal mulai, durasi, dan tanggal target penyelesaian. Nilai Pekerjaan dan Pembayaran: Cantumkan biaya total pekerjaan, skema pembayaran (misalnya, termin, uang muka, pelunasan), dan syarat-syarat terkait. Hak dan Kewajiban: Jelaskan hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk klausul tentang denda keterlambatan, garansi, atau sanksi. Tanda Tangan dan Stempel: Pengesahan oleh pihak-pihak yang berwenang, lengkap dengan materai sebagai kekuatan hukum. Surat Perintah Kerja di Industri Logistik Industri logistik dan freight forwarding adalah salah satu sektor yang sangat bergantung pada SPK. Setiap pergerakan barang, mulai dari pengambilan hingga pengiriman, memerlukan otorisasi yang jelas. Contoh Kasus: PT. Andalan Trans (Pemberi Kerja) membutuhkan jasa PT. Kargo Cepat (Penerima Kerja) untuk mengirimkan 500 peti kemas berisi produk elektronik dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dalam kasus ini, PT. Andalan Trans akan mengeluarkan SPK kepada PT. Kargo Cepat. Berikut adalah gambaran isi SPK-nya: Elemen SPK Detail dalam Kasus Ini Uraian Pekerjaan Pengangkutan 500 peti kemas (ukuran 20 kaki) elektronik dari Gudang A, Jakarta Utara, ke Gudang B, Surabaya. Spesifikasi Barang Jenis: Elektronik (TV, AC, Kulkas). Volume: 500 peti kemas. Keterangan khusus: Barang pecah belah, butuh penanganan khusus. Waktu Pelaksanaan Tanggal mulai: 1 Oktober 2025. Waktu selesai: 15 Oktober 2025. Total durasi: 15 hari. Rute dan Pengangkutan Rute: Jakarta – Surabaya. Moda Transportasi: Kapal Kargo. Nomor kapal dan jadwal keberangkatan terlampir. Nilai & Pembayaran Total nilai pekerjaan: Rp 500.000.000. Skema pembayaran: Uang muka 30% saat SPK ditandatangani, pelunasan 70% setelah Berita Acara Serah Terima (BAST) pekerjaan ditandatangani. SPK ini menjadi bukti otentik bahwa PT. Kargo Cepat telah diberi wewenang untuk mengambil dan mengangkut barang tersebut. SPK ini juga berfungsi sebagai referensi bagi tim di lapangan untuk memastikan barang yang diangkut sudah sesuai dan tidak ada kesalahan. [KOP SURAT PERUSAHAAN] [Nama Perusahaan Anda] [Alamat Lengkap Perusahaan] [Nomor Telepon] | [Email] | [Website] SURAT PERINTAH KERJA (SPK) Nomor: [Nomor Surat/SPK]/[Kode Divisi]/[Bulan (Romawi)]/[Tahun] Tanggal: [Tanggal, Bulan, Tahun] I. DATA PEMBERI KERJA Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama: [Nama Lengkap Penanggung Jawab] Jabatan: [Jabatan di Perusahaan] Perusahaan: [Nama Perusahaan Pemberi Kerja] Alamat: [Alamat Lengkap Perusahaan Pemberi Kerja] Telepon: [Nomor Telepon Kantor] Email: [Email Perusahaan] (Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA) II. DATA PENERIMA KERJA Memberikan perintah kerja kepada: Nama Perusahaan/Individu: [Nama Perusahaan/Individu Penerima Kerja] Penanggung Jawab: [Nama Lengkap Penanggung Jawab Penerima Kerja] Jabatan: [Jabatan di Perusahaan Penerima Kerja] Alamat: [Alamat Lengkap Perusahaan/Individu Penerima Kerja] Telepon: [Nomor Telepon] Email: [Email] (Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA) III. DETAIL PEKERJAAN Dengan ini PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA untuk melaksanakan pekerjaan dengan rincian sebagai berikut: Jenis Pekerjaan: [Jelaskan jenis pekerjaan secara spesifik, contoh: Jasa Pengiriman Barang, Pembangunan Gudang, atau Jasa IT Support]. Uraian Pekerjaan: [Jelaskan secara detail apa saja yang harus dikerjakan. Cantumkan spesifikasi, volume, atau standar kualitas yang dibutuhkan. Contoh: “Melakukan pengiriman 500 peti kemas berisi produk elektronik dari gudang Jakarta ke Surabaya, termasuk proses loading dan unloading.”] Lokasi Pelaksanaan: [Tuliskan lokasi di mana pekerjaan akan dilakukan. Contoh: “Gudang PT. ABC, Jakarta Utara”

Surat Perintah Kerja (SPK) dalam Bisnis beserta Contohnya Read More »

Avarage Inventory

Average Inventory: Pengertian dan Manfaatnya

Salah satu aspek terpenting dalam manajemen inventaris adalah pengelolaan stok gudang yang efisien, agar barang selalu tersedia dengan stabil tanpa kekurangan atau kelebihan.  Dengan demikian, average inventory dapat dijadikan indikator penting dalam menilai efektivitas strategi pengendalian persediaan. Berikut adalah pembahasan lebih detail mengenai average inventory lebih lanjut. Apa itu Average Inventory? Average inventory adalah sebuah nilai rata-rata inventaris secara menyeluruh yang dimiliki oleh perusahaan dalam periode tertentu. Biasanya average inventory ini dihitung pada saat perusahaan ingin mengetahui tingkat rata-rata persediaan dalam satu periode akuntansi, misalnya bulanan, kuartalan, atau tahunan.  Perhitungan ini dilakukan dengan menjumlahkan nilai persediaan awal periode dengan persediaan akhir periode, kemudian membaginya dengan dua. Anggap saja, cara ini seperti untuk mengukur tingkat rata-rata persediaan yang benar-bener tersedia pada gudang selama periode tertentu. Dengan begitu, perusahaan dapat menggambarkan stock secara realistis dan menghindari bias antara persediaan yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Mengapa Average Inventory Sangatlah Krusial dalam Sebuah Bisnis? Mengetahui jumlah rata-rata inventory bukan hanya sekedar perhitungan akuntansi biaya. Tapi indikator ini memiliki  berbagai manfaat pada bisnis Anda khususnya yang telah memiliki warehouse maupun gudang berikut adalah manfaat utamanya: 1. Mencegah Kerugian Akibat Overstock Dengan menggunakan metode average inventory maka bisnis akan dapat mencegah kerugian akibat adanya overstock. Hal ini karena perhitungan rata-rata persediaan membantu bisnis menjaga jumlah stok tetap proporsional dengan kebutuhan pasar.  Dengan stok yang terkendali, risiko kerugian akan berkurang, baik dari sisi biaya penyimpanan yang terlalu tinggi, potensi kerusakan barang, maupun menurunnya nilai produk akibat kedaluwarsa. 2. Menghindari Kehilangan Penjualan Akibat Stockout  Jika tanpa melihat rata-rata inventory, maka  penjualan akan akan berakibat mengalami risiko stockout. Dengan demikian, nantinya akan dapat mengganggu kelancaran operasional, menurun kepuasan pelanggan dan berpotensi kehilangan pendapat.  Oleh karena itu, penting untuk selalu memantau dan mengelola tingkat persediaan dengan baik agar dapat memenuhi permintaan pasar secara tepat waktu dan efisien. 3. Menjadi Dasar Metrik Penting Lainnya Angka average inventory adalah komponen kunci untuk menghitung rasio keuangan vital lainnya, terutama Inventory Turnover Ratio (Rasio Perputaran Persediaan). Rasio ini mengukur seberapa efisien perusahaan menjual dan mengisi kembali stoknya. 4. Meningkatkan Efisiensi Modal Kerja Dengan menjaga tingkat persediaan rata-rata yang optimal, Anda memastikan bahwa uang perusahaan digunakan secara efisien untuk mendorong pertumbuhan, bukan tertidur di rak-rak gudang. Rumus dan Cara Praktis Menghitung Average Inventory Agar Anda lebih memahami tentang Average Inventory. Berikut adalah cara perhitungan dasar yang tepat: Anda bisa menggunakan rumus standar berikut yang diterima secara luas: Average Inventory = (Stok Awal + Stok Akhir) / 2 Stok Awal (Beginning Inventory): Nilai atau jumlah inventaris pada awal periode. Stok Akhir (Ending Inventory): Nilai atau jumlah inventaris pada akhir periode yang sama. Studi Kasus: Perhitungan di Gudang Ritel “Maju Mundur Elektronik” Untuk membantu Anda dalam mengerti perhitungan dasar tersebut. Anda dapat melihat studi kasus “Maju Mundur Elektronik” untuk mengevaluasi manajemen inventaris pada tanggal 1 Juli  – 30 September) Cek Nilai Stok Awal: Pada tanggal 1 Juli, nilai total inventaris di gudang mereka adalah Rp 400.000.000. Cek Nilai Stok Akhir: Pada tanggal 30 September, setelah penjualan dan penambahan stok, nilai total inventaris mereka adalah Rp 320.000.000. Masukkan ke Dalam Rumus: Average Inventory = (Rp 400.000.000 + Rp 320.000.000) / 2 Average Inventory = Rp 720.000.000 / 2 Average Inventory = Rp 360.000.000 Hasil: Selama Kuartal ke-3, “Maju Mundur Elektronik” rata-rata menyimpan inventaris senilai Rp 360.000.000. Data ini kini bisa mereka gunakan untuk analisis lebih lanjut. Tantangan Nyata di Balik Perhitungan Manual Melihat contoh di atas mungkin terasa mudah. Namun, bagi bisnis yang terus berkembang, proses manual menyimpan beberapa tantangan serius: 1. Rentan terhadap Human Error Salah memasukkan satu angka saja dapat mengacaukan seluruh analisis Anda, yang berujung pada pengambilan keputusan yang keliru. 2. Tidak Efisien untuk Skala Besar Bayangkan jika Anda memiliki ratusan atau ribuan SKU (Stock Keeping Units). Menghitungnya satu per satu secara manual akan membuang waktu dan tenaga yang sangat berharga. 3. Data yang Didapat Tidak Real-time Perhitungan manual biasanya dilakukan secara periodik (misalnya, sebulan sekali). Anda tidak mendapatkan gambaran instan tentang kondisi inventaris Anda, padahal kondisi pasar bisa berubah dengan cepat. Oaktree.id: Solusi Cerdas Optimalkan Pengelolaan Stok Gudang Memahami average inventory adalah hal krusial bagi bisnis, sebab hal ini berkaitan dengan manajemen stok yang sehat dan efisien. Namun, di era digital ini, mengandalkan perhitungan manual sama dengan membiarkan bisnis Anda berjalan lebih lambat. Oleh karena itu, kami sebagai software freight forwarder modern menawarkan solusi untuk mempermudah dan mempercepat proses perhitungan inventory Anda. Dengan solusi Warehouse Management System (WMS) yang kami sediakan, Anda dapat mengelola stok barang dengan lebih cerdas dan efisien. Jika Anda ingin mulai mengoptimalkan pengelolaan stok yang lebih modern software warehouse management sistem dari Oaktree.id dan rasakan kemudahan dalam mengelola stok secara otomatis.  

Average Inventory: Pengertian dan Manfaatnya Read More »

Memahami Perbedaan Freight Forwarding vs Logistik

Memahami Perbedaan Freight Forwarding vs Logistik

Blog Oaktree – Di dunia bisnis global, istilah freight forwarding dan logistik sering kali digunakan secara bergantian. Namun, keduanya memiliki peran yang berbeda dan krusial dalam rantai pasok. Memahami perbedaan freight forwarding dan logistik dapat membantu Anda memilih mitra yang tepat dan mengoptimalkan efisiensi operasional. Apa Itu Freight Forwarding? Secara sederhana, freight forwarding adalah jasa perantara yang bertugas mengatur pengiriman barang atas nama eksportir atau importir. Perusahaan freight forwarder adalah “agen perjalanan” untuk kargo Anda. Mereka tidak memiliki armada kapal, pesawat, atau truk sendiri. Tugas utama mereka adalah: Perencanaan Rute: Mencari rute terbaik dan moda transportasi yang paling efisien (darat, laut, udara) untuk mengirim barang. Negosiasi Harga: Menghubungi berbagai maskapai, pelayaran, atau perusahaan trucking untuk mendapatkan harga dan slot pengiriman terbaik. Manajemen Dokumen: Mengurus semua dokumen rumit yang diperlukan, seperti Bill of Lading, Airway Bill, faktur komersial, dan dokumen bea cukai. Koordinasi: Bertindak sebagai jembatan antara pengirim, penerima, dan pihak ketiga lainnya (misalnya, otoritas pelabuhan atau bea cukai). Fokus utama freight forwarder adalah memastikan kargo berpindah dari satu titik ke titik lain dengan lancar dan sesuai regulasi. Apa Itu Logistik? Logistik memiliki cakupan yang jauh lebih luas daripada freight forwarding. Logistik adalah proses komprehensif yang mengelola seluruh aliran barang, informasi, dan sumber daya dari titik asal hingga titik konsumsi. Ini mencakup perencanaan, implementasi, dan pengendalian yang efisien. Perusahaan logistik bertanggung jawab atas keseluruhan rantai pasok, termasuk: Manajemen Gudang: Penyimpanan barang, picking, dan packing. Manajemen Inventaris: Mengatur stok barang agar tidak kelebihan atau kekurangan. Transportasi: Merencanakan dan mengelola pengiriman barang, sering kali dengan armada milik sendiri. Distribusi: Memastikan barang sampai ke tangan konsumen akhir (sering disebut last-mile delivery). Logistik Terbalik (Reverse Logistics): Mengurus pengembalian barang. Singkatnya, jika freight forwarding adalah bagian dari pergerakan barang, maka logistik adalah gambaran besarnya. Freight forwarding bisa menjadi salah satu layanan yang ditawarkan oleh perusahaan logistik, tetapi logistik tidak terbatas pada pengiriman saja. Aspek Freight Forwarding Logistik Fokus Utama Pengaturan dan koordinasi pengiriman barang (Transportasi) Manajemen seluruh aliran barang dan informasi (Rantai Pasok) Cakupan Titik ke titik (A ke B) Rantai pasok end-to-end (hulu ke hilir) Aset Umumnya tidak memiliki aset transportasi (kapital ringan) Sering memiliki aset seperti gudang dan armada truk Tugas Kunci Negosiasi rute, manajemen dokumen, bea cukai Manajemen gudang, inventaris, distribusi, dan transportasi Sederhanakan Bisnis Anda dengan Software Freight Forwarding Oaktree.id Baik Anda berfokus pada perbedaan freight forwarding maupun logistik, mengelola semua proses secara manual bisa sangat melelahkan dan rentan kesalahan. Dokumentasi yang menumpuk, pelacakan yang tidak efisien, dan koordinasi yang rumit adalah masalah umum. Oaktree.id hadir dengan software freight forwarding yang dirancang khusus untuk menyederhanakan operasional Anda. Dengan sistem kami, Anda bisa: Otomatisasi Dokumen: Buat Bill of Lading, faktur, dan dokumen lainnya dalam hitungan detik. Pelacakan Real-time: Pantau status kargo dan pergerakan kontainer kapan saja, di mana saja. Manajemen Keuangan: Lacak biaya dan profitabilitas setiap pengiriman dengan mudah. Integrasi Data: Hubungkan seluruh alur kerja Anda, dari EMKL, EMKU, hingga distribusi, dalam satu platform terpadu. Tinggalkan cara-cara lama yang tidak efisien. Alihkan fokus Anda dari pekerjaan administratif ke pertumbuhan bisnis. Mulai sekarang, sederhanakan dan tingkatkan efisiensi bisnis Anda bersama Oaktree.id. Hubungi kami untuk mendapatkan demo gratis dan rasakan sendiri perbedaannya!

Memahami Perbedaan Freight Forwarding vs Logistik Read More »

Solusi Distribusi untuk Efisiensi Bisnis Contoh & Studi Kasus

Solusi Distribusi untuk Efisiensi Bisnis [+ Contoh & Studi Kasus]

Blog Oaktree – Dalam rantai pasok (supply chain), distribusi memegang peran vital sebagai jembatan antara produsen dan konsumen. Tanpa proses distribusi yang efektif, barang yang sudah diproduksi dengan baik dapat terlambat sampai, menumpuk di gudang, atau bahkan rusak sebelum sampai ke tangan pembeli. Solusi distribusi hadir untuk memastikan proses pengiriman barang lebih cepat, tepat, dan efisien. Dengan strategi dan teknologi yang tepat, distribusi tidak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga meningkatkan kepuasan pelanggan. Apa Itu Solusi Distribusi? Solusi distribusi adalah serangkaian strategi, metode, dan teknologi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pengiriman barang dari produsen ke konsumen atau titik penjualan. Solusi ini mencakup manajemen gudang, perencanaan rute, pelacakan pengiriman, hingga sistem pencatatan yang terintegrasi. Tujuan dan Manfaat Solusi Distribusi Tujuan Manfaat Mempercepat aliran barang Mengurangi waktu pengiriman ke pelanggan Mengoptimalkan rute distribusi Menghemat biaya bahan bakar dan tenaga kerja Meminimalkan kesalahan pengiriman Mengurangi retur barang Meningkatkan transparansi Memudahkan pelacakan status pengiriman Meningkatkan kepuasan pelanggan Membentuk loyalitas konsumen Jenis Solusi Distribusi Ada 3 jenis solusi dalam distribusi, antara lain: 1. Distribusi Langsung Produsen mengirim barang langsung ke konsumen tanpa perantara. Kelebihan: Waktu lebih singkat, kontrol penuh pada proses pengiriman. Kekurangan: Membutuhkan biaya logistik lebih besar jika skala besar. 2. Distribusi Tidak Langsung Melibatkan perantara seperti distributor, agen, atau retailer. Kelebihan: Menjangkau pasar lebih luas, mengurangi beban logistik produsen. Kekurangan: Kontrol kualitas dan waktu pengiriman lebih terbatas. 3. Distribusi Fisik Terpadu Menggabungkan teknologi digital dengan pengelolaan fisik, seperti Warehouse Management System (WMS) dan Transport Management System (TMS). Komponen Penting dalam Solusi Distribusi Modern Manajemen Gudang (Warehouse Management)Mengatur penempatan barang, stok, dan pengambilan (picking) agar proses lebih efisien. Perencanaan Rute (Route Planning)Menggunakan software untuk menentukan jalur tercepat dan termurah. Pelacakan Real-TimeMemanfaatkan GPS dan sistem pelaporan otomatis. Analisis Kinerja DistribusiMenggunakan data untuk mengevaluasi kecepatan, biaya, dan kualitas pengiriman. Rumus Perhitungan Efisiensi Distribusi Salah satu indikator yang umum digunakan adalah Order Fulfillment Cycle Time (OFCT): OFCT = Jumlah Pesanan yang Dipenuhi / Total Waktu Pemenuhan Pesanan​ Semakin rendah nilai OFCT, semakin efisien proses distribusi Anda. Studi Kasus: Peningkatan Efisiensi Distribusi di Perusahaan FMCG Situasi Awal:Sebuah perusahaan FMCG mengalami keterlambatan pengiriman hingga 30% dari total pesanan. Hal ini disebabkan oleh rute yang tidak optimal dan manajemen stok manual. Solusi yang Diterapkan: Implementasi sistem manajemen gudang berbasis cloud. Otomatisasi perencanaan rute menggunakan software distribusi. Pelacakan real-time untuk armada pengiriman. Hasil: Waktu pengiriman berkurang 25%. Biaya logistik turun 15%. Tingkat kepuasan pelanggan meningkat signifikan. Tips Memilih Solusi Distribusi yang Tepat Sesuaikan dengan skala dan kompleksitas bisnis. Pilih sistem yang terintegrasi antara gudang, armada, dan penjualan. Pastikan software mendukung pelacakan real-time. Pilih vendor yang memiliki dukungan teknis dan training. Solusi distribusi bukan hanya soal mengirim barang dari titik A ke titik B. Ini adalah sistem terintegrasi yang mencakup perencanaan, pengelolaan, pelacakan, dan evaluasi proses distribusi. Dengan solusi yang tepat, bisnis dapat mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, dan membangun loyalitas pelanggan. Jika Anda ingin mengoptimalkan distribusi dengan sistem yang modern, gunakan Software Freight Forwarding dan Distribusi dari Oaktree.id. Dengan fitur lengkap mulai dari manajemen gudang hingga pelacakan real-time, Oaktree.id dapat menjadi mitra strategis untuk memastikan distribusi Anda tepat waktu, hemat biaya, dan transparan.

Solusi Distribusi untuk Efisiensi Bisnis [+ Contoh & Studi Kasus] Read More »

Software Distribusi Pengertian, Manfaat, Fitur, dan Contoh Terbaik

Software Distribusi: Pengertian, Manfaat, Fitur, dan Contoh Terbaik

Blog Oaktree – Di era persaingan bisnis yang semakin ketat, distribusi produk yang cepat, akurat, dan terkontrol adalah kunci kesuksesan. Baik Anda mengelola perusahaan distribusi skala kecil, menengah, maupun besar, tantangan yang dihadapi tetap sama: bagaimana memastikan produk sampai ke tangan pelanggan dengan tepat waktu dan biaya operasional yang efisien. Di sinilah software distribusi berperan penting, sebuah solusi teknologi yang mampu mengubah proses manual menjadi sistematis dan otomatis, memberikan visibilitas penuh terhadap seluruh rantai pasok. Apa Itu Software Distribusi? Software distribusi adalah perangkat lunak yang dirancang khusus untuk membantu perusahaan mengelola proses distribusi produk, mulai dari pengelolaan stok, pemrosesan pesanan, perencanaan pengiriman, hingga pelaporan kinerja. Sistem ini umumnya terintegrasi dengan modul lain seperti penjualan, akuntansi, hingga manajemen pelanggan, sehingga seluruh alur distribusi dapat dikelola dari satu platform terpusat. Manfaat Menggunakan Aplikasi Distribusi Penggunaan aplikasi distribusi tidak hanya memudahkan pekerjaan, tetapi juga memberikan dampak strategis terhadap pertumbuhan bisnis. Berikut manfaatnya: 1. Efisiensi Operasional Otomatisasi proses distribusi mengurangi beban kerja manual, meminimalkan risiko kesalahan, dan mempercepat alur pemrosesan pesanan. Contoh:Perusahaan A yang sebelumnya membutuhkan waktu 2 hari untuk memproses pesanan kini dapat melakukannya dalam hitungan jam berkat otomatisasi dokumen dan sistem terintegrasi. 2. Pengelolaan Stok Real-Time Sistem memungkinkan Anda memantau ketersediaan barang secara langsung, mencegah overstock atau stockout, dan membantu perencanaan pembelian. Tabel Ilustrasi: Kondisi Tanpa Software Distribusi Dengan Software Distribusi Cek stok 1–2 jam (manual) Instan (real-time) Akurasi data 70–80% 95–100% Resiko overstock Tinggi Rendah 3. Peningkatan Layanan Pelanggan Pengiriman yang tepat waktu dan pelacakan status pesanan meningkatkan kepuasan pelanggan serta reputasi perusahaan. 4. Visibilitas dan Kontrol Penuh Manajer distribusi dapat memantau status pesanan, pengiriman, hingga performa penjualan secara langsung dari dashboard. 5. Analisis Data untuk Keputusan Strategis Data historis dapat dianalisis untuk memprediksi tren permintaan, mengoptimalkan rute pengiriman, dan mengidentifikasi produk dengan perputaran tercepat. Fitur Umum pada Software Distribusi Berikut fitur-fitur yang umumnya ditemukan pada sistem distribusi modern: 1. Manajemen Stok Pelacakan persediaan barang secara otomatis. Pembaruan inventaris real-time setelah transaksi terjadi. Integrasi dengan gudang dan cabang. 2. Manajemen Pesanan Pembuatan faktur otomatis. Pelacakan status pesanan dari awal hingga selesai. Sinkronisasi dengan sistem penjualan online maupun offline. 3. Manajemen Pengiriman Perencanaan rute pengiriman optimal. Integrasi dengan jasa logistik. Tracking pengiriman untuk pelanggan. 4. Manajemen Pelanggan Penyimpanan data pelanggan. Riwayat pesanan dan preferensi belanja. Pengelolaan promo dan diskon khusus. 5. Laporan dan Analitik Laporan penjualan per wilayah atau produk. Laporan pengiriman dan retur barang. Analisis performa tim distribusi. Contoh Software Distribusi Populer di Indonesia Berikut beberapa software distribusi yang banyak digunakan oleh perusahaan di Indonesia: Nama Software Keunggulan Utama Model MASERP Modul ERP lengkap termasuk distribusi On-premise & Cloud SimpliDOTS Cloud-based, fokus distribusi FMCG Cloud Klikpeta Integrasi peta & manajemen distribusi Hybrid HashMicro ERP modular, fleksibel untuk skala besar Cloud Qontak Distribusi dengan integrasi CRM Cloud Cara Memilih Software Distribusi yang Tepat Sebelum Anda memutuskan untuk memiliki software distribusi, ada beberapa cara yang bisa Anda coba terlebih dahulu, misalnya seperti: Identifikasi kebutuhan bisnis (skala, jenis produk, jumlah cabang). Periksa fitur yang ditawarkan sesuai prioritas operasional. Evaluasi kemudahan penggunaan untuk tim lapangan dan kantor. Perhitungkan biaya investasi dan biaya berlangganan. Uji coba sebelum memutuskan implementasi penuh. Software distribusi bukan sekadar alat bantu, melainkan fondasi penting untuk mengelola rantai pasok dengan efektif. Dengan memilih sistem yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional, dan memberikan layanan pelanggan yang unggul. Jika Anda ingin mulai mengoptimalkan distribusi bisnis dengan teknologi modern, coba software distribusi dari Oaktree.id dan rasakan kemudahan dalam mengelola distribusi produk dari hulu ke hilir.

Software Distribusi: Pengertian, Manfaat, Fitur, dan Contoh Terbaik Read More »

Scroll to Top