Oaktree Blog

Logistik

Istilah Istilah Dalam Ekspor Impor yang Perlu Anda Tahu

Istilah Istilah Dalam Ekspor Impor yang Perlu Anda Tahu

Jika Anda tertarik dalam dunia bisnis ekspor impor dan berharap untuk meraih pelanggan di luar negeri, adalah penting bagi Anda untuk memahami istilah-istilah kunci terkait. Memahami istilah-istilah dalam ekspor impor bukan hanya untuk keperluan pengetahuan dagang, tetapi juga dapat mengurangi kebingungan saat menghadapi pertanyaan-pertanyaan krusial atau ketika Anda harus menangani dokumen-dokumen penting. Istilah Istilah Dalam Export Import Apa saja istilah-istilah yang sebaiknya Anda kuasai? Pembebasan Kepabeanan (Custom Clearance) Proses pembebasan kepabeanan mencakup serangkaian kegiatan terkait pengelolaan, pemeriksaan, dan pemberian izin terhadap suatu produk sebelum produk tersebut masuk atau keluar dari wilayah tertentu. Selain itu, istilah ini juga bisa merujuk kepada berbagai dokumen resmi yang dikeluarkan oleh petugas kepabeanan yang memberikan izin bagi produk atau komoditas untuk melintasi batas wilayah. Biaya CIF, CNF, OFR, AFR Sejumlah inisial ini berkaitan dengan biaya-biaya yang terkait dengan pengangkutan komoditas atau produk. Oleh karena itu, sangat penting untuk membahasnya secara lengkap. CIF (Cost, Insurance, Freight) Istilah CIF mengacu pada total biaya yang harus dikeluarkan untuk mengirimkan suatu komoditas. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya pengiriman, biaya asuransi, dan biaya transportasi dengan kapal. CNF (Cost and Freight) Meskipun mirip dengan CIF, istilah CNF tidak memasukkan biaya asuransi dalam perhitungan biaya pengiriman komoditas. OFR (Ocean Freight Rate) Istilah OFR digunakan untuk mengindikasikan biaya dasar pengiriman produk menggunakan kapal. Biasanya, biaya OFR dihitung berdasarkan per kubik meter. AFR (Air Freight Rate) AFR mirip dengan OFR, tetapi menggunakan pesawat sebagai sarana pengiriman. Perhitungan biaya AFR didasarkan pada berat, yakni kilogram atau pound. Stasiun Pengangkutan Kontainer (Container Freight Station)Container Freight Station adalah lokasi di mana kontainer-kontainer dikelompokkan dan diatur dengan baik. Tujuan dari hal ini adalah untuk memfasilitasi pemilihan dan pengangkutan kontainer dengan lebih akurat dan tepat waktu. Container Freight Station tidak selalu terletak di pelabuhan; tempat ini juga bisa ditemukan di sekitar stasiun kereta api atau jalan utama. Area Penyimpanan Kontainer (Container Yard) Terkadang, istilah Container Freight Station (CFS) dan Container Yard keliru diartikan. Sebenarnya, keduanya berbeda: Container Yard umumnya terletak di dalam area pelabuhan, sementara CFS tidak memiliki batasan seperti itu. Sistem CFS juga cenderung lebih kompleks dan canggih. Ekspor Barang Jadi (Ex Work) Istilah Ex Work sering kali digunakan dalam transaksi bisnis yang mengikuti metode FOB (Free on Board) di titik tujuan. Dalam konteks ini, Ex Work berarti bahwa barang telah secara resmi diserahkan di lokasi yang ditentukan oleh pembeli. Ex Work juga bisa merujuk kepada harga barang “telanjang” untuk keperluan ekspor atau impor. Ini berarti bahwa perhitungan harga hanya mencakup barang itu sendiri dan belum termasuk unsur-unsur seperti dokumen resmi atau biaya pengemasan. Segel Kontainer (Seal) Istilah Seal mengacu pada alat pengunci yang digunakan untuk mengamankan isi kontainer sebelum kontainer tersebut diangkut dan dikirim. Segel ini juga dikenal sebagai security seal dan biasanya memiliki kode yang mengidentifikasi identitas kontainer serta isinya. Pelabuhan Keberangkatan dan Tujuan (POL dan POD) Istilah POL (Port of Loading) dan POD (Port of Discharge) merujuk kepada lokasi-lokasi di pelabuhan yang memiliki peran berbeda meskipun keduanya penting dalam manajemen kontainer. POL adalah Port of Loading, yaitu area yang khusus digunakan untuk memuat kontainer dan menyiapkan mereka untuk keberangkatan. POD adalah Port of Discharge, yaitu area yang digunakan untuk membongkar kontainer sebelum distribusi setelah kontainer turun dari kapal. Waktu Tinggal (Demurrage) Sangat penting untuk diingat bahwa kontainer-kontainer yang ada di pelabuhan tidak dibiarkan secara cuma-cuma. Istilah Demurrage digunakan untuk menggambarkan biaya sewa yang dikenakan pada kontainer yang dibiarkan di pelabuhan peti kemas. Perhitungan dan pembayaran waktu tinggal dimulai ketika kontainer memasuki pelabuhan dan berakhir ketika kontainer tersebut dinaikkan ke kapal dan siap untuk berangkat. Waktu Penahanan (Detention) Konsep waktu penahanan hampir mirip dengan demurrage, tetapi khusus berlaku untuk kontainer yang sudah kosong atau berisi barang, tetapi belum dikembalikan. Konsolidasi Konsolidasi merujuk kepada praktik memadukan dua atau lebih produk ekspor ke dalam satu kontainer sebelum dikirimkan melalui kapal. Tujuan dari tindakan ini umumnya adalah untuk menghemat biaya pengiriman. Pengiriman DDP dan DDU Pengiriman DDP (Delivered Dutytax Paid) adalah ketentuan dagang di mana penjual bertanggung jawab atas risiko selama pengiriman. Ini juga mencakup tanggung jawab untuk membayar pajak, perizinan, biaya kontainer, dan elemen lainnya. Dengan kata lain, pembeli hanya perlu menerima barang. Di sisi lain, pengiriman DDU (Delivered Dutytax Unpaid) adalah ketentuan di mana pembeli bertanggung jawab atas seluruh biaya pengiriman, termasuk pajak dan biaya kontainer. Waktu Pemrosesan di Pelabuhan (Dwelling Time) Proses bongkar muat kontainer memerlukan waktu yang signifikan. Istilah Dwelling Time digunakan untuk menggambarkan periode di mana kontainer berada di pelabuhan dan sedang dalam proses bongkar muat. Waktu ini biasanya dihitung mulai dari kontainer masuk ke pelabuhan atau ditarik dari kapal dan siap untuk proses bongkar. Sertifikat Asal (Certificate of Origin) Jika Anda terlibat dalam impor atau ekspor produk yang memiliki keunggulan khusus berasal dari suatu lokasi tertentu, istilah Certificate of Origin sangat penting. Sertifikat ini adalah dokumen resmi yang menunjukkan asal-usul komoditas tertentu, seperti kopi atau cokelat. SRP (Surat Registrasi Pabean) Di Indonesia, SRP merujuk kepada Surat Registrasi Pabean. Dokumen ini adalah bukti bahwa suatu perusahaan atau bisnis telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh kantor bea cukai untuk melakukan impor barang. Demikianlah sekilas istilah-istilah dalam dunia ekspor impor, semoga informasi ini memberikan manfaat yang berharga bagi Anda.

Istilah Istilah Dalam Ekspor Impor yang Perlu Anda Tahu Read More »

Demurrage dan Detention adalah

Memahami Apa itu Demurrage dan Detention dengan Mudah

D & D, atau lebih dikenal sebagai Demurrage dan Detention adalah istilah yang kerap dipergunakan dalam dunia perdagangan oleh para importir, eksportir, dan pelaku ekspedisi rutin. Seringkali muncul kebingungan dalam memahami perbedaan di antara keduanya; namun, sebenarnya, biaya-biaya ini bisa berdampak besar terhadap pelanggan jika mereka enggan mengambil tindakan untuk menghindari imbas biaya yang signifikan. Lebih sering lagi, kasus Demurrage dan Detention berperan dalam ranah impor, meski terdapat pula kasus ekspor yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Walau Demurrage dan Detention tampak sebagai satu kesatuan yang melekat, pada kenyataannya, terdapat perbedaan substansial yang memisahkan keduanya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang konsep Demurrage dan Detention, termasuk alasan pengenaan biaya, siapa yang menerima tagihan ini, siapa yang harus bertanggung jawab, serta tips untuk meminimalkan beban biaya Demurrage, Detention, dan Penyimpanan, simak pemaparan di bawah ini. Mengenal tentang Apa itu Demurrage? Demurrage adalah biaya yang dienakan oleh perusahaan pelayaran pada importir apabila peti kemas dikirim dari pelabuhan dan belum ditarik keluar, serta belum diuraikan dan dibuka dalam jangka waktu bebas yang telah ditetapkan. Istilah Demurrage diterapkan pada situasi ketika kargo masih terdapat dalam peti kemas, entah itu karena belum diuraikan (untuk kasus impor), ataupun karena masih kosong (untuk kasus ekspor). Sebagai contoh, bayangkanlah sebuah peti kemas yang dideposisikan dari kapal pada tanggal 1 Januari, dan kemudian ditarik oleh penerima barang pada tanggal 11 Januari. Apabila asumsi hari bebas standar dari perusahaan pelayaran adalah 7 hari sejak tanggal pengiriman, yang sebenarnya berbeda dari hari bebas pelabuhan, yakni 7 Januari. Dengan demikian, kita memiliki selisih 11 hari dikurangi 7 hari, yang menghasilkan 4 hari kelebihan waktu. Oleh karena itu, perusahaan pelayaran akan mengenakan biaya demurrage kepada penerima barang untuk jangka waktu 4 hari (mulai dari tanggal 7 hingga 11 Januari) dengan tarif yang telah ditetapkan sebelumnya. Lalu Apa itu Detention? Detention, di sisi lain, adalah biaya yang diberlakukan oleh perusahaan pelayaran kepada importir ketika peti kemas yang telah diisi dan siap untuk diuraikan, tetapi peti kemas kosong masih tertahan dan belum dikembalikan dalam batas waktu yang telah diberikan. Istilah Detention digunakan dalam situasi kargo yang kosong, entah itu setelah diuraikan ataupun sebelum diisi. Ada kesempatan untuk bernegosiasi dan meminta satu hari tambahan sebagai kelonggaran dari perusahaan pelayaran. Pertanyaan umumnya berkisar apakah permintaan ini untuk keperluan Demurrage atau Detention, sebab hal tersebut perlu dipastikan apakah peti kemas akan disimpan sebelum atau setelah pemindahan dari pelabuhan. Tetapi, perlu dicatat bahwa definisi Demurrage dan Detention sering kali berbeda di setiap pelabuhan, sehingga pihak perusahaan pelayaran harus mengklarifikasi informasi dengan akurat. Umumnya, mereka akan menawarkan periode bebas yang mencakup Detention dan jarang sekali memberikan penawaran khusus hanya untuk Demurrage atau Detention. Alasan Perusahaan Membebankan Biaya Demurrage dan Detention Biaya yang diterapkan pada peti kemas, termasuk pemeliharaan, sewa, dan perbaikan, merangkum sekitar 20% dari total biaya operasional pengiriman. Peti kemas, mirip armada atau kapal, hanya menghasilkan pendapatan saat berada dalam pergerakan, sementara saat tidak digunakan akan merugikan. Berdasarkan contoh sebelumnya, peti kemas yang melewati batas waktu 11 hari berarti peti kemas tersebut tidak berkontribusi pada pendapatan selama jangka waktu tersebut. Melalui pembebanan biaya Demurrage dan Detention, perusahaan pelayaran menjembatani kompensasi untuk pengurangan pendapatan pada kapal yang berdiam diri karena masih menyimpan muatan. 5 Cara Meminimalisir Biaya Demurrage, Detention, dan Penyimpanan Untuk mengurangi biaya Demurrage, Detention, dan penyimpanan, beberapa langkah berikut dapat dipertimbangkan: Pastikan kesiapan kargo dengan tepat waktu untuk menghindari biaya Detention. Manfaatkan jeda waktu yang tersedia dengan mempersiapkan pengiriman sebelum peti kemas kosong mencapai lokasi penerima. Dengan begitu, kesiapan barang dapat ditingkatkan, proses pemuatan bisa lebih efisien, dan peti kemas dapat tiba di pelabuhan sebelum masa waktu bebas berakhir. Perluas pemahaman mengenai aturan bea cukai untuk mengurangi beban Demurrage dan biaya penyimpanan. Kerja sama dengan pihak pengirim yang tepat untuk mengurusi hal-hal berkaitan dengan pabean, dan persiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk izin impor sebelum peti kemas tiba di pelabuhan tujuan. Manfaatkan keahlian dari jasa pengangkut barang (Freight Forwarder). Rencanakan rute pengiriman, pilih perusahaan pelayaran yang sesuai dengan anggaran, cari solusi penyimpanan yang kompetitif, kelola dokumen, dan selesaikan langkah-langkah administratif penting. Pastikan informasi detil mengenai tarif Demurrage, Detention, dan penyimpanan tercantum dalam penawaran. Lakukan komunikasi proaktif dengan semua pihak terkait untuk memastikan semua informasi diterima dan jadwal dapat disesuaikan.

Memahami Apa itu Demurrage dan Detention dengan Mudah Read More »

green freight transport

Green Freight Transport : Solusi Transportasi Ramah Lingkungan

Transportasi barang di era yang sudah maju ini telah menjadi tulang punggung perekonomian global, tetapi sayangnya juga menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Peningkatan emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara yang dihasilkan oleh transportasi barang konvensional telah mendorong perlunya adopsi solusi ramah lingkungan, seperti transportasi barang hijau atau yang dikenal dengan istilah “green freight transport”. Isu lingkungan menjadi isu yang besar bagi Indonesia terlebih sekarang ini para PNS diperkerjakan dari rumah alias WFH. Tapi sebenarnya isu terbesar terkait lingkungan ada di Pembangunan Pembangkit Listrik yang menggunakan batu bara sebagai energi utamanya. Dalam artikel ini kita tidak akan lebih dalam tentang PLTU batu bara, tetapi akan coba masuk lebih dalam tentang apa itu green freight dan perannya dalam mengatasi masalah lingkungan. Apa itu Green Freight Transport? Green freight transport mengacu pada upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari transportasi barang melalui penerapan teknologi dan praktik berkelanjutan. Tujuan utama dari konsep ini adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, polusi udara, dan dampak lainnya pada lingkungan, sambil tetap memenuhi kebutuhan logistik dan perekonomian. Teknologi dan Inovasi Salah satu pilar utama dari teknologi ini adalah penerapan teknologi canggih. Penggunaan kendaraan ramah lingkungan, seperti truk listrik atau hibrida, adalah contoh nyata dari upaya ini. Kendaraan semacam ini dapat mengurangi emisi gas buang dan tingkat kebisingan, serta menghemat bahan bakar. Selain itu, sensor dan sistem telematika digunakan untuk mengoptimalkan rute perjalanan, mengurangi waktu perjalanan dan konsumsi bahan bakar. Penerapan Energi Terbarukan Penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya atau tenaga angin, dalam operasi logistik juga menjadi komponen penting dari green freight transport. Stasiun pengisian kendaraan listrik yang ditenagai oleh sumber energi terbarukan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Baca Juga : Backflush Adalah : Konsep & Manfaat dalam Proses Manufaktur Optimasi Rute dan Konsolidasi Pengiriman Mengoptimalkan rute pengiriman dan mengonsolidasikan barang adalah cara lain untuk mengurangi dampak lingkungan. Dengan merencanakan rute yang lebih efisien dan menggabungkan pengiriman dari beberapa pengirim ke tempat yang sama, jumlah perjalanan yang diperlukan dapat dikurangi, sehingga mengurangi emisi dan biaya operasional. Kolaborasi dan Regulasi Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, perusahaan logistik, dan produsen kendaraan, sangat penting dalam mendorong adopsi green freight transport. Regulasi yang mendukung penggunaan teknologi ramah lingkungan dan memberikan insentif bagi perusahaan untuk mengadopsinya dapat berperan dalam percepatan perubahan menuju solusi transportasi yang lebih berkelanjutan. Manfaat Green Freight Transport Teknologi ini memiliki manfaat yang signifikan. Selain mengurangi dampak lingkungan, ini juga dapat mengurangi biaya operasional jangka panjang. Pengurangan biaya bahan bakar dan pemeliharaan kendaraan dapat memberikan dampak positif pada efisiensi dan profitabilitas perusahaan logistik. Baca Juga : Revolusi Teknologi dalam Layanan Freight Forwarding Oaktree.id Kesimpulan Green freight transport adalah tonggak penting dalam upaya menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Melalui penerapan teknologi canggih, penggunaan energi terbarukan, optimasi rute, dan kolaborasi lintas sektor, transportasi barang dapat menjadi lebih ramah lingkungan tanpa mengorbankan efisiensi logistik. Dengan dukungan semua pihak, visi transportasi barang yang hijau dapat menjadi kenyataan yang bermanfaat bagi planet kita dan generasi yang akan datang.

Green Freight Transport : Solusi Transportasi Ramah Lingkungan Read More »

Revolusi Teknologi dalam Layanan Freight Forwarding Oaktree.id

Revolusi Teknologi dalam Layanan Freight Forwarding Oaktree.id

Dalam era globalisasi yang semakin berkembang, layanan freight forwarding menjadi kunci dalam menghubungkan rantai pasokan internasional. PT. Rimba Ananta Vikasa Indonesia mempersembahkan Oaktree, sebuah solusi perangkat lunak canggih yang dikembangkan khusus untuk mendukung para pelaku usaha dalam mengoptimalkan bisnis freight forwarding mereka. Oaktree.id: Mengubah Paradigma Layanan Freight Forwarding Oaktree, dengan bangga menjadi salah satu produk unggulan dari PT. Rimba Ananta Vikasa Indonesia, mampu menghadirkan revolusi dalam freight forwarding. Dibangun dengan tekad untuk menghadirkan teknologi terdepan, Oaktree hadir sebagai solusi all-in-one yang mengatasi kompleksitas dan tantangan dalam mengelola pengiriman barang. Inovasi Teknologi Terkemuka untuk Efisiensi Bisnis Sebagai produk dari software house yang berfokus pada pengembangan teknologi, Oaktree membawa inovasi teknologi terkemuka ke dalam dunia freight forwarding. Dengan fitur-fitur canggih dan sistem yang terintegrasi, Oaktree mampu mengoptimalkan proses logistik dan distribusi, menghasilkan efisiensi yang luar biasa dan meningkatkan produktivitas dalam setiap tahap operasional. Keunggulan Oaktree dalam Layanan Freight Forwarding Oaktree mempersembahkan rangkaian keunggulan yang menonjol bagi pelaku bisnis freight forwarding: Integrasi yang Mendalam: Oaktree mengintegrasikan seluruh proses dari awal hingga akhir, mulai dari pengambilan barang hingga pengiriman dan pelacakan real-time. Pemantauan Akurat: Dengan sistem pelacakan canggih, pelanggan dapat memantau status kiriman secara akurat dan real-time, menghindari ketidakpastian. Manajemen Inventaris yang Efisien: Oaktree memungkinkan manajemen inventaris yang cermat dan teratur, meminimalkan risiko kehilangan atau kerusakan barang. Kustomisasi yang Fleksibel: Oaktree memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan layanan sesuai kebutuhan pelanggan, memastikan solusi yang optimal dan tepat sasaran. Mengapa Memilih Oaktree untuk Pengembangan Bisnis Anda Oaktree bukan hanya sekadar perangkat lunak, tetapi juga katalisator pertumbuhan bisnis. Dengan keahlian dan dedikasi PT. Rimba Ananta Vikasa Indonesia dalam mengembangkan solusi teknologi terdepan, Oaktree adalah investasi cerdas bagi pelaku usaha yang ingin menghadirkan efisiensi, ketepatan, dan kehandalan dalam layanan freight forwarding mereka. Oaktree adalah tonggak baru dalam evolusi layanan freight forwarding. Melalui integrasi teknologi mutakhir dan komitmen terhadap efisiensi bisnis, Oaktree menjadi mitra tak tergantikan dalam menghadirkan masa depan yang cerah bagi industri logistik. Jika Anda mencari cara untuk mengembangkan bisnis freight forwarding dengan solusi yang inovatif, Oaktree adalah jawabannya.

Revolusi Teknologi dalam Layanan Freight Forwarding Oaktree.id Read More »

Sea waybill

Sea Waybill : Pengertian & Fungsinya Pengiriman Barang Maritim

Di era yang sudah maju seperti sekarang ini, pengiriman barang melintasi lautan menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan bagi berbagai perusahaan dan industri. Pada saat inilah peran dokumen pengiriman menjadi sangat penting dalam memastikan barang mencapai tujuan dengan aman dan efisien. Salah satu jenis dokumen pengiriman yang populer dalam bisnis maritim adalah Sea Waybill atau Bill of Lading tanpa hak tagih (non-negotiable). Apa itu Sea Waybill? Sea Waybill adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat kontrak pengangkutan laut antara pengirim dan penerima barang. Dokumen ini berfungsi sebagai bukti pengiriman dan tidak dapat dipindahtangankan. Dalam perjanjian ini, perusahaan pelayaran bertanggung jawab atas transportasi dan pengiriman barang ke tujuan yang ditentukan. Sea Waybill tidak memerlukan tanda tangan atau materai, sehingga prosesnya lebih cepat dan mudah. Fungsi Sea Waybill 1. Bukti Pengiriman Sea Waybill berfungsi sebagai bukti resmi bahwa barang telah diterima oleh pihak pelayaran untuk dikirimkan kepada penerima yang dituju. Pihak pelayaran akan mencatat informasi terkait barang, tujuan, dan pengirim, serta menyerahkan salinan dokumen ini kepada pengirim sebagai bukti penerimaan. 2. Tidak Dapat Dipindahtangankan Berbeda dengan Bill of Lading konvensional yang dapat dipindahtangankan, Sea Waybill tidak memungkinkan transfer kepemilikan barang secara langsung. Dokumen ini dapat diklaim oleh penerima atau pihak yang ditunjuk, sehingga mengurangi risiko kehilangan atau penipuan. 3. Pemrosesan Cepat Karena Sea Waybill tidak memerlukan tanda tangan atau materai, prosesnya lebih sederhana dan cepat dibandingkan dengan Bill of Lading tradisional. Hal ini memberikan keuntungan bagi perusahaan yang mengutamakan efisiensi dan kecepatan dalam pengiriman barang. 4. Pengiriman Door-to-Door Sea Way Bill memungkinkan opsi pengiriman door-to-door, di mana barang dapat dikirimkan dari pintu ke pintu tanpa perlu melalui berbagai proses yang rumit. Hal ini menghemat waktu dan biaya bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengiriman. Baca Juga : Peran Depo Kontainer dalam Industri Logistik Adalah Keunggulan Sea Waybill 1. Keamanan dan Kecepatan Sea Way Bill menyediakan tingkat keamanan yang tinggi karena tidak dapat dipindahtangankan, mengurangi risiko penyalahgunaan atau perubahan informasi. Selain itu, prosesnya yang cepat memungkinkan barang tiba lebih awal di tujuan yang ditentukan. 2. Efisiensi Biaya Karena tidak ada kebutuhan untuk mencetak dan mengirimkan dokumen fisik dengan tanda tangan, biaya administrasi yang terkait dengan Sea Way Bill lebih rendah dibandingkan dengan Bill of Lading tradisional. 3. Kepatuhan Hukum Sea Way Bill memberikan kepastian hukum terkait hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dalam pengiriman barang. Dengan mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku, risiko hukum dapat diminimalkan. Kesimpulan Sea Way Bill adalah dokumen pengiriman barang maritim tanpa hak tagih yang memberikan bukti pengiriman kepada pihak-pihak terkait tanpa memerlukan tanda tangan atau materai. Fungsi dan keunggulannya menjadikannya pilihan yang populer dalam bisnis pengiriman barang. Dengan keamanan, kecepatan, dan efisiensi biaya yang dihadirkannya, Sea Way Bill terus menjadi solusi yang efektif dalam memfasilitasi perdagangan internasional dan menghubungkan pasar global.

Sea Waybill : Pengertian & Fungsinya Pengiriman Barang Maritim Read More »

depo kontainer adalah

Peran Depo Kontainer dalam Industri Logistik Adalah

Industri logistik menjadi bagian penting dalam menjaga pergerakan barang dan komoditas di berbagai sektor ekonomi. Dalam proses distribusi dan pengiriman barang, depo kontainer memainkan peran krusial dalam menjaga kelancaran aliran barang dari satu tempat ke tempat lain. Dalam Artikel ini kita akan coba membahas tentang depo kontainer, peranannya, dan manfaat yang diberikan dalam mendukung aktivitas logistik. Apa Itu Depo Kontainer? Depo kontainer adalah fasilitas yang khusus dirancang untuk menyimpan dan mengelola kontainer kargo. Kontainer merupakan kotak besar yang terbuat dari baja dan digunakan untuk mengangkut barang dengan berbagai modus transportasi, seperti kapal, kereta api, atau truk. Depo kontainer bertujuan untuk menyediakan tempat yang aman dan terorganisir untuk menyimpan kontainer sebelum atau sesudah mereka digunakan dalam perjalanan pengiriman. Baca Juga : Tarif PPh 22 Impor: Apa itu dan Memahaminya Secara Mendalam Peran dan Fungsi Depo Kontainer Depo kontainer memiliki beberapa peran penting dalam rantai distribusi barang dan logistik secara keseluruhan: 1. Penyimpanan Aman Depo kontainer menyediakan tempat yang aman dan terlindungi untuk menyimpan barang-barang yang akan dikirimkan. Hal ini membantu melindungi kontainer dan isinya dari kerusakan, kehilangan, atau tindakan vandalisme. 2. Koordinasi dan Pemeliharaan Di depo kontainer, dilakukan koordinasi dan pemeliharaan rutin pada kontainer. Hal ini termasuk pemeriksaan keselamatan, perbaikan, dan pembersihan, sehingga kontainer selalu siap untuk digunakan dalam pengiriman. 3. Pengaturan dan Penyusunan Depo kontainer bertanggung jawab dalam mengatur dan menyusun kontainer sesuai dengan tujuan pengiriman. Pengaturan yang tepat akan memudahkan proses bongkar-muat kontainer saat di pelabuhan atau tempat tujuan lainnya. 4. Transit Sementara Depo kontainer juga berfungsi sebagai tempat transit sementara bagi kontainer yang menunggu perjalanan selanjutnya. Hal ini membantu mengatur jadwal pengiriman secara lebih efisien. 5. Layanan Penunjang Beberapa depo kontainer juga menyediakan layanan penunjang, seperti pengecekan kualitas barang, pengemasan ulang, dan pelabelan kontainer. Baca Juga : Cara Memulai Bisnis Impor yang Sukses dari Titik Terendah Manfaat Depo Kontainer bagi Industri Logistik Terdapat beberapa manfaat yang diberikan oleh depo kontainer dalam mendukung aktivitas logistik: 1. Efisiensi Operasional Depo kontainer memastikan efisiensi operasional dalam proses pengiriman dan distribusi. Pengaturan dan penyusunan yang baik akan mengurangi waktu tunggu dalam bongkar-muat kontainer, sehingga barang bisa sampai ke tujuan dengan lebih cepat. 2. Pengamanan Barang Dengan menyediakan tempat penyimpanan yang aman dan terlindungi, depo kontainer membantu melindungi barang dari kerusakan, pencurian, dan cuaca ekstrem. 3. Pemeliharaan Berkala Melalui pemeliharaan rutin yang dilakukan di depo kontainer, kondisi kontainer tetap terjaga dengan baik. Hal ini mengurangi risiko masalah teknis atau kerusakan selama pengiriman. 4. Fleksibilitas dan Penyesuaian Depo kontainer juga memberikan fleksibilitas dalam mengatur jadwal pengiriman dan menyimpan kontainer dengan waktu yang lebih lama jika diperlukan. 5. Peningkatan Produktivitas Dengan proses yang terorganisir dan efisien, aktivitas logistik menjadi lebih produktif dan biaya operasional dapat ditekan. Baca Juga : Komunitas Importir Indonesia: Koneksikan Bisnis dengan Berkomunitas Kesimpulan Depo kontainer adalah peran krusial dalam mendukung industri logistik. Fasilitas ini memberikan manfaat signifikan dalam hal efisiensi operasional, pengamanan barang, pemeliharaan berkala, fleksibilitas, dan peningkatan produktivitas dalam rantai distribusi barang. Dengan depo kontainer yang berfungsi dengan baik, logistik dapat berjalan lancar, dan aliran barang di seluruh dunia dapat terjaga dengan lebih efisien.

Peran Depo Kontainer dalam Industri Logistik Adalah Read More »

Cara Memulai Bisnis Impor yang Sukses dari Titik Terendah

Cara Memulai Bisnis Impor yang Sukses dari Titik Terendah

Memulai bisnis impor yang sukses dari nol mungkin terlihat sulit, namun hal tersebut bukan berarti tidak mungkin. Terdapat berbagai langkah yang perlu dipelajari sebelum memulai usaha impor agar terhindar dari kesalahan. Belajar Jadi Importir Bagi para pemula yang ingin menjadi importir, langkah pertama yang dapat diambil adalah bergabung dengan komunitas importir. Meskipun biaya masuknya cukup besar, namun keuntungan yang didapatkan dari komunitas ini sangatlah berharga. Komunitas impor dapat membantu para importir pemula mencari barang impor dengan keuntungan yang tinggi untuk dijual kembali di Indonesia. Selain itu, mereka juga membantu mencari suplier barang impor yang lebih murah namun berkualitas tinggi. Sebelum bergabung dengan komunitas, sebaiknya perhatikan kredibilitasnya dengan mengamati anggota-anggota yang telah berhasil dalam kegiatan impor. Menentukan Negara Asal untuk Impor Barang Seorang importir perlu memahami bahwa proses pengiriman barang dari negara asal mempengaruhi harga dan keuntungan jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dengan baik dalam menentukan negara asal untuk mengimpor barang. Selain itu, Anda juga perlu memahami HS Code atau kodefikasi barang impor yang tercantum dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) agar proses impor barang menjadi lebih lancar. Menentukan Barang yang Ingin Diimpor Sebelum memulai impor, identifikasi segmentasi pasar yang menjadi tujuan Anda. Memaksimalkan segmentasi barang dapat meningkatkan potensi keuntungan. Pilihlah produk yang sedang tren, diminati kolektor, atau barang musiman yang memiliki tingkat minat tinggi, seperti barang yang populer pada momen Natal dan Lebaran. Memahami Prosedur Pengiriman Barang Memahami prosedur pengiriman barang sangat penting bagi seorang importir untuk memastikan kelancaran proses impor hingga sampai ke tujuan. Anda juga dapat memilih jasa freight forward yang lebih murah dan mengetahui bea cukai yang dikenakan terhadap barang impor. Pastikan memahami aturan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan agar proses impor berjalan dengan lancar. Menyiapkan Perizinan dan Dokumen-dokumen yang Dibutuhkan untuk Impor Sebagai importir yang sah di mata hukum, Anda harus memenuhi sejumlah syarat dan mengurus berbagai perizinan. Pastikan memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) sebagai identitas usaha yang diterbitkan melalui sistem online single submission (OSS). Anda juga perlu memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan KSWP (Konfirmasi Status Wajib Pajak). Selain itu, pastikan mengurus API (Angka Pengenal Importir) sebagai tanda pengenal resmi importir. Demikianlah beberapa langkah dan syarat yang perlu dipenuhi untuk menjadi importir yang sukses. Dengan memulai dari mempelajari usaha impor, bergabung dengan komunitas importir, menentukan negara asal untuk mengimpor barang, hingga memahami prosedur pengiriman dan perizinan, Anda dapat meraih kesuksesan dalam bisnis impor. Selamat berbisnis dan menjadi importir yang legal dan berprestasi!

Cara Memulai Bisnis Impor yang Sukses dari Titik Terendah Read More »

Tarif PPh 22 Import

Tarif PPh 22 Impor: Apa itu dan Memahaminya Secara Mendalam

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai ketentuan Tarif Pajak Penghasilan Pasal (PPh) 22 Impor, mari kita simak penjelasan berikut. Menteri Keuangan memiliki wewenang untuk menetapkan beberapa hal terkait PPh Pasal 22, yaitu: Menunjuk bendahara pemerintah sebagai pemungut PPh Pasal 22 terkait pembayaran atas penyerahan barang. Menunjuk badan-badan tertentu sebagai pemungut PPh Pasal 22 dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. Menunjuk Wajib Pajak badan tertentu sebagai pemungut PPh Pasal 22 dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Berdasarkan penjelasan dalam Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan, yang dapat ditunjuk sebagai pemungut pajak adalah: Bendahara pemerintah, termasuk bendahara pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, dan lembaga-lembaga negara lainnya, terkait dengan pembayaran atas penyerahan barang. Istilah “bendahara” juga mencakup pemegang kas dan pejabat lain yang memiliki fungsi yang sama. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, terkait dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain, seperti industri otomotif, semen, baja, dan lainnya. Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Pemungutan pajak ini dikenakan pada pembelian barang-barang tertentu yang memiliki kriteria sebagai barang yang tergolong sangat mewah, baik berdasarkan jenis barangnya maupun harganya, seperti kapal pesiar, rumah mewah, apartemen, kondominium mewah, dan kendaraan mewah. Besarnya pungutan PPh Pasal 22 yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) lebih tinggi 100% daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP. Pemungut Pajak Menurut PPh Pasal 22 Adapun pemungut PPh Pasal 22 meliputi: Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) bertanggung jawab atas pemungutan PPh Pasal 22 impor barang. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, dan lembaga-lembaga negara lainnya terkait pembayaran atas pembelian barang. Bendahara pengeluaran terkait pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP). KPA atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA terkait pembayaran atas pembelian barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero), PT Krakatau Steel (Persero). Bank-bank Badan Usaha Milik Negara terkait pembayaran atas pembelian barang dan bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan terkait pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk keperluan industri atau ekspor. Industri atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari badan atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan. Wajib pajak badan atau perusahaan swasta yang wajib memungut PPh Pasal 22 saat penjualan, seperti badan usaha industri semen, industri kertas, industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi atas penjualan hasil produksinya kepada distributor di dalam negeri, ATPM, APM, importir umum kendaraan bermotor, produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas, serta badan usaha industri baja yang merupakan industri hulu. Peraturan Menteri Keuangan No. 90/PMK.03/2015 menambahkan pemungut PPh Pasal 22 dengan wajib pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Tarif PPh Pasal 22 Impor Tarif PPh Pasal 22 bervariasi tergantung pada jenis transaksi, sebagai berikut: Impor barang dengan menggunakan Angka Pengenal Importir (API) dikenakan tarif sebesar 2,5% x nilai impor. Untuk impor barang tanpa API, tarif yang dikenakan adalah 7,5% x nilai impor. Sedangkan untuk barang yang tidak dikuasai, tarifnya adalah 7,5% x harga jual lelang. Pembelian barang oleh Bendahara Pemerintah, KPA, bendahara pengeluaran, atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar dikenakan tarif sebesar 1,5% x harga pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak final). Penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh badan usaha industri seperti industri kertas, semen, baja, otomotif, dan farmasi, serta penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh ATPM, APM, dan importir umum kendaraan bermotor dikenakan tarif yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. Tarif ini berkisar antara 0,1% hingga 0,45% x DPP PPN (tidak final) tergantung pada jenis industri. Penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas dikenakan tarif yang ditentukan pada saat penerbitan surat perintah pengeluaran barang (delivery order). Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul dikenakan tarif sebesar 0,25% x harga pembelian (tidak termasuk PPN). Impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan API dikenakan tarif sebesar 0,5% x nilai impor. Penjualan barang-barang mewah seperti pesawat udara pribadi, kapal pesiar, rumah mewah, apartemen, kondominium, dan kendaraan mewah dikenakan tarif tertentu. Dalam pelaksanaannya, pemungutan PPh Pasal 22 tidak final, kecuali untuk penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas oleh produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/agen. Beberapa kegiatan atau transaksi dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22, seperti impor barang yang tidak terutang PPh, impor barang yang dibebaskan dari bea masuk dan/atau PPN, impor sementara yang ditujukan untuk ekspor kembali, impor kembali (re-impor), dan pembayaran atas penyerahan barang yang dibebankan kepada belanja negara/daerah dengan jumlah kurang dari Rp 2.000.000,-. Pemungutan PPh Pasal 22 dilakukan dengan cara penyetoran oleh pemungut pajak ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Pelaporan hasil pemungutan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan pemungut pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa ke Kantor Pelayanan Pajak. Semua pemungutan PPh Pasal 22 bersifat tidak final dan dapat diperhitungkan sebagai pembayaran PPh dalam tahun berjalan bagi Wajib Pajak yang dipungut, kecuali untuk penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas oleh produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/agen. Demikianlah penjelasan mengenai ketentuan Tarif PPh 22 Impor. Sumber: PPh Pasal 22 | Direktorat Jenderal Pajak

Tarif PPh 22 Impor: Apa itu dan Memahaminya Secara Mendalam Read More »

alur bongkar muat di pelabuhan

Alur Bongkar Muat di Pelabuhan & Tahapannya

Alur bongkar muat di Pelabuhan adalah titik penting dalam rantai pasokan global, di mana proses bongkar muat merupakan langkah utama dalam menggerakkan barang dari kapal laut ke darat atau sebaliknya. Dalam Artikel ini kita akan coba menjelaskan alur bongkar muat di pelabuhan beserta tahapan dan dokumen yang terlibat dalam proses tersebut. Baca Juga : Fungsi Logistik: Mengoptimalkan Pengelolaan Pengiriman Alur Bongkar Muat di Pelabuhan 1. Pemilihan dan Penjadwalan Kapal Tahapan pertama dalam alur bongkar muat di pelabuhan adalah pemilihan dan penjadwalan kapal. Pihak pelabuhan harus mempertimbangkan ukuran kapal, muatan yang akan diangkut, dan kemampuan infrastruktur pelabuhan untuk menangani kapal tersebut. Setelah itu, penjadwalan kapal dilakukan berdasarkan prioritas dan kapasitas pelabuhan. 2. Dokumen Persiapan Sebelum kapal tiba di pelabuhan. berbagai dokumen persiapan harus dipersiapkan. Dokumen ini meliputi: a. Pemberitahuan Kedatangan Kapal Pihak kapal harus memberi tahu pelabuhan tentang kedatangan mereka, termasuk estimasi waktu kedatangan (ETA) dan daftar muatan yang akan dibongkar atau dimuat. b. Manifest Kapal Dokumen ini berisi informasi detail tentang muatan yang akan dibongkar dan dimuat di pelabuhan. Manifest kapal mencakup jenis barang, jumlah, dan keterangan lainnya yang relevan. c. Rencana Bongkar Muat Pelabuhan harus menyusun rencana yang merinci urutan bongkar muat barang dari kapal, penggunaan peralatan bongkar muat, dan alokasi sumber daya manusia yang diperlukan. 3. Persiapan di Pelabuhan Ketika kapal tiba di pelabuhan beberapa tahapan persiapan dilakukan sebelum proses bongkar muat dimulai: a. Pemeriksaan Keamanan Pelabuhan melakukan pemeriksaan keamanan terhadap kapal, muatan, dan kru kapal sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. b. Pengaturan Area Bongkar Muat Area bongkar muat di pelabuhan disiapkan, termasuk pengaturan alat bongkar muat, seperti derek, crane, atau forklift, sesuai dengan rencana yang telah disusun. c. Persiapan Dokumen dan Peralatan Dokumen seperti surat jalan, faktur, dan dokumen kepabeanan lainnya dipersiapkan untuk proses administrasi. Peralatan bongkar muat juga diperiksa dan disiapkan untuk digunakan. 4. Bongkar Muat Barang Setelah semua tahapan persiapan selesai proses bongkar muat dimulai: a. Pengeluaran Barang dari Kapal Barang yang akan dibongkar diangkut dari kapal menggunakan alat bongkar muat yang sesuai. Barang kemudian ditempatkan di area penyimpanan sementara di pelabuhan. b. Pemeriksaan Barang Barang yang telah dibongkar diperiksa untuk memastikan kondisi dan kelengkapan sesuai dengan manifest kapal dan peraturan yang berlaku. c. Penyimpanan Sementara Setelah pemeriksaan selesai, barang yang telah dibongkar ditempatkan di area penyimpanan sementara di pelabuhan sebelum diangkut lebih lanjut. 5. Dokumen Pasca bongkar Muat Setelah proses bongkar muat selesai beberapa dokumen pascabongkar muat harus diproses: a. Laporan Bongkar Muat Pelabuhan membuat laporan yang merinci jumlah, jenis, dan kondisi barang yang telah dibongkar dari kapal. b. Dokumen Kepabeanan Dokumen kepabeanan seperti dokumen impor atau ekspor, surat jalan, dan faktur harus diproses sesuai peraturan dan prosedur yang berlaku. c. Rekonsiliasi Inventaris Inventaris barang yang telah dibongkar harus disesuaikan dengan manifest kapal dan dilakukan rekonsiliasi untuk memastikan tidak ada kesalahan atau kehilangan. Baca Juga : Contoh Komoditi Ekspor Nonmigas di Indonesia Kesimpulan Proses bongkar muat di pelabuhan melibatkan serangkaian tahapan dan dokumen yang penting untuk memastikan kelancaran penggerakan barang dari kapal ke darat atau sebaliknya. Pemahaman yang baik tentang alur bongkar muat dan persyaratan dokumen yang terlibat sangat penting dalam menjaga efisiensi dan keandalan operasi pelabuhan.

Alur Bongkar Muat di Pelabuhan & Tahapannya Read More »

contoh komoditi ekspor nonmigas

Contoh Komoditi Ekspor Nonmigas di Indonesia

Contoh komoditi ekspor di Indonesia ada beragam, mengingat Indonesia sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah, memiliki potensi besar untuk mengembangkan komoditi ekspor nonmigas. Selain sektor migas yang dikenal dengan minyak, gas, dan batubara, Indonesia juga memiliki beragam komoditi nonmigas yang telah sukses dalam memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa contoh komoditi ekspor nonmigas yang berhasil di Indonesia dan memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian negara. Baca Juga : Fungsi Logistik: Mengoptimalkan Pengelolaan Pengiriman Contoh Komoditi Ekspor Nonmigas di Indonesia Berikut adalah contoh komoditi ekspor Nonmigas di Indonesia : 1. Kelapa Sawit Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Minyak kelapa sawit dan produk turunannya, seperti minyak goreng, margarin, dan bahan baku industri makanan, memiliki permintaan yang tinggi di pasar global. Industri kelapa sawit telah memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, baik melalui ekspor maupun penciptaan lapangan kerja di sektor perkebunan. 2. Karet Indonesia juga merupakan salah satu produsen karet terbesar di dunia. Karet alam Indonesia digunakan dalam berbagai industri, termasuk otomotif, manufaktur, dan tekstil. Produk karet Indonesia diekspor ke berbagai negara dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian. Selain itu, karet juga menjadi sumber pendapatan bagi para petani karet di daerah-daerah penghasil karet di Indonesia. 3. Kopi Kopi Indonesia dikenal di seluruh dunia karena kualitasnya yang unggul. Kopi dari daerah seperti Sumatra, Java, dan Bali sangat diminati di pasar global. Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat di dunia dan ekspor kopi memberikan pendapatan yang signifikan bagi petani kopi dan negara secara keseluruhan. Industri kopi juga berperan penting dalam sektor pariwisata di Indonesia, dengan adanya wisata kebun kopi dan cafe-cafe kopi yang populer. 4. Cokelat Indonesia juga memiliki komoditi ekspor nonmigas yang sedang berkembang, yaitu cokelat. Kakao Indonesia terkenal karena kualitasnya yang tinggi dan beragam varietasnya. Ekspor cokelat dan produk olahannya, seperti bubuk kakao, cokelat batangan, dan cokelat bermerek, telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, industri cokelat juga berdampak positif pada sektor pertanian dan penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah penghasil kakao. 5. Produk Tekstil dan Garmen Indonesia memiliki sektor manufaktur tekstil dan garmen yang kuat. Produk-produk tekstil dan garmen Indonesia, seperti pakaian jadi, kain, dan aksesoris fashion, diekspor ke berbagai negara di dunia. Industri ini telah memberikan kontribusi besar terhadap ekspor nonmigas Indonesia dan menciptakan lapangan kerja yang signifikan bagi masyarakat. Baca Juga : Diversifikasi Ekspor adalah: Pengertian, Manfaat dan Strateginya Kesimpulan Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan komoditi ekspor nonmigas. Dalam artikel ini, kita telah melihat beberapa contoh sukses komoditi ekspor nonmigas di Indonesia, seperti kelapa sawit, karet, kopi, cokelat, dan produk tekstil dan garmen. Komoditi-komoditi ini memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan sektor pertanian dan manufaktur di Indonesia. Dengan mengoptimalkan potensi ini, Indonesia dapat terus meningkatkan daya saingnya sebagai produsen dan eksportir komoditi nonmigas yang berkualitas di pasar global. Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya ya, Cari informasi terkait dengan software logistik? kunjungi, oaktree.id

Contoh Komoditi Ekspor Nonmigas di Indonesia Read More »

Scroll to Top