Oaktree Blog

Real-TIme

Transportasi

Bisnis Transportasi & Gudang Melejit, Biaya Tinggi Jadi Tantangan

Pertumbuhan e-commerce, peningkatan kebutuhan distribusi cepat, dan perluasan jaringan rantai pasok mendorong bisnis transportasi dan gudang di Indonesia naik pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan Kementerian Perhubungan, sektor logistik nasional mencatat peningkatan volume pengiriman hingga lebih dari 35% pada 2025. Kenaikan ini menunjukkan betapa pentingnya peran transportasi dan gudang sebagai tulang punggung pergerakan ekonomi digital. Namun, di balik pertumbuhan tersebut, terdapat tantangan besar yang tidak bisa diabaikan: biaya operasional yang semakin tinggi. Lonjakan harga bahan bakar, keterbatasan ruang penyimpanan, hingga efisiensi tenaga kerja menjadi faktor utama yang memengaruhi profitabilitas perusahaan. Karena itu, banyak pelaku industri mulai melirik transformasi digital sebagai strategi untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi proses bisnis logistik mereka. Perkembangan Bisnis Transportasi & Gudang Bisnis transportasi dan pergudangan kini menjadi sektor strategis yang berperan penting dalam mendukung rantai pasok nasional. Lonjakan aktivitas belanja online serta meningkatnya arus ekspor-impor mendorong kebutuhan akan layanan pengiriman cepat dan penyimpanan barang yang efisien. Hal ini menjadikan sektor logistik sebagai tulang punggung utama dalam menjaga kelancaran distribusi barang di era perdagangan. Perusahaan logistik saat ini tidak hanya dituntut untuk mengirim barang lebih cepat, tetapi juga memberikan transparansi penuh terhadap setiap tahapan pengiriman. Untuk menjawab tantangan tersebut, banyak operator mulai mengadopsi sistem manajemen digital yang memungkinkan proses pelacakan, pengiriman, dan pengelolaan stok dilakukan secara real-time. Di sisi lain, modernisasi gudang terus berkembang melalui penerapan teknologi seperti automated storage system dan robotic picking, yang meningkatkan kecepatan serta akurasi pengiriman barang. Transformasi digital ini memperkuat daya saing industri logistik Indonesia dan mempersiapkannya menghadapi dinamika pasar global yang semakin cepat dan kompleks. Dampak Lonjakan Biaya Operasional Meskipun sektor transportasi dan pergudangan terus mengalami pertumbuhan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah meningkatnya biaya operasional. Beberapa faktor utama penyebabnya antara lain: Kenaikan Harga EnergiBiaya bahan bakar, listrik, dan energi alternatif mengalami peningkatan signifikan. Kondisi ini langsung memengaruhi ongkos transportasi, operasional armada, serta pengoperasian gudang terutama yang membutuhkan pendinginan, sistem pencahayaan, dan peralatan berat. Keterbatasan dan Kenaikan Harga Lahan StrategisLahan untuk gudang dan pusat distribusi di area strategis seperti kawasan industri dan dekat pelabuhan semakin langka. Akibatnya, harga sewa melonjak tajam dan mendorong naiknya biaya logistik secara keseluruhan, termasuk biaya distribusi akhir. Kurangnya Tenaga Kerja Terampil di Bidang LogistikPerkembangan teknologi dan otomasi memerlukan tenaga kerja yang memahami sistem digital dan manajemen rantai pasok berbasis data. Sayangnya, jumlah tenaga ahli masih terbatas, sehingga perusahaan perlu berinvestasi lebih besar dalam pelatihan dan rekrutmen. Ketergantungan pada Sistem Manual dan Non-DigitalBanyak bisnis kecil dan menengah masih menggunakan metode pengelolaan tradisional. Sistem manual menyebabkan rendahnya efisiensi, keterlambatan pencatatan, dan risiko kesalahan tinggi dalam proses operasional, yang pada akhirnya meningkatkan biaya tak langsung. Gangguan Rantai Pasok Global dan InflasiFluktuasi harga bahan baku, keterlambatan pengiriman internasional, serta inflasi global memperburuk tekanan biaya. Hal ini berdampak pada kenaikan tarif logistik, perawatan kendaraan, hingga pengeluaran administratif perusahaan. Transformasi Digital Solusi Efisiensi Logistik Dalam menghadapi persaingan dan tekanan biaya operasional yang terus meningkat, banyak perusahaan kini beralih menuju transformasi digital di sektor logistik. Melalui sistem ini, perusahaan dapat meraih berbagai keuntungan strategis, antara lain: Pemantauan Real-TimeDengan dukungan sensor IoT dan dashboard digital, perusahaan dapat memantau pergerakan barang, kondisi armada, serta status pengiriman secara langsung. Hal ini membantu menghindari kelebihan atau kekurangan stok, sekaligus meningkatkan ketepatan waktu pengiriman dan kepuasan pelanggan. Optimasi Rute DistribusiSistem Transportation Management System (TMS) mampu menganalisis rute terbaik secara otomatis berdasarkan kondisi lalu lintas, jarak tempuh, dan konsumsi bahan bakar. Hasilnya, efisiensi biaya transportasi meningkat dan waktu pengiriman menjadi lebih singkat. Minim Human ErrorProses otomatisasi dalam pencatatan, pelacakan, hingga pembuatan dokumen pengiriman mengurangi ketergantungan pada input manual. Ini tidak hanya meningkatkan akurasi data, tetapi juga mempercepat alur kerja logistik dari gudang hingga pelanggan akhir. Analisis Data Berbasis AITeknologi AI memberikan kemampuan analitik prediktif untuk menilai performa operasional, memproyeksikan permintaan pasar, serta mengidentifikasi potensi risiko logistik. Dengan begitu, keputusan bisnis dapat diambil lebih cepat, akurat, dan berbasis data nyata. Peningkatan Daya Saing BisnisTransformasi digital membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan pasar, menghemat biaya, dan memberikan pelayanan lebih responsif. Di era industri 4.0, digitalisasi bukan hanya keunggulan tambahan, tetapi fondasi utama untuk menjaga keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis logistik. Kesimpulan Kenaikan bisnis transportasi dan pergudangan mencerminkan potensi besar sektor logistik di Indonesia. Namun, tanpa penerapan strategi efisiensi yang tepat, biaya operasional yang tinggi dapat menjadi hambatan serius bagi pertumbuhan. Transformasi digital menjadi langkah paling efektif untuk menghadapi tantangan tersebut, karena mampu meningkatkan akurasi, kecepatan, dan transparansi dalam setiap proses logistik. Sebagai solusi, Oaktree.id hadir sebagai mitra strategis bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan sistem logistik dan distribusinya. Melalui sistem manajemen terintegrasi, Oaktree memudahkan bisnis dalam memantau stok, mengatur pengiriman, serta menganalisis biaya secara real-time, sehingga proses operasional menjadi lebih efisien, terukur, dan kompetitif.

Bisnis Transportasi & Gudang Melejit, Biaya Tinggi Jadi Tantangan Read More »

Tracking Resi

Tracking Resi: Pengertian, Fungsi, & Cara Melacaknya Di Logistik

Dalam dunia logistik modern, tracking resi menjadi salah satu elemen penting yang tidak bisa diabaikan. Sistem ini bukan sekadar alat bantu untuk mengetahui posisi barang, tetapi juga menjadi indikator transparansi dan kepercayaan antara perusahaan logistik dan pelanggan. Dengan adanya fitur pelacakan resi, pelanggan dapat memantau status kiriman mereka secara real-time tanpa harus menunggu konfirmasi manual dari pihak pengirim. Kemajuan teknologi digital semakin memperkuat peran tracking resi dalam proses distribusi. Kini, hampir semua perusahaan logistik besar telah mengintegrasikan sistem pelacakan berbasis internet yang memudahkan pelanggan untuk mengakses informasi pengiriman kapan pun dan di mana pun. Tak hanya itu, fitur ini juga membantu perusahaan meningkatkan efisiensi operasional serta mempercepat pengambilan keputusan. Apa Itu Tracking Resi? Tracking resi adalah proses pelacakan nomor unik yang diberikan pada setiap pengiriman untuk mengetahui posisi dan status barang secara akurat. Nomor ini berfungsi sebagai identitas dari paket atau dokumen yang dikirimkan, sehingga setiap pergerakan dapat terekam dalam sistem. Dalam praktiknya, ketika pelanggan mengirimkan barang, mereka akan menerima nomor resi yang dapat dimasukkan ke situs resmi perusahaan logistik. Sistem akan menampilkan detail seperti waktu pengiriman, lokasi terakhir, dan estimasi waktu tiba. Melalui fitur ini, pelanggan tidak hanya merasa lebih aman, tetapi juga lebih mudah mengatur waktu penerimaan barang sesuai kebutuhan. Di sisi perusahaan, sistem pelacakan resi membantu memastikan setiap tahapan distribusi berjalan sesuai jadwal. Jika terjadi kendala, tim logistik dapat segera melakukan tindakan korektif, seperti mengatur ulang rute pengiriman atau melakukan konfirmasi kepada penerima. Dengan begitu, proses distribusi menjadi lebih terkendali dan efisien. Fungsi Tracking Resi Di Logistik Tracking resi memiliki peran besar dalam menunjang aktivitas logistik dan distribusi. Beberapa fungsi utamanya antara lain: Meningkatkan Transparansi Pengiriman Dengan sistem pelacakan yang jelas, pelanggan dapat mengetahui keberadaan paket mereka secara real-time. Hal ini meningkatkan kepercayaan terhadap penyedia jasa logistik sekaligus mengurangi keluhan akibat keterlambatan atau kehilangan barang. Mempermudah Manajemen Distribusi Tracking resi tidak hanya bermanfaat bagi pelanggan, tetapi juga bagi perusahaan logistik. Data dari pelacakan digunakan untuk mengatur jalur distribusi, memantau kinerja armada, serta mempercepat proses evaluasi pengiriman. Dengan informasi yang akurat, tim operasional dapat mengambil keputusan cepat jika ada kendala di lapangan. Meningkatkan Efisiensi Operasional Sistem pelacakan yang terintegrasi membuat perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya. Misalnya, dengan mengetahui posisi kendaraan secara real-time, perusahaan bisa mengatur pengiriman selanjutnya tanpa harus menunggu laporan manual dari kurir. Hal ini sangat penting terutama untuk bisnis distribusi yang mengandalkan pengiriman cepat dan tepat waktu. Menurunkan Risiko Kehilangan Barang Pelacakan resi meminimalkan potensi kehilangan barang karena setiap perpindahan tercatat dalam sistem. Jika terjadi anomali atau keterlambatan, perusahaan dapat langsung menelusuri penyebabnya dan menemukan solusi lebih cepat. Cara Melacak Resi Di Logistik Proses melacak resi kini menjadi jauh lebih mudah berkat teknologi digital. Berikut langkah yang digunakan dalam sistem pelacakan logistik: Melalui Website atau Aplikasi Resmi Langkah pertama adalah membuka situs resmi atau aplikasi dari perusahaan logistik. Biasanya, pelanggan hanya perlu memasukkan nomor resi ke kolom pencarian, lalu sistem akan menampilkan status pengiriman secara lengkap. Menggunakan Platform Pelacakan Terpadu Beberapa platform pelacakan independen menyediakan layanan untuk memantau resi dari berbagai perusahaan logistik dalam satu tempat. Hal ini memudahkan pengguna yang sering melakukan pengiriman melalui beberapa jasa berbeda. Melalui Sistem ERP Logistik Bagi perusahaan distribusi besar, pelacakan resi biasanya terhubung langsung dengan sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Integrasi ini memungkinkan perusahaan untuk memantau semua pengiriman dari satu dashboard, sekaligus menghubungkannya dengan data stok, keuangan, dan gudang. Notifikasi Real-Time Banyak penyedia jasa logistik kini menyediakan notifikasi otomatis melalui email atau pesan singkat yang menginformasikan setiap pembaruan status barang. Dengan fitur ini, pelanggan tidak perlu lagi secara manual memeriksa status pengiriman. Kesimpulan Secara keseluruhan, tracking resi memainkan peran yang sangat penting dalam ekosistem logistik dan distribusi modern. Sistem ini tidak hanya meningkatkan transparansi antara pengirim dan penerima, tetapi juga membantu perusahaan memperkuat efisiensi operasional. Dengan pelacakan yang akurat, seluruh rantai distribusi dapat berjalan lancar, dari proses pengemasan hingga barang tiba di tangan konsumen. Di tengah kompleksitas sistem logistik yang semakin berkembang, digitalisasi menjadi kunci utama dalam mengoptimalkan setiap proses distribusi. Oleh karena itu, Oaktree.id hadir sebagai solusi digital yang membantu perusahaan menjalankan proses logistik dan distribusi secara lebih efisien. Melalui sistem manajemen distribusi yang dikembangkan oleh Rimba House, Oaktree Software menawarkan berbagai fitur seperti pelacakan real-time, manajemen stok otomatis, hingga laporan distribusi terintegrasi.

Tracking Resi: Pengertian, Fungsi, & Cara Melacaknya Di Logistik Read More »

Replenish

Replenish: Pengertian, Proses, Jenis, & Strategi Di Warehouse

Dalam dunia logistik dan manajemen gudang, istilah replenish menjadi salah satu kunci penting dalam menjaga kelancaran rantai pasok. Tanpa replenishment yang efektif, perusahaan berisiko mengalami kekosongan stok yang bisa menghambat proses distribusi barang. Oleh karena itu, memahami apa itu replenish dan bagaimana penerapannya di warehouse menjadi hal krusial bagi bisnis yang mengandalkan efisiensi operasional. Replenishment tidak hanya sekadar menambah stok barang, tetapi juga tentang mengatur aliran persediaan secara strategis agar barang selalu tersedia di lokasi yang tepat dan waktu yang sesuai. Dengan sistem replenishment yang baik, warehouse dapat bekerja lebih efisien, biaya operasional menurun, dan kepuasan pelanggan meningkat. Apa Itu Replenish Di Warehouse? Replenish adalah proses pengisian kembali stok barang di area penyimpanan atau pengambilan agar ketersediaan produk tetap terjaga. Tujuan utamanya yaitu memastikan setiap pesanan pelanggan dapat terpenuhi tanpa keterlambatan akibat kekurangan stok. Proses ini menjadi bagian penting dalam menjaga kelancaran distribusi dan efisiensi operasional gudang. Dalam kegiatan operasional warehouse, replenish merupakan bagian dari Inventory Management System (IMS) yang dapat berjalan secara manual maupun otomatis. Sistem ini memantau pergerakan stok dan akan memicu pengisian ulang saat jumlah persediaan mencapai batas minimum yang telah ditentukan. Barang kemudian diambil dari area penyimpanan utama untuk dikirim kembali ke area pengambilan. Perusahaan modern kini banyak mengandalkan Warehouse Management System (WMS) berbasis digital agar proses replenishment berlangsung otomatis dan lebih akurat. Pendekatan ini membantu mengurangi risiko kesalahan manusia, mempercepat pergerakan barang, serta meningkatkan efisiensi dalam seluruh rantai pasok. Proses Replenish Di Warehouse Proses replenish di warehouse melibatkan beberapa tahapan penting yang saling berkaitan untuk memastikan pengisian ulang stok berjalan lancar. Berikut adalah tahapan prosesnya dalam warehouse: Pemantauan Stok Minimum dan MaksimumTahapan awal replenishment dimulai dari pengawasan stok. Warehouse biasanya memiliki sistem yang menetapkan batas minimum dan maksimum untuk setiap produk. Ketika stok mendekati batas minimum, sistem akan memberikan notifikasi agar pengisian ulang segera dilakukan. Langkah ini membantu warehouse menghindari kekurangan stok tanpa harus menimbun terlalu banyak barang. Pemindahan Barang dari Reserve Area ke Picking AreaSetelah kebutuhan replenishment teridentifikasi, staf gudang akan memindahkan barang dari area penyimpanan utama (reserve) ke area pengambilan (picking). Proses ini perlu dilakukan dengan cepat dan akurat karena berkaitan langsung dengan kecepatan pemenuhan pesanan pelanggan. Penggunaan barcode atau RFID sering kali digunakan untuk meminimalkan kesalahan saat pemindahan. Pembaruan Data Stok Secara Real-TimeSetelah barang dipindahkan, sistem warehouse management harus memperbarui data stok secara otomatis. Dengan begitu, tim operasional dan bagian penjualan memiliki data terbaru mengenai jumlah barang yang tersedia. Replenishment berbasis sistem ini memastikan seluruh aktivitas logistik berjalan transparan dan efisien. Verifikasi dan Pencatatan TransaksiLangkah terakhir adalah verifikasi proses replenishment untuk memastikan bahwa jumlah barang yang dipindahkan sesuai dengan permintaan sistem. Data kemudian dicatat dalam laporan stok harian, yang nantinya menjadi dasar bagi evaluasi kinerja warehouse. Jenis-Jenis Replenish Di Warehouse Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis replenish yang umum diterapkan tergantung pada kebutuhan dan karakteristik warehouse. Berikut adalah penjelasan lengkapnya: Demand-Based ReplenishmentJenis ini dilakukan ketika ada permintaan nyata dari pelanggan atau pesanan penjualan. Sistem akan memeriksa stok di area pengambilan, dan jika jumlahnya tidak mencukupi, maka proses pengisian ulang segera dilakukan. Metode ini cocok untuk warehouse dengan tingkat perputaran barang tinggi dan pesanan yang bersifat dinamis. Time-Based ReplenishmentPada metode ini, replenishment dilakukan secara terjadwal dalam interval waktu tertentu, seperti harian, mingguan, atau bulanan. Pendekatan ini memudahkan perencanaan operasional gudang, efisiensi tenaga kerja, dan pengaturan ruang penyimpanan. Jenis ini biasanya digunakan untuk produk dengan permintaan stabil dan volume tetap. System-Triggered ReplenishmentDengan dukungan Warehouse Management System (WMS), proses replenishment dapat berjalan otomatis. Sistem akan mendeteksi stok yang sudah mencapai minimum level dan langsung menginisiasi pemindahan barang dari area penyimpanan ke area pengambilan tanpa campur tangan manual. Metode ini meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan akurasi pengelolaan stok. Manual ReplenishmentMetode ini dilakukan oleh petugas gudang secara langsung tanpa bantuan sistem otomatis. Biasanya diterapkan pada gudang berskala kecil atau yang belum sepenuhnya terdigitalisasi. Meskipun sederhana, metode manual memerlukan ketelitian dan pengawasan ketat untuk mencegah kesalahan dalam pencatatan atau pemindahan stok. Strategi Replenish Efektif Di Warehouse Agar proses replenish berjalan optimal, perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat sesuai dengan karakteristik gudangnya. Berikut beberapa strategi yang terbukti efektif: Menentukan Batas Minimum dan Maksimum Stok Tentukan level stok minimum dan maksimum berdasarkan data historis penjualan, lead time pemasok, serta frekuensi permintaan barang. Dengan batas yang tepat, warehouse dapat mencegah kehabisan stok sekaligus menghindari penumpukan barang yang tidak efisien. Menggunakan Sistem Manajemen Warehouse (WMS)Penerapan sistem seperti Warehouse Management Software memungkinkan pemantauan stok secara real-time, otomatisasi proses replenishment, serta pelaporan yang akurat. Sistem ini juga membantu mengurangi human error, mempercepat pemindahan stok, dan meningkatkan visibilitas rantai pasok. Menerapkan Metode Slotting yang EfisienSlotting adalah strategi penempatan barang berdasarkan tingkat pergerakan dan frekuensi permintaan. Produk dengan pergerakan tinggi (fast moving items) ditempatkan di area yang mudah dijangkau untuk mempercepat proses pengambilan dan pengisian ulang, sehingga efisiensi kerja warehouse meningkat. Mengintegrasikan dengan Data Penjualan dan DistribusiMenghubungkan sistem warehouse dengan data penjualan dan distribusi memungkinkan prediksi kebutuhan stok yang lebih akurat. Integrasi ini membantu perusahaan merespons perubahan permintaan pasar secara cepat dan menjaga kesinambungan rantai pasok. Melakukan Evaluasi dan Optimasi Secara BerkalaProses replenishment perlu dievaluasi secara rutin untuk menilai efektivitas strategi yang diterapkan. Dengan analisis performa seperti inventory turnover ratio atau replenishment accuracy, perusahaan dapat menyesuaikan kebijakan agar tetap relevan dengan kondisi operasional dan permintaan pasar yang dinamis. Kesimpulan Replenishment di warehouse memegang peran penting dalam menjaga kelancaran rantai pasok dan memastikan ketersediaan stok barang tetap optimal. Dengan pemahaman yang tepat terhadap proses, jenis, dan strategi replenishment, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional gudang sekaligus menekan biaya penyimpanan. Pengelolaan yang baik juga membantu mencegah kekurangan maupun kelebihan stok, sehingga arus distribusi dapat berjalan lebih lancar dan responsif terhadap permintaan pasar. Di era digital saat ini, otomatisasi dan integrasi sistem menjadi kunci untuk mencapai efisiensi tersebut. Melalui solusi digital seperti Oaktree.id, perusahaan dapat memantau stok secara real-time, memperbarui data secara otomatis, dan memperoleh laporan komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih akurat. Dengan dukungan teknologi ini, proses replenishment tidak hanya menjadi lebih cepat dan presisi, tetapi juga mampu mendukung transformasi menuju manajemen warehouse yang modern dan berkelanjutan.

Replenish: Pengertian, Proses, Jenis, & Strategi Di Warehouse Read More »

Just In Time: Optimasi Proses Pengadaan Barang Dalam Gudang

Dalam dunia logistik modern, efisiensi menjadi kunci utama untuk memenangkan persaingan. Salah satu metode yang semakin populer dalam manajemen gudang adalah Just In Time (JIT). Konsep ini berfokus pada pengadaan barang tepat waktu sesuai kebutuhan produksi atau permintaan pelanggan. Dengan demikian, perusahaan tidak perlu menimbun stok berlebihan di warehouse yang bisa menyebabkan biaya penyimpanan meningkat. Penerapan JIT dalam manajemen inventory sangat relevan bagi bisnis yang ingin mengurangi waste, mengoptimalkan arus barang, dan meningkatkan cash flow. Namun, implementasinya memerlukan perencanaan yang cermat agar aliran barang tetap lancar tanpa mengorbankan kualitas pelayanan pelanggan. Pengertian Just In Time Just In Time adalah strategi pengadaan barang di mana bahan baku, komponen, atau produk jadi dikirimkan ke gudang atau lini produksi tepat saat dibutuhkan. Metode ini pertama kali dipopulerkan oleh Toyota dalam sistem produksi mereka yang terkenal dengan nama Toyota Production System (TPS). Tujuan utama dari JIT adalah meminimalkan inventory yang mengendap dan mengurangi biaya penyimpanan. Dalam konteks warehouse, penerapan JIT berarti gudang hanya menyimpan jumlah barang yang benar-benar diperlukan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini membantu perusahaan menghindari dead stock sekaligus menjaga fleksibilitas operasional. Proses Penerapan Just In Time Agar strategi JIT dapat berjalan optimal, perusahaan perlu memperhatikan beberapa langkah penting: Perencanaan Kebutuhan Yang AkuratProses JIT dimulai dengan perencanaan kebutuhan inventory secara detail. Perusahaan harus menggunakan data historis, tren permintaan, dan proyeksi pasar untuk menentukan jumlah barang yang dibutuhkan. Sistem manajemen inventory yang baik akan membantu memprediksi kebutuhan dengan lebih presisi. Kolaborasi Dengan PemasokKeberhasilan JIT sangat bergantung pada pemasok. Komunikasi yang intensif dan transparan dengan supplier memastikan barang dikirim tepat waktu. Bahkan, beberapa perusahaan menjalin kontrak jangka panjang dengan pemasok untuk dapat menjamin ketersediaan barang secara konsisten. Pemantauan Stok Secara Real-TimePenggunaan teknologi seperti software manajemen warehouse memungkinkan perusahaan memantau stok secara real-time. Dengan begitu, tim procurement dapat segera memesan barang ketika stok mendekati level minimum tanpa menunggu terlalu lama. Proses Penerimaan Barang Yang CepatGudang perlu memiliki sistem penerimaan barang yang efisien. Proses unloading, pengecekan kualitas, hingga pencatatan stok harus dilakukan dengan cepat agar barang langsung siap digunakan atau didistribusikan. Manfaat Penerapan Just In Time Penerapan JIT menawarkan banyak keuntungan yang dapat meningkatkan kinerja gudang: Mengurangi Biaya PenyimpananPenerapan JIT membuat stok tidak menumpuk di gudang. Akibatnya, biaya sewa gudang, listrik, dan tenaga kerja untuk mengelola barang berkurang signifikan. Perusahaan dapat mengalokasikan dana yang tadinya untuk penyimpanan ke kegiatan yang lebih produktif. Meningkatkan Arus KasDengan hanya memesan barang sesuai kebutuhan, modal kerja tidak terlalu lama terikat di inventory. Hal ini membuat perusahaan memiliki likuiditas yang lebih baik sehingga dapat digunakan untuk mendukung operasional atau investasi lain yang lebih menguntungkan. Mengurangi Risiko ObsolescenceBarang yang disimpan terlalu lama berisiko kadaluarsa, rusak, atau kehilangan nilai jual. Sistem JIT memastikan barang masuk dan keluar sesuai permintaan, sehingga risiko kerugian akibat stok usang menjadi lebih kecil. Meningkatkan Kepuasan PelangganDengan persediaan yang selalu tepat waktu dan dalam kondisi baik, perusahaan mampu memenuhi pesanan pelanggan secara konsisten. Pelayanan yang cepat dan akurat membuat pelanggan lebih puas dan cenderung kembali membeli. Kelebihan & Kekurangan Just In Time Walaupun menawarkan banyak manfaat, JIT juga memiliki tantangan yang perlu diantisipasi: Kelebihan Just In Time (JIT): Mengurangi Biaya PersediaanJIT secara aktif menekan biaya penyimpanan karena barang hanya datang saat dibutuhkan. Hal ini membuat ruang gudang lebih efisien dan mengurangi risiko penumpukan stok yang tidak terpakai. Meningkatkan Akurasi DataDengan jumlah barang yang selalu sesuai kebutuhan, perusahaan dapat memantau stok dengan lebih tepat. Data yang akurat membantu manajemen membuat keputusan lebih cepat dan tepat. Mendorong Kerja Sama Dengan PemasokSistem JIT menuntut koordinasi yang erat dengan pemasok. Kolaborasi ini memperlancar aliran barang, memperkuat hubungan bisnis, dan membangun kepercayaan jangka panjang. Kekurangan Just In Time (JIT): Ketergantungan Pada PemasokJIT membuat perusahaan sangat bergantung pada ketepatan waktu pemasok. Jika terjadi keterlambatan, proses produksi dapat berhenti dan menghambat pemenuhan permintaan pelanggan. Risiko Gangguan Rantai PasokGangguan transportasi, cuaca ekstrem, atau masalah logistik bisa langsung mengganggu jalannya produksi. Karena tidak ada stok cadangan, dampaknya terasa lebih cepat. Membutuhkan Sistem Yang AndalPerusahaan harus memiliki sistem informasi yang real-time dan akurat. Tanpa pemantauan yang baik, risiko kekurangan bahan akan meningkat dan bisa menunda proses produksi. Kesimpulan Just In Time adalah strategi efektif untuk meningkatkan efisiensi manajemen warehouse dan inventory. Dengan perencanaan yang tepat, kolaborasi dengan pemasok, serta pemanfaatan teknologi, perusahaan dapat mengurangi biaya penyimpanan, mempercepat arus barang, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Jika Anda ingin mengelola warehouse dan inventory secara lebih cerdas, Anda bisa memanfaatkan solusi digital seperti Software Oaktree. Oaktree menyediakan fitur manajemen stok, pencatatan data, hingga pelacakan real-time yang dapat membantu proses Just In Time berjalan lancar. Sudah saatnya bisnis Anda beralih ke sistem manajemen gudang yang lebih efisien dan modern agar bisa tetap kompetitif di era digital.

Just In Time: Optimasi Proses Pengadaan Barang Dalam Gudang Read More »

Scroll to Top