Oaktree Blog

Logistik

Shipment Monitoring, Lacak Kontainer dari Pelabuhan Asal ke Tujuan

Shipment Monitoring, Lacak Kontainer dari Pelabuhan Asal ke Tujuan

Blog Oaktree – “Di mana posisi kontainer saya sekarang?” Pertanyaan ini adalah sumber kecemasan bagi banyak pemilik bisnis, importir, dan eksportir. Ketidakpastian dalam rantai pasok global dapat menyebabkan keterlambatan, penumpukan biaya, dan yang terburuk, ketidakpuasan pelanggan. Di sinilah shipment monitoring atau pemantauan pengiriman memegang peranan vital. Artikel ini adalah panduan lengkap Anda untuk memahami cara melacak kontainer secara efektif, mulai dari proses manual hingga solusi digital modern yang memberikan visibilitas penuh dari pelabuhan asal (port of origin) hingga pelabuhan tujuan (port of destination). Mengapa Shipment Monitoring Krusial di Era Digital? Shipment monitoring bukan lagi sekadar kemewahan, melainkan kebutuhan strategis. Dengan pemantauan yang tepat, Anda mendapatkan kendali penuh atas logistik Anda. Meningkatkan Visibilitas & Transparansi: Anda tahu persis di mana aset Anda berada setiap saat. Ini memungkinkan perencanaan yang lebih baik untuk proses selanjutnya, seperti customs clearance dan pengiriman darat. Manajemen Risiko Proaktif: Apakah ada potensi keterlambatan karena cuaca buruk atau kepadatan di pelabuhan? Dengan pemantauan real-time, Anda bisa mendapatkan peringatan dini dan segera menyusun rencana darurat. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan: Memberikan informasi pelacakan yang akurat dan up-to-date kepada pelanggan akan membangun kepercayaan dan meningkatkan loyalitas mereka. Efisiensi Biaya: Dengan mengetahui perkiraan waktu kedatangan (ETA) yang akurat, Anda dapat menghindari biaya tak terduga seperti demurrage dan detention. Tantangan Pelacakan Kontainer Secara Manual Banyak perusahaan masih mengandalkan cara-cara tradisional untuk melacak kontainer, yang sering kali tidak efisien. Informasi Terfragmentasi: Anda harus membuka banyak situs web maskapai pelayaran (shipping line) yang berbeda, memasukkan nomor B/L atau kontainer satu per satu. Keterlambatan Update: Informasi yang ditampilkan sering kali tidak real-time. Status “In Transit” bisa berarti banyak hal, tanpa detail yang spesifik. Beban Kerja Administratif: Tim Anda menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari hanya untuk mengecek status dan membuat laporan manual untuk manajemen atau pelanggan. Tahapan Kunci dalam Melacak Kontainer (Port-to-Port Journey) Memahami perjalanan sebuah kontainer akan membantu Anda mengetahui titik-titik krusial yang perlu dipantau. Tahapan Deskripsi Informasi Penting 1. Booking Confirmation Pesanan Anda dikonfirmasi oleh maskapai pelayaran. Nomor Booking, Jadwal Kapal, ETD & ETA. 2. Container Gate-Out Kontainer kosong diambil dari depo dan menuju lokasi muat. Tanggal & Waktu Pengambilan. 3. Arrived at Port of Loading Kontainer tiba di pelabuhan asal dan menunggu dimuat ke kapal. Tanggal & Waktu Tiba di Pelabuhan. 4. Loaded on Vessel Kontainer berhasil dimuat ke atas kapal yang telah dijadwalkan. Konfirmasi Muat, Nama Kapal, Nomor Voyage. 5. Vessel Departure Kapal berangkat dari pelabuhan asal (ETD – Estimated Time of Departure). Tanggal Keberangkatan Aktual. 6. In-Transit Kapal dalam perjalanan. Bisa termasuk pemberhentian di transshipment port. Update posisi kapal secara berkala. 7. Arrived at Port of Discharge Kapal tiba di pelabuhan tujuan (ETA – Estimated Time of Arrival). Tanggal Kedatangan Aktual. 8. Discharged from Vessel Kontainer diturunkan dari kapal dan ditempatkan di container yard. Konfirmasi Bongkar. 9. Customs Clearance Proses kepabeanan untuk izin masuk barang. Status Clearance (misal: Jalur Merah/Hijau). 10. Gate-Out for Delivery Kontainer keluar dari pelabuhan untuk diantar ke tujuan akhir. Tanggal & Waktu Keluar Pelabuhan. Solusi Modern Otomatisasi Pelacakan dengan Oaktree.id Bayangkan jika Anda bisa memantau semua tahapan di atas dari satu dasbor tunggal, tanpa perlu membuka puluhan tab browser. Inilah yang ditawarkan oleh software freight forwarding modern seperti Oaktree.id. Oaktree.id mengubah proses pelacakan yang rumit menjadi aktivitas yang sederhana dan terpusat. Dasbor Pelacakan Terpusat: Lacak semua pengiriman Anda dari berbagai maskapai pelayaran dalam satu platform. Cukup masukkan nomor B/L atau kontainer, sistem akan menarik data secara otomatis. Update Status Real-Time: Dapatkan notifikasi otomatis untuk setiap pencapaian tahap kunci, mulai dari kapal berangkat, tiba, hingga kontainer selesai dibongkar. Customer Portal: Berikan akses kepada pelanggan Anda untuk melacak pengiriman mereka sendiri. Ini mengurangi pertanyaan berulang dan meningkatkan transparansi layanan Anda. Visibilitas Prediktif: Dengan data yang terkumpul, sistem dapat memberikan ETA yang lebih akurat, membantu Anda merencanakan operasional dengan lebih presisi. Dengan Oaktree.id, Anda tidak lagi reaktif, melainkan proaktif. Anda memiliki data untuk membuat keputusan cepat dan menjaga kelancaran rantai pasok.   FAQ – Pertanyaan Umum Seputar Shipment Monitoring   Apa perbedaan ETA dan ETD? ETD (Estimated Time of Departure): Perkiraan waktu kapal berangkat dari pelabuhan asal. ETA (Estimated Time of Arrival): Perkiraan waktu kapal tiba di pelabuhan tujuan. Keduanya bisa berubah tergantung kondisi di lapangan. Bisakah saya melacak kontainer hanya dengan nama kapal? Umumnya tidak bisa. Anda memerlukan nomor identifikasi unik seperti Nomor Kontainer (contoh: TGHU1234567) atau Nomor Bill of Lading (B/L) untuk pelacakan yang akurat. Apa itu transshipment? Transshipment adalah proses di mana kontainer dipindahkan dari satu kapal ke kapal lain di sebuah pelabuhan perantara sebelum mencapai tujuan akhir. Ini adalah titik kritis yang perlu dipantau karena berisiko menambah durasi pengiriman. Di tengah kompleksitas logistik global, shipment monitoring yang efektif adalah kunci untuk menjaga daya saing. Meninggalkan cara manual dan beralih ke platform terintegrasi seperti Oaktree.id akan memberikan visibilitas, kontrol, dan efisiensi yang Anda butuhkan. Ambil alih kendali penuh atas rantai pasok Anda dan ubah ketidakpastian menjadi keunggulan kompetitif.

Shipment Monitoring, Lacak Kontainer dari Pelabuhan Asal ke Tujuan Read More »

Digitalisasi Freight Forwarding, 5 Proses Bisa Diotomatisasi

Digitalisasi Freight Forwarding, 5 Proses Bisa Diotomatisasi

Blog Oaktree – Industri freight forwarding dikenal dengan kompleksitasnya yang tinggi. Mulai dari koordinasi dengan berbagai pihak, pengelolaan dokumen yang berlapis, hingga memastikan pengiriman tepat waktu. Di tengah tuntutan kecepatan dan efisiensi, proses manual tidak lagi memadai. Kesalahan kecil dalam entri data atau keterlambatan komunikasi dapat menyebabkan kerugian besar. Digitalisasi freight forwarding bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk bertahan dan berkembang. Dengan mengotomatisasi proses inti, perusahaan freight forwarding dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memberikan layanan yang lebih transparan kepada pelanggan. Lalu, dari mana harus memulai? Berikut adalah lima proses krusial dalam bisnis freight forwarding yang bisa dan seharusnya Anda otomatisasi sekarang. Perbandingan Proses Manual vs Otomatis dengan Oaktree.id   Proses Cara Manual (Tradisional) Solusi Otomatis dengan Oaktree.id 1. Quotation Menghubungi vendor satu per satu, menghitung manual di Excel, rentan salah hitung. Rate vendor tersimpan di sistem, kalkulasi biaya & profit otomatis, penawaran profesional siap dalam hitungan menit. 2. Booking Entri data ulang dari email/telepon ke sistem internal, risiko human error tinggi. Quotation yang disetujui otomatis menjadi job order, tidak ada entri data ganda. 3. Tracking Staf harus proaktif mengecek status ke maskapai & memberikan update manual ke pelanggan. Pelacakan real-time terintegrasi. Pelanggan bisa memantau sendiri via portal khusus. 4. Dokumentasi Membuat B/L, AWB, Invoice dengan copy-paste antar dokumen, memakan waktu & tidak konsisten. Semua dokumen (B/L, Invoice, dll.) dibuat otomatis dari data job order dengan sekali klik. 5. Penagihan & Laporan Tim keuangan merekap job satu per satu untuk membuat invoice. Laporan laba rugi dibuat akhir bulan. Invoice dibuat otomatis setelah pengiriman selesai. Laporan laba rugi per job bisa dilihat kapan saja. Solusi dari Oaktree.id Freight Forwarding Software Mengotomatisasi kelima proses di atas mungkin terdengar rumit, tetapi sebenarnya tidak. Anda tidak perlu membangun sistem dari nol. Solusi seperti Oaktree.id hadir sebagai platform all-in-one yang dirancang khusus untuk industri freight forwarding di Indonesia. Oaktree.id adalah software berbasis cloud yang membantu Anda digitalisasi seluruh alur kerja freight forwarding, mulai dari penjualan hingga laporan keuangan. Manajemen Penawaran & Penjualan: Buat dan kirim penawaran harga profesional dengan cepat. Operasional Terpusat: Ubah penawaran menjadi job order secara otomatis dan kelola semua pengiriman (darat, laut, udara) dalam satu dasbor. Pelacakan Real-Time: Berikan visibilitas penuh kepada tim internal dan pelanggan mengenai status pengiriman. Keuangan Terintegrasi: Proses penagihan menjadi lebih cepat dan akurat. Pantau laba rugi setiap pengiriman dengan mudah. Dengan beralih ke sistem terintegrasi seperti Oaktree.id, Anda tidak hanya menghemat waktu dan biaya operasional, tetapi juga membangun fondasi bisnis yang lebih kuat, terukur, dan siap bersaing di era digital. Kesimpulan: Jangan biarkan proses manual menghambat pertumbuhan bisnis Anda. Mulailah identifikasi proses mana yang paling memakan waktu dan otomatisasi sekarang juga. Transformasi digital adalah kunci untuk efisiensi, profitabilitas, dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi.

Digitalisasi Freight Forwarding, 5 Proses Bisa Diotomatisasi Read More »

Cara Menghindari Risiko Kesalahan Dokumen dalam Kargo Laut

Cara Menghindari Risiko Kesalahan Dokumen dalam Kargo Laut

Blog Oaktree – Pengiriman kargo laut (sea freight), terutama untuk bisnis EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah tulang punggung perdagangan. Di balik volume pengiriman yang masif, terdapat satu kerentanan terbesar yang sering diabaikan Kesalahan Dokumen. Satu kesalahan kecil pada Bill of Lading (B/L), Invoice, atau Packing List dapat memicu serangkaian masalah serius, mulai dari denda bea cukai, penahanan kargo (ship detention), hingga kerugian finansial yang signifikan. Lalu, bagaimana cara menghindari risiko kesalahan dokumen kargo laut ini? Jawabannya terletak pada proses kerja yang teliti dan adopsi Solusi Software Freight Forwarding yang terintegrasi. Stop Rugi! Cara Menghindari Risiko Kesalahan Dokumen Kargo Laut 🚢 Dokumen adalah “nyawa” dalam rantai pasok logistik. Ketidakakuratan sekecil apa pun bisa berdampak besar. Beberapa risiko utama yang muncul akibat kesalahan dokumen meliputi: Penahanan Kargo dan Kapal (Ship Detention): Dokumen yang tidak lengkap, tidak valid, atau salah dapat menyebabkan kargo ditahan oleh otoritas pelabuhan atau bea cukai. Ini mengakibatkan keterlambatan pengiriman, biaya sandar yang membengkak, dan hilangnya kepercayaan pelanggan. Denda dan Sanksi Finansial: Kesalahan pada nilai barang, deskripsi kargo, atau kode HS dapat memicu denda yang sangat besar dari pihak bea cukai (Customs). Dalam kasus internasional, sanksi ini bisa mencapai ribuan hingga jutaan dolar. Kehilangan atau Salah Tempat (Missing/Misplaced Cargo): Kesalahan administrasi, seperti salah penulisan nama penerima atau pelabuhan tujuan, bisa menyebabkan kargo terpisah atau dikirim ke lokasi yang salah, yang pada akhirnya memicu klaim dan kerugian total. Penolakan Klaim Asuransi: Jika terjadi kerusakan atau kehilangan kargo, polis asuransi bisa menolak klaim apabila detail pada dokumen pengiriman (seperti packing list atau B/L) tidak sesuai atau terdapat inkonsistensi data. ✅ 4 Langkah Praktis Menghindari Kesalahan Dokumen Kargo Untuk meminimalkan risiko di atas, perusahaan EMKL dan logistik perlu menerapkan protokol verifikasi yang ketat: Verifikasi Data Ganda (Double-Check) Lakukan pengecekan silang untuk setiap dokumen kritis (B/L, Invoice, Packing List) setidaknya oleh dua personel yang berbeda. Pastikan data seperti nama penerima, alamat, jumlah koli, berat (Gross Weight), volume (CBM), dan nomor kontainer sama persis di semua form yang diterbitkan. Standarisasi Format Dokumen Hindari membuat dokumen secara manual dari nol berulang kali. Gunakan template baku yang sudah sesuai dengan regulasi Bea Cukai dan standar pelayaran internasional. Standarisasi membantu mencegah entri data yang terlewat atau salah format. Memahami Regulasi Bea Cukai (Customs Clearance) Pastikan setiap staf yang bertanggung jawab atas dokumentasi memiliki pemahaman yang kuat tentang peraturan Bea Cukai di pelabuhan muat dan bongkar. Pelajari secara berkala perubahan pada Harmonized System (HS) Code dan persyaratan spesifik untuk jenis kargo tertentu. Adopsi Sistem Digital Terintegrasi Ini adalah langkah paling efektif. Beralih dari proses manual (Excel atau kertas) ke Software Freight Forwarding yang dirancang khusus akan mengotomatisasi pembuatan dokumen, sehingga memangkas potensi kesalahan manusia (human error). 🚀 Solusi Software Freight Forwarding EMKL Kargo Laut Di Indonesia, platform seperti Oaktree.id hadir sebagai solusi ERP software yang fokus pada bisnis logistik, termasuk EMKL, EMKU, dan Freight Forwarding. Fitur Oaktree.id untuk Membasmi Kesalahan Dokumen Oaktree dirancang khusus untuk mengatasi kerumitan operasional, termasuk masalah dokumentasi. 1. Manajemen Dokumen Digital & Jobfile Terpusat Oaktree menyediakan platform terpusat (Jobfile Management) untuk mengelola semua data pengiriman. Begitu data diinput, sistem akan menggunakannya untuk secara otomatis menghasilkan dokumen seperti Bill of Lading, Invoice, dan Surat Jalan, meminimalkan kebutuhan re-entry data yang rawan salah. Semua dokumen juga diarsipkan secara digital, mengurangi risiko dokumen fisik hilang. 2. Integrasi dengan Sistem Eksternal Penting Salah satu keunggulan utama adalah kemampuan integrasi dengan sistem eksternal, seperti: Accurate Online (untuk Akuntansi): Memastikan data transaksi logistik selaras dengan pembukuan keuangan. Ceisa 4.0 (untuk Bea Cukai): Memudahkan proses kepabeanan dengan data yang sudah terstandardisasi, mencegah penolakan dokumen akibat format yang tidak sesuai. Integrasi ini menciptakan alur kerja yang mulus, di mana data tidak perlu diinput berulang kali di berbagai sistem. 3. Fitur Transaction Copy untuk Pelanggan Berlangganan Banyak klien EMKL adalah pelanggan berulang. Oaktree.id memiliki fitur Transaction Copy yang memungkinkan pengguna hanya perlu menyalin data pengiriman sebelumnya (customer data dan detail shipment yang sama) untuk membuat job order baru, jauh lebih cepat dan akurat daripada input manual. 4. Laporan dan Analitik Komprehensif Sistem menyediakan laporan real-time mengenai setiap proyek (Job Order). Laporan ini memungkinkan manajemen untuk memantau kinerja, termasuk menganalisis potensi reimbursement yang belum tertagih atau biaya tak terduga yang sering muncul akibat masalah operasional/dokumen. Dengan beralih dari operasional manual ke sistem digital yang terintegrasi seperti Oaktree.id, bisnis EMKL dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi risiko kesalahan dokumen yang mahal, dan fokus pada pertumbuhan bisnis yang lebih berkelanjutan.

Cara Menghindari Risiko Kesalahan Dokumen dalam Kargo Laut Read More »

Dokumen Wajib dalam Proses Ekspor-Impor

Dokumen Wajib dalam Proses Ekspor-Impor

Blog Oaktree – Dalam dunia perdagangan internasional, pergerakan fisik barang hanyalah satu sisi dari koin. Sisi lainnya, yang sering kali lebih kompleks dan krusial, adalah alur informasi dan legalitas yang terwujud dalam bentuk dokumen. Dokumentasi dalam proses ekspor-impor bukan sekadar formalitas administratif; ia adalah tulang punggung yang memastikan setiap transaksi berjalan lancar, legal, dan aman dari titik asal hingga tujuan akhir. Kesalahan sekecil apa pun dalam satu dokumen dapat menyebabkan efek domino: penundaan pengiriman di pelabuhan, denda besar dari otoritas pabean, sengketa kepemilikan barang, hingga rusaknya hubungan dengan mitra bisnis. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai dokumen-dokumen kunci dari kontrak pengangkutan seperti Bill of Lading hingga deklarasi pabean seperti PIB adalah mutlak diperlukan. Artikel ini akan membedah dokumen-dokumen wajib dalam proses ekspor-impor dan memperkenalkan bagaimana solusi digital seperti software freight forwarding Oaktree.id dapat mentransformasi pengelolaan dokumen yang rumit ini menjadi lebih efisien dan bebas dari kesalahan. Dokumen Utama Perdagangan dan Transportasi Ini adalah dokumen fundamental yang menjadi dasar dari transaksi dan pengiriman barang. 1. Bill of Lading (B/L) atau Konosemen Definisi: Dokumen paling vital dalam pengiriman melalui laut. Diterbitkan oleh perusahaan pelayaran (shipping line) kepada pengirim (shipper). Fungsi Kunci: Bukti Kontrak Pengangkutan: Menjadi bukti adanya perjanjian antara pengirim dan pengangkut. Tanda Terima Barang: Mengkonfirmasi bahwa barang telah dimuat ke atas kapal dalam kondisi yang disebutkan. Dokumen Kepemilikan (Document of Title): Pihak yang memegang B/L asli berhak untuk mengklaim barang di pelabuhan tujuan. Sifatnya dapat dinegosiasikan (negotiable). 2. Air Waybill (AWB) Definisi: Dokumen kontrak pengangkutan untuk barang yang dikirim melalui udara, diterbitkan oleh maskapai penerbangan (airline). Fungsi Kunci: Bukti Kontrak Pengangkutan: Sama seperti B/L, ini adalah bukti perjanjian antara pengirim dan maskapai. Tanda Terima Barang: Mengkonfirmasi bahwa barang telah diterima oleh maskapai. Penting: Berbeda dengan B/L, AWB bukanlah dokumen kepemilikan. Barang akan diserahkan kepada penerima (consignee) yang namanya tercantum di AWB. 3. Commercial Invoice (Faktur Komersial) Definisi: Faktur atau tagihan yang diterbitkan oleh eksportir (penjual) kepada importir (pembeli). Fungsi Kunci: Dasar Transaksi: Merinci deskripsi barang, jumlah, harga per unit, total nilai, dan syarat pembayaran (incoterms). Penetapan Nilai Pabean: Menjadi dokumen utama yang digunakan oleh bea cukai untuk menghitung bea masuk dan pajak impor. 4. Packing List (Daftar Pengepakan) Definisi: Dokumen yang diterbitkan oleh eksportir, berisi rincian lengkap mengenai isi dari setiap kemasan (koli, palet, peti). Fungsi Kunci: Identifikasi Barang: Memudahkan pihak gudang, pengangkut, dan bea cukai untuk memeriksa dan mengidentifikasi isi kiriman tanpa harus membuka setiap kemasan. Pelengkap Commercial Invoice: Memberikan informasi detail mengenai berat bersih (net weight), berat kotor (gross weight), dan dimensi setiap koli. Dokumen Pendukung (Sering Kali Wajib) Dokumen ini diperlukan untuk memenuhi regulasi tertentu atau persyaratan dari negara tujuan. 1. Insurance Policy (Polis Asuransi) Definisi: Kontrak asuransi yang melindungi barang dari risiko kerusakan atau kehilangan selama dalam perjalanan. Fungsi Kunci: Memberikan jaminan finansial dan menjadi syarat wajib jika transaksi menggunakan incoterms seperti CIF (Cost, Insurance, and Freight). 2. Certificate of Origin (COO) / Surat Keterangan Asal (SKA) Definisi: Dokumen resmi yang menyatakan negara asal barang diproduksi atau diperoleh. Diterbitkan oleh instansi berwenang di negara pengekspor (misalnya, Kamar Dagang dan Industri). Fungsi Kunci: Fasilitas Tarif: Digunakan untuk mendapatkan keringanan atau pembebasan bea masuk di bawah perjanjian perdagangan bebas (FTA). Pemenuhan Regulasi: Beberapa negara mewajibkan COO untuk produk tertentu karena alasan proteksi atau kuota impor. Dokumen Kepabeanan (Wajib di Indonesia) Ini adalah dokumen deklarasi resmi kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). 1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Definisi: Pernyataan resmi yang dibuat oleh eksportir kepada kantor bea cukai sebelum barang diekspor keluar dari Indonesia. Fungsi Kunci: Izin Ekspor: Merupakan pemberitahuan resmi dan izin untuk mengeluarkan barang dari wilayah pabean Indonesia. Dasar Statistik: Menjadi data statistik ekspor resmi bagi pemerintah. 2. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) Definisi: Pernyataan resmi yang dibuat oleh importir kepada kantor bea cukai saat barang akan dimasukkan ke wilayah Indonesia. Fungsi Kunci: Deklarasi Impor: Memberitahukan rincian barang impor kepada bea cukai. Penghitungan Pajak: Menjadi dasar bagi bea cukai untuk menetapkan dan memungut Bea Masuk, PPN, PPh Pasal 22 Impor, dan PPnBM (jika ada). Izin Pengeluaran: Setelah disetujui (mendapat SPPB – Surat Persetujuan Pengeluaran Barang), barang dapat dikeluarkan dari kawasan pabean. Tantangan Manajemen Dokumen dan Solusi Digital dengan Oaktree.id Melihat kompleksitas dan jumlah dokumen yang terlibat, pengelolaannya secara manual menjadi tidak efisien dan berisiko tinggi. Kesalahan input data, dokumen fisik yang hilang, dan koordinasi yang lambat antar pihak adalah masalah umum yang dihadapi perusahaan freight forwarding. Oaktree.id hadir sebagai software freight forwarding berbasis cloud yang dirancang untuk mengatasi tantangan ini. Platform ini mentransformasi proses manual menjadi alur kerja digital yang terintegrasi. Bagaimana Oaktree.id Memberikan Solusi?   Sentralisasi Dokumen: Semua dokumen terkait satu pengiriman mulai dari B/L, Invoice, Packing List, hingga PEB/PIB dapat diunggah dan disimpan dalam satu platform terpusat. Ini menghilangkan risiko kehilangan dokumen dan memudahkan akses bagi tim yang berwenang. Otomatisasi Pembuatan Dokumen: Sistem dapat secara otomatis menghasilkan dokumen-dokumen penting seperti B/L, faktur, dan lainnya dengan mengambil data dari satu sumber utama (single source of truth), meminimalkan kesalahan akibat entri data berulang. Kolaborasi Real-time: Importir, eksportir, dan tim internal dapat berkolaborasi dan melihat status dokumen terbaru secara real-time, mempercepat proses verifikasi dan persetujuan. Kepatuhan (Compliance): Oaktree.id membantu memastikan kelengkapan dan akurasi data yang diperlukan untuk pengisian PEB dan PIB, memperlancar proses customs clearance. Efisiensi dan Akurasi adalah Kunci Dokumentasi adalah pilar utama yang menopang seluruh struktur perdagangan ekspor-impor. Akurasi, kelengkapan, dan ketepatan waktu dalam mengelola setiap dokumen, dari Bill of Lading hingga PIB, adalah faktor penentu antara pengiriman yang sukses dan bencana logistik yang mahal. Meskipun prosesnya rumit, kemajuan teknologi telah menyediakan solusinya. Mengadopsi platform digital seperti Oaktree.id bukan lagi sebuah kemewahan, melainkan langkah strategis bagi perusahaan freight forwarding dan pelaku ekspor-impor untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan memenangkan persaingan di pasar global. Modernisasikan operasional freight forwarding Anda dan minimalkan risiko kesalahan dokumen. Jadwalkan demo gratis Oaktree.id hari ini untuk melihat bagaimana platform kami dapat mengoptimalkan alur kerja ekspor-impor Anda.

Dokumen Wajib dalam Proses Ekspor-Impor Read More »

Cara Menghitung Profit per Pengiriman di Bisnis Logistik

Cara Menghitung Profit per Pengiriman di Bisnis Logistik

Blog Oaktree – Dalam industri logistik yang sangat kompetitif dengan margin tipis, pemahaman mendalam tentang cara menghitung profit adalah kunci untuk bertahan dan berkembang. Banyak perusahaan masih mengukur kesehatan finansial hanya dari laporan laba rugi bulanan secara keseluruhan. Meskipun penting, laporan agregat ini sering kali menyembunyikan fakta krusial: tidak semua pengiriman, rute, atau pelanggan memberikan keuntungan yang sama. Beberapa mungkin bahkan merugi tanpa disadari. Mengetahui profitabilitas di level paling granular yaitu per pengiriman bukanlah sebuah kemewahan, melainkan sebuah kebutuhan strategis. Hal ini memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang didukung data, mulai dari penetapan harga hingga optimalisasi rute. Masalahnya, menghitung ini secara akurat adalah tantangan yang kompleks karena sulitnya mengalokasikan semua biaya yang relevan ke satu pengiriman tunggal. Artikel ini akan membedah metodologi yang akurat untuk menghitung profit per pengiriman dan bagaimana teknologi, khususnya software logistik, menjadi kunci untuk mengimplementasikannya secara efisien. Cara Menghitung Profit per Pengiriman Untuk mendapatkan angka profit yang akurat, kita harus membedah setiap komponen pendapatan dan biaya yang terkait dengan satu shipment atau delivery order. 1. Identifikasi Pendapatan per Pengiriman (Revenue per Shipment) Ini adalah komponen yang paling mudah diidentifikasi. Pendapatan adalah total biaya yang Anda kenakan kepada pelanggan untuk satu pengiriman spesifik, setelah dikurangi diskon atau potongan lainnya. Pendapatan = Tarif Pengiriman – Diskon 2. Identifikasi Semua Biaya Langsung (Variable Costs) Biaya langsung adalah semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke satu pengiriman. Jika pengiriman itu tidak ada, biaya ini juga tidak akan muncul. Bahan Bakar (BBM): Alokasi biaya BBM yang dikonsumsi untuk rute pengiriman tersebut. Upah atau Komisi Driver/Kurir: Gaji atau komisi yang dibayarkan untuk menyelesaikan pengiriman tersebut. Biaya Tol, Parkir, dan Retribusi: Semua biaya yang dikeluarkan selama perjalanan. Biaya Penanganan Khusus: Biaya untuk packing ulang, handling material berbahaya, atau asuransi per pengiriman. Biaya Dokumen: Biaya untuk pencetakan surat jalan, DO, atau dokumen lain yang spesifik untuk pengiriman itu. 3. Alokasi Biaya Tidak Langsung (Overhead Costs) Inilah bagian tersulit dan yang paling sering diabaikan. Biaya tidak langsung adalah biaya operasional yang harus tetap dibayar terlepas dari ada atau tidaknya satu pengiriman spesifik. Kunci akurasinya adalah mengalokasikan sebagian kecil dari total biaya ini ke setiap pengiriman secara adil. Contoh Biaya Tidak Langsung: Sewa gudang dan kantor. Gaji staf operasional, administrasi, dan manajemen (non-driver). Biaya depresiasi (penyusutan) armada truk dan peralatan. Asuransi kendaraan dan kargo (tahunan). Biaya pemasaran dan penjualan. Biaya teknologi (langganan software, GPS, dll.). Metode Alokasi: Anda memerlukan sebuah “dasar alokasi” (cost driver) yang logis. Beberapa dasar yang umum digunakan di industri logistik adalah total berat (kg), total volume (CBM), atau total jumlah pengiriman dalam satu bulan. Formula Alokasi Sederhana: Hitung total Biaya Tidak Langsung dalam satu periode (misal: 1 bulan). Hitung total unit dasar alokasi dalam periode yang sama (misal: total CBM semua pengiriman dalam 1 bulan). Hitung Tarif Alokasi per Unit: Tarif Alokasi = Total Biaya Tidak Langsung / Total Unit Dasar Alokasi Hitung Biaya Alokasi untuk Satu Pengiriman: Biaya Alokasi per Pengiriman = Tarif Alokasi * Jumlah Unit Dasar Alokasi Pengiriman Tersebut (H2) Formula Final: Menggabungkan Semuanya Setelah semua komponen teridentifikasi, formula untuk menghitung profit per pengiriman menjadi jelas: Profit per Pengiriman = Pendapatan – (Total Biaya Langsung + Biaya Alokasi Tidak Langsung) Jika hasilnya positif, pengiriman tersebut menguntungkan. Jika negatif, Anda merugi dari pengiriman tersebut. Solusi Otomatisasi Perhitungan dengan Software Logistik Oaktree.id Melakukan perhitungan di atas secara manual menggunakan spreadsheet untuk ratusan atau ribuan pengiriman setiap bulan adalah pekerjaan yang sangat tidak efisien dan rentan terhadap kesalahan fatal. Di sinilah peran teknologi menjadi sangat vital. Solusi software logistik seperti Oaktree.id dirancang untuk mengatasi kompleksitas ini. Pencatatan Data Terpusat: Platform ini mencatat semua data pendapatan dan biaya langsung untuk setiap nomor order secara otomatis dan real-time. Mesin Alokasi Biaya: Oaktree.id dapat dikonfigurasi untuk mengalokasikan biaya tidak langsung secara otomatis berdasarkan aturan dan dasar alokasi yang Anda tentukan. Sistem akan melakukan perhitungan rumit di latar belakang. Laporan Profitabilitas Instan: Anda tidak perlu menunggu akhir bulan untuk mengetahui profitabilitas. Melalui dasbor analitik, Anda bisa langsung melihat laporan profit & loss untuk setiap pengiriman, setiap rute, setiap kendaraan, bahkan setiap pelanggan kapan saja. Dengan Oaktree.id, proses yang tadinya merupakan tugas akuntansi yang rumit berubah menjadi alat bantu keputusan operasional yang dapat diakses seketika. Mengetahui profit per pengiriman secara akurat membuka pintu bagi berbagai keputusan strategis yang dapat meningkatkan margin keuntungan Anda: Penetapan Harga yang Cerdas (Strategic Pricing): Anda dapat menetapkan harga dengan lebih percaya diri karena Anda tahu persis berapa cost floor Anda untuk setiap jenis layanan atau rute. Analisis Profitabilitas Pelanggan: Identifikasi pelanggan mana yang paling menguntungkan dan mana yang justru menggerus margin Anda. Ini bisa menjadi dasar untuk negosiasi ulang tarif atau penyesuaian layanan. Optimalisasi Rute dan Armada: Analisis rute mana yang secara konsisten menghasilkan profit tertinggi. Alokasikan armada terbaik Anda ke rute-rute tersebut dan cari cara untuk mengefisienkan rute yang kurang menguntungkan. Kontrol Biaya yang Efektif: Dengan visibilitas penuh, Anda bisa dengan cepat mengidentifikasi pos-pos biaya yang membengkak dan mengambil tindakan korektif. Tingkatkan Akurasi dan Profitabilitas Bisnis Logistik Anda Di industri logistik modern, asumsi dan intuisi tidak lagi cukup. Perusahaan yang mampu mengukur dan mengelola profitabilitas pada level paling granular akan menjadi pemenangnya. Menghitung profit per pengiriman secara akurat adalah fondasi dari manajemen logistik yang cerdas dan proaktif. Meskipun metodologinya tampak rumit, adopsi teknologi yang tepat seperti software logistik Oaktree.id mengubah tantangan ini menjadi sebuah keunggulan kompetitif, memberikan presisi, kecepatan, dan wawasan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang benar-benar menguntungkan. Jika Anda siap untuk beralih dari perhitungan manual yang rumit ke analisis profitabilitas yang otomatis dan real-time, saatnya untuk mengeksplorasi solusi yang tepat. Pelajari lebih lanjut bagaimana Oaktree.id dapat membantu Anda mengontrol biaya dan memaksimalkan profit di setiap pengiriman. Jadwalkan demo gratis bersama tim ahli kami.

Cara Menghitung Profit per Pengiriman di Bisnis Logistik Read More »

Kupas Tuntas Pentingnya Real-Time Tracking dalam Logistik

Kupas Tuntas Pentingnya Real-Time Tracking dalam Logistik

Blog Oaktree – Di setiap pusat layanan pelanggan di perusahaan ritel, e-commerce, atau logistik, ada satu pertanyaan yang bergema tanpa henti: “Selamat pagi, mau tanya, status kiriman saya sudah sampai mana, ya?”. Pertanyaan ini, yang dikenal dalam industri sebagai WISMO (Where Is My Order?), lebih dari sekadar permintaan informasi. Ia adalah sebuah simptom dari adanya celah komunikasi dan visibilitas dalam proses rantai pasok Anda. Di era ekspektasi instan saat ini, pelanggan tidak hanya membeli produk atau jasa; mereka membeli pengalaman. Dan bagian paling krusial dari pengalaman pasca-pembelian adalah kepastian. Ketidakpastian mengenai lokasi dan estimasi waktu kedatangan paket menciptakan kecemasan, merusak kepercayaan, dan pada akhirnya, membebani sumber daya operasional Anda. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa ketergantungan pada komunikasi manual untuk status pengiriman adalah model yang usang, dan bagaimana adopsi teknologi real-time tracking bukan lagi sebuah kemewahan, melainkan sebuah keharusan strategis. Kesadaran Masalah: Biaya Tersembunyi di Balik Pertanyaan “Paket Saya di Mana?” Setiap panggilan atau email yang menanyakan status kiriman membawa biaya yang sering kali tidak terhitung. Ini bukan hanya tentang waktu yang dihabiskan oleh tim layanan pelanggan, tetapi juga tentang dampak yang lebih luas: Penurunan Produktivitas Tim: Staf layanan pelanggan terjebak dalam tugas reaktif dan repetitif, mengalihkan fokus mereka dari penyelesaian masalah yang lebih kompleks atau aktivitas yang proaktif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Peningkatan Kecemasan Pelanggan: Dalam ‘kegelapan informasi’, pikiran pelanggan cenderung membayangkan skenario terburuk paket hilang, salah alamat, atau penipuan. Kecemasan ini secara langsung mengikis pengalaman positif yang mungkin telah Anda bangun selama proses penjualan. Potensi Reputasi Negatif: Pelanggan yang frustrasi karena sulitnya mendapatkan informasi cenderung menyuarakan kekecewaan mereka di media sosial atau ulasan produk, merusak reputasi merek Anda. Kehilangan Kontrol atas Pengalaman Pelanggan: Momen antara pengiriman barang hingga diterima oleh pelanggan adalah titik kontak krusial. Tanpa visibilitas, Anda menyerahkan kontrol pengalaman merek Anda sepenuhnya kepada pihak ketiga (kurir). Real-Time Tracking: Dari Fitur Tambahan Menjadi Ekspektasi Standar Real-time tracking adalah sistem yang memberikan visibilitas transparan dan berkelanjutan terhadap pergerakan barang dari titik asal hingga tujuan akhir. Ini bukan lagi sekadar fitur “bagus untuk dimiliki”, melainkan telah menjadi ekspektasi dasar dari konsumen modern. Keunggulan dari Sisi Pelanggan Pemberdayaan (Empowerment): Pelanggan dapat secara mandiri memeriksa status kiriman kapan saja, di mana saja, memberi mereka rasa kontrol. Transparansi dan Kepercayaan: Melihat setiap pergerakan paket dari proses sortir di hub hingga dalam perjalanan dengan kurir membangun kepercayaan bahwa proses berjalan semestinya. Manajemen Ekspektasi: Dengan mengetahui estimasi waktu kedatangan yang akurat, pelanggan dapat merencanakan waktu mereka untuk menerima paket. Keunggulan dari Sisi Bisnis Efisiensi Operasional: Secara drastis mengurangi volume pertanyaan WISMO, membebaskan tim layanan pelanggan untuk fokus pada tugas-tugas bernilai tambah. Komunikasi Proaktif: Sistem yang baik dapat secara otomatis mengirimkan notifikasi kepada pelanggan pada setiap tahapan penting (misalnya, “Paket telah dikirim”, “Paket akan diantar hari ini”). Analitik Data: Data pelacakan dapat dianalisis untuk mengukur kinerja mitra kurir, mengidentifikasi rute yang sering mengalami keterlambatan, dan mengoptimalkan operasi logistik di masa depan. Implementasi Praktis dari Alat Sederhana hingga Sistem Terintegrasi Mengadopsi visibilitas real-time dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, tergantung pada skala dan jenis bisnis Anda. Langkah Awal Memanfaatkan Platform Pelacakan Universal Untuk bisnis yang bekerja dengan berbagai mitra kurir, menyediakan satu titik akses pelacakan adalah langkah cerdas dan sederhana untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Daripada membiarkan pelanggan mencari sendiri di situs web kurir yang berbeda, Anda dapat mengarahkan mereka ke portal pelacakan universal yang andal. Gunakan Cek Resi dari Oaktree di https://blog.oaktree.id/cek-resi/ sebagai pusat informasi terpadu bagi pelanggan Anda untuk melacak kiriman dari berbagai ekspedisi di Indonesia. Evolusi Berikutnya Mengadopsi Sistem Manajemen Logistik Profesional Bagi perusahaan yang bergerak di industri logistik, freight forwarding, EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), dan EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara), sekadar melacak resi tidaklah cukup. Anda memerlukan sebuah sistem operasional terpusat yang tidak hanya memberikan visibilitas kepada pelanggan, tetapi juga mengelola seluruh kompleksitas alur kerja internal. Di sinilah peran software freight forwarding serta logistik dari Oaktree.id menjadi krusial. Sistem ini dirancang khusus untuk kebutuhan industri, mengintegrasikan: Manajemen order dan pengiriman. Pembuatan dokumen esensial (seperti Bill of Lading, invoice, packing list). Manajemen keuangan dan penagihan. Dan yang terpenting, modul pelacakan real-time yang terintegrasi, memberikan visibilitas end-to-end baik untuk tim internal maupun untuk klien Anda. Dengan sistem seperti ini, tracking bukan lagi fitur terpisah, melainkan hasil alami dari proses operasional yang terdigitalisasi dan efisien. Mengubah Beban Reaktif Menjadi Keunggulan Proaktif Pertanyaan “Status kiriman di mana?” bukanlah keluhan pelanggan, melainkan sebuah sinyal pasar bahwa bisnis Anda perlu berevolusi. Mengabaikan sinyal ini berarti membiarkan inefisiensi dan kecemasan pelanggan menggerogoti profitabilitas dan loyalitas. Dengan mengadopsi teknologi real-time tracking mulai dari menyediakan alat bantu sederhana hingga mengimplementasikan sistem manajemen logistik yang komprehensif Anda mengubah beban kerja reaktif menjadi sebuah keunggulan kompetitif. Anda tidak hanya menjawab pertanyaan pelanggan; Anda mencegah pertanyaan itu muncul sejak awal dengan memberikan transparansi, kepercayaan, dan pengalaman pasca-pembelian yang superior. Ambil Kendali Penuh atas Operasi Logistik Anda Jika bisnis Anda bergerak di bidang freight forwarding, EMKL, atau EMKU dan siap untuk beralih dari manajemen reaktif ke strategi logistik yang proaktif dan terintegrasi, saatnya untuk mengadopsi teknologi yang tepat. Jelajahi software freight forwarding dan logistik dari Oaktree.id untuk mendigitalkan operasi Anda, meningkatkan efisiensi, dan memberikan visibilitas superior yang diharapkan oleh pelanggan modern Anda. Jadwalkan sesi konsultasi untuk melihat bagaimana kami dapat merevolusi alur kerja Anda.

Kupas Tuntas Pentingnya Real-Time Tracking dalam Logistik Read More »

Perbedaan EMKL dan EMKU Panduan Lengkap untuk Logistik

Perbedaan EMKL dan EMKU: Panduan Lengkap untuk Logistik

Blog Oaktree – Dalam industri logistik dan manajemen rantai pasok Indonesia, istilah EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) dan EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) merupakan terminologi fundamental yang sering dijumpai. Bagi para pemula atau bahkan pelaku bisnis di luar sektor logistik, perbedaan antara EMKL dan EMKU seringkali kabur. Kesalahpahaman ini dapat berakibat pada pemilihan mitra logistik yang tidak tepat, inefisiensi biaya, dan hambatan dalam proses kepabeanan. Secara historis, kedua istilah ini merujuk pada entitas bisnis yang fokus pada pengurusan pengiriman kargo melalui moda transportasi spesifik. EMKL berfokus pada angkutan laut, sementara EMKU pada angkutan udara. Seiring dengan perkembangan regulasi, terutama dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 49 Tahun 2017 (PM 49/2017) tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi, lanskap bisnis ini mengalami perubahan signifikan. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan definitif antara EMKL dan EMKU, menganalisis dasar hukum yang mengaturnya, serta implikasinya bagi bisnis Anda. Definisi dan Dasar Hukum EMKL dan EMKU Perbedaan paling mendasar antara EMKL dan EMKU terletak pada definisi, ruang lingkup operasional, dan payung hukum yang menaunginya. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) EMKL adalah badan usaha yang secara spesifik memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengurusan pengiriman dan penerimaan muatan atau barang melalui transportasi laut. Fokus utama dari EMKL adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan logistik maritim. Kegiatan Inti: Penerimaan (konsolidasi) dan pengiriman kargo Less than Container Load (LCL) atau Full Container Load (FCL). Pengurusan Dokumen Kepabeanan Laut (Pemberitahuan Ekspor Barang/PEB dan Pemberitahuan Impor Barang/PIB). Pemesanan ruang di kapal (space booking). Penerbitan dokumen transportasi seperti Bill of Lading (BL) atau Delivery Order (DO). Pengurusan transportasi dari dan ke pelabuhan (first mile & last mile trucking). Dasar Hukum (Historis): Izin operasional EMKL secara historis diatur secara terpisah dan spesifik untuk angkutan laut. Namun, pasca-regulasi terbaru, izin ini terintegrasi ke dalam izin yang lebih luas. EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) EMKU adalah badan usaha yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengurusan pengiriman dan penerimaan muatan atau barang melalui transportasi udara. Seluruh aktivitasnya terpusat pada logistik kargo udara yang menuntut kecepatan dan ketepatan waktu. Kegiatan Inti: Pengurusan pengiriman kargo udara, baik untuk rute domestik maupun internasional. Pengurusan Dokumen Kepabeanan Udara. Pemesanan ruang kargo di pesawat (space booking). Penerbitan dokumen Air Waybill (AWB). Penanganan kargo di gudang bandara (warehousing dan ground handling). Dasar Hukum (Historis): Sama seperti EMKL, izin EMKU sebelumnya bersifat spesifik untuk moda transportasi udara. Era Baru Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) dan Freight Forwarding Penting untuk dipahami bahwa regulasi modern, khususnya PM 49/2017, telah mengintegrasikan izin-izin spesifik seperti EMKL dan EMKU ke dalam satu izin yang lebih komprehensif, yaitu Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (IUJPT). Badan usaha yang memiliki IUJPT dikenal sebagai JPT atau Freight Forwarder. Sebuah perusahaan JPT (Freight Forwarder) kini secara hukum berwenang untuk mengelola pengiriman barang melalui berbagai moda transportasi (multimoda), baik darat, laut, maupun udara. Oleh karena itu, sebuah freight forwarder dapat menjalankan fungsi EMKL dan EMKU secara bersamaan di bawah satu entitas bisnis. Perbandingan Sistematis EMKL vs EMKU Tabel berikut menyajikan perbandingan langsung untuk mempermudah pemahaman mengenai perbedaan karakteristik operasional keduanya. Aspek EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) Moda Transportasi Laut (Kapal Kargo, Kontainer) Udara (Pesawat Kargo, Belly Cargo) Fokus Utama Volume besar, biaya per unit lebih rendah Kecepatan, transit waktu singkat Jenis Kargo Tipikal Bahan baku, komoditas, barang manufaktur, muatan curah, FCL/LCL. Barang bernilai tinggi, suku cadang, elektronik, farmasi, dokumen penting, kargo yang sensitif waktu. Dokumen Kunci Bill of Lading (BL), Delivery Order (DO) Air Waybill (AWB) Satuan Biaya Berdasarkan volume (CBM) atau berat (Ton), per kontainer. Berdasarkan berat aktual (actual weight) atau berat volumetrik (volumetric weight), mana yang lebih besar. Proses Kepabeanan Terpusat di Pelabuhan Laut. Terpusat di Kawasan Pabean Bandara Udara. Durasi Transit Lebih lama (hitungan hari, minggu, atau bulan). Lebih cepat (hitungan jam atau hari). Analisis dan Implikasi Bisnis Memilih Mitra yang Tepat Meskipun secara legalitas modern sebuah perusahaan JPT bisa melayani keduanya, banyak perusahaan logistik yang tetap memiliki spesialisasi dan keunggulan kompetitif di salah satu bidang. Memahami hal ini krusial dalam memilih mitra logistik. Kapan Anda Membutuhkan Spesialis EMKL? Pilih mitra yang memiliki rekam jejak kuat sebagai EMKL atau spesialisasi di angkutan laut ketika: Volume Pengiriman Besar: Anda mengirimkan barang dalam jumlah besar yang paling efisien diangkut menggunakan kontainer. Biaya Menjadi Prioritas Utama: Angkutan laut secara signifikan lebih ekonomis untuk kargo bervolume besar dan tidak sensitif terhadap waktu. Jenis Barang Tidak Mendesak: Produk Anda memiliki siklus hidup yang panjang dan tidak memerlukan pengiriman cepat, seperti bahan mentah industri, furnitur, atau otomotif. Kapan Anda Membutuhkan Spesialis EMKU? Fokus pada penyedia jasa dengan keahlian EMKU atau angkutan udara ketika: Kecepatan adalah Segalanya: Produk Anda harus segera sampai ke tujuan, misalnya untuk menghindari keterlambatan produksi (suku cadang mesin) atau karena produk bersifat mudah rusak (perishable goods). Nilai Barang Sangat Tinggi: Mengirimkan barang mewah, komponen elektronik canggih, atau produk farmasi melalui udara dapat mengurangi risiko kerusakan dan pencurian selama transit yang panjang. Lokasi Tujuan Sulit Dijangkau Laut: Beberapa lokasi daratan (landlocked) lebih efisien dijangkau melalui hub bandara terdekat. Tantangan dan Prospek di Era Digital Digitalisasi menjadi tantangan sekaligus peluang. Perusahaan JPT modern tidak lagi hanya menjual jasa pengurusan transportasi, tetapi juga solusi teknologi. Platform digital memungkinkan pelacakan kargo secara real-time, pengurusan dokumen elektronik, dan analisis data untuk optimalisasi rute dan biaya. Perusahaan yang gagal beradaptasi dengan teknologi ini, baik yang berlatar belakang EMKL maupun EMKU, akan kehilangan daya saing. Dari Spesialisasi Moda ke Solusi Logistik Terintegrasi Perbedaan antara EMKL dan EMKU berakar pada moda transportasi yang dilayani: laut untuk EMKL dan udara untuk EMKU. Perbedaan ini berdampak pada segala aspek operasional, mulai dari jenis kargo, struktur biaya, hingga durasi pengiriman. Namun, dalam konteks regulasi dan industri modern, pemisahan ini telah melebur ke dalam konsep Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) atau Freight Forwarding yang bersifat multimoda. Meskipun demikian, spesialisasi dan keahlian mendalam pada salah satu moda tetap menjadi nilai jual utama bagi banyak penyedia jasa. Rekomendasi strategis bagi pelaku bisnis adalah untuk tidak hanya melihat izin legal sebuah perusahaan logistik, tetapi juga menganalisis rekam jejak, spesialisasi, jaringan, dan adopsi teknologi mereka. Pilihlah mitra yang kapabilitasnya paling sesuai dengan karakteristik produk, prioritas biaya,

Perbedaan EMKL dan EMKU: Panduan Lengkap untuk Logistik Read More »

7 Tanda Bisnis EMKL Boros Biaya Akibat Manual

7 Tanda Bisnis EMKL Boros Biaya Akibat Manual

Blog Oaktree – Bisnis Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau freight forwarding adalah bisnis tentang presisi, kecepatan, dan kepercayaan. Klien mempercayakan barang bernilai jutaan hingga miliaran rupiah pada Anda, berharap prosesnya berjalan mulus dari titik A ke titik B. Namun, di balik layar, banyak perusahaan EMKL masih beroperasi dalam kekacauan senyap: tumpukan kertas, spreadsheet yang tak terhitung jumlahnya, dan dering telepon tanpa henti. Jika pemandangan ini terasa familiar, Anda tidak sendirian. Namun, ketergantungan pada proses manual bukan lagi sekadar “cara kerja lama” di era digital ini, itu adalah sebuah penyakit yang secara aktif menggerogoti profitabilitas dan menghambat pertumbuhan bisnis Anda. Saatnya mendiagnosis apakah bisnis Anda terjangkit penyakit ini. Mengapa “Cara Lama” Tidak Lagi Cukup di Era Digital Logistik? Kompetisi di industri logistik semakin ketat. Klien kini menuntut lebih dari sekadar pengiriman tepat waktu; mereka menuntut transparansi, pembaruan status real-time, dan kecepatan respons. Mengandalkan tenaga manusia untuk melacak, menginput, dan melaporkan setiap detail dari puluhan job order secara bersamaan tidak lagi efisien. Ini bukan hanya tentang bekerja lebih keras, tetapi tentang bekerja lebih cerdas. 7 Tanda Peringatan Bisnis EMKL Anda Butuh Digitalisasi Berikut adalah tujuh gejala utama yang menunjukkan bahwa proses manual sedang membebani bisnis EMKL Anda dan membuatnya boros biaya. 1. Pembuatan Job Order dan Penawaran Masih Mengandalkan Spreadsheet Setiap kali ada permintaan baru, staf Anda membuka file template di Excel, menyalin data dari email, mengisi detail secara manual, lalu menyimpannya dengan nama file baru. Proses ini diulang puluhan kali setiap hari. Gejala Boros Biaya: Proses yang lambat ini menciptakan human error (salah ketik nama klien, harga, atau detail layanan), inkonsistensi data, dan yang paling krusial, memperlambat waktu respons pembuatan penawaran. Keterlambatan beberapa jam saja bisa berarti kehilangan pekerjaan karena direbut oleh kompetitor yang lebih cepat. 2. Pelacakan Status Kontainer Membutuhkan Panggilan Telepon Berkali-kali Klien bertanya, “Kontainer saya sudah sampai mana?” Untuk menjawabnya, staf operasional Anda harus menelepon pihak pelayaran, depo, atau supir truk. Satu pertanyaan sederhana bisa memicu serangkaian panggilan telepon yang memakan waktu 15-30 menit. Gejala Boros Biaya: Waktu produktif tim operasional Anda habis hanya untuk aktivitas pelacakan reaktif, bukan untuk perencanaan proaktif. Selain itu, ketidakmampuan memberikan jawaban instan kepada klien membuat bisnis Anda terlihat kurang profesional dan dapat mengurangi kepercayaan mereka. 3. Proses Invoicing Lambat dan Rentan Kesalahan Sebuah job order sudah selesai, barang sudah diterima klien, tetapi proses penagihan (invoice) baru dibuat seminggu kemudian. Mengapa? Karena tim keuangan harus mengumpulkan semua dokumen (DO, surat jalan, bukti pengeluaran) dan merekonsiliasi biaya secara manual. Gejala Boros Biaya: Ini adalah masalah serius bagi arus kas (cash flow). Semakin lama Anda menagih, semakin lama Anda dibayar. Proses manual juga berisiko ada biaya-biaya tambahan (seperti demurrage atau storage) yang terlewat untuk ditagihkan ke klien, yang berarti Anda menanggung kerugian langsung. 4. Laporan Operasional dan Keuangan Dibuat Berhari-hari Manajemen meminta laporan profitabilitas bulanan atau laporan jumlah pengiriman per klien. Tim Anda membutuhkan waktu 2-3 hari untuk mengumpulkan data dari berbagai spreadsheet, catatan manual, dan laporan keuangan untuk menyajikannya dalam satu laporan utuh. Gejala Boros Biaya: Pengambilan keputusan strategis menjadi lambat dan didasarkan pada data yang sudah usang. Anda tidak bisa melihat performa bisnis secara real-time untuk merespons dinamika pasar dengan cepat. 5. Koordinasi Tim Internal Tersebar di WhatsApp dan Email Instruksi penting dari tim sales ke tim operasional, atau pembaruan dari tim lapangan ke kantor pusat, semuanya terjadi di grup WhatsApp atau utas email yang panjang. Gejala Boros Biaya: Informasi krusial mudah terkubur dan terlewat. Miskomunikasi ini dapat menyebabkan kesalahan eksekusi di lapangan (misalnya, salah jadwal stuffing atau salah alamat tujuan), yang berujung pada biaya pengerjaan ulang dan kekecewaan klien. 6. Kesulitan Menghitung Profitabilitas per Job Order Saat ditanya, “Berapa keuntungan bersih dari pengiriman untuk Klien X bulan lalu?”, jawaban yang didapat seringkali hanya estimasi kasar. Sulit untuk melacak semua komponen pendapatan dan biaya (biaya pelayaran, THC, LSS, biaya truk, dll.) untuk setiap pekerjaan secara akurat. Gejala Boros Biaya: Anda tidak tahu pelanggan, layanan, atau rute mana yang paling menguntungkan. Bisa jadi Anda sibuk mengerjakan banyak pekerjaan yang marginnya sangat tipis atau bahkan merugi tanpa Anda sadari. 7. Arsip Dokumen Fisik (DO, B/L, Invoice) yang Menumpuk Kantor Anda dipenuhi oleh lemari arsip berisi ribuan dokumen kertas. Mencari satu Bill of Lading (B/L) dari pengiriman enam bulan lalu terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Gejala Boros Biaya: Risiko kehilangan dokumen vital sangat tinggi. Kehilangan B/L asli bisa menyebabkan masalah besar dalam pelepasan kargo. Selain itu, biaya untuk ruang penyimpanan, kertas, dan printer terus berjalan setiap bulan. Solusi Modern untuk Bisnis EMKL Modern dengan Oaktree.id Jika Anda mengenali sebagian besar tanda di atas, inilah saatnya untuk berhenti menambal kebocoran dan mulai membangun fondasi yang baru. Pekerjaan manual adalah sumber pemborosan yang harus dihilangkan. Solusinya adalah digitalisasi operasional dengan platform yang dirancang khusus untuk industri ini. Oaktree.id adalah software EMKL dan freight forwarding berbasis cloud yang mengintegrasikan seluruh alur kerja bisnis Anda dalam satu platform yang mudah digunakan. Oaktree.id secara langsung memecahkan setiap masalah yang disebabkan oleh proses manual. Manajemen Job Order Terpusat: Buat penawaran dan job order dalam hitungan menit, bukan jam. Semua data tersimpan rapi dan terstandarisasi. Monitoring & Tracking Real-time: Lacak status setiap pengiriman dan kontainer langsung dari dashboard, berikan jawaban instan kepada klien. Invoicing Otomatis & Akurat: Hasilkan invoice secara otomatis begitu pekerjaan selesai, dengan semua komponen biaya sudah terekam. Percepat siklus kas Anda. Dashboard & Laporan Instan: Dapatkan laporan operasional, keuangan, dan profitabilitas per job order kapan saja hanya dengan beberapa klik. Platform Terintegrasi untuk Tim: Semua komunikasi dan pembaruan terkait pekerjaan tercatat dalam sistem, menghilangkan risiko miskomunikasi. Digitalisasi Dokumen: Unggah dan simpan semua dokumen penting secara digital, aman, dan mudah dicari. Tinggalkan Cara Lama, Bawa Bisnis EMKL Anda ke Level Berikutnya Berinvestasi dalam teknologi bukan lagi sebuah kemewahan, melainkan sebuah keharusan untuk bertahan dan berkembang di industri logistik. Berhentilah membiarkan proses manual menggerus profit dan menghabiskan waktu berharga tim Anda. Jadwalkan demo gratis Oaktree.id hari ini dan lihat sendiri bagaimana teknologi dapat menyederhanakan kompleksitas bisnis logistik Anda, meningkatkan efisiensi, dan mendorong profitabilitas ke tingkat yang lebih tinggi.

7 Tanda Bisnis EMKL Boros Biaya Akibat Manual Read More »

Software Distribusi

Cross Docking: Pengertian dan Cara kerjanya

Istilah cross docking, pastinya tidak asing Anda dengar. Terutama bagi industri yang memiliki gudang penyimpanan. Hal ini, dikarenakan proses cross docking dapat mengoptimalkan alur distribusi barang dengan cara yang efisien. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai cross docking. Apa Sebenarnya Cross-docking itu? Cross-docking adalah proses logistik yang melibatkan pemindahan barang langsung dari kendaraan pengangkut yang datang ke kendaraan pengiriman yang akan membawa barang ke tujuan akhir, tanpa melalui proses penyimpanan terlebih dahulu di gudang. Sehingga, metode ini sering kali digunakan untuk mempercepat aliran barang, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk distribusi, dan mengurangi biaya penyimpanan. Dengan demikian, secara sederhana cross docking dapat diartikan pemangkasan untuk mengurangi waktu dan sentuhan manusia terhadap barang yang ingin dikirimkan.   Bagaimana Cara Kerja Cross-docking di Warehouse? Pada dasarnya, cross-docking hanya melibatkan pemindahan barang dari kendaraan pengangkut yang datang langsung ke kendaraan pengiriman yang akan membawa barang ke tujuan akhir, tanpa melalui penyimpanan dalam gudang. Namun, secara nyata proses ini masih perlu langkah-langkah seperti berikut: 1. Penerimaan Barang (Inbound) Truk dari pemasok atau pabrik tiba di pintu penerimaan (inbound dock) yang telah dijadwalkan. Begitu barang diturunkan, proses identifikasi langsung dilakukan, biasanya dengan memindai barcode atau RFID untuk mencocokkan data dengan pesanan pembelian (purchase order) yang ada di sistem. 2. Penyortiran dan Konsolidasi Setelah diidentifikasi, barang tidak diletakkan di rak penyimpanan. Sebaliknya, barang segera dipindahkan ke area transit pusat di dalam gudang. Di sinilah “keajaiban” terjadi, ketia barang disortir berdasarkan tujuan pengiriman akhir. Produk dari beberapa pemasok yang berbeda dapat dikonsolidasikan menjadi satu pengiriman tunggal untuk satu toko atau pelanggan. 3. Pemuatan dan Pengiriman (Outbound) Barang yang telah disortir dan dikonsolidasikan kemudian langsung dipindahkan ke pintu keluar (outbound dock), di mana truk pengiriman telah siap menunggu. Barang dimuat dan segera diberangkatkan ke tujuan akhir. Kunci dari keseluruhan proses ini adalah kecepatan, akurasi, dan koordinasi. Keuntungan Utama Penerapan Cross-docking Dengan mengimplementasikan cross-docking, Anda dapat menghemat biaya secara signifikan. Tak hanya itu saja, penggunaan metode ini juga memberikan keuntungan seperti: 1. Mengurangi Biaya Operasional Secara Drastis Dengan menghilangkan kebutuhan untuk penyimpanan barang yang lama di gudang, biaya penyimpanan dan pengelolaan inventaris dapat berkurang. Hal ini juga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja yang mengelola stok dalam gudang, yang secara langsung menurunkan biaya operasional. 2. Mempercepat Waktu Pengiriman Ke Pelanggan Proses cross-docking memungkinkan barang dipindahkan langsung dari pemasok ke kendaraan pengiriman tanpa penundaan di gudang. Ini mempercepat aliran barang dan mengurangi waktu tunggu, sehingga pelanggan menerima produk lebih cepat, yang sangat penting dalam memenuhi ekspektasi pelanggan di pasar yang kompetitif. 3. Mengurangi Risiko Kerusakan Barang Karena barang tidak perlu disimpan dalam gudang untuk waktu yang lama, risiko kerusakan akibat penumpukan atau penanganan yang berlebihan dapat diminimalkan. Proses yang lebih cepat dan langsung mengurangi potensi kerusakan pada produk, terutama untuk barang yang mudah rusak atau sensitif. Tantangan Implementasi Cross-docking   Meskipun cross docking menawarkan banyak keuntungan, mengimplementasikan  metode ini memiliki berbagai tantangan seperti:  1. Koordinasi Tingkat Tinggi Dibutuhkan sinkronisasi yang nyaris sempurna antara jadwal kedatangan pemasok (inbound) dan jadwal keberangkatan transportasi (outbound). 2. Kebutuhan Visibilitas Real-time Tanpa sistem yang mampu memberikan informasi akurat dan real-time mengenai kapan barang akan tiba, berapa jumlahnya, dan kapan harus dikirim, seluruh alur kerja bisa menjadi kacau. 3. Tidak Cocok untuk Semua Produk Metode ini paling ideal untuk produk dengan permintaan yang stabil dan dapat diprediksi. Produk yang membutuhkan inspeksi kualitas mendalam atau memiliki permintaan yang fluktuatif mungkin kurang cocok. Oaktree.id: Bantu Optimalkan Pengelolaan Pengiriman  Untuk mengatasi tantangan koordinasi dan visibilitas tersebut, software freight forwarder modern hadir sebagai solusinya. Platform canggih ini dirancang untuk menghadirkan sistem distribusi yang membantu mengoptimalkan aliran barang, mempercepat proses pengiriman, dan meningkatkan kolaborasi antar berbagai pihak yang terlibat, mulai dari pemasok, operator gudang, hingga pengangkut.  Siap untuk mengubah sistem distribution dan pengiriman menjadi lebih efisien? Yuk gunakan  Oaktree sekarang juga

Cross Docking: Pengertian dan Cara kerjanya Read More »

Surat Perintah Kerja (SPK) dalam Bisnis beserta Contohnya

Surat Perintah Kerja (SPK) dalam Bisnis beserta Contohnya

Blog Oaktree – Dalam setiap proyek atau pekerjaan yang terstruktur, komunikasi yang jelas dan terdokumentasi adalah kunci. Bayangkan sebuah tim yang mulai bekerja tanpa arahan tertulis—risiko miskomunikasi, salah paham, atau bahkan sengketa di kemudian hari akan sangat tinggi. Di sinilah Surat Perintah Kerja (SPK) hadir sebagai instrumen vital. Lebih dari sekadar dokumen formal, SPK adalah fondasi yang memastikan setiap tugas, tanggung jawab, dan kesepakatan tertulis dan disepakati oleh kedua belah pihak. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk SPK, mulai dari definisi, komponen, hingga contoh penerapannya, khususnya dalam industri yang dinamis seperti logistik. Apa Itu Surat Perintah Kerja? Surat Perintah Kerja (SPK) atau sering disebut juga Work Order, adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh satu pihak (pemberi kerja) kepada pihak lain (penerima kerja) untuk memberikan instruksi atau perintah agar melaksanakan suatu pekerjaan atau proyek tertentu. SPK berfungsi sebagai landasan hukum yang mengikat, merinci hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta menjadi acuan dalam penyelesaian pekerjaan. Secara esensial, SPK memiliki beberapa fungsi utama: Legitimasi dan Otorisasi: SPK memberikan persetujuan atau otorisasi resmi untuk memulai suatu kegiatan atau proyek. Dokumentasi dan Akuntabilitas: Dokumen ini mencatat rincian pekerjaan, anggaran, dan waktu pelaksanaan, menjadikannya bukti yang sah jika terjadi perselisihan. Kejelasan Instruksi: Dengan SPK, tidak ada lagi keraguan tentang apa yang harus dikerjakan, bagaimana caranya, dan kapan harus selesai. SPK vs Surat Tugas, Apa sih Bedanya? Meski sering dianggap sama, SPK dan Surat Tugas memiliki perbedaan mendasar dalam konteks dan fungsinya. Memahami perbedaannya sangat penting untuk penggunaan yang tepat dalam perusahaan. Perbedaan Surat Perintah Kerja (SPK) Surat Tugas Fokus Utama Pelaksanaan suatu proyek atau pekerjaan spesifik yang biasanya melibatkan pihak eksternal (vendor, kontraktor, dll.). SPK lebih berorientasi pada hasil dan output yang terukur. Penugasan individu atau tim internal untuk menjalankan suatu kegiatan atau misi. Sifatnya lebih ke instruksi administratif. Sifat Dokumen Bersifat kontraktual dan mengikat secara hukum. Seringkali menjadi lampiran dari kontrak yang lebih besar. Bersifat instruktif dan administratif. Umumnya digunakan untuk penugasan dinas, rapat, atau kunjungan kerja. Ruang Lingkup Mengatur detail teknis, nilai proyek, dan sistem pembayaran. Contoh: pembangunan gedung, pengangkutan barang, atau jasa IT. Memberikan detail waktu, tempat, dan tujuan tugas. Contoh: menghadiri seminar, mengurus dokumen di kantor cabang, atau inspeksi lapangan. Dengan demikian, SPK memiliki bobot hukum yang lebih kuat karena mengatur hubungan kerja yang bersifat transaksional dan berjangka panjang, seringkali dengan pihak di luar perusahaan. Komponen Penting dalam Surat Perintah Kerja Agar SPK berfungsi efektif, ada beberapa elemen kunci yang wajib disertakan. Kelengkapan ini memastikan tidak ada detail yang terlewat dan meminimalisir risiko kesalahpahaman. Kop Surat: Berisi logo dan identitas resmi perusahaan pemberi kerja (nama, alamat, kontak). Nomor dan Judul Surat: Nomor unik untuk pengarsipan dan judul yang jelas, misalnya “Surat Perintah Kerja No. 012/SPK/V/2025”. Tanggal Penerbitan: Menunjukkan kapan surat dikeluarkan. Identitas Para Pihak: Mencantumkan informasi lengkap pemberi kerja (nama, jabatan) dan penerima kerja (nama perusahaan/individu, alamat, dan jabatan). Dasar Hukum/Referensi: Jika SPK merupakan tindak lanjut dari dokumen lain (misalnya, surat penawaran atau berita acara lelang), cantumkan referensinya. Uraian Pekerjaan: Ini adalah bagian terpenting. Uraikan secara rinci dan spesifik pekerjaan yang harus dilakukan, termasuk spesifikasi teknis, volume, dan standar kualitas. Semakin detail, semakin baik. Waktu Pelaksanaan: Tentukan dengan jelas tanggal mulai, durasi, dan tanggal target penyelesaian. Nilai Pekerjaan dan Pembayaran: Cantumkan biaya total pekerjaan, skema pembayaran (misalnya, termin, uang muka, pelunasan), dan syarat-syarat terkait. Hak dan Kewajiban: Jelaskan hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk klausul tentang denda keterlambatan, garansi, atau sanksi. Tanda Tangan dan Stempel: Pengesahan oleh pihak-pihak yang berwenang, lengkap dengan materai sebagai kekuatan hukum. Surat Perintah Kerja di Industri Logistik Industri logistik dan freight forwarding adalah salah satu sektor yang sangat bergantung pada SPK. Setiap pergerakan barang, mulai dari pengambilan hingga pengiriman, memerlukan otorisasi yang jelas. Contoh Kasus: PT. Andalan Trans (Pemberi Kerja) membutuhkan jasa PT. Kargo Cepat (Penerima Kerja) untuk mengirimkan 500 peti kemas berisi produk elektronik dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dalam kasus ini, PT. Andalan Trans akan mengeluarkan SPK kepada PT. Kargo Cepat. Berikut adalah gambaran isi SPK-nya: Elemen SPK Detail dalam Kasus Ini Uraian Pekerjaan Pengangkutan 500 peti kemas (ukuran 20 kaki) elektronik dari Gudang A, Jakarta Utara, ke Gudang B, Surabaya. Spesifikasi Barang Jenis: Elektronik (TV, AC, Kulkas). Volume: 500 peti kemas. Keterangan khusus: Barang pecah belah, butuh penanganan khusus. Waktu Pelaksanaan Tanggal mulai: 1 Oktober 2025. Waktu selesai: 15 Oktober 2025. Total durasi: 15 hari. Rute dan Pengangkutan Rute: Jakarta – Surabaya. Moda Transportasi: Kapal Kargo. Nomor kapal dan jadwal keberangkatan terlampir. Nilai & Pembayaran Total nilai pekerjaan: Rp 500.000.000. Skema pembayaran: Uang muka 30% saat SPK ditandatangani, pelunasan 70% setelah Berita Acara Serah Terima (BAST) pekerjaan ditandatangani. SPK ini menjadi bukti otentik bahwa PT. Kargo Cepat telah diberi wewenang untuk mengambil dan mengangkut barang tersebut. SPK ini juga berfungsi sebagai referensi bagi tim di lapangan untuk memastikan barang yang diangkut sudah sesuai dan tidak ada kesalahan. [KOP SURAT PERUSAHAAN] [Nama Perusahaan Anda] [Alamat Lengkap Perusahaan] [Nomor Telepon] | [Email] | [Website] SURAT PERINTAH KERJA (SPK) Nomor: [Nomor Surat/SPK]/[Kode Divisi]/[Bulan (Romawi)]/[Tahun] Tanggal: [Tanggal, Bulan, Tahun] I. DATA PEMBERI KERJA Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama: [Nama Lengkap Penanggung Jawab] Jabatan: [Jabatan di Perusahaan] Perusahaan: [Nama Perusahaan Pemberi Kerja] Alamat: [Alamat Lengkap Perusahaan Pemberi Kerja] Telepon: [Nomor Telepon Kantor] Email: [Email Perusahaan] (Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA) II. DATA PENERIMA KERJA Memberikan perintah kerja kepada: Nama Perusahaan/Individu: [Nama Perusahaan/Individu Penerima Kerja] Penanggung Jawab: [Nama Lengkap Penanggung Jawab Penerima Kerja] Jabatan: [Jabatan di Perusahaan Penerima Kerja] Alamat: [Alamat Lengkap Perusahaan/Individu Penerima Kerja] Telepon: [Nomor Telepon] Email: [Email] (Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA) III. DETAIL PEKERJAAN Dengan ini PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA untuk melaksanakan pekerjaan dengan rincian sebagai berikut: Jenis Pekerjaan: [Jelaskan jenis pekerjaan secara spesifik, contoh: Jasa Pengiriman Barang, Pembangunan Gudang, atau Jasa IT Support]. Uraian Pekerjaan: [Jelaskan secara detail apa saja yang harus dikerjakan. Cantumkan spesifikasi, volume, atau standar kualitas yang dibutuhkan. Contoh: “Melakukan pengiriman 500 peti kemas berisi produk elektronik dari gudang Jakarta ke Surabaya, termasuk proses loading dan unloading.”] Lokasi Pelaksanaan: [Tuliskan lokasi di mana pekerjaan akan dilakukan. Contoh: “Gudang PT. ABC, Jakarta Utara”

Surat Perintah Kerja (SPK) dalam Bisnis beserta Contohnya Read More »

Scroll to Top