Oaktree Blog

Job Costing Adalah : Pengertian dan Manfaatnya

job costing

Sebagian dari masyarakat masih belum tau tentang istilah job costing dalam kehidupannya sehari – hari. Jika kita tau tentang yang namanya job costing, pasti itu akan sangat memudahkan bagi kita khususnya untuk kehidupan sehari – hari. Terlebih untuk kalian yang notabene adalah seorang pebisnis atau pebisnis.

Yuk kita coba bahas tentang job costing pada artikel ini,

Simak dan baca sampai tuntas ya.

Pengertian Job Costing

Job Costing adalah suatu metode perhitungan dimana cost produksi yang dikumpulkan nantinya akan dibebankan dan menjadi cost ke unit produksi. Cost ini bisa dikatakan sebagai cost berdasarkan pesanan.

Kuncinya adalah perhitungan cost ini adalah cost harus dipisah antara suatu pekerjaan yang berbeda dari pekerjaan lainnya, dan menyebabkan pemisahannya jelas, jadi bisa ditelusuri dengan baik.

Baca juga  1 Gross Berapa Buah? Cara Menghitung Gross dengan Cepat

Bagaimana? sudah ada gambaran tentang jobcosting?

Sekarang kita lanjut ke manfaat dari job costing

Manfaat

Pemisahan cost secara jelas tentu saja memberikan banyak manfaat dalam perusahaan. Bagaimana perhitungannya akan dipisah dan menyebabkan tidak akan tercampurnya cost antara satu dengan lainnya. Sehingga penelusuran cost juga akan mudah untuk dilakukan, selain itu manfaat lain dari job costing ini diantaranya adalah :

1. Menentukan Harga Jual

Hal pertama dari manfaat job costing adalah perusahaan bisa untuk menentukan harga jual berapa yang sesuai. Karena dari awal cost produksinya sudah ketahuan dengan jelas.

Sehingga, cost produksi bisa digunakan sebagai acuan penentuan harga jual. Sehingga keuntungan yang didapatkan bisa disesuaikan dengan cost produksi tersebut. Selain itu juga bisa menghindari persaingan dengan mematok harga sesuai harga pasaran.

2. Bahan Pertimbangan Menerima dan Menolak Pesanan

Cost ini akan mengetahui berapa besar cost produksi yang dihasilkan dari besarnya cost pesanan. Dengan begitu, perusahaan akan mengetahui berapa cost produksi yang dibutuhkan apakah modal yang tersedia sudah mencukupi.

Apabila akun modal dirasa masih terlalu jauh, dan tidak bisa mengcover pesanan yang dibutuhkan maka pebisnis bisa menentukan apakah ingin menerima dan menolak pesanan tersebut namun berdasarkan pertimbangan yang matang.

Baca juga  Ekspedisi dan Logistik: Pengertian, Perbedaan, dan Jenis Layanan

3. Memantau Penerapan Cost Produksi

Pebisnis juga bisa memantau cost produksi melalui tracking yang jelas berdasarkan pesanan yang ingin dibuat.

Apabila nanti jika dirasa ada cost produksi yang tidak sesuai dengan perhitungan, maka bisa langsung dicari apa penyebab atau kesalahannya. Penerapan cost produksi yang baik juga akan membantu dalam perhitungan hal lain seperti keefektifan waktu kerja serta keuntungan bisnis serta menekan biaya operasional.

4. Pemisahan Keuntungan yang Jelas

Ketika hasil penjual sudah didapatkan, pebisnis bisa langsung mengelompokkannya menjadi laba. Namun sebelum itu ada baiknya untuk memisahkan dulu, dengan cara mengurangi keuntungan yang didapat dengan cost produksi yang sebelumnya sudah dibuat.

Dengan begitu pemisahan keuntungan menjadi lebih jelas, dan bisa menjadi tolak ukur apakah pesanan yang didapat sudah memberikan keuntungan atau belum.

5. Dapat Membandingkan Laba Setiap Penyelesaian Pekerjaan

Seperti pembahasan sebelumnya, terkait dengan pemisahan keuntungan yang jelas bisa menjadi tolak ukur. Dengan begitu, pebisnis bisa membandingkan setiap penyelesaian pekerjaannya berapa keuntungan yang didapat.

Sehingga dengan begitu menjadi tolak ukur juga apakah perusahaan mengalami peningkatan atau justru mengalami penurunan. Jadi, sekalian sebagai laporan keuangan secara tidak langsung.

Baca juga  E-commerce Enabler : Peran dan Fungsinya dalam Bisnis

Baca juga : Jenis Dokumen Barang: Kenali Dokumen Pengiriman Barang

6. Mempermudah Mengetahui Kesalahan yang Terjadi Pada Proses Pekerjaan

Pada saat pencatatan berapa cost produksi yang dibutuhkan, pebisnis bisa dengan cepat mengetahui kesalahan apa yang terjadi dalam proses pekerjaannya. T

ermasuk apabila terjadi pembengkakan cost yang dirasa tidak normal, maka bisa diketahui dengan cepat dan bisa diperbaiki. Setiap kesalahan kecil terkait cost produksi akan diketahui dan dengan cepat bisa diperbaiki sehingga permasalahan tersebut tidak berlarut-larut.

7. Menentukan Beban Produksi

Beban produksi juga bisa diketahui, karena berdasarkan pesanan. Jadi saat pebisnis menerima pesanan, pebisnis bisa langsung memprediksi apa saja yang menjadi kesulitannya. Dengan seperti itu para pebisnis bisa menjadikan hal itu sebagai hipotesa, nantinya hipotesa akan ditentukan melalui perencanaan produksi beserta biayanya yang dibuat.

8. Membandingkan Cost Aktual

Cost aktual yang terjadi dibandingkan dengan cost yang telah ditentukan. Dengan adanya cara ini, sebuah tindakan dapat diambil untuk mengendalikan overhead berlebihan yang terjadi.

Sama seperti pembahasan sebelumnya, terkait pebisnis yang memiliki hipotesis awal terhadap pesanan yang ingin diambil.

9. Menyiapkan Analisis Tren

Analisis tren dapat disiapkan melalui kompilasi cost historis atau cost yang sebelumnya sudah pernah terjadi dan diterapkan sebagai penentuan cost pekerjaan. Dengan begitu, penentuan cost selanjutnya menjadi lebih mudah dan realistis untuk pekerjaan selanjutnya. Dengan begitu maka akan meminimalisir terjadinya kesalahan perhitungan untuk pesanan yang selanjutnya.

Bagikan:

Picture of Oaktree
Oaktree

Membahas seputar Freight Forwarding, EMKL, EMKU, PPJK, Logistik & Distribusi

Semua Postingan
Berjalan sendiri itu cukup melelahkan
Mulai bersama Oaktree!

Dapatkan potongan harga menarik dari kami!
Sales: 081268881603

Scroll to Top