Oaktree Blog

Stok

Notifty Party

Mengenal Notify Party: Istilah Penting Bagi Pelaku Bisnis Global

Dalam era perdagangan global yang bergerak cepat, setiap detail dalam proses pengiriman barang memiliki peran penting. Salah satu istilah yang sering muncul dalam dokumen logistik internasional adalah Notify Party. Banyak pelaku bisnis mengenal istilah consignee atau shipper, tetapi belum memahami betapa strategisnya Notify Party dalam memastikan barang tiba tepat waktu dan didistribusikan tanpa kendala. Peran Notify Party bahkan semakin krusial ketika perusahaan mengoperasikan gudang berkapasitas besar atau menjalankan jaringan distribusi yang kompleks. Dengan mengetahui siapa yang harus dihubungi saat barang mendekati tujuan, perusahaan dapat mempercepat proses bongkar muat, mengurangi risiko penundaan, dan menjaga aliran distribusi. Apa Itu Notify Party? Notify Party adalah pihak yang tercantum dalam dokumen pengiriman seperti Bill of Lading atau Air Waybill yang bertugas menerima pemberitahuan ketika barang mencapai pelabuhan atau bandara tujuan. Walaupun mereka tidak selalu menjadi pemilik barang, keberadaan Notify Party membantu memastikan proses selanjutnya berjalan lancar dan tidak menimbulkan hambatan operasional. Dalam konteks bisnis global, perusahaan memilih Notify Party yang dianggap paling relevan untuk mempercepat proses distribusi. Misalnya, sebuah gudang distribusi dapat ditunjuk sebagai Notify Party agar tim gudang dapat segera mempersiapkan ruang penyimpanan atau menyiapkan proses inbound. Dengan begitu, perusahaan dapat mengelola arus barang secara lebih efisien sejak barang memasuki wilayah tujuan. Peran Notify Party Dalam Rantai Logistik Notify Party berfungsi sebagai pihak yang pertama menerima informasi kedatangan barang. Namun, tugas mereka tidak berhenti sampai di situ saja. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya: a. Mengkoordinasikan Informasi Kedatangan Barang Ketika pengangkut mengirimkan pemberitahuan bahwa kapal atau pesawat sudah tiba, Notify Party langsung melakukan pengecekan. Mereka memverifikasi jadwal, memastikan dokumen siap, dan berkomunikasi dengan pihak internal agar proses berjalan cepat. Sikap proaktif ini membantu mencegah penumpukan barang di pelabuhan. b. Memastikan Kesiapan Gudang Notify Party juga sering menjadi pihak yang bekerja sama dengan tim gudang. Begitu menerima notifikasi kedatangan barang, mereka segera menginformasikan kepada warehouse agar tim dapat menyiapkan slot penyimpanan, forklift, hingga peralatan unloading. Alur ini sangat menentukan efisiensi manajemen gudang, terutama jika barang memiliki spesifikasi khusus seperti mudah pecah, perlu pendingin, atau membutuhkan penanganan cepat. c. Mengatur Alur Distribusi Setelah barang keluar dari pelabuhan, Notify Party bertanggung jawab mengoordinasikan proses pengiriman selanjutnya. Mereka berkomunikasi dengan armada distribusi, perusahaan trucking, atau tim internal agar barang bergerak sesuai jadwal pengiriman. Hal ini memastikan distribusi tidak tertunda dan barang tiba di lokasi konsumen atau gudang utama tepat waktu. Perbedaan Notify Party Dengan Consignee Walaupun kedua istilah ini sering muncul dalam dokumen pengiriman, Notify Party dan Consignee memiliki tanggung jawab berbeda dalam rantai logistik internasional. a. Dari Segi Kepemilikan Barang Consignee merupakan pihak yang berhak menerima dan memiliki barang setelah proses pengiriman selesai. Sementara itu, Notify Party tidak selalu memiliki barang tersebut. Mereka hanya bertugas menerima informasi kedatangan dan membantu pengurusan operasional. b. Dari Segi Fungsi Operasional Consignee fokus pada penerimaan barang secara resmi, termasuk mengurus bea cukai atau inspeksi. Notify Party berperan lebih luas pada bagian koordinasi dan komunikasi. Pihak inilah yang bergerak lebih cepat ketika barang mendekati tujuan karena mereka sering terhubung dengan tim gudang atau distribusi. c. Dari Segi Kebutuhan Bisnis Dalam praktiknya, perusahaan yang memiliki jaringan distribusi besar biasanya menunjuk gudang pusat atau 3PL (third-party logistics) sebagai Notify Party. Hal ini membantu bisnis mengoptimalkan waktu penanganan barang tanpa melibatkan pemilik barang secara langsung pada setiap tahapnya. Contoh Notify Party dalam Logistik dan Distribusi Untuk memahami peran Notify Party secara lebih nyata, berikut adalah salah satu contoh yang sering terjadi dalam aktivitas logistik global. 1. Pengiriman Barang dari Jepang ke Indonesia Sebuah perusahaan elektronik mengekspor ratusan unit sparepart dari Jepang menuju Indonesia. Pada tahap ini, perusahaan sudah menentukan consignee, yaitu distributor nasional yang akan menerima dan memiliki barang tersebut setelah tiba di pelabuhan. 2. Penunjukan Gudang Pusat sebagai Notify Party Selain mencantumkan consignee, perusahaan menuliskan gudang pusat milik distributor sebagai Notify Party di dalam Bill of Lading. Tujuan penunjukan ini adalah agar pihak gudang dapat menerima notifikasi kedatangan barang lebih cepat dan mempersiapkan proses operasional sebelum kapal tiba. 3. Pemberitahuan Kedatangan dari Pihak Pelayaran Ketika kapal mendekati Pelabuhan Tanjung Priok, pihak pelayaran mengirimkan pemberitahuan resmi kepada Notify Party. Notifikasi ini mencakup estimasi waktu kedatangan, informasi kontainer, dan dokumen pendukung yang diperlukan untuk proses inbound. 4. Persiapan Operasional di Gudang Setelah menerima notifikasi tersebut, tim gudang langsung melakukan beberapa langkah penting. Mereka mengatur jadwal staf untuk proses pembongkaran, menyiapkan dokumen penerimaan, dan memastikan perangkat scanning barcode tersedia untuk mempermudah pencatatan stok. Tahap ini mengurangi risiko keterlambatan dan membuat aktivitas inbound lebih efisien. 5. Proses Inbound Berjalan Tanpa Hambatan Karena Notify Party merespons dengan cepat, barang bisa masuk ke gudang segera setelah keluar dari pelabuhan. Proses pencatatan, penyimpanan, hingga verifikasi stok berlangsung lebih lancar sehingga tidak mengganggu alur kerja warehouse. 6. Distribusi ke Retail Berjalan Sesuai Jadwal Dengan seluruh proses inbound sudah terkendali, tim distribusi dapat langsung melanjutkan pengiriman ke berbagai retail sesuai rencana. Kecepatan ini membantu menjaga ketersediaan barang di pasar dan memastikan rantai distribusi tetap stabil. Kesimpulan  Notify Party memainkan peran vital dalam logistik internasional karena membantu mempercepat proses koordinasi kedatangan barang, mendukung pengelolaan gudang, dan menjaga alur distribusi tetap stabil. Dengan memahami fungsi Notify Party, perusahaan dapat menata rantai pasok secara lebih efisien serta mengurangi potensi keterlambatan barang. Untuk mengoptimalkan proses logistik Anda, digitalisasi sudah menjadi langkah yang tidak dapat dihindari. Di sinilah Software Oaktree  memberikan solusi yang relevan bagi perusahaan distribusi dan warehouse. Sistem ini menyediakan fitur lengkap seperti manajemen stok, notifikasi otomatis, dan pemantauan real-time yang membantu bisnis menjaga akurasi dan efisiensi operasional.

Mengenal Notify Party: Istilah Penting Bagi Pelaku Bisnis Global Read More »

Reorder Point

Reorder Point: Kunci Menghindari Kehabisan Stok di Bisnis Anda

Dalam dunia bisnis yang bergerak cepat, ketersediaan stok menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran operasional, terutama bagi perusahaan yang mengandalkan gudang dan distribusi. Ketika permintaan meningkat, pelanggan menuntut proses pengiriman yang cepat dan akurat. Karena itu, bisnis tidak bisa lagi mengabaikan pentingnya pengendalian persediaan. Salah satu strategi paling efektif dalam memastikan stok selalu aman yaitu menerapkan Reorder Point. Konsep Reorder Point sangat populer dalam logistik modern karena mampu memberi sinyal tepat kapan gudang harus memesan ulang persediaan sebelum stok benar-benar habis. Sistem ini membantu bisnis mengurangi risiko kehilangan penjualan, memperlancar arus distribusi, dan menjaga efisiensi operasional gudang. Melalui pengaturan Reorder Point yang tepat, perusahaan dapat mengatur ritme pengadaan barang secara lebih terencana sehingga tidak ada lagi momen di mana gudang tiba-tiba kosong. Apa Itu Reorder Point? Reorder Point adalah titik minimum persediaan yang menjadi tanda bagi bisnis bahwa sudah waktunya melakukan pemesanan ulang. Ketika stok di gudang mencapai titik tersebut, tim logistik harus segera melakukan replenishment agar barang tidak habis saat permintaan datang. Konsep ini tidak hanya membantu menjaga ketersediaan barang, tetapi juga memastikan proses distribusi berjalan lancar. Dengan Reorder Point, perusahaan dapat memantau pergerakan stok secara lebih terstruktur. Selain itu, angka Reorder Point biasanya mempertimbangkan durasi lead time pemasok, kecepatan pergerakan stok, serta tingkat keselamatan stok (safety stock). Karena itu, perusahaan yang menerapkan metode ini cenderung memiliki persediaan yang lebih stabil dan akurat. Fungsi Reorder Point Dalam Operasional Gudang Tingkat persediaan barang memegang peran penting dalam manajemen gudang karena fungsinya membantu menjaga keseimbangan antara kebutuhan stok dan kapasitas penyimpanan. Berikut fungsi utamanya: 1. Menjaga Kelancaran Distribusi Perusahaan yang memiliki jaringan distribusi sangat membutuhkan alur stok yang stabil. Tingkat persediaan barang memastikan pengiriman ke distributor atau pelanggan tidak tertunda hanya karena stok tiba-tiba habis. Setiap kali stok mencapai titik minimum, sistem langsung memberi sinyal untuk melakukan pemesanan ulang. 2. Mengurangi Risiko Kehabisan Stok Tingkat persediaan barang mencegah kondisi stockout yang dapat menurunkan performa bisnis. Begitu stok menyentuh ambang batas, tim gudang dapat segera bertindak melakukan pembelian ulang. Dampaknya, potensi kehilangan pelanggan atau keterlambatan distribusi dapat ditekan. 3. Mengoptimalkan Ruang Gudang Penyimpanan barang tidak boleh berlebihan, tetapi tidak boleh juga terlalu sedikit. Tingkat persediaan barang membantu menjaga volume barang tetap ideal sehingga gudang tidak penuh sesak atau kosong. Manajemen gudang dapat menata stok secara lebih efisien tanpa mengorbankan kebutuhan operasional. 4. Meningkatkan Efisiensi Manajemen Logistik Dengan adanya standar tingkat persediaan barang, proses logistik menjadi lebih mudah dikontrol. Perusahaan dapat mengatur pembelian, monitoring stok, dan jadwal distribusi barang secara lebih rapi. Hal ini membantu tim menghindari keputusan pembelian mendadak yang sering menimbulkan biaya tinggi. Cara Menghitung Reorder Point Untuk menentukan Reorder Point, perusahaan perlu memahami formula dasarnya. Rumus yang paling umum digunakan adalah: Reorder Point = (Lead Time × Rata-Rata Pemakaian Harian) + Safety Stock Agar lebih jelas, berikut penjelasan setiap komponennya: 1. Lead Time Lead Time adalah waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengirim barang sejak pesanan dibuat. Semakin lama lead time, semakin tinggi angka Reorder Point yang harus disiapkan. Gudang harus sangat memperhatikan faktor ini agar stok aman selama menunggu barang datang. 2. Rata-Rata Pemakaian Harian Data penggunaan harian sangat penting karena mencerminkan kecepatan perputaran persediaan. Perusahaan harus memeriksa data historis stok agar perhitungan lebih akurat. Semakin cepat barang bergerak keluar dari gudang, semakin besar kebutuhan stok yang harus disiapkan. 3. Safety Stock Safety Stock bertindak sebagai cadangan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan ataupun keterlambatan pengiriman. Jumlahnya tidak boleh terlalu kecil agar tidak terjadi kekurangan stok. Namun, jika terlalu besar, biaya penyimpanan bisa meningkat. Dengan menghitung ketiga komponen ini, perusahaan dapat menentukan titik pemesanan ulang yang ideal sesuai karakteristik bisnisnya. Manfaat Reorder Point Dalam Logistik  Tingkat persediaan barang memberikan banyak manfaat terutama dalam manajemen gudang dan alur distribusi barang. Berikut manfaat yang paling terasa dalam operasional sehari-hari: 1. Meningkatkan Akurasi Pengendalian Stok Ketika gudang menggunakan tingkat persediaan barang, data stok menjadi lebih akurat. Tim operasional dapat mengetahui kapan harus membeli barang tanpa menebak-nebak. Keakuratan ini membantu memastikan seluruh proses logistik berjalan stabil. 2. Mendukung Perencanaan Distribusi Distribusi barang tidak boleh terhambat karena kekurangan stok. Dengan Reorder Point, perusahaan mampu menyesuaikan jadwal pengiriman dengan kondisi stok gudang. Ini membuat distribusi lebih teratur dan meminimalkan keterlambatan. 3. Mengurangi Biaya Operasional Kehabisan stok dapat menimbulkan biaya tambahan, seperti biaya pengiriman cepat atau pembelian darurat. Tingkat persediaan membantu mencegah kondisi tersebut sehingga biaya operasional dapat ditekan. Gudang pun bisa bekerja lebih efisien dengan alur persediaan yang terukur. 4. Memperkuat Pengambilan Keputusan Bisnis Data persediaan yang terstruktur membantu manajemen menentukan strategi pengadaan barang. Ketika stok dicatat secara konsisten, perusahaan memperoleh gambaran yang jelas tentang permintaan pasar, tren penjualan, dan kebutuhan distribusi. Kesimpulan Reorder Point menjadi salah satu elemen penting dalam menjaga kelancaran operasional gudang dan sistem distribusi. Perusahaan yang menerapkan tingkat persediaan barang dalam gudang dapat mengendalikan persediaan secara lebih akurat, mengurangi risiko kehabisan stok, serta memastikan alur distribusi berjalan tanpa hambatan. Selain itu, perhitungan Reorder Point yang tepat akan membantu bisnis menetapkan strategi logistik yang efisien dan responsif terhadap permintaan pasar. Jika Anda ingin mengelola gudang dan distribusi secara lebih mudah, Oaktree.id menyediakan solusi digital yang dirancang untuk meningkatkan akurasi, mempermudah monitoring stok, hingga mendukung operasional distribusi dari awal hingga akhir. Dengan fitur seperti manajemen stok real-time, notifikasi stok minimum, dan sistem pencatatan lengkap, bisnis Anda dapat bergerak lebih cepat dan efisien tanpa takut kehabisan stok.

Reorder Point: Kunci Menghindari Kehabisan Stok di Bisnis Anda Read More »

Inventory Turnover

Inventory Turnover: Cara Mengukur Efisiensi Stok Dalam Logistik

Dalam industri logistik, pengelolaan stok yang akurat menjadi fondasi utama keberhasilan operasional. Banyak perusahaan berinvestasi besar pada gudang, distribusi, hingga armada, namun tetap menghadapi hambatan karena tidak mampu mengontrol perputaran persediaan secara efektif. Di sinilah Inventory Turnover berperan sebagai indikator kunci untuk mengukur apakah stok bergerak sesuai kebutuhan pasar atau justru mengendap dan menimbulkan biaya tambahan. Dengan memahami Inventory Turnover secara mendalam, pelaku bisnis dapat mengevaluasi performa gudang, memperbaiki strategi pengadaan, dan meningkatkan kelancaran distribusi. Melalui artikel ini, Anda akan memahami konsep Inventory Turnover secara komprehensif mulai dari definisi, fungsi, rumus, hingga aplikasinya dalam logistik. Apa Itu Inventory Turnover? Inventory Turnover adalah metrik yang mengukur seberapa cepat persediaan dalam gudang terjual dan tergantikan dalam periode tertentu. Semakin tinggi angka Inventory Turnover, semakin cepat stok bergerak keluar dari gudang dan berubah menjadi pendapatan. Sebaliknya, angka yang rendah menandakan stok terlalu lama mengendap sehingga berpotensi menimbulkan biaya penyimpanan yang lebih besar. Dalam konteks logistik, perputaran persediaan  tidak hanya menunjukkan performa penjualan, tetapi juga mencerminkan sejauh mana operasi gudang berjalan efisien. Karena itu, indikator ini sering digunakan oleh manajer logistik, perencana distribusi, hingga bagian purchasing untuk mengambil keputusan yang lebih tepat. Fungsi Inventory Turnover Dalam Logistik  Perputaran persediaan  memiliki beberapa fungsi penting yang secara langsung memengaruhi kualitas manajemen gudang dan distribusi. 1. Menilai Efisiensi Gudang Perusahaan dapat memantau seberapa efektif gudang mengelola barang masuk dan keluar. Ketika perputaran terjadi secara stabil, operasional berjalan lancar dan kebutuhan stok dapat dipenuhi tanpa risiko kelebihan maupun kekurangan. 2. Membantu Pengambilan Keputusan Pengadaan Perputaran persediaan memudahkan tim purchasing melihat pola konsumsi barang. Jika angka menunjukkan tren meningkat, perusahaan dapat mempercepat pemesanan. Namun jika menurun, pengadaan dapat dikurangi agar gudang tidak dipenuhi barang yang tidak bergerak. 3. Mengoptimalkan Biaya Logistik Stok yang menumpuk di gudang langsung meningkatkan biaya penyimpanan dan risiko kerusakan. Dengan memanfaatkan data Inventory Turnover, perusahaan dapat mengurangi biaya tersebut karena hanya menyimpan barang yang benar-benar dibutuhkan. 4. Meningkatkan Kelancaran Distribusi Distribusi sangat bergantung pada ketersediaan barang. Perusahaan yang memantau perputaran stok secara rutin dapat menjaga arus barang tetap stabil mulai dari gudang hingga sampai ke tangan pelanggan. Rumus Inventory Turnover  Untuk menghitung perputaran persediaan, perusahaan dapat menggunakan rumus berikut: Rumus Inventory Turnover: Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan (HPP) / Rata-Rata Persediaan Rata-rata persediaan dihitung dari: (Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2 Cara Kerja Rumus Dalam Logistik Untuk mengetahui cara kerja rumus ini dalam logistik, adalah sebagai berikut: 1. Mengukur Seberapa Cepat Stok Bergerak Ketika angka perhitungan tinggi, artinya barang cepat keluar dari gudang dan permintaan pasar stabil. Hasil ini membantu manajer gudang merancang kebutuhan ruang dan frekuensi distribusi. 2. Mengidentifikasi Stok Lambat Angka perputaran persediaan yang rendah menandakan adanya persediaan yang tidak bergerak. Informasi ini penting agar perusahaan dapat mengambil langkah strategis seperti promosi atau penyesuaian pembelian. 3. Menentukan Kebutuhan Ruang Penyimpanan Dengan mengetahui pola perputaran persediaan, perusahaan dapat menyesuaikan kapasitas gudang. Barang dengan turnover tinggi lebih cocok ditempatkan di lokasi yang mudah diakses untuk mempercepat proses picking dan distribusi. 4. Mendukung Strategi Distribusi Setelah memahami barang mana yang cepat atau lambat bergerak, perusahaan dapat mengatur jadwal pengiriman dengan lebih presisi sehingga mengurangi bottleneck dalam rantai logistik. Penerapan Inventory Turnover Dalam Logistik  Inventory Turnover sangat berkaitan dengan distribusi karena keduanya membentuk siklus operasional yang saling terhubung. Ketika perusahaan menjaga perputaran stok tetap sehat, proses distribusi menjadi lebih efisien. Berikut gambaran penerapannya: Perusahaan dapat mengatur jadwal distribusi berdasarkan pergerakan stok.Barang dengan turnover tinggi harus diprioritaskan agar tidak menghambat permintaan pasar. Tim gudang dapat mengatur lokasi penyimpanan berbasis kecepatan perputaran. Barang cepat laku ditempatkan di kawasan dekat loading area agar distribusi lebih cepat. Tim supply chain dapat memprediksi kebutuhan pasokan. Hasil perhitungan turnover membantu mereka memastikan bahwa distribusi tidak terganggu meskipun permintaan tiba-tiba naik. Dengan menerapkan Inventory Turnover secara konsisten, perusahaan tidak hanya menjaga ketersediaan barang, tetapi juga memastikan seluruh rantai logistik bekerja tanpa hambatan. Kesimpulan Inventory Turnover memberikan gambaran jelas tentang seberapa efisien gudang dan distribusi bekerja. Dengan menghitungnya secara rutin, perusahaan dapat mengelola stok lebih akurat, menekan biaya operasional, serta memastikan distribusi berjalan stabil. Selain itu, indikator ini membantu tim gudang memahami pola pergerakan barang sehingga setiap langkah pengadaan, penyimpanan, hingga pengiriman dapat direncanakan dengan lebih efektif. Di tengah kompleksitas manajemen stok dan distribusi, digitalisasi menjadi solusi yang semakin dibutuhkan. Oleh karena itu, Oaktree.id menghadirkan sistem manajemen logistik yang dirancang untuk menyederhanakan pengelolaan gudang dan distribusi. Dengan fitur seperti pemantauan real-time, manajemen stok otomatis, hingga laporan persediaan yang akurat, bisnis Anda dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi tanpa perlu berhadapan dengan kerumitan manual.

Inventory Turnover: Cara Mengukur Efisiensi Stok Dalam Logistik Read More »

Procurement

Procurement: Strategi Untuk Menjaga Ketersediaan Stok Gudang

Dalam dunia logistik dan manajemen warehouse, ketersediaan stok menjadi salah satu elemen paling krusial yang menentukan kelancaran rantai pasok. Bayangkan jika sebuah gudang mengalami kehabisan stok barang penting. Proses distribusi akan terganggu, permintaan pelanggan tidak terpenuhi, dan pada akhirnya perusahaan bisa kehilangan peluang bisnis. Procurement bukan sekadar proses membeli barang, melainkan strategi yang terencana untuk memastikan ketersediaan stok selalu seimbang dengan kebutuhan operasional. Manajemen inventory yang efektif membutuhkan perencanaan pengadaan yang baik. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi risiko overstocking (kelebihan stok) maupun stock-out (kekosongan stok) yang merugikan. Lebih jauh lagi, pengadaan barang yang baik membantu mengoptimalkan biaya, menjaga kualitas barang, serta memastikan alur distribusi berjalan lancar. Pengertian Procurement Procurement adalah proses strategis yang mencakup identifikasi kebutuhan, pemilihan pemasok, negosiasi harga, hingga pengadaan barang atau jasa yang dibutuhkan perusahaan. Dalam konteks warehouse, procurement bertujuan untuk memastikan setiap barang yang diperlukan tersedia tepat waktu, dalam jumlah yang sesuai, dan dengan biaya yang efisien. Berbeda dengan pembelian biasa, pengadaan barang melibatkan analisis mendalam terhadap kebutuhan jangka panjang. Tim procurement biasanya berkolaborasi dengan divisi gudang dan logistik untuk memprediksi kebutuhan stok dan mengatur jadwal pengadaan yang selaras dengan pergerakan barang di warehouse. Jenis-Jenis Procurement Strategi pengadaan barang dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung kebutuhan dan skala bisnis. Berikut jenis-jenisnya: Direct ProcurementDirect procurement berfokus pada pengadaan bahan baku atau produk yang digunakan langsung dalam proses produksi atau yang akan dijual ke pelanggan. Dalam konteks inventory, ini mencakup pembelian barang yang harus selalu tersedia di gudang agar produksi dan penjualan tidak terganggu. Indirect ProcurementBerbeda dengan direct procurement, indirect procurement mencakup pengadaan barang pendukung seperti alat kebersihan, perlengkapan kantor, atau layanan IT. Meski tidak terkait langsung dengan produksi, ketersediaan barang ini penting agar operasional warehouse tetap berjalan optimal. Strategic ProcurementJenis ini lebih berfokus pada hubungan jangka panjang dengan pemasok. Perusahaan menjalin kemitraan strategis untuk memastikan pasokan selalu stabil, kualitas terjaga, dan harga kompetitif. Tactical ProcurementTactical procurement biasanya digunakan untuk kebutuhan jangka pendek atau pengadaan mendesak. Misalnya ketika gudang tiba-tiba kekurangan stok akibat lonjakan permintaan pasar, maka perusahaan perlu bertindak cepat untuk menambah persediaan. Proses Procurement Proses pengadaan barang yang terstruktur membantu perusahaan mengelola stok gudang secara lebih efisien. Berikut tahapannya: Identifikasi KebutuhanTahap pertama adalah mengidentifikasi barang apa saja yang diperlukan. Tim inventory biasanya memantau data stok untuk menentukan kapan barang harus dipesan kembali. Data real-time sangat membantu agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan stok. Pemilihan Dan Evaluasi PemasokSetelah kebutuhan diidentifikasi, perusahaan harus memilih pemasok yang dapat memenuhi kriteria kualitas, harga, dan kecepatan pengiriman. Evaluasi pemasok secara rutin penting agar perusahaan hanya bekerja sama dengan vendor yang andal. Negosiasi Dan Pembuatan KontrakNegosiasi dilakukan untuk mendapatkan harga terbaik dan syarat pembayaran yang menguntungkan. Kontrak kemudian disusun secara jelas untuk menghindari kesalahpahaman. Pemantauan Dan Evaluasi HasilSetelah barang tiba di warehouse, tim logistik mengecek kesesuaian jumlah dan kualitas barang. Data penerimaan dicatat dalam sistem inventory untuk memastikan informasi stok selalu akurat. Peran Procurement Pengadaan barang yang efektif memberikan dampak positif pada seluruh ekosistem warehouse. Berikut beberapa peran utamanya: Menjaga Ketersediaan StokProcurement memastikan stok selalu tersedia sesuai kebutuhan. Dengan pengadaan yang terencana dan tepat waktu, risiko stock-out dapat ditekan sehingga aktivitas warehouse dan produksi tetap berjalan lancar. Mengoptimalkan Biaya OperasionalTim procurement aktif melakukan negosiasi harga dengan pemasok dan merencanakan jumlah pembelian secara optimal. Strategi ini membantu perusahaan menekan biaya operasional tanpa mengorbankan kualitas barang yang masuk ke warehouse. Mendukung Efisiensi DistribusiKetersediaan barang di gudang yang terjaga membuat proses distribusi lebih cepat dan teratur. Hal ini membantu tim logistik mengirimkan barang tepat waktu, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mengurangi potensi keterlambatan pengiriman. Meningkatkan Akurasi Data InventoryProcurement bekerja sama dengan tim warehouse untuk memastikan setiap transaksi pengadaan tercatat secara akurat dalam sistem. Integrasi data ini mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat, mulai dari perencanaan stok hingga evaluasi kinerja pemasok. Kesimpulan Procurement adalah kunci untuk menjaga kelancaran manajemen inventory dan operasional warehouse. Dengan strategi pegadaan barang yang terencana, perusahaan dapat mengurangi risiko kehabisan stok, mengoptimalkan biaya, serta menjaga kualitas barang yang tersedia. Untuk mendukung strategi pegadaan barang yang lebih efektif, digitalisasi menjadi langkah penting. Oaktree.id menawarkan sistem manajemen warehouse for sparepart yang mempermudah pemantauan stok dari pengadaan hingga pemakaian. Dengan fitur manajemen stok, pencatatan data, pencarian cepat, dan manajemen aset, Oaktree membantu bisnis Anda tetap efisien dan terorganisir.

Procurement: Strategi Untuk Menjaga Ketersediaan Stok Gudang Read More »

Scroll to Top