Penganggaran merupakan salah satu aspek kunci dalam manajemen keuangan perusahaan. Sebuah rencana anggaran yang baik membantu perusahaan untuk mengalokasikan sumber daya dengan efisien dan mencapai tujuan bisnisnya.
Namun, dalam proses penganggaran, seringkali muncul istilah yang dikenal dengan “budgetary slack.” Apa sebenarnya budgetary slack, dan bagaimana pengaruhnya terhadap manajemen keuangan perusahaan? Artikel ini akan membahas konsep budgetary slack dalam bahasa Indonesia.
Daftar Isi
TogglePengertian Budgetary Slack
Budgetary slack, atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan “ketidakberesan anggaran,” merujuk pada praktik manipulasi dalam proses perencanaan anggaran.
Biasanya, budgetary terjadi ketika manajer atau departemen merendahkan target anggaran mereka agar terlihat lebih mudah dicapai daripada seharusnya.
Praktik ini bisa terjadi dalam berbagai tahap perencanaan anggaran, mulai dari perencanaan awal hingga penyusunan anggaran tahunan.
Mengapa Budgetary Slack Terjadi?
Ada beberapa alasan mengapa budgetary muncul dalam praktik manajemen keuangan perusahaan:
Pencapaian Bonus dan Insentif
Manajer dan karyawan mungkin memiliki insentif keuangan untuk memenuhi atau melebihi target anggaran. Dengan merendahkan target awal, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan bonus atau insentif tambahan.
Penghindaran Konflik
Beberapa manajer mungkin ingin menghindari konflik dengan atasan atau dewan direksi yang mungkin menaikkan target anggaran jika hasil kinerja terlalu tinggi. Dengan merendahkan target, mereka menghindari peningkatan target yang lebih tinggi di masa depan.
Perlindungan Sumber Daya
Merendahkan target anggaran juga bisa menjadi cara bagi manajer untuk melindungi sumber daya yang dialokasikan. Dengan anggaran yang lebih besar dari yang sebenarnya dibutuhkan, mereka dapat memastikan adanya cadangan dana jika diperlukan.
Mengurangi Tekanan Kinerja
Budgetary dapat mengurangi tekanan kinerja yang ditimbulkan oleh target anggaran yang tinggi. Ini bisa membuat manajer merasa lebih nyaman dan kurang terbebani.
Informasi Tentang Freight Forwarding : Kunjungi Oaktree.
Dampak Budgetary Slack
Meskipun budgetary mungkin memberikan manfaat singkat bagi manajer atau departemen yang melakukannya, dampak jangka panjangnya dapat merugikan perusahaan. Beberapa dampak negatif dari budgetary slack adalah:
Inefisiensi
Penggunaan sumber daya yang lebih sedikit dari yang seharusnya bisa mengakibatkan inefisiensi dalam operasi perusahaan.
Kehilangan Peluang
Ketika anggaran dikelola dengan slack, perusahaan mungkin melewatkan peluang untuk investasi yang lebih menguntungkan.
Menurunkan Motivasi Karyawan
Karyawan yang menyadari praktik budgetary mungkin kehilangan motivasi karena merasa bahwa target yang ditetapkan tidak realistis.
Kurangnya Akuntabilitas
Ketika anggaran tidak mencerminkan kondisi sebenarnya, akuntabilitas dalam organisasi mungkin menjadi kabur.
Baca Juga : Custom Supply Chain: Penyesuaian Logistik Agar Sukses
Cara Mengatasi Budgetary Slack
Untuk mengatasi budgetary slack, perusahaan dapat mempertimbangkan beberapa langkah:
Transparansi
Perusahaan harus mendorong transparansi dalam proses perencanaan anggaran. Semua pihak terlibat harus diberi informasi yang jujur dan akurat tentang situasi keuangan perusahaan.
Penilaian Kinerja yang Adil
Manajemen perusahaan harus menilai kinerja berdasarkan indikator kinerja yang relevan dan obyektif, bukan hanya pada pencapaian target anggaran.
Insentif yang Bijaksana
Perusahaan dapat merancang insentif yang lebih bijaksana yang tidak hanya berdasarkan pencapaian target anggaran, tetapi juga pada pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan.
Pendekatan Kolaboratif
Manajemen perusahaan dan departemen harus bekerja sama untuk menyusun anggaran yang realistis dan berkelanjutan.
Baca Juga : 5 Penghasil Rumput Laut di Indonesia, No 1 di Sulawesi
Kesimpulan
Budgetary slack adalah praktik manipulasi dalam proses perencanaan anggaran yang dapat memiliki dampak negatif pada perusahaan dalam jangka panjang.
Penting bagi perusahaan untuk mengatasi budgetary dengan mendorong transparansi, menilai kinerja dengan bijak, dan merancang insentif yang lebih sesuai. Dengan demikian, perusahaan dapat mencapai tujuan keuangan mereka dengan lebih efisien dan berkelanjutan.