Oaktree Blog

Informasi

Cara Menghitung Profit per Pengiriman di Bisnis Logistik

Cara Menghitung Profit per Pengiriman di Bisnis Logistik

Blog Oaktree – Dalam industri logistik yang sangat kompetitif dengan margin tipis, pemahaman mendalam tentang cara menghitung profit adalah kunci untuk bertahan dan berkembang. Banyak perusahaan masih mengukur kesehatan finansial hanya dari laporan laba rugi bulanan secara keseluruhan. Meskipun penting, laporan agregat ini sering kali menyembunyikan fakta krusial: tidak semua pengiriman, rute, atau pelanggan memberikan keuntungan yang sama. Beberapa mungkin bahkan merugi tanpa disadari. Mengetahui profitabilitas di level paling granular yaitu per pengiriman bukanlah sebuah kemewahan, melainkan sebuah kebutuhan strategis. Hal ini memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang didukung data, mulai dari penetapan harga hingga optimalisasi rute. Masalahnya, menghitung ini secara akurat adalah tantangan yang kompleks karena sulitnya mengalokasikan semua biaya yang relevan ke satu pengiriman tunggal. Artikel ini akan membedah metodologi yang akurat untuk menghitung profit per pengiriman dan bagaimana teknologi, khususnya software logistik, menjadi kunci untuk mengimplementasikannya secara efisien. Cara Menghitung Profit per Pengiriman Untuk mendapatkan angka profit yang akurat, kita harus membedah setiap komponen pendapatan dan biaya yang terkait dengan satu shipment atau delivery order. 1. Identifikasi Pendapatan per Pengiriman (Revenue per Shipment) Ini adalah komponen yang paling mudah diidentifikasi. Pendapatan adalah total biaya yang Anda kenakan kepada pelanggan untuk satu pengiriman spesifik, setelah dikurangi diskon atau potongan lainnya. Pendapatan = Tarif Pengiriman – Diskon 2. Identifikasi Semua Biaya Langsung (Variable Costs) Biaya langsung adalah semua biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke satu pengiriman. Jika pengiriman itu tidak ada, biaya ini juga tidak akan muncul. Bahan Bakar (BBM): Alokasi biaya BBM yang dikonsumsi untuk rute pengiriman tersebut. Upah atau Komisi Driver/Kurir: Gaji atau komisi yang dibayarkan untuk menyelesaikan pengiriman tersebut. Biaya Tol, Parkir, dan Retribusi: Semua biaya yang dikeluarkan selama perjalanan. Biaya Penanganan Khusus: Biaya untuk packing ulang, handling material berbahaya, atau asuransi per pengiriman. Biaya Dokumen: Biaya untuk pencetakan surat jalan, DO, atau dokumen lain yang spesifik untuk pengiriman itu. 3. Alokasi Biaya Tidak Langsung (Overhead Costs) Inilah bagian tersulit dan yang paling sering diabaikan. Biaya tidak langsung adalah biaya operasional yang harus tetap dibayar terlepas dari ada atau tidaknya satu pengiriman spesifik. Kunci akurasinya adalah mengalokasikan sebagian kecil dari total biaya ini ke setiap pengiriman secara adil. Contoh Biaya Tidak Langsung: Sewa gudang dan kantor. Gaji staf operasional, administrasi, dan manajemen (non-driver). Biaya depresiasi (penyusutan) armada truk dan peralatan. Asuransi kendaraan dan kargo (tahunan). Biaya pemasaran dan penjualan. Biaya teknologi (langganan software, GPS, dll.). Metode Alokasi: Anda memerlukan sebuah “dasar alokasi” (cost driver) yang logis. Beberapa dasar yang umum digunakan di industri logistik adalah total berat (kg), total volume (CBM), atau total jumlah pengiriman dalam satu bulan. Formula Alokasi Sederhana: Hitung total Biaya Tidak Langsung dalam satu periode (misal: 1 bulan). Hitung total unit dasar alokasi dalam periode yang sama (misal: total CBM semua pengiriman dalam 1 bulan). Hitung Tarif Alokasi per Unit: Tarif Alokasi = Total Biaya Tidak Langsung / Total Unit Dasar Alokasi Hitung Biaya Alokasi untuk Satu Pengiriman: Biaya Alokasi per Pengiriman = Tarif Alokasi * Jumlah Unit Dasar Alokasi Pengiriman Tersebut (H2) Formula Final: Menggabungkan Semuanya Setelah semua komponen teridentifikasi, formula untuk menghitung profit per pengiriman menjadi jelas: Profit per Pengiriman = Pendapatan – (Total Biaya Langsung + Biaya Alokasi Tidak Langsung) Jika hasilnya positif, pengiriman tersebut menguntungkan. Jika negatif, Anda merugi dari pengiriman tersebut. Solusi Otomatisasi Perhitungan dengan Software Logistik Oaktree.id Melakukan perhitungan di atas secara manual menggunakan spreadsheet untuk ratusan atau ribuan pengiriman setiap bulan adalah pekerjaan yang sangat tidak efisien dan rentan terhadap kesalahan fatal. Di sinilah peran teknologi menjadi sangat vital. Solusi software logistik seperti Oaktree.id dirancang untuk mengatasi kompleksitas ini. Pencatatan Data Terpusat: Platform ini mencatat semua data pendapatan dan biaya langsung untuk setiap nomor order secara otomatis dan real-time. Mesin Alokasi Biaya: Oaktree.id dapat dikonfigurasi untuk mengalokasikan biaya tidak langsung secara otomatis berdasarkan aturan dan dasar alokasi yang Anda tentukan. Sistem akan melakukan perhitungan rumit di latar belakang. Laporan Profitabilitas Instan: Anda tidak perlu menunggu akhir bulan untuk mengetahui profitabilitas. Melalui dasbor analitik, Anda bisa langsung melihat laporan profit & loss untuk setiap pengiriman, setiap rute, setiap kendaraan, bahkan setiap pelanggan kapan saja. Dengan Oaktree.id, proses yang tadinya merupakan tugas akuntansi yang rumit berubah menjadi alat bantu keputusan operasional yang dapat diakses seketika. Mengetahui profit per pengiriman secara akurat membuka pintu bagi berbagai keputusan strategis yang dapat meningkatkan margin keuntungan Anda: Penetapan Harga yang Cerdas (Strategic Pricing): Anda dapat menetapkan harga dengan lebih percaya diri karena Anda tahu persis berapa cost floor Anda untuk setiap jenis layanan atau rute. Analisis Profitabilitas Pelanggan: Identifikasi pelanggan mana yang paling menguntungkan dan mana yang justru menggerus margin Anda. Ini bisa menjadi dasar untuk negosiasi ulang tarif atau penyesuaian layanan. Optimalisasi Rute dan Armada: Analisis rute mana yang secara konsisten menghasilkan profit tertinggi. Alokasikan armada terbaik Anda ke rute-rute tersebut dan cari cara untuk mengefisienkan rute yang kurang menguntungkan. Kontrol Biaya yang Efektif: Dengan visibilitas penuh, Anda bisa dengan cepat mengidentifikasi pos-pos biaya yang membengkak dan mengambil tindakan korektif. Tingkatkan Akurasi dan Profitabilitas Bisnis Logistik Anda Di industri logistik modern, asumsi dan intuisi tidak lagi cukup. Perusahaan yang mampu mengukur dan mengelola profitabilitas pada level paling granular akan menjadi pemenangnya. Menghitung profit per pengiriman secara akurat adalah fondasi dari manajemen logistik yang cerdas dan proaktif. Meskipun metodologinya tampak rumit, adopsi teknologi yang tepat seperti software logistik Oaktree.id mengubah tantangan ini menjadi sebuah keunggulan kompetitif, memberikan presisi, kecepatan, dan wawasan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang benar-benar menguntungkan. Jika Anda siap untuk beralih dari perhitungan manual yang rumit ke analisis profitabilitas yang otomatis dan real-time, saatnya untuk mengeksplorasi solusi yang tepat. Pelajari lebih lanjut bagaimana Oaktree.id dapat membantu Anda mengontrol biaya dan memaksimalkan profit di setiap pengiriman. Jadwalkan demo gratis bersama tim ahli kami.

Cara Menghitung Profit per Pengiriman di Bisnis Logistik Read More »

Pentingnya Melakukan Pelacakan Real-time di 3PL

Pentingnya Melakukan Pelacakan Real-time di 3PL

Dalam mendukung pengelolaan logistik yang efisien, banyak perusahaan kini mengandalkan teknologi canggih untuk memantau dan mengelola proses pengiriman mereka. Salah satu teknologi yang sangat berperan adalah pelacakan real-time, khususnya pada perusahaan yang menggunakan sistem 3PL (Third-Party Logistics). Dengan adanya  untuk memantau status pengiriman barang secara langsung. Lalu bagaimana cara pelacakan real-time pada sistem Third Party Logistic (3PL). Berikut adalah penjelasan lebih detailnya.  Mengapa Perlu untuk Melakukan Pelacakan Real-Time di 3PL?   Walaupun telah menggunakan jasa pihak ketiga, melakukan pelacakan secara real-time sangatlah penting terutama dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun tak hanya itu saja, pelacakan real-time juga bermanfaat untuk: 1. Meningkatkan Kepuasan pelanggan  Dengan adanya pelacakan real-time, pelanggan dapat memantau status pengiriman secara langsung. Hal ini mengurangi ketidakpastian mengenai kedatangan barang dan membuat pelanggan merasa lebih tenang.  Jika ada keterlambatan atau perubahan dalam pengiriman, pelanggan bisa langsung diberitahukan, yang membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan. 2.Mengefisiensikan Operasional  Pelacakan real-time membantu perusahaan untuk lebih efisien dalam mengelola pengiriman. Dengan informasi yang selalu terbarui, perusahaan dapat mengoptimalkan rute pengiriman, mengurangi waktu yang terbuang, dan meminimalkan biaya operasional.  Selain itu, dengan mengetahui status pengiriman secara langsung, perusahaan dapat segera melakukan penyesuaian jika ada perubahan jadwal atau permasalahan dalam perjalanan. 3. Meningkatkan Visibilitas dan Transparansi  Pelacakan real-time memberikan visibilitas penuh atas status pengiriman, baik untuk perusahaan pengelola 3PL, pengirim, maupun penerima. Sehingga, semua pihak yang terlibat dapat mengakses data yang sama, memastikan bahwa tidak ada informasi yang hilang atau salah.  Dengan transparansi ini, kepercayaan antara semua pihak meningkat, dan proses pengiriman menjadi lebih terkelola dengan baik. 4. Mengelola Risiko Dalam dunia logistik, risiko seperti keterlambatan, kehilangan barang, atau kerusakan bisa terjadi kapan saja. Pelacakan real-time memungkinkan perusahaan untuk memonitor pengiriman secara langsung dan mendeteksi masalah lebih awal.  Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengelola risiko dan mengurangi potensi kerugian. 5. Membantu dalam Pengambilan Keputusan  Data yang didapatkan dari pelacakan real-time dapat memberikan wawasan yang berharga untuk pengambilan keputusan. Jika ada keterlambatan atau hambatan dalam proses pengiriman, perusahaan dapat segera merespons dan membuat keputusan yang diperlukan, seperti mengganti rute pengiriman atau mencari alternatif pengiriman lainnya.  Informasi real-time ini juga membantu perusahaan dalam melakukan evaluasi dan perencanaan pengiriman di masa depan.   Bagaimana Cara Kerja Pelacakan Real-Time di 3PL? Pelacakan real-time pada third party logistik bekerja melalui integrasi berbagai teknologi yang memungkinkan perusahaan untuk melacak setiap langkah pengiriman. Berikut adalah cara kerjanya: 1. Teknologi yang Digunakan Pelacakan real-time memanfaatkan teknologi seperti GPS, RFID, dan IoT (Internet of Things) untuk mengumpulkan data dari lokasi pengiriman dan status barang. Perangkat ini terpasang pada barang atau kendaraan pengiriman untuk memantau pergerakannya. 2. Proses Pelacakan Dalam proses pelacakan barang melalui third party memiliki 3 tahapan yaitu: a. Pemasangan perangkat pelacakan Pada setiap pengiriman, perangkat pelacakan seperti GPS atau sensor RFID dipasang pada barang atau kendaraan untuk memonitor pergerakan. b. Pemantauan dan pembaruan otomatis Data yang terkumpul kemudian diproses dan diperbarui secara otomatis ke dalam sistem pelacakan. Informasi seperti lokasi saat ini, estimasi waktu kedatangan, atau status pengiriman diperbarui secara real-time. c. Notifikasi kepada pihak terkait Pengirim, penerima, dan pihak logistik menerima notifikasi tentang status pengiriman secara langsung. Hal ini memungkinkan semua pihak untuk tetap mendapatkan informasi terbaru.   Tantangan dalam Pelacakan Real-Time pada 3PL Meskipun memiliki banyak manfaat, pelacakan real-time di 3PL juga memiliki beberapa tantangan seperti  1. Kendala Teknologi Salah satu tantangan utama adalah masalah konektivitas, terutama di area terpencil atau wilayah dengan infrastruktur yang kurang memadai. Sinyal GPS yang lemah atau perangkat pelacakan yang tidak terhubung dengan baik dapat mengganggu akurasi data pelacakan. 2. Kompleksitas Integrasi Sistem Mengintegrasikan sistem pelacakan real-time dengan berbagai platform yang digunakan dalam pengelolaan logistik dapat menjadi hal yang rumit. Sistem yang berbeda memerlukan integrasi agar data dapat dibagikan dengan lancar antara pihak-pihak terkait. 3. Biaya Implementasi dan Pemeliharaan Teknologi pelacakan real-time, meskipun sangat efektif, dapat membutuhkan biaya yang cukup tinggi, terutama dalam hal pengadaan perangkat dan pemeliharaan sistem. 4. Keamanan Data Dalam pelacakan real-time, banyak data yang dikirimkan secara langsung, termasuk lokasi dan status pengiriman. Hal ini menciptakan potensi risiko keamanan yang perlu dikelola dengan baik untuk mencegah kebocoran informasi yang sensitif. Oaktree: Bentuk Optimalkan Pengelolaan Pengiriman  Pelacakan real-time adalah elemen penting dalam pengelolaan 3PL yang membantu meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun, meskipun memberikan banyak keuntungan, pelacakan real-time juga memiliki tantangan yang perlu dihadapi seperti kendala teknologi maupun cara integrasi pada sistem.  Oleh karena itu, Oaktree hadir sebagai software freight forwarder yang mampu mengoptimalkan pengelolaan pengiriman.  Masih mau, di rumitkan dengan proses logistik yang rumit? Yuk coba oaktree sekarang dan ciptakan pengalaman logistik yang efisien. 

Pentingnya Melakukan Pelacakan Real-time di 3PL Read More »

Mengapa 3PL Digunakan Dalam Manajemen Supply Chain

Mengapa 3PL Digunakan Dalam Manajemen Supply Chain

Kunci utama kesuksesan bisnis adalah manajemen supply chain yang efisien. Hal ini menjadi sangat penting, terutama pada perkembangan bisnis yang semakin kompetitif. Salah satu cara untuk dapat mencapainya adalah dengan memanfaatkan Third-Party Logistics (3PL), yang membantu perusahaan dalam mengoptimalkan pengelolaan pengiriman dan distribusi.  Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai peran 3PL pada manajemen supply chain.  Perkembangan 3PL di Masa Kini     Sebelum memahami peran Third-Party Logistics (3PL) dalam manajemen supply chain, penting untuk mengetahui perkembangan sektor logistik di Indonesia. Berdasarkan data dari media bisnis, pada kuartal II tahun 2025 terdapat pertumbuhan 8,52% pada sektor transportasi dan pergudangan di Indonesia dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong dengan adanya peningkatan volume perdagangan melalui channel e-commerce, yang semakin mendominasi pasar domestik. Transaksi e-commerce yang terus berkembang telah mendorong permintaan akan solusi logistik yang lebih cepat dan fleksibel, khususnya dalam hal pengiriman barang dari berbagai wilayah.  Dengan meningkatnya kebutuhan pengiriman yang efisien dan tepat waktu, sektor logistik harus beradaptasi dengan perubahan ini, yang membuat peran Third-Party Logistics (3PL) semakin penting. Peran 3PL dalam Manajemen Supply Chain    Adanya Third-Party Logistics (3PL) sangatlah penting dalam manajemen supply chain, berikut adalah peran utamanya: 1. Mengefisiensikan Operasional   Salah satu manfaat dari 3PL adalah dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan operasional mulai dari pengiriman, penyimpanan, dan distribusi barang.  Dengan kata lain, 3PL memungkinkan perusahaan untuk fokus pada inti bisnis mereka, sementara proses logistik yang kompleks dikelola oleh pihak ketiga yang lebih berpengalaman dan memiliki infrastruktur yang lebih efisien. 2. Perusahaan Logistik Dapat Expansi  Karena pengelolaan supply chain management telah dikelola oleh pihak ketiga, maka perusahaan tidak perlu untuk mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun infrastruktur logistik sendiri.  Dengan demikian, nantinya perusahaan dapat menghemat investasi awal dan dapat mengalihkan biaya tersebut untuk berexpansi  untuk menjangkau pasar yang lebih luas. 3. Meningkatkan Skalabilitas  Peran utama dalam penggunaan third-party logistics adalah kemampuannya dalam menyesuaikan kapasitas logistik yang sesuai.  Oleh karena itu, 3PL memberikan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan, terutama saat menghadapi fluktuasi permintaan pasar yang cepat berubah.  4. Mengintegrasikan Dengan Teknologi  3PL sering kali menggunakan teknologi canggih seperti software WMS (Warehouse Management System), TMS (Transportation Management System), dan solusi berbasis cloud lainnya untuk mengoptimalkan pengelolaan logistik mereka. Sehingga, melalui pengintegrasian ini, perusahaan dapat mengakses data yang akurat dan terkini terkait status inventaris, pengiriman, dan pengelolaan rute transportasi secara real-time. 5. Mengurangi Resiko  Menariknya, 3PL yang digunakan pada manajemen supply chain juga dapat berperan dalam mengurangi risiko yang terkait dengan pengelolaan logistik, seperti keterlambatan pengiriman, kerusakan barang, atau kesalahan dalam pengelolaan inventaris.  Hal ini, karena penyedia third party logistic (3PL) telah memiliki pengalaman dalam mengidentifikasi ketika adanya potensi yang dapat menyebabkan masalah tertentu. Studi Kasus: Penggunaan 3PL dalam Supply Chain Management Pada E-Commerce   Dalam memahami peran Third-Party Logistics (3PL) dalam sistem manajemen supply chain, artikel ini dilengkapi dengan studi kasus pada E-Commerce PT. Cinta Sejati saat menghadapi HARBOLNAS (Hari Belanja Nasional 9.9). PT. Cinta Sejati, yang memiliki berbagai platform E-Commerce dan menghadapi lonjakan permintaan yang signifikan selama HARBOLNAS. Namun, mereka tidak memiliki kapasitas logistik yang memadai untuk mengelola pengiriman dan penyimpanan barang yang meningkat drastis dalam waktu singkat. Akibatnya, barang sering mengalami keterlambatan pengiriman  yang dapat merugikan kepuasan pelanggan.  Untuk mengatasi tantangan ini, Industri ini memilih menggunakan Third Party Logistik (3PL)  yang dapat membantu dalam pengelolaan gudang, mempercepat pengiriman dan mengurangi biaya.  Selain itu, melalui penggunaan 3PL ini mereka juga terbantu dalam meningkatkan efisiensi kepuasan pelanggan.    Oaktree.id: Optimalkan Pengelolaan Pengiriman    Peran 3PL dalam manajemen supply chain sangatlah penting, terutama dalam meningkatkan pengoptimalan berbagai proses logistik mulai dari pengelolaan pengiriman, penyimpanan, dan distribusi barang. Dengan demikian, perusahaan dapat mengurangi beban operasional yang terkait dengan pengelolaan logistik internal, sehingga dapat fokus pada inti bisnis mereka. Selain penggunaan Third-Party Logistics (3PL), pebisnis juga dapat menggunakan oaktree.id sebagai software freight forwarder untuk mengotomatiskan dan mengintegrasikan proses pengelolaan pengiriman, seperti pengelolaan rute yang lebih efisien, pelacakan pengiriman secara real-time, serta penghematan biaya melalui optimasi pengiriman. Apalagi, software ini juga telah dilengkapi berbagai fitur yang dapat mengoptimalkan proses logistik, seperti otomatisasi pembuatan dokumen pengiriman, integrasi dengan software accurate online.  Masih mau direpotkan untuk mengelola pengiriman? Yuk coba oaktree.id sekarang juga dan ciptakan proses pengiriman yang efisien.

Mengapa 3PL Digunakan Dalam Manajemen Supply Chain Read More »

Kupas Tuntas Pentingnya Real-Time Tracking dalam Logistik

Kupas Tuntas Pentingnya Real-Time Tracking dalam Logistik

Blog Oaktree – Di setiap pusat layanan pelanggan di perusahaan ritel, e-commerce, atau logistik, ada satu pertanyaan yang bergema tanpa henti: “Selamat pagi, mau tanya, status kiriman saya sudah sampai mana, ya?”. Pertanyaan ini, yang dikenal dalam industri sebagai WISMO (Where Is My Order?), lebih dari sekadar permintaan informasi. Ia adalah sebuah simptom dari adanya celah komunikasi dan visibilitas dalam proses rantai pasok Anda. Di era ekspektasi instan saat ini, pelanggan tidak hanya membeli produk atau jasa; mereka membeli pengalaman. Dan bagian paling krusial dari pengalaman pasca-pembelian adalah kepastian. Ketidakpastian mengenai lokasi dan estimasi waktu kedatangan paket menciptakan kecemasan, merusak kepercayaan, dan pada akhirnya, membebani sumber daya operasional Anda. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa ketergantungan pada komunikasi manual untuk status pengiriman adalah model yang usang, dan bagaimana adopsi teknologi real-time tracking bukan lagi sebuah kemewahan, melainkan sebuah keharusan strategis. Kesadaran Masalah: Biaya Tersembunyi di Balik Pertanyaan “Paket Saya di Mana?” Setiap panggilan atau email yang menanyakan status kiriman membawa biaya yang sering kali tidak terhitung. Ini bukan hanya tentang waktu yang dihabiskan oleh tim layanan pelanggan, tetapi juga tentang dampak yang lebih luas: Penurunan Produktivitas Tim: Staf layanan pelanggan terjebak dalam tugas reaktif dan repetitif, mengalihkan fokus mereka dari penyelesaian masalah yang lebih kompleks atau aktivitas yang proaktif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Peningkatan Kecemasan Pelanggan: Dalam ‘kegelapan informasi’, pikiran pelanggan cenderung membayangkan skenario terburuk paket hilang, salah alamat, atau penipuan. Kecemasan ini secara langsung mengikis pengalaman positif yang mungkin telah Anda bangun selama proses penjualan. Potensi Reputasi Negatif: Pelanggan yang frustrasi karena sulitnya mendapatkan informasi cenderung menyuarakan kekecewaan mereka di media sosial atau ulasan produk, merusak reputasi merek Anda. Kehilangan Kontrol atas Pengalaman Pelanggan: Momen antara pengiriman barang hingga diterima oleh pelanggan adalah titik kontak krusial. Tanpa visibilitas, Anda menyerahkan kontrol pengalaman merek Anda sepenuhnya kepada pihak ketiga (kurir). Real-Time Tracking: Dari Fitur Tambahan Menjadi Ekspektasi Standar Real-time tracking adalah sistem yang memberikan visibilitas transparan dan berkelanjutan terhadap pergerakan barang dari titik asal hingga tujuan akhir. Ini bukan lagi sekadar fitur “bagus untuk dimiliki”, melainkan telah menjadi ekspektasi dasar dari konsumen modern. Keunggulan dari Sisi Pelanggan Pemberdayaan (Empowerment): Pelanggan dapat secara mandiri memeriksa status kiriman kapan saja, di mana saja, memberi mereka rasa kontrol. Transparansi dan Kepercayaan: Melihat setiap pergerakan paket dari proses sortir di hub hingga dalam perjalanan dengan kurir membangun kepercayaan bahwa proses berjalan semestinya. Manajemen Ekspektasi: Dengan mengetahui estimasi waktu kedatangan yang akurat, pelanggan dapat merencanakan waktu mereka untuk menerima paket. Keunggulan dari Sisi Bisnis Efisiensi Operasional: Secara drastis mengurangi volume pertanyaan WISMO, membebaskan tim layanan pelanggan untuk fokus pada tugas-tugas bernilai tambah. Komunikasi Proaktif: Sistem yang baik dapat secara otomatis mengirimkan notifikasi kepada pelanggan pada setiap tahapan penting (misalnya, “Paket telah dikirim”, “Paket akan diantar hari ini”). Analitik Data: Data pelacakan dapat dianalisis untuk mengukur kinerja mitra kurir, mengidentifikasi rute yang sering mengalami keterlambatan, dan mengoptimalkan operasi logistik di masa depan. Implementasi Praktis dari Alat Sederhana hingga Sistem Terintegrasi Mengadopsi visibilitas real-time dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, tergantung pada skala dan jenis bisnis Anda. Langkah Awal Memanfaatkan Platform Pelacakan Universal Untuk bisnis yang bekerja dengan berbagai mitra kurir, menyediakan satu titik akses pelacakan adalah langkah cerdas dan sederhana untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Daripada membiarkan pelanggan mencari sendiri di situs web kurir yang berbeda, Anda dapat mengarahkan mereka ke portal pelacakan universal yang andal. Gunakan Cek Resi dari Oaktree di https://blog.oaktree.id/cek-resi/ sebagai pusat informasi terpadu bagi pelanggan Anda untuk melacak kiriman dari berbagai ekspedisi di Indonesia. Evolusi Berikutnya Mengadopsi Sistem Manajemen Logistik Profesional Bagi perusahaan yang bergerak di industri logistik, freight forwarding, EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), dan EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara), sekadar melacak resi tidaklah cukup. Anda memerlukan sebuah sistem operasional terpusat yang tidak hanya memberikan visibilitas kepada pelanggan, tetapi juga mengelola seluruh kompleksitas alur kerja internal. Di sinilah peran software freight forwarding serta logistik dari Oaktree.id menjadi krusial. Sistem ini dirancang khusus untuk kebutuhan industri, mengintegrasikan: Manajemen order dan pengiriman. Pembuatan dokumen esensial (seperti Bill of Lading, invoice, packing list). Manajemen keuangan dan penagihan. Dan yang terpenting, modul pelacakan real-time yang terintegrasi, memberikan visibilitas end-to-end baik untuk tim internal maupun untuk klien Anda. Dengan sistem seperti ini, tracking bukan lagi fitur terpisah, melainkan hasil alami dari proses operasional yang terdigitalisasi dan efisien. Mengubah Beban Reaktif Menjadi Keunggulan Proaktif Pertanyaan “Status kiriman di mana?” bukanlah keluhan pelanggan, melainkan sebuah sinyal pasar bahwa bisnis Anda perlu berevolusi. Mengabaikan sinyal ini berarti membiarkan inefisiensi dan kecemasan pelanggan menggerogoti profitabilitas dan loyalitas. Dengan mengadopsi teknologi real-time tracking mulai dari menyediakan alat bantu sederhana hingga mengimplementasikan sistem manajemen logistik yang komprehensif Anda mengubah beban kerja reaktif menjadi sebuah keunggulan kompetitif. Anda tidak hanya menjawab pertanyaan pelanggan; Anda mencegah pertanyaan itu muncul sejak awal dengan memberikan transparansi, kepercayaan, dan pengalaman pasca-pembelian yang superior. Ambil Kendali Penuh atas Operasi Logistik Anda Jika bisnis Anda bergerak di bidang freight forwarding, EMKL, atau EMKU dan siap untuk beralih dari manajemen reaktif ke strategi logistik yang proaktif dan terintegrasi, saatnya untuk mengadopsi teknologi yang tepat. Jelajahi software freight forwarding dan logistik dari Oaktree.id untuk mendigitalkan operasi Anda, meningkatkan efisiensi, dan memberikan visibilitas superior yang diharapkan oleh pelanggan modern Anda. Jadwalkan sesi konsultasi untuk melihat bagaimana kami dapat merevolusi alur kerja Anda.

Kupas Tuntas Pentingnya Real-Time Tracking dalam Logistik Read More »

Pahami Pentingnya Gross Weight dalam Pengiriman Barang

Pahami Pentingnya Gross Weight dalam Pengiriman Barang

Dalam dunia logistik, pengiriman barang tidak hanya bergantung pada jarak dan waktu, tetapi juga pada faktor lainnya seperti berat barang. Dengan demikian, berat barang dapat mempengaruhi biaya pengiriman secara signifikan. Salah satu elemen utama yang sering menjadi penentu biaya pengiriman adalah Gross Weight. Gross Weight mencakup berat barang itu sendiri, kemasan, dan material lain yang digunakan dalam proses pengiriman. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai gross weight pada pengiriman barang.  Apa Itu Gross Weight? Gross Weight adalah nilai total dari seluruh berat suatu barang atau paket. Sebab, Gross Weight biasanya akan menghitung berat barang itu sendiri, ditambah dengan berat kemasan, material pelindung, dan elemen lainnya yang terlibat dalam proses pengiriman. Sehingga, secara sederhana, Gross Weight adalah total berat keseluruhan yang harus dipertimbangkan sebelum barang dikirim. Pada dasarnya, Gross Weight mencakup lebih dari sekadar barang itu sendiri. Sebab, pengemasan yang digunakan untuk melindungi barang selama pengiriman, seperti kotak, plastik pelindung, dan material lainnya, turut berkontribusi pada berat total. Sehingga berpengaruh terhadap biaya pengiriman.  Mengapa Gross Weight Mempengaruhi Biaya Pengiriman?    Perhitungan gross weight sangatlah berpengaruh dalam penentuan biaya pengiriman barang. Berikut 5 alasan mengapa gross weight sangat penting:  1. Tarif Pengiriman Berdasarkan Berat Sebagian besar perusahaan pengiriman menggunakan berat sebagai dasar untuk menentukan tarif. Semakin besar Gross Weight, semakin tinggi biaya pengiriman yang harus dibayar oleh pengirim. 2. Pengaruh terhadap Jenis Pengiriman Berat barang menentukan jenis pengiriman yang digunakan. Pengiriman barang berat biasanya membutuhkan layanan pengiriman lebih cepat atau kendaraan yang lebih besar, yang dapat menaikkan biaya. 3. Dimensional Weight Dalam pengiriman, terutama untuk barang dengan ukuran besar namun ringan, perhitungan dimensional weight seringkali digunakan. Dimensional weight menghitung volume pengiriman dan dapat lebih besar dari Gross Weight. Jika pengemasan tidak efisien, biaya pengiriman bisa meningkat meskipun beratnya ringan. 4. Pengemasan yang Efisien Pengemasan yang buruk dapat meningkatkan Gross Weight tanpa menambah nilai barang itu sendiri. Misalnya, kemasan besar atau tidak proporsional dapat mengarah pada biaya pengiriman yang lebih tinggi. 5. Pengiriman Internasional Untuk pengiriman internasional, Gross Weight menjadi faktor utama dalam perhitungan tarif. Negara-negara memiliki aturan berbeda terkait tarif berdasarkan berat, dan semakin besar beratnya, semakin tinggi biayanya. Tantangan Ketika Pengiriman Menggunakan Gross Weight   Mengelola pengiriman berdasarkan Gross Weight bukan tanpa tantangan. Beberapa masalah umum yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah: 1. Kesalahan dalam Penghitungan Berat Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan adalah perhitungan berat yang tidak sesuai. Kesalahan ini dapat terjadi pada berbagai tahap, mulai dari penimbangan barang hingga penghitungan total Gross Weight.  Dengan demikian, kesalahan dalam perhitungan berat akan menyebabkan biaya pengiriman menjadi lebih tinggi dari estimasi. 2. Pengemasan yang Tidak Efisien Penggunaan kemasan yang berlebihan atau tidak efisien bisa meningkatkan Gross Weight. Walaupun tujuan awal untuk dapat mengamankan barang agar tidak rusak selama pengiriman.  Namun, kesalahan  pengemasan akan menambah berat yang tidak perlu dan meningkatkan biaya pengiriman. 3. Kesalahan dalam Pengelolaan Data Tidak hanya saat penimbangan berat saja, kesalahan perhitungan biaya pengiriman dengan Gross Weight biasa saja terjadi saat pengelolaan data. Terutama, jika sistem yang digunakan untuk mencatat dan mengelola data pengiriman tidak terintegrasi dengan baik atau bahkan masih menggunakan sistem manual.  4. Regulasi yang Berbeda di Setiap Negara  Pengiriman internasional seringkali melibatkan aturan yang berbeda untuk perhitungan Gross Weight berdasarkan negara tujuan, yang dapat membuat perencanaan pengiriman menjadi lebih rumit. Kesimpulan  Menghitung Gross Weight secara akurat adalah langkah pertama dalam mengoptimalkan pengiriman barang, baik secara domestik maupun internasional. Dengan memahami peran Gross Weight dalam menentukan biaya dan efisiensi pengiriman, perusahaan dapat mengelola pengiriman mereka dengan lebih efektif. Jika Anda ingin mengoptimalkan pengelolaan pengiriman barang dan menghindari kesalahan yang disebutkan di atas, menggunakan Oaktree.id sebagai software freight forwarder adalah pilihan yang tepat, terutama bagi bisnis yang ingin menghemat waktu dan biaya. Software ini menawarkan fitur perhitungan otomatis Gross Weight, pemilihan kemasan yang efisien, dan manajemen pengiriman yang terintegrasi, sehingga Anda dapat fokus pada aspek lain dari bisnis Anda tanpa khawatir tentang kesalahan pengiriman. Lalu masih mau direpotkan dalam pengelolaan pengiriman barang? Yuk coba Oaktree sekarang juga dan optimalkan pengiriman untuk  bisnis EMKL, EMKU, Logistik & Distribusi.

Pahami Pentingnya Gross Weight dalam Pengiriman Barang Read More »

8 Dokumen Ekspor Yang Wajib Dipersiapakan Untuk Pengiriman

8 Dokumen Ekspor Yang Wajib Dipersiapakan Untuk Pengiriman

Di Indonesia, ekspor menjadi langkah strategis untuk memperluas pasar internasional, mengingat posisi Indonesia sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2023, nilai ekspor Indonesia tercatat USD 258,77 miliar, meskipun mengalami penurunan 11,33% dibandingkan tahun sebelumnya, sebagian besar karena fluktuasi harga komoditas global dan tantangan logistik. Namun, untuk memastikan proses ekspor berjalan lancar, pengusaha perlu memahami dan mempersiapkan berbagai dokumen ekspor yang diperlukan. Berikut adalah dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan ekspor dari Indonesia. Apa itu Dokumen Ekspor? Dokumen ekspor adalah berkas-berkas yang perlu disiapkan oleh eksportir agar dapat mengirimkan barang dari Indonesia ke negara tujuan. Biasa dokumen-dokumen ini akan berisikan informasi yang detail demi kelancaran proses pengiriman dan memenuhi peraturan ataupun regulasi yang berlaku.  Pengelolaan dokumen yang tepat dan tepat waktu sangatlah penting, sebab dapat menjadikan keterlambatan yang berakibat adanya denda maupun masalah hukum lainnya selama proses ekspor. Dokumen Ekspor Yang Diperlukan Untuk Pengiriman Dari Indonesia  Dalam kegiatan ekspor barang dari Indonesia, tentunya harus mempersiapkan beberapa dokumen. Hal ini  dilakukan untuk memastikan bahwa pengiriman barang dapat dilakukan dengan lancar. Berikut adalah dokumen-dokumen yang harus dipenuhi: 1. Legalitas Usaha  Dalam mempermudah proses ekspor tentunya, eksportir wajib memiliki legalitas usaha secara resmi.  Sebab, adanya dokumen ini menunjukan bahwa bisnis tersebut telah resmi berdiri dan bergerak di Indonesia.  Dokumen legalitas yang perlu dipersiapkan adalah:  NPWP NIK (Nomor Induk Kepabeanan) yang diterbitkan oleh Ditjen BEA Cukai. Namun,  menurut PEMKOT Semarang, jika belum memiliki Nomor Induk Kepabeanan dapat menggunakan punya orang lain/undername terlebih dahulu.  SIUP (Surat Ijin Perdagangan)  TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 2. Commercial Invoice (Faktur Komersial) Selanjutnya Eksportir dari Indonesia wajib untuk mempersiapkan faktur komersial yang berisikan secara lengkap informasi barang yang dikirimkan. Biasanya faktur ini akan dibuat oleh penjual barang untuk pembeli sebelum melakukan ekspor. Faktur Komersial ini akan berisikan informasi seperti: Nama Pembeli dan Penjual Deskripsi Rincian Barang Rincian Biaya barang termasuk harga barang dan nilai total yang harus dibayar importir Kode barang Sistem Harmonisasi (HS Code) Ketentuan Penjualan Biaya Asuransi Negara Asal 3. Bill Of Lading Dokumen penting lainnya yang dibutuhkan saat mengekspor barang dari indonesia adalah Bill Of Lading. Biasanya dokumen ini akan dikeluarkan oleh perusahaan pengangkut atau logistik sebagai bukti penerimaan barang untuk pengiriman. Berikut adalah isi informasi yang ada pada bill of lading: Alamat tujuan Detail isi kiriman Petunjuk tentang cara menangani pengiriman (termasuk persyaratan khusus, seperti pengaturan yang dikontrol suhu) Perlu diketahui dokumen ini, wajib adanya tanda tangan dari eksportir, pengirim, atau bahkan pembeli. Hal ini untuk memverifikasi isi kiriman dan pencurian aset yang dikirimkan. 4. Certificate of Origin (Surat Keterangan Asal) Selanjutnya, terdapat Certificate of Origin (Surat Keterangan Asal) yang berfungsi untuk memverifikasi asal barang yang akan diekspor. Dokumen ini mencantumkan informasi mengenai negara asal barang, serta tanggal dan tempat proses produksi atau manufaktur barang tersebut.  Certificate of Origin penting karena sering kali menjadi syarat untuk mendapatkan tarif bea masuk yang lebih rendah atau untuk memenuhi regulasi perdagangan di negara tujuan ekspor. Keakuratan informasi dalam dokumen ini sangat penting untuk menghindari masalah bea cukai atau penolakan pengiriman barang. 5. Packing List (Daftar Kemasan) Walaupun sekilas mirip dengan faktur komersial, packing list berisikan rincian tentang barang yang dikemas, termasuk jumlah, jenis, dan ukuran kemasan, serta berat dan dimensi setiap paket.  Dokumen ini membantu pihak pengiriman, bea cukai, dan importir untuk memverifikasi barang yang diterima sesuai dengan apa yang tercantum dalam dokumen lain, seperti faktur dan bill of lading.  Packing list juga penting untuk menghindari kesalahan dalam proses pengiriman dan memastikan bahwa barang dikemas dengan baik untuk mencegah kerusakan selama perjalanan. 6. Customs Declaration (Pernyataan Bea Cukai) Dokumen ini sangatlah penting untuk keperluan proses bea cukai, baik dari Indonesia maupun negara tujuan. Tanpa adanya dokumen ini, barang yang diekspor tidak akan dapat diproses atau diselesaikan di bea cukai, yang dapat menyebabkan keterlambatan atau bahkan penahanan barang.  Customs Declaration mencantumkan informasi rinci tentang barang, nilai, dan tarif bea masuk yang dikenakan. Dokumen ini memastikan bahwa semua kewajiban pajak dan tarif impor dipenuhi dengan benar, sehingga barang dapat tiba dengan aman dan sesuai dengan regulasi yang berlaku di negara tujuan ekspor. 7. Asuransi Pengiriman Mengingat risiko kerusakan atau kehilangan barang selama pengiriman internasional. Sehingga sangatlah  penting untuk memiliki asuransi pengiriman.  Sebab, Asuransi akan  memberi jaminan perlindungan terhadap barang yang akan dikirim dan dapat mengurangi potensi kerugian finansial. 8. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Sebelum barang dikirimkan, eksportir harus menyerahkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.  Dokumen ini wajib untuk memastikan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan peraturan ekspor di Indonesia. Digitalisasi Proses Ekspor: Penggunaan Tanda Tangan Digital (e-Sign) Dalam era digital sekarang ini, untuk memudahkan proses verifikasi dokumen ekspor, penggunaan tanda tangan digital (e-sign) semakin penting. Sebab, dengan adanya tanda tangan digital, eksportir dapat menandatangani dokumen secara elektronik dan mengurangi penggunaan kertas.  Salah satu platform yang dapat digunakan untuk memberikan tanda tangan digital (e-sign) pada dokumen ekspor adalah Mekari Sign. Platform ini memungkinkan proses tanda tangan yang cepat, aman, dan terintegrasi dengan berbagai sistem digital, sehingga mempermudah pengelolaan dokumen ekspor tanpa perlu bertatap muka. Oaktree.id: Optimalkan Pengelolaan Pengiriman Dalam Satu Jobfile    Untuk mengoptimalkan proses ekspor dan memastikan kelancaran pengiriman barang ke mancanegara, eksportir tentunya wajib memahami dan mempersiapkan dokumen-dokumen ekspor dengan baik. Tak hanya itu saja, agar dokumen Anda terkelola dengan lebih efisien dan minim kesalahan, Anda dapat menggunakan Oaktree sebagai software freight forwarder yang mampu untuk mengoptimalkan pengelolaan dokumen dalam satu jobfile. Dengan adanya penggunaan Oaktree, seluruh dokumen ekspor mulai dari faktur komersial, bill of lading, hingga pemberitahuan ekspor barang (PEB) dapat dikelola dengan satu platform terintegrasi. Masih ingin, dokumen ekspor menjadi berantakan? Yuk coba Oaktree sekarang juga dan mudahkan pengelolaan dokumen pengiriman Anda.  

8 Dokumen Ekspor Yang Wajib Dipersiapakan Untuk Pengiriman Read More »

Distribution Resource Planning: Pengertian, dan Manfaatnya

Distribution Resource Planning: Pengertian, dan Manfaatnya

Salah satu elemen penting dalam meraih kesuksesan di dunia bisnis logistik dan distribusi adalah pengelolaan pengiriman dan inventaris. Khususnya, dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks, Distribution Resource Planning (DRP) hadir sebagai solusi yang dapat membantu perusahaan mengelola dan merencanakan distribusi barang dengan lebih efektif.  Apa itu Distribution Resource Planning? Distribution Resource Planning (DRP) adalah metode yang berguna untuk mengelola distribusi dan pengiriman barang dalam bisnis logistik. Biasanya, DRP akan dilakukan pada tahap selanjutnya setelah Material Requirement Planning (MRP) telah dilakukan.  Hal ini dikarenakan proses DRP bergantung pada data yang dihasilkan oleh MRP, terutama terkait dengan kebutuhan bahan baku dan jadwal produksi.  Dengan demikian, Distribution Resource Planning (DRP) dapat diaartikan sebagai metode perencanaan yang digunakan dalam mengelola serta mengoptimalkan distribusi barang serta pengiriman produk dari pusat produksi atau gudang ke berbagai titik distibusi dan pelanggan. Mengapa Distution Resource Planning (DRP) Dibutuhkan? Dalam memastikan pengelolaan stock atau inventaris, distribution resource planning sangatlah penting.  Berikut adalah alasan utama mengapa DRP dibutuhkan: 1. Pengelolaan Inventaris yang Lebih Efisien Dengan DRP, bisnis dapat mengelola stok secara lebih efisien. Sehingga, nantinya stok barang yang digudang dapat tersedia dengan pas tanpa kelebihan dan kekurangan.   2. Optimalkan Pengiriman dan Distribusi DRP memungkinkan perusahaan untuk merencanakan pengiriman barang secara lebih tepat dan efisien. Ini berarti pengiriman dapat dilakukan lebih cepat, mengurangi waktu tunggu pelanggan, serta meningkatkan kepuasan pelanggan secara keseluruhan. 3. Peningkatan Layanan Pelanggan Pengelolaan yang lebih baik terhadap stok dan pengiriman juga meningkatkan layanan pelanggan.  Dimana pelanggan dapat menerima barang yang mereka pesan tepat waktu, bahkan dalam jumlah yang tepat. Sehingga, nantinya akan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.  4. Perencanaan yang Lebih Akurat DRP memungkinkan perusahaan untuk merencanakan permintaan masa depan dengan lebih akurat. Terutama distibution resource planning  akan menyediakan data historis dan analisis tren.  Dengan demikian nantinya akan memudahkan bisnis untuk memprediksi kebutuhan distibusi dan pengiriman barang secara lebih efisien.    Bagaimana Cara Kerja Dari Distribution Resource Planning (DRP)? DRP adalah sistem yang beroperasi secara terstruktur untuk memastikan produk yang tepat tersedia di lokasi yang tepat pada waktu yang tepat. Prosesnya melibatkan beberapa langkah utama: 1. Peramalan Permintaan (Demand Forecasting) DRP dimulai dengan memprediksi kebutuhan produk di masa depan pada setiap lokasi distribusi. Ini dilakukan dengan menganalisis data penjualan historis, tren pasar, dan informasi lain yang relevan. 2. Analisis Persediaan Saat Ini  Sistem kemudian mengevaluasi tingkat persediaan produk yang ada di setiap gudang atau pusat distribusi, termasuk stok pengaman (safety stock). Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi selisih antara persediaan yang ada dengan permintaan yang diramalkan. 3. Perencanaan Pengisian Ulang (Replenishment Planning)  Berdasarkan hasil peramalan dan analisis persediaan, DRP secara otomatis menghitung kapan dan berapa banyak produk yang harus diisi ulang untuk setiap lokasi. Sistem ini menghasilkan jadwal yang terperinci untuk pengisian stok. 4. Optimalisasi Jaringan Distribusi DRP mengintegrasikan rencana pengisian ulang dengan logistik transportasi. Ini mencakup penentuan rute pengiriman yang paling efisien, konsolidasi pengiriman, dan optimalisasi penggunaan armada untuk meminimalkan biaya dan waktu pengiriman. Kesimpulan  Distribution Resource Planning (DRP) adalah metode krusial dalam logistik untuk mengelola dan mengoptimalkan distribusi serta pengiriman barang. DRP memastikan ketersediaan stok yang tepat, mempercepat pengiriman, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan akurasi perencanaan masa depan. Dalam mendukung penggelolaan DRP menjadi lebih optimal, Anda dapat mengintegrasikan dengan software fright forwarder dari Oaktree.id yang telah dilengkapi dengan solusi dari warehouse management system (WMS).   Dengan demikian, nantinya akan menyempurnakan proses mulai dari analisis persediaan, hingga optimasi jaringan distribusi. Untuk memastikan setiap langkah pengiriman dapat berjalan dengan efisien dan akurat.  Masih mau direpotkan saat proses disttibution resource planning (DRP)? Yuk coba dulu Oaktree.id dan rasakan sendiri peningkatan efisiensi distribusi serta pengelolaan pengiriman Anda.

Distribution Resource Planning: Pengertian, dan Manfaatnya Read More »

Mengenal Advance Shipping Notice dalam Bisnis Logistik

Mengenal Advance Shipping Notice dalam Bisnis Logistik

Pengelolaan pengiriman barang yang efisien adalah kunci sukses dalam bisnis logistik. Namun, dalam kenyataannya, banyak tantangan yang bisa terjadi, mulai dari keterlambatan pengiriman hingga kesalahan dalam dokumen pengiriman. Sehingga, untuk dapat membantu mengatasi masalah tersebut, penggunaan Advance Shipping Notice (ASN) menjadi sangat penting. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai Advance Shipping Notice (ASN) pada bisnis logistik. Apa itu Advance Shipping Notice? Advance Shipping Notice (ASN) adalah dokumen yang dikirim oleh pengirim atau pihak yang bertanggung jawab atas pengiriman barang untuk memberi tahu penerima tentang pengiriman yang akan datang.  Dokumen ini biasanya akan berisikan sebuah informasi detail barang seperti:  Nomor PO (Purchase Order): Nomor pesanan pembelian yang terkait. Informasi pengirim dan penerima: Nama, alamat, dan kontak. Detail barang: Deskripsi produk, nomor item (SKU), jumlah, dan nomor lot atau serial (jika ada). Informasi pengiriman: Tanggal dan waktu pengiriman, nama perusahaan logistik, nomor pelacakan (tracking number), dan rincian kemasan (misalnya, jumlah palet atau karton).   Dengan demikian,  Advance Shipping Notice  akan menjadi penting dalam memberikan transparasi dalam proses pengiriman barang.   Mengapa Advance Shipping Notice Digunakan pada Bisnis Logistik?   Penggunaan ASN dalam bisnis logistik memberikan banyak keuntungan, baik bagi pengirim maupun penerima barang. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ASN sangat penting: 1. Meningkatkan Efisiensi Dengan ASN, penerima dapat mempersiapkan penerimaan barang lebih cepat. Mereka sudah tahu jumlah barang yang akan datang dan dapat menyiapkan ruang penyimpanan dan tenaga kerja sesuai kebutuhan. 2. Mengurangi Kesalahan ASN mengurangi potensi kesalahan dalam pengiriman barang karena memberikan informasi yang sangat detail. Penerima dapat memeriksa kecocokan antara barang yang diterima dan yang tertera dalam ASN sebelum menandatangani dokumen penerimaan. 3. Mempercepat Proses Penerimaan ASN memungkinkan proses penerimaan barang menjadi lebih cepat karena semua informasi sudah tersedia sebelum barang tiba. Ini mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan alur distribusi barang. 4. Transparansi dalam Rantai Pasokan ASN memberikan visibilitas yang lebih besar terhadap status pengiriman barang, yang dapat meningkatkan hubungan antara pengirim, penerima, dan pihak lain dalam rantai pasokan. Perbedaan ASN dengan PO? ASN dan Purchase Order (PO) sering kali dianggap memiliki tujuan yang serupa dalam proses pengiriman barang, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar. Purchase Order (PO) adalah dokumen yang dibuat oleh pembeli yang berfungsi sebagai permintaan resmi untuk membeli barang atau jasa dari penjual. PO berisi rincian tentang barang yang diinginkan, harga, dan kondisi pembelian. Advance Shipping Notice (ASN), di sisi lain, adalah pemberitahuan yang dikirim oleh penjual kepada pembeli untuk memberi tahu mereka tentang pengiriman barang yang telah dipesan. ASN memberikan rincian tentang barang yang sedang dikirim, sedangkan PO berisi permintaan awal dari pembeli. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa PO dibuat sebelum barang dikirim, sementara ASN dikirim setelah barang siap untuk dikirim atau dalam perjalanan menuju penerima.   Kesimpulan Advance Shipping Notice (ASN) merupakan elemen penting dalam sistem logistik yang memberikan banyak manfaat dalam pengelolaan pengiriman barang. Dengan adanya ASN, penerima barang dapat lebih siap dalam menghadapi pengiriman, mengurangi kesalahan, dan mempercepat proses penerimaan. ASN juga memainkan peran kunci dalam meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam rantai pasokan. Meskipun sering dibandingkan dengan Purchase Order (PO), keduanya memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi. PO adalah dokumen permintaan barang, sementara ASN adalah pemberitahuan tentang pengiriman yang akan datang. Oaktree.id: Optimalkan Pengelolaan Dokumen Pengiriman  Untuk memaksimalkan manfaat ASN, banyak perusahaan mulai mengintegrasikan dengan penggunaan software. Hal ini memungkinkan proses pengelolaan ASN menjadi lebih efisien dan otomatis. Salah satunya, Anda dapat menggunakan Oaktree.id sebagai software freight forwarder untuk mengelola ASN dengan lebih mudah. Sebab, software ini dapat memantau status pengiriman secara real-time, serta memastikan bahwa semua dokumen pengiriman terkelola dengan baik. Jadi, masih mau pengelolaan dokumen pengiriman ASN terpencar-pencar? Yuk, pakai Oaktree.id sekarang juga dan optimalkan proses pengiriman barang Anda dengan cara yang lebih terorganisir dan efisien.  

Mengenal Advance Shipping Notice dalam Bisnis Logistik Read More »

Perbedaan EMKL dan EMKU Panduan Lengkap untuk Logistik

Perbedaan EMKL dan EMKU: Panduan Lengkap untuk Logistik

Blog Oaktree – Dalam industri logistik dan manajemen rantai pasok Indonesia, istilah EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) dan EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) merupakan terminologi fundamental yang sering dijumpai. Bagi para pemula atau bahkan pelaku bisnis di luar sektor logistik, perbedaan antara EMKL dan EMKU seringkali kabur. Kesalahpahaman ini dapat berakibat pada pemilihan mitra logistik yang tidak tepat, inefisiensi biaya, dan hambatan dalam proses kepabeanan. Secara historis, kedua istilah ini merujuk pada entitas bisnis yang fokus pada pengurusan pengiriman kargo melalui moda transportasi spesifik. EMKL berfokus pada angkutan laut, sementara EMKU pada angkutan udara. Seiring dengan perkembangan regulasi, terutama dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 49 Tahun 2017 (PM 49/2017) tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi, lanskap bisnis ini mengalami perubahan signifikan. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan definitif antara EMKL dan EMKU, menganalisis dasar hukum yang mengaturnya, serta implikasinya bagi bisnis Anda. Definisi dan Dasar Hukum EMKL dan EMKU Perbedaan paling mendasar antara EMKL dan EMKU terletak pada definisi, ruang lingkup operasional, dan payung hukum yang menaunginya. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) EMKL adalah badan usaha yang secara spesifik memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengurusan pengiriman dan penerimaan muatan atau barang melalui transportasi laut. Fokus utama dari EMKL adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan logistik maritim. Kegiatan Inti: Penerimaan (konsolidasi) dan pengiriman kargo Less than Container Load (LCL) atau Full Container Load (FCL). Pengurusan Dokumen Kepabeanan Laut (Pemberitahuan Ekspor Barang/PEB dan Pemberitahuan Impor Barang/PIB). Pemesanan ruang di kapal (space booking). Penerbitan dokumen transportasi seperti Bill of Lading (BL) atau Delivery Order (DO). Pengurusan transportasi dari dan ke pelabuhan (first mile & last mile trucking). Dasar Hukum (Historis): Izin operasional EMKL secara historis diatur secara terpisah dan spesifik untuk angkutan laut. Namun, pasca-regulasi terbaru, izin ini terintegrasi ke dalam izin yang lebih luas. EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) EMKU adalah badan usaha yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengurusan pengiriman dan penerimaan muatan atau barang melalui transportasi udara. Seluruh aktivitasnya terpusat pada logistik kargo udara yang menuntut kecepatan dan ketepatan waktu. Kegiatan Inti: Pengurusan pengiriman kargo udara, baik untuk rute domestik maupun internasional. Pengurusan Dokumen Kepabeanan Udara. Pemesanan ruang kargo di pesawat (space booking). Penerbitan dokumen Air Waybill (AWB). Penanganan kargo di gudang bandara (warehousing dan ground handling). Dasar Hukum (Historis): Sama seperti EMKL, izin EMKU sebelumnya bersifat spesifik untuk moda transportasi udara. Era Baru Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) dan Freight Forwarding Penting untuk dipahami bahwa regulasi modern, khususnya PM 49/2017, telah mengintegrasikan izin-izin spesifik seperti EMKL dan EMKU ke dalam satu izin yang lebih komprehensif, yaitu Izin Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (IUJPT). Badan usaha yang memiliki IUJPT dikenal sebagai JPT atau Freight Forwarder. Sebuah perusahaan JPT (Freight Forwarder) kini secara hukum berwenang untuk mengelola pengiriman barang melalui berbagai moda transportasi (multimoda), baik darat, laut, maupun udara. Oleh karena itu, sebuah freight forwarder dapat menjalankan fungsi EMKL dan EMKU secara bersamaan di bawah satu entitas bisnis. Perbandingan Sistematis EMKL vs EMKU Tabel berikut menyajikan perbandingan langsung untuk mempermudah pemahaman mengenai perbedaan karakteristik operasional keduanya. Aspek EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) EMKU (Ekspedisi Muatan Kapal Udara) Moda Transportasi Laut (Kapal Kargo, Kontainer) Udara (Pesawat Kargo, Belly Cargo) Fokus Utama Volume besar, biaya per unit lebih rendah Kecepatan, transit waktu singkat Jenis Kargo Tipikal Bahan baku, komoditas, barang manufaktur, muatan curah, FCL/LCL. Barang bernilai tinggi, suku cadang, elektronik, farmasi, dokumen penting, kargo yang sensitif waktu. Dokumen Kunci Bill of Lading (BL), Delivery Order (DO) Air Waybill (AWB) Satuan Biaya Berdasarkan volume (CBM) atau berat (Ton), per kontainer. Berdasarkan berat aktual (actual weight) atau berat volumetrik (volumetric weight), mana yang lebih besar. Proses Kepabeanan Terpusat di Pelabuhan Laut. Terpusat di Kawasan Pabean Bandara Udara. Durasi Transit Lebih lama (hitungan hari, minggu, atau bulan). Lebih cepat (hitungan jam atau hari). Analisis dan Implikasi Bisnis Memilih Mitra yang Tepat Meskipun secara legalitas modern sebuah perusahaan JPT bisa melayani keduanya, banyak perusahaan logistik yang tetap memiliki spesialisasi dan keunggulan kompetitif di salah satu bidang. Memahami hal ini krusial dalam memilih mitra logistik. Kapan Anda Membutuhkan Spesialis EMKL? Pilih mitra yang memiliki rekam jejak kuat sebagai EMKL atau spesialisasi di angkutan laut ketika: Volume Pengiriman Besar: Anda mengirimkan barang dalam jumlah besar yang paling efisien diangkut menggunakan kontainer. Biaya Menjadi Prioritas Utama: Angkutan laut secara signifikan lebih ekonomis untuk kargo bervolume besar dan tidak sensitif terhadap waktu. Jenis Barang Tidak Mendesak: Produk Anda memiliki siklus hidup yang panjang dan tidak memerlukan pengiriman cepat, seperti bahan mentah industri, furnitur, atau otomotif. Kapan Anda Membutuhkan Spesialis EMKU? Fokus pada penyedia jasa dengan keahlian EMKU atau angkutan udara ketika: Kecepatan adalah Segalanya: Produk Anda harus segera sampai ke tujuan, misalnya untuk menghindari keterlambatan produksi (suku cadang mesin) atau karena produk bersifat mudah rusak (perishable goods). Nilai Barang Sangat Tinggi: Mengirimkan barang mewah, komponen elektronik canggih, atau produk farmasi melalui udara dapat mengurangi risiko kerusakan dan pencurian selama transit yang panjang. Lokasi Tujuan Sulit Dijangkau Laut: Beberapa lokasi daratan (landlocked) lebih efisien dijangkau melalui hub bandara terdekat. Tantangan dan Prospek di Era Digital Digitalisasi menjadi tantangan sekaligus peluang. Perusahaan JPT modern tidak lagi hanya menjual jasa pengurusan transportasi, tetapi juga solusi teknologi. Platform digital memungkinkan pelacakan kargo secara real-time, pengurusan dokumen elektronik, dan analisis data untuk optimalisasi rute dan biaya. Perusahaan yang gagal beradaptasi dengan teknologi ini, baik yang berlatar belakang EMKL maupun EMKU, akan kehilangan daya saing. Dari Spesialisasi Moda ke Solusi Logistik Terintegrasi Perbedaan antara EMKL dan EMKU berakar pada moda transportasi yang dilayani: laut untuk EMKL dan udara untuk EMKU. Perbedaan ini berdampak pada segala aspek operasional, mulai dari jenis kargo, struktur biaya, hingga durasi pengiriman. Namun, dalam konteks regulasi dan industri modern, pemisahan ini telah melebur ke dalam konsep Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) atau Freight Forwarding yang bersifat multimoda. Meskipun demikian, spesialisasi dan keahlian mendalam pada salah satu moda tetap menjadi nilai jual utama bagi banyak penyedia jasa. Rekomendasi strategis bagi pelaku bisnis adalah untuk tidak hanya melihat izin legal sebuah perusahaan logistik, tetapi juga menganalisis rekam jejak, spesialisasi, jaringan, dan adopsi teknologi mereka. Pilihlah mitra yang kapabilitasnya paling sesuai dengan karakteristik produk, prioritas biaya,

Perbedaan EMKL dan EMKU: Panduan Lengkap untuk Logistik Read More »

7 Tanda Bisnis EMKL Boros Biaya Akibat Manual

7 Tanda Bisnis EMKL Boros Biaya Akibat Manual

Blog Oaktree – Bisnis Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) atau freight forwarding adalah bisnis tentang presisi, kecepatan, dan kepercayaan. Klien mempercayakan barang bernilai jutaan hingga miliaran rupiah pada Anda, berharap prosesnya berjalan mulus dari titik A ke titik B. Namun, di balik layar, banyak perusahaan EMKL masih beroperasi dalam kekacauan senyap: tumpukan kertas, spreadsheet yang tak terhitung jumlahnya, dan dering telepon tanpa henti. Jika pemandangan ini terasa familiar, Anda tidak sendirian. Namun, ketergantungan pada proses manual bukan lagi sekadar “cara kerja lama” di era digital ini, itu adalah sebuah penyakit yang secara aktif menggerogoti profitabilitas dan menghambat pertumbuhan bisnis Anda. Saatnya mendiagnosis apakah bisnis Anda terjangkit penyakit ini. Mengapa “Cara Lama” Tidak Lagi Cukup di Era Digital Logistik? Kompetisi di industri logistik semakin ketat. Klien kini menuntut lebih dari sekadar pengiriman tepat waktu; mereka menuntut transparansi, pembaruan status real-time, dan kecepatan respons. Mengandalkan tenaga manusia untuk melacak, menginput, dan melaporkan setiap detail dari puluhan job order secara bersamaan tidak lagi efisien. Ini bukan hanya tentang bekerja lebih keras, tetapi tentang bekerja lebih cerdas. 7 Tanda Peringatan Bisnis EMKL Anda Butuh Digitalisasi Berikut adalah tujuh gejala utama yang menunjukkan bahwa proses manual sedang membebani bisnis EMKL Anda dan membuatnya boros biaya. 1. Pembuatan Job Order dan Penawaran Masih Mengandalkan Spreadsheet Setiap kali ada permintaan baru, staf Anda membuka file template di Excel, menyalin data dari email, mengisi detail secara manual, lalu menyimpannya dengan nama file baru. Proses ini diulang puluhan kali setiap hari. Gejala Boros Biaya: Proses yang lambat ini menciptakan human error (salah ketik nama klien, harga, atau detail layanan), inkonsistensi data, dan yang paling krusial, memperlambat waktu respons pembuatan penawaran. Keterlambatan beberapa jam saja bisa berarti kehilangan pekerjaan karena direbut oleh kompetitor yang lebih cepat. 2. Pelacakan Status Kontainer Membutuhkan Panggilan Telepon Berkali-kali Klien bertanya, “Kontainer saya sudah sampai mana?” Untuk menjawabnya, staf operasional Anda harus menelepon pihak pelayaran, depo, atau supir truk. Satu pertanyaan sederhana bisa memicu serangkaian panggilan telepon yang memakan waktu 15-30 menit. Gejala Boros Biaya: Waktu produktif tim operasional Anda habis hanya untuk aktivitas pelacakan reaktif, bukan untuk perencanaan proaktif. Selain itu, ketidakmampuan memberikan jawaban instan kepada klien membuat bisnis Anda terlihat kurang profesional dan dapat mengurangi kepercayaan mereka. 3. Proses Invoicing Lambat dan Rentan Kesalahan Sebuah job order sudah selesai, barang sudah diterima klien, tetapi proses penagihan (invoice) baru dibuat seminggu kemudian. Mengapa? Karena tim keuangan harus mengumpulkan semua dokumen (DO, surat jalan, bukti pengeluaran) dan merekonsiliasi biaya secara manual. Gejala Boros Biaya: Ini adalah masalah serius bagi arus kas (cash flow). Semakin lama Anda menagih, semakin lama Anda dibayar. Proses manual juga berisiko ada biaya-biaya tambahan (seperti demurrage atau storage) yang terlewat untuk ditagihkan ke klien, yang berarti Anda menanggung kerugian langsung. 4. Laporan Operasional dan Keuangan Dibuat Berhari-hari Manajemen meminta laporan profitabilitas bulanan atau laporan jumlah pengiriman per klien. Tim Anda membutuhkan waktu 2-3 hari untuk mengumpulkan data dari berbagai spreadsheet, catatan manual, dan laporan keuangan untuk menyajikannya dalam satu laporan utuh. Gejala Boros Biaya: Pengambilan keputusan strategis menjadi lambat dan didasarkan pada data yang sudah usang. Anda tidak bisa melihat performa bisnis secara real-time untuk merespons dinamika pasar dengan cepat. 5. Koordinasi Tim Internal Tersebar di WhatsApp dan Email Instruksi penting dari tim sales ke tim operasional, atau pembaruan dari tim lapangan ke kantor pusat, semuanya terjadi di grup WhatsApp atau utas email yang panjang. Gejala Boros Biaya: Informasi krusial mudah terkubur dan terlewat. Miskomunikasi ini dapat menyebabkan kesalahan eksekusi di lapangan (misalnya, salah jadwal stuffing atau salah alamat tujuan), yang berujung pada biaya pengerjaan ulang dan kekecewaan klien. 6. Kesulitan Menghitung Profitabilitas per Job Order Saat ditanya, “Berapa keuntungan bersih dari pengiriman untuk Klien X bulan lalu?”, jawaban yang didapat seringkali hanya estimasi kasar. Sulit untuk melacak semua komponen pendapatan dan biaya (biaya pelayaran, THC, LSS, biaya truk, dll.) untuk setiap pekerjaan secara akurat. Gejala Boros Biaya: Anda tidak tahu pelanggan, layanan, atau rute mana yang paling menguntungkan. Bisa jadi Anda sibuk mengerjakan banyak pekerjaan yang marginnya sangat tipis atau bahkan merugi tanpa Anda sadari. 7. Arsip Dokumen Fisik (DO, B/L, Invoice) yang Menumpuk Kantor Anda dipenuhi oleh lemari arsip berisi ribuan dokumen kertas. Mencari satu Bill of Lading (B/L) dari pengiriman enam bulan lalu terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Gejala Boros Biaya: Risiko kehilangan dokumen vital sangat tinggi. Kehilangan B/L asli bisa menyebabkan masalah besar dalam pelepasan kargo. Selain itu, biaya untuk ruang penyimpanan, kertas, dan printer terus berjalan setiap bulan. Solusi Modern untuk Bisnis EMKL Modern dengan Oaktree.id Jika Anda mengenali sebagian besar tanda di atas, inilah saatnya untuk berhenti menambal kebocoran dan mulai membangun fondasi yang baru. Pekerjaan manual adalah sumber pemborosan yang harus dihilangkan. Solusinya adalah digitalisasi operasional dengan platform yang dirancang khusus untuk industri ini. Oaktree.id adalah software EMKL dan freight forwarding berbasis cloud yang mengintegrasikan seluruh alur kerja bisnis Anda dalam satu platform yang mudah digunakan. Oaktree.id secara langsung memecahkan setiap masalah yang disebabkan oleh proses manual. Manajemen Job Order Terpusat: Buat penawaran dan job order dalam hitungan menit, bukan jam. Semua data tersimpan rapi dan terstandarisasi. Monitoring & Tracking Real-time: Lacak status setiap pengiriman dan kontainer langsung dari dashboard, berikan jawaban instan kepada klien. Invoicing Otomatis & Akurat: Hasilkan invoice secara otomatis begitu pekerjaan selesai, dengan semua komponen biaya sudah terekam. Percepat siklus kas Anda. Dashboard & Laporan Instan: Dapatkan laporan operasional, keuangan, dan profitabilitas per job order kapan saja hanya dengan beberapa klik. Platform Terintegrasi untuk Tim: Semua komunikasi dan pembaruan terkait pekerjaan tercatat dalam sistem, menghilangkan risiko miskomunikasi. Digitalisasi Dokumen: Unggah dan simpan semua dokumen penting secara digital, aman, dan mudah dicari. Tinggalkan Cara Lama, Bawa Bisnis EMKL Anda ke Level Berikutnya Berinvestasi dalam teknologi bukan lagi sebuah kemewahan, melainkan sebuah keharusan untuk bertahan dan berkembang di industri logistik. Berhentilah membiarkan proses manual menggerus profit dan menghabiskan waktu berharga tim Anda. Jadwalkan demo gratis Oaktree.id hari ini dan lihat sendiri bagaimana teknologi dapat menyederhanakan kompleksitas bisnis logistik Anda, meningkatkan efisiensi, dan mendorong profitabilitas ke tingkat yang lebih tinggi.

7 Tanda Bisnis EMKL Boros Biaya Akibat Manual Read More »

Scroll to Top